Disclaimer: Fujimaki Tadatoshi dan Masashi Kishimoto

Warning: AU, Rada OOC, Ficlet yang diusahakan fluffy, Typo (s), Plotless.

Summary: Tetsuya tak benar-benar memahami warna rambut Hinata. Indigo sebenarnya warna hitam? Ungu? Atau Biru gelap?

.

.

Tetsuya menyadari apa yang dia lakukan sekarang agak melenceng dari kebiasaannya dalam mengobservasi seseorang. Ia tak pernah melibatkan garis lengkung hadir dan bertengger manis di wajah feminim sekaligus maskulinnya. Beranjak waktu, wajah yang membuat ia sering dikira perempuan mulai menunjukkan kemaskulinan yang sangat menawan.

Mata biru cerah Tetsuya terus memperhatikan seorang gadis yang berbagi kisah dan keluh kesah yang duduk di seberang mejanya.

"Tetsuya-kun, kau mendengar apa yang kukatakan?"

"Ah." Mengerjapkan mata, suara halus nan feminim menariknya dari keasyikan mengobservasi. Oh, satu lagi hal yang tak pernah ia lakukan ketika mengobservasi. Ia tak pernah melamunkan seseorang yang tengah ia jadikan objek observasi.

"Kau hanya terus menatapku. Tak mengatakan apapun. Aku meminta pendapatmu, Tetsuya-kun," gadis manis itu menggembungkan kedua pipinya. Begitu lucu dan membuat Tetsuya sekuat tenaga menahan diri untuk tidak mencubit pipi sang kekasih.

"Aku mendengar apa yang kau katakan, Hinata-chan," lagi, senyum tergurat di wajah putih seorang ekspresionless bernama Kuroko Tetsuya. Senyum yang cukup langka hadir.

Hinata menatap binar dikedua bola mata sewarna langit mahasiswa Satra Jepang yang duduk di depannya. "Lalu, menurut Tetsuya-kun aku harus memberikan apa pada ulang tahun Gaara-kun?"

"Aku akan menemanimu mencari hadiah untuk Sabaku-kun. Kita akan memikirkannya nanti." Tetsuya menopang dagu dengan tangan kanan. "Lebih dari itu, ada yang membuatku penasaran."

"Ya?" Hinata menatap bingung pada wajah sang kekasih.

"Aku tidak memahami apa warna rambutmu," mengabaikan muka Hinata yang ternoda semburat merah, "terkadang terlihat berwarna hitam berkilau. Namun, ketika kau bergerak sedikit saja seperti ini, " sang kekasih bermarga Hyuuga ketika itu tengah menundukkan wajah karena salah tingkah, menghindari tatapan bola mata bulat Tetsuya, "warna rambutmu terlihat hitam kebiruaan dengan kilau dari cahaya matahari." Tetsuya memajukan sedikit tubuhnya. Tangan kanan terjulur menjangkau segenggam helai rambut lurus sehalus sutera. "Dan rambut yang kini kesentuh ini tercampur warna ungu."

Wajah Hinata memerah sempurna. Kekasihnya ini memang tak pernah basa-basi dalam menyuarakan pendapat. Sekalipun apa yang diutarakan membuat gadis Hyuuga ini malu-malu tapi bahagia. Seringkali Hinata berprasangka kalau Tetsuya sengaja menggodanya.

"Hanya warna rambutmu saja sudah membuatku kesulitan mengambil kesimpulan. Aku sangat suka mengobservasi dan kau tak pernah selesai kusimpulkan."

Memberanikan diri, Hinata menggenggam tangan Tetsuya dan mengajaknya meninggalkan "Aku berharap Tetsuya-kun tak akan selesai mengobservasiku." Tersenyum manis dan memancing senyum lain di wajah datar pria di depannya, "kita pergi sekarang mencari hadiah untuk Gaara-kun?"

Dan pria di depannya menganggukan kepala. Senyum langka di wajah yang biasa datar tersebut masih bertahan.

.

.

END

.

.

Ini apaaaaa? Entahlah, rasanya jari-jari ini pengen menari saja ketika melihat lepi adik. Kangen aja buat nulis, padahal ga ada ide. Tapi maksain diri buat nulis. Mungkin ini bentuk pelampiasan stress karena lepiku belum sembuh ya.

Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca. Semoga menghibur.

.

.

Freyja Lawliet