Clue(s) of Chapter:

Apa yang lebih buruk daripada temanmu mengganggumu? Seorang teman pacarmu mengganggumu. Apa yang lebih buruk dari seorang teman pacarmu mengganggumu? Dua orang teman pacarmu mengganggumu.

.

Boleh dibaca boleh engga:

Sebagai balasan karena chapter kemarin pendek, yang kali ini aku bikin lebih panjang! Ugh, panjang mas, panjang.

Tapi mungkin beberapa dari kalian akan ada yang kecewa karena chapter ini minim adegan vulgar. Ya, se-gak-vulgarnya-pun masih gabisa diberi rating T sihh.

Disini akan ada momen Chankai yang aku sebut-sebut dari chap awal, dan pastinya bottom itu Kai. Tenang-tenang, jangan tegang gitu dong, pasti gak seperti yang kalian pikirkan kok! Wkwk Ohiya! Tampaknya aku juga bakal buat kalian kecewa –lagi- karena chapter ini malah minim Kaisoo! Habisnya Kainya lagi lemes, ah, baca ajadeh.

Siapkah? Tarik nafas dalam-dalam yaaa! Btw, judul chapter tidak bermaksud penghinaan makanan!

.

Enjoy~

.

-khodio-

Masih di kediaman pasangan sandwich yang urusannya gak kelar-kelar…

Kenapa sandwich?!

KENAPA?!

.

Mata Sehun meneliti setiap detail di kamar Jongin ini. Cat tembok nuansa coklat pasir, kasur berukuran twinsize dengan hiasan peta dunia di dinding sebelahnya, sebuah lemari kayu yang modelnya biasa saja, meja rendah yang sedang diletakan di sudut ruangan, serta sebuah meja belajar yang dihiasi buku-buku tebal memuakkan di raknya. Tak ada yang menarik…

Kecuali…

Tiga sejoli yang sedang berdiri berhimpitan.

Entah kenapa saat dia memanggil Jongin yang membuka pintu malah Sehun. Chanyeol kaget berat karena posisinya sedang berdiri memeluk Kyungsoo. Bukan, bukan, bukan masalah posisi. Tapi kalian ingat kan? Kyungsoo masih hanya berbalutkan pantsu ungu saja! Alhasil beruntunglah Sehun secara gratis melihat body molek Kyungsoo dari belakang. Cuma beberapa detik sih, karena Jongin segera datang dan refleks mendekap Kyungsoo dari belakang supaya Sehun tak bisa melihat gadisnya lagi.

By the way, aw. Apa-apaan ini. Tanpa jarak dengan Kyungsoo -yang bisa dibilang- 90% telanjang.

.

"Jadi selama ini.. inilah yang selalu kalian lakukan…" tutur Sehun menggurui, langkah kakinya berjalan bolak-balik dengan teratur seperti setrikaan. "Jujur saja, Park Jongin. Aku kecewa berat."

Jongin yang sedang memunggungi bocah sok tahu itu segera menolehkan kepala dan memberi pandangan menusuk. Sebenarnya dia sedikit kesal juga kenapa harus dia yang disalahkan, toh, yang enaena kan Chanyeol! Tapi hatinya sedikit kalem setelah ingat insiden Suho saat hyungnya itu berlaga bak superhero alias kepala rumah tangga.

Sehun tak lebih seperti orangtua murid yang dipanggil ke ruang BP hanya karena masalah klasik, putranya yang baru wetdream kemarin mengajak anak sekelas nobar film biru. Tapi sayangnya, bukan itu masalahnya.

"Padahal saat menggeledah ponselmu, aku tak menemukan satupun konten pornografi loh!" Sehun masih melanjutkan kicauannya, tata bahasanya menjadi semakin tua saja.

"Chanyeol… Jongin… aku ta…kut…"

"PERGI KAU! ALBINO! SEMOGA DEWA RA* MEMBERIMU KANKER KULIT!" omel Jongin yang tak bisa menahan emosi. (*dewa matahari dalam kepercayaan Mesir kuno)

"Sssstt.. tenanglah Kyung, aku disini…" bisik Chanyeol sambil mengelus rambutnya, mencari kesempatan dalam kesempitan. Sempit secara harfiah.

Si gadis sudah berdebar bukan kepalang, bisakah kalian bayangkan? "rasa-rasa" yang menempa sensor kulitnya saat ini begitu sulit dideskripsikan. Kyungsoo merasa tubuhnya dicakupi dengan sangat sempurna apalagi ditambah dengan minimnya kain yang menutupinya… terasa makin sempurna saja.

Tubuh mungilnya bersandar penuh di dada bidang Chanyeol, sementara si besar itu terlalu merapat. Alhasil, payudara penuhnya harus rela terhimpit dan menjadikannya terlihat seperti pancake –yang menggiurkan. Sial, tiba-tiba Chanyeol kepikiran untuk menumpahkan "sirup vanilanya" diatas dada Kyungsoo. Turun beberapa centi ke bawah, panggul Kyungsoo terhantam oleh joystick alias "batang kesenangan" milik si besar yang memang memiliki onderdil besar. Untung saja belum lama klimaks, kalau tidak sudah dipastikan saat ini si dedek itu akan sangat tersiksa.

Seolah itu saja belum cukup, dengan tidak sopannya angrybird Jongin dengan tepat berada diantara belahan pipi pantat Kyungsoo –yang tercetak jelas karena dalaman tipisnya. Tanpa ragu Jongin sesekali menggeseknya maju mundur ketika mereka bergerak ke arah lain. Kyungsoo gemetar, bird itu benar-benar pas melingkupi buttcracknya seolah belahan itu adalah sarangnya saja. Kyungsoo tidak sanggup berpikir lagi apakah itu disengaja atau tidak, kesadarannya sudah melayang dikuasai rasa malu dan hanya mampu menyembunyikan wajahnya di dada lebar Chanyeol. Mereka terganggu atau tidak ya? Sengaja atau tidak ya? Kyungsoo malah cemas sendiri.

"Sialan, dadanya besar! Terlalu besar! Dadaku jadi ikut sesak! AAARRGGHH!"

"Apa dia sadar kalau aku menggesek bokongnya? Tolong jangannnh… a..ah nikmat…yeah…"

Tak ragu lagi. Sengaja melakukannya. Cih.

.

"Hei kau! Raksasa-telinga-lebar-berwajah-penjahat-kelamin! Selanjutnya mau ronde dua ya? Posisi apa? Sandwich sex? HAHA!" ledek Sehun yang berlanjut tawa menyebalkan. Bukannya marah, Chanyeol malah tersipu malu, pipinya memerah. Dia tidak seperti adiknya yang sedang berpikir keras dan keningnya mengerut kebingungan karena gak sama sekali punya ide soal lawakan dewasa Sehun barusan.

Pembicaraan tidak sampai situ, Sehun tak kunjung pergi. Selanjutnya dia malah berkhutbah soal bahaya free-sex, kondom bisa saja bocor, raja singa, hingga penyebaran aids di Afrika Selatan. Terdengar pintar sih, tapi menyebalkan.

Selagi Sehun terus pamer kalimat-kalimat sok pintarnya, Jongin dan Chanyeol sibuk serong-kanan-serong-kiri-serong-depan-serong-belakang demi berusaha menghindari mata Sehun yang menyisir mereka dan dengan jahilnya mencoba melirik bagian samping badan Kyungsoo yang luput dari perlindungan dua cowok itu.

"Aku bersumpah akan menendangnya dengan gaya Bruce Lee sesudah ini, Jong.." gumam Chanyeol dengan kesal. Sementara adiknya masih terlihat berusaha berpikir keras.

"Kau salah, tuan Oh!" Jongin mendadak berkata seperti itu seraya menoleh kearah Sehun yang malah seenak perut menduduki meja belajarnya. Namun pria tan itu hanya melancarkan senyum. "Penyebaran aids yang parah itu adanya di Afrika Tengah, bodoh."

JONGIN, PLISS. Itu tidak akan membantu saat ini. setidaknya itu yang Chanyeol pikirkan. Mungkin pada akhirnya dia harus memberikan jurus Bruce-Lee-Double-Kicks untuk dua orang.

"Hah? Iyakah?" tanya Sehun penuh simpati, padahal omongannya yang tadi itu sepenuhnya imajinasi.

"Iya, aku serius. Ada di bukuku yang berada di rak ketiga sebelah kiri. Coba kau lihat!"

"Tidak minat." Jawab Sehun datar sambil pura-pura menolehkan kepala ke kanan dan kiri, mencari sudut pas untuk mengintip celah dari tubuh Kyungsoo yang tentunya berhasil dicegah.

"Aku menyembunyikan DVD Tsubasa Amami* di dalamnya." (*search google, author lepas tanggung jawab)

Dengan sigap dan tanpa cerewet, Sehun segera beraksi mencari buku tentang aids di semua rak buku Jongin yang cukup banyak. Bola matanya membesar dan tangannya sangat cekatan. Bedebah, Boys will be boys.

.

"Park, sekarang!" kata Jongin dengan amat pelan, "5 langkah ke kanan, 2 langkah ke belakang. Bersama!"

Chanyeol menurutinya, posisi mereka yang saling memeluk tuan putrinyapun menjadikan Kyungsoo mengikut. Adiknya memang pintar sungguhan.

"Oper aku selimut." Dengan lengan panjangnya, Chanyeol dengan mudah mengambil selimut hitam polos yang terlipat rapih di sudut kasur.

Dengan sekejap, Jongin segera melingkupi bahu Kyungsoo dengan kain itu yang segera turut menutupi tubuhnya. Terasa seperti adegan drama korea, bedanya bukan karena si heroine kedinginan saat hujan, namun memang karena tidak berbusana.

"Mianhae…" Jongin mengecup bibir Kyungsoo lembut, masih dalam pelukannya dari belakang. Kyungsoo tersenyum malu.

Sementara Chanyeol sudah terlebih dulu menghampiri Sehun yang seolah berada di dimensi fantasi erotisnya sendiri yang masih sibuk mencari DVD fiktif itu, lalu….

Ah, singkatnya, Sehun harus rela atas kenyataan bahwa praktik olahraganya hari ini pasti tidak optimal karena tulang pinggulnya yang baru saja mengeluarkan bunyi 'kretek' dahsyat.

Bukan pertanda baik, kasihan.

"Jongin… aku punya satu pertanyaan…"

"Hm? Mwoga, hyung?"

"Darimana kau tau Tsubasa Amami?"

Padahal di balik itu masih ada hal yang lebih penting lagi…

"SEKOLAH!" sementara sang gadis yang dimaksud malah terduduk manis di pinggir kasur sambil menggenggam erat selimut di tubuhnya. Kepalanya tertunduk dan sesekali memejamkan mata ketiduran, kelihatan lelah sekali. Kantuk menguasainya. Imut.

Bukan pertanda baik, lebih kasihan. Korban lelaki.

.

.

.

"E..EHH?! SAKIT?!" Luhan histeris, namun jeritannya masih kalah bising dengan kegaduhan kelas, maklum gurunya belum masuk kelas. Dia cukup kaget mendengar kabar dari ketua kelas yang mengatakan kalau kata guru piket ada surat keterangan sakit dari kakaknya Kyungsoo sehingga tidak bisa hadir hari ini. Padahal, dalam Whatsapp, Kakaotalk, Line, BBM, dan berbagai fitur chat lain tak ada satupun pesan dari Kyungsoo. Luhan kecewa berat, karena hari ini dia ingin menunjukan kotak bekalnya yang berisi makanan khas China yang baru saja kemarin diajari eommanya.

Sementara, itu di kursi paling pojok kelas yang menghadap langsung ke jendela berlatarkan lapangan belakang sekolah, temannya jauh terlihat lebih "sakit". Sakit jiwa. Dengan rambut yang urak-urakan, gadis pintar dengan penampilan bermartabat ini terlihat tidak seperti biasanya. Bertopang dagu sambil menatap kosong ke arah anak-anak yang sedang bermain baseball sudah 15 menit dilakukannya tanpa bergeming sedikitpun. Apa permainan anak-anak itu sebegitu indahnya? Tapi sepertinya kacamata yang sudah agak turun dan tidak dibenarkan mewakili berkata bahwa bukan memperhatikan itu yang sedang dia lakukan.

Biasanya, Luhan lebih suka cari aman dan radius beberapa meter kalau cewek bergigi seri ala kelinci itu sedang begini. Namun tidak kali ini, sambil mencepol rambut panjangnya dengan gaya China, gadis itu memberanikan diri melangkah menghampiri, turut menyertai. Dia agak takut dengan suasana kelam yang keluar dari diri Kim Minseok saat ini, namun apa daya, Kyungsoo tidak disini, siapa lagi teman dekatnya? Mau tidak mau dia harus mengambil risiko.

"Yo? Min? Kau sehat?" tanyanya sok asik kemudian duduk sambil menyilangkan kaki di kursi depan Minseok. Tusuk rambut berbentuk seperti sumpitpun telah dengan rapih menahan rambutnya.

Minseok masih tak bergeming, Luhan terabaikan. Duh, ternyata sakit juga didiamkan, mungkin mulai sekarang Luhan harus mulai membalas chat para cowok random yang mengajak kenalan.

Dengan cekatan, Luhan merogoh sisir kecil berwarna pink dari saku roknya kemudian menyisiri rambut Minseok dengan lembut, "Kau…hm.. sakit?" Minseok masih tidak menjawab, namun kali ini matanya mengerjap-ngerjap lucu karena beberapa helai rambut yang menghalangi pandangannya.

.

Tanpa mereka berdua sadari, mayoritas siswa laki-laki di kelas sedang memandangi mereka dengan kagum. Luhan, Minseok, dan Kyungsoo bagaikan dewi di kelas itu. Meskipun mereka bukanlah siswi yang ngebet populer, anak jutawan, maupun tim inti cheerleaders sekolah, tetap saja sosok mereka diatas manusia normal! Meskipun hari ini kurang satu personil.

Cewek 1: gadis keturunan China yang dapat nilai separah bom Hiroshima saat belajar sejarah Dinasti Chin –bukan konotasi bagus. Namun tubuh semapai dan wajah sempurnanya serta karunia mata rusanya membuat mana ada yang tidak mengagumi kreatur Tuhan ini! dalam sisi seksualitas, omongan cerewetnya sering mengandung dirty joke dan kerapkali memberi fanservice dengan melakukan skinship parah ke dua temannya. Tapi ada yang aneh dengan cara tatapannya saat dua cowok sedang bercengkrama bersama… ah sudahlah.

Cewek 2: perempuan jenius berkacamata dengan rentetan gigi lucu dan mata sipit menggemaskan. Dalam sisi seksualitas, pinggulnya sungguh aduhai. Hati-hati bila bicara dengannya, jangan tunjukan kebodohan, kau bisa dihina habis-habisan. Nyaris setiap hari diantar-jemput dengan mobil Ferrari berwarna putih yang limited di Korea, namun tidak ada yang berani tanya siapa orang di dalamnya.

Cewek 3: IDAMAN SELURUH LELAKI! Daya tarik seksualnya ada dari ujung kepala hingga ujung kaki, sayangnya tidak dijaga dengan baik dan kadang memberi sumbangan kepada para cowok beruntung. Seperti: warna bra yang mencolok, kaos olahraga yang berkerah rendah, hingga rok sekolah yang sedikit terangkat di bagian belakang karena asetnya yang terlalu besar. Damn.

Kembali ke topik awal,

"Is it about your king?"

"Yeah, my king."

Omong-omong, kalau tidak sedang badmood, Minseok akan tertawa parah berkat logat Inggris Luhan yang hancur seperti Nagasaki tanggal 09-08-45.

.

.

.

Kaku, sungguh sore sangat kaku.

Janggal.

Canggung.

Kikuk.

BURUK SEKALI!

KENAPA LUHAN BISA TERJEBAK DISINI?!

Chanyeol + Luhan + Ruang TV = ide buruk

"Jadi, apa harimu baik?"

"Tidak sebaik kalau Kyungsoo masuk sekolah."

"Ohh…"

Pembicaraan terhenti. Sudah 20 menit, Kyungsoo yang 'katanya' sedang ke minimarket tak kunjung balik. Luhan merasa ditinggalkan bersama raksasa gua. Tak ada topik yang bisa Luhan pikirkan, lagipula soal kuliah, hobi, dan lain-lain sudah dengan jelas suka Kyungsoo ceritakan, soal dirinya dan identitasnya juga sudah Chanyeol tanyakan semua beberapa menit lalu. Keheningan diantara mereka terpecah oleh berita kriminal di televisi. Luhan melirik Chanyeol dengan horror, cowok itu sedang memakan pizza sisa tadi malam berpiringkan box pizzanya langsung yang baru saja dihangatkan di microwave rumah minimalis itu begitu Luhan bertamu. Luhan duduk dengan canggung seperti baru bertemu orang asing –yang memang asing!.

Mereka berdua sama-sama duduk di sudut sofa, menyisakan jarak terjauh yang bisa mereka dapati. Luhan meremas rok sekolahnya dengan gugup, ya benar, dia masih memakai seragam sekolah karena segera kesini dengan niat menjenguk Kyungsoo yang malah tidak ada disini. Tidak biasanya Luhan seperti ini, dia biasanya sangat supel dan periang… tapi entah kenapa hawa Chanyeol sampingnya itu begitu… mengintimidasi?

"Baik, pemirsa. Pemerkosaan di kota Seoul semakin marak akhir-akhir ini, ini adalah kasus untuk ketiga kalinya dan disinyalir dilakukan oleh pelaku yang sama. Di distrik Apgujeong ditemukan seorang gadis dari SMA xxx berusia 17 tahun tergapar tidak bernyawa tanpa pakaian di sebuah rumah kosong terpencil di sudut kota."

Lirikan Luhan berujung pada pandangan penasaran terhadap laki-laki besar itu. Jadi ini, satu dari dua cowok Kyungsoo. Luhan memancarkan matanya, memandangi sosok di sampingnya mulai dari ujung kaki hingga kepala. Dia sedang memakai kaos tak berlengan dan jeans selutut. Chanyeol benar-benar giant, satu-satunya pria yang pernah Luhan sadari sangat besar selain dia hanya Michael Jordan dan pacarnya Minseok yang pernah dia lihat dari kejauhan. Mulai dari besar ukuran kaki, panjang kaki, lebar bahu dan punggung,tinggi badan, hingga besar telinganya, Chanyeol sungguh overdosis. Agak seksi sih apalagi dengan bicep yang terpamer itu, tapi, entah kenapa, Luhan malah jadi…. takut?

"Hey!" tiba-tiba suara baritone membangunkan lamunannya. Chanyeol memandangi matanya dengan serius, "Yeoja malang di SMA itu… sekolahnya tetanggaan dengan sekolahmu, kan?"

Bukannya menjawab, Luhan malah memperhatikan jari telunjuk Chanyeol yang sedang menunjuk TV. Ya Tuhan, jarinya besar sekali… tidak sebesar spidol papan tulis kelas sih, tapi, ya Tuhan… jarinya saja besar… dia jadi membayangkan apakah Kyungsoo kesakitan hanya dengan fingering dari cowoknya ini? Kyungsoo terlalu manis untuk itu! Kasihan!

"YA! Kau kenapa? Sakit juga? Lihat TV, oi!"

"Ah, iya sakit, umh, maksudku.. ne, beritanya menyebar ke sekolahku juga."

"...menurut keterangan para saksi, diduga pelaku bercirikan memiliki tinggi diatas 180 cm, berusia antara 18 sampai 21 tahun, sering memakai kaos tanpa lengan, dan kerap berkeliaran di depan restoran Pizza ternama di dekat SMA xxx. Status pelaku buron dan diharapkan kepada para pemirsa untuk berhati-hati."

'glek'

Tanpa perlu ditanya kenapa, keringat dingin menetes dari dahi cewek China itu. Luhan kembali melirik Chanyeol dengan mata terbelalak seperti cewek di film horror yang mau mati diserang si hantu tapi diperkosa dulu sebelum mati.

"Lu…han… kau tak apa?" tanya Chanyeol dengan canggung, apalagi itu pertama kalinya dia memanggil sebutan nama kepada teman Kyungsoo itu. Seperti para gentleman di drama Korea, Chanyeol segera merapat dan mencoba mengecek suhu dahi Luhan. Jangan-jangan dia benar sakit, atau…

"HUAAAA.. JAUH-JAUUUHHH…."

….sekedar kesal dengannya.

.

'ting nong'

.

Tuhan memberkati. Chanyeol segera pergi untuk membuka pintu. Sementara Luhan berharap bahwa itu Kyungsoo –meskipun tak seharusnya tuan rumah perlu memencet bel. Baguslah, jadi suasana yang sudah buruk dan makin buruk itu tidak menjadi buruk ekstra.

"Annyeong hase-"

"Heh?! Kau! Abangnya!"

Pemandangan menjijikan.

Chanyeol terpaku karena memandang pemandangan menjijikan.

"HOMO."

"Yeah, homo, terimakasih klarifikasinya. Aku memang homo. Homo sapiens."

Di depan Chanyeol ada seorang cowok yang sedang memeluk seseorang yang juga cowok. Terlihat cowok yang dipeluk sangat kelelahan dan hanya setengah sadar, sementara cowok yang memeluk harus bersusah payah menjadikan bahunya sebagai sandaran dagu si cowok-satunya-lagi dan kedua lengannya mendekap erat punggung cowok-satunya-lagi agar dia tidak tersungkur di lantai.

Di sisi lain, Luhan yang segera berlari mendekat memberikan pandangan bengong, "BABY!"

"Lu-deer, kau disini~~" Sehun yang kelewat senang matanya jadi berbinar dan tangannya yang melemas malah menjadikan tubuh cowok-satunya-lagi yang sedang dia peluk melorot sampai ke dadanya. Duh, Jongin malang.

Ew, pacaran macam apa ini. Chanyeol jadi semakin geli.

"Ternyata kamu begini…" satu-satunya gadis disitu mempoutkan bibir dengan lucu, tapi kemudian diganti dengan tatapan antusias, "…tapi aku rela kok kalau harus berbagi dengan Jongin."

Sehun memutar bola matanya, kemudian memberikan mimik muka aneh yang seolah berkata, "Lu-dear jangan katakan itu di depan penjahat kelamin, pliss"

Padahal Chanyeol memikirkan hal lain yang lebih krusial baginya, "Ya! Cewek China! Kau seharusnya memanggilnya oppa! Mana sopan san-"

"Aku tau tuh! Jongin seumuran denganku, kan? Akselerasi membuatnya masuk kuliah duluan." Jawab Luhan sambil melet, mehrong.

Sial, bisa-bisanya Luhan mengenal Jongin sampai sejauh itu! Sedangkan dirinya malah dikira pemerkosa buron. Ya, tapi setidaknya sudah tidak lagi semenjak orang di rumah ini bertambah.

.

….padahal

….harusnya bukan fakta itu yang Chanyeol geledah

….tapi kenyataan kalau Luhan itu

….suka pairing cowok ganteng dengan cowok ganteng

….#ShameOnYouParkChanyeol

.

Singkatnya, Sehun pergi, tentunya setelah making-out singkat dengan Luhan yang dipandang jijik oleh Chanyeol. Sebelum pulang –lebih tepatnya ke kampus lagi karena ingin melihat para perempuan praktik berenang, pastinya Sehun menjelaskan bahwa Jongin nyaris mati kelelahan karena memaksakan diri untuk unggul dalam praktik lari jarak jauh dan dia juga cukup nekat minum minuman berenergi dengan simbol kepala banteng terlebih dulu yang bahkan belum pernah dia cicipi seumur hidup. Bukannya mendongkrak energi, setelah kelar lari Jongin malah muntah-muntah di toilet kampus. Jadi, bukan hanya lelah total, dia juga mual parah seperti anak SD yang studytour dengan bus dan lupa minum obat mabuk darat.

"Lihat! Apa yang terjadi kalau kau memaksakan diri!" Chanyeol menggendong adik cowoknya itu dengan gaya bridal sambil menatap marah ke wajah yang hanya diambang kesadaran, aw romantisnya. Dibelakangnya, Luhan mengikuti dengan gembira. Sudah bisa dipastikan dia akan melihat momentum yang indah.

Chanyeol menidurkan adiknya dengan lembut di sofa ruang TV yang belum lama dia duduki, matanya memandang nanar, "Kau benar-benar terlihat… hmm… sekarat…"

Luhan deg-degan penasaran.

"HYUNG! KAU BENAR! PANDANGANKU MULAI KABUR!" seketika Jongin berteriak panik namun lebih mirip seperti om-om mabuk yang menyerang pejalan kaki.

"YAK! AKU HARUS APA?! KAU BUTUH PENA DAN KERTAS?! SURAT WASIAT?! SALAM PERPISAHAN?!"

"TAK BISA HYUNG! AKU TAK SANGGUP LAGI!" Jongin meremas kuat kerah baju Chanyeol yang sedang duduk bersimpuh di lantai. Seperti ibu hamil ingin melahirkan.

"Jong… mungkin kau harus tau…" Chanyeol memulai bicaranya dengan nada lirih, ingin mengakui dosa, "…aku pernah mencelupkan sikat gigimu ke kloset saat kita kelas 1 SMA."

"Gwenchanayo, hyung. Paling hanya sekali."

"Ani, aku pernah melakukannya 3 kali."

Jongin ingin menonjok kakaknya saat ini juga, kalau dia bisa.

.

Luhan frustasi, bukannya Jongin disembuhkan, dua kakak beradik itu malah makin melanjutkan pembicaraan yang tidak diharapkan Luhan alias tidak mengandung romantisme sama sekali! Dia mulai memutar otak, momen yaoi terakhirnya sebelum Hunkai berpelukan barusan adalah sebulan lalu saat dia tidak sengaja masuk toilet cowok sekolah dan justru mendapat anugrah melihat 2 laki-laki yang sedang buang air kecil bersebelahan di public urinate sambil tertawa-tawa memunggungi Luhan! Masa bodo, Luhan tidak mau tau! Dia harus mendapatkan fanservice sejenis itu, atau malah lebih intim lagi! Oleh karena itu dia mencoba berpikir, meskipun itu hal yang tidak disukainya. Tapi kenyataannya nol persen! Dia tidak mendapat secercah ide apapun dan malah muak dengan kebodohan Chanyeol mengurus orang sakit. Chankai moment, gagal total.

"Oh ayolah, sampai kapan kalian akan seperti itu!" suaranya melengking keras, meniru gaya ibunya yang sedang marah, "Tidak kah rumah ini bisa menyeduh teh hangat dan memiliki minyak angin?!"

"Teh kamomil… rak ketiga dari kanan…. dapur…." ucap Jongin yang suaranya jadi parau, entah karena sakitnya makin parah atau karena obrolan tidak penting Chanyeol yang membuatnya berteriak terus.

Chanyeol bangun dengan malas kemudian menggaruk rambutnya yang tidak gatal dengan malas pula. Dia tak punya pilihan selain menuruti Jongin atau segera dimarahi Luhan yang tiba-tiba menjadi ibu rumah tangga.

Luhan mengambil handphone di saku rok sekolahnya ketika dirasa ada getaran disertai bunyi khas.

Line! Dari Sehun!

Hun-baby

Deer, kau ingin tau sesuatu yang lucu? 4.55 pm

AHAHA aku masih tertawa hanya dengan mengingatnya 4.55 pm

Jongin harus berhutang budi padaku sampai lulus 4.55 pm

Pelatih kami mengira jantungnya syok dan susah bernafas, padahal bocah itu hanya kelelahan saja 4.56 pm

Kalau tidak kuhalangi dan segera kubawa pulang… dia akan dapat CPR* dari pelatih olahraga kami yang berkumis tebal! 4.56 pm

Sial, harusnya aku cerita pada Chanyeol dan semua orang! AHAHAHA 4.56 pm

(*teknik pernapasan buatan)

"PFT!" Luhan sontak menutup mulutnya yang ingin tertawa hebat, sayang saja Jongin yang sedang memenjamkan mata terlalu kasihan untuk ditertawakan. Sepertinya dia tertidur? Atau memang ingin berhenti melihat dunia sementara waktu.

"Kau kenapa cewek China?" tanya Chanyeol yang sudah balik membawa secangkir teh. Namun tiba-tiba ide cemerlang terlintas di otak cantik Luhan. Oh ayolah Xi Luhan, ini kesempatan untukmu mengamalkan ilmu acting berkat masuk ekskul teater pasca SMP.

"Yeol-sunbaenim!" syukurlah Luhan tidak lupa ajaran seniornya tentang bagaimana memasang muka melas.

"Wae?! Jangan membuatku takut!" Chanyeol meletakan cangkir di meja kaca depan sofa dengan gemetar.

Ah sial, cowok ini tidak mengerti cara membaca emosi atau apasih?! Tapi Luhan tak lantas menyerah, "Aku pernah punya teman yang kolaps setelah praktik lari atletik saat SMP dulu, persis seperti Jongin…" Chanyeol memandang gadis yang tengah –entah kenapa- berbendung air mata dengan penasaran, "Dia- dia…. dia meninggal akibat syok jantung, hiks, seandainya aku sudah mengerti CPR di kala itu, hiks, dia tidak akan mati sia-sia, hiks!"

"Aw, cewek China.. kau tidak perlu menyalahkan dirimu…"

"JIYOOOONNNNN HUUUWAAAA…." tangisnya makin menjadi sambil menyebut nama fiktif yang baru saja dipikirkannya.

"Tenanglah, tenang… Jiyoon sudah di surga, cewek China…" Chanyeol menghampirinya dan memijat bahunya dengan lembut, berusaha menenangkan meskipun Luhan tak terhibur. Dalam hatinya dia kesal, cowok ini harus diberi penjelasan eksplisit rupanya. Pada akhirnya malah Chanyeol yang syok jantung karena mata Luhan tiba-tiba melotot menusuk rasa empatinya, "YA! BEGO! Maksudku kau juga harus memberi Jongin CPR atau dia akan menyusul Jiyoon!"

"Kau yakin?"

"100% yakin."

"Itu akan membuatnya sembuh?"

"100% sembuh."

"Dia tidak akan mati setelah itu kan?"

"100% tidak mati."

"Oke."

.

Kemudian sekarang, kedua lutut Park Chanyeol yang sangat manly itu bertumpu diantara selangkangan Park Jongin yang juga sangat manly. Kelihatan seperti homo, tepatnya, dihomo-homoin.

"Bagaimana nadinya?" tanya Luhan sok menggurui.

"Masih ada!" seru Chanyeol yang sedang menekan pergelangan tangan Jongin yang hanya setengah sadar.

"Bagaimana nafasnya?" Chanyeol segera menundukan wajahnya serata dengan wajah Jongin, begitu dekat! Sangat dekat! Bahkan hidung mereka saling menempel! Begitu merasakan nafas Jongin menyapu pipinya, Chanyeol tersenyum lebar, "Masih ada!"

Dibalik fakta kalau cowok yang sudah masuk tahun pertamanya di universitas ini gampang sekali dibodohi, Luhan masih takjub berat. Selama tujuhbelas tahun hidupnya, dia tidak pernah sadar kalau otaknya bisa mengarang ide sehebat ini! brilian! Pulang dari sini Luhan akan belajar fisika, siapa tahu menemukan rumus perjalanan waktu.

Jongin yang masih bermata sayu menatap hyungnya dengan kaget, hanya satu inchi jarak diantara wajah mereka, "Hyung, apa yang kau-"

"Baiklah, tekan dadanya…"

"Bagian mana? Aku tidak tahu!" Chanyeol kalap dan segera menangkat baju Jongin sampai maksimal, tubuh bagian atas Jongin terpamer jelas. Bentuk dada bidangnya, absnya, bagian pinggang yang ramping serta tulang pinggul menonjol, tanpa perlu bukti apapun lagi Luhan sepakat dengan jiwa fujoshinya bahwa Jongin itu uke banget. Sementara "si korban" tidak bisa berbuat apa-apa, laganya seperti korban pencabulan saja. "Cewek China?! Kenapa bengong?! Cepat beritahu aku!"

"Nanti dulu aku sedang mengingat…" bohong, Luhan hanya ingin menikmati momen ini lebih panjang saja. Dia menggigit bibir bawahnya dengan keras demi menekan euforia, sementara matanya asyik memandangi fenomena indah. Chanyeol itu besar dan Jongin gampang diperdaya, otak Luhan sedang berimajinasikan adegan sosis dengan sosis diantara mereka, duh, makin tidak tahan saja. Apalagi, posisi Chanyeol yang sedang menduduki selangkangan Jongin sambil bahunya yang sedikit dibungkukan karena sedang menekan kedua bahu Jongin dengan tangan lebarnya. Mata Chanyeol menatap Luhan panik, meminta instruksi jelas. Sementara mata Jongin lemas, tidak bisa melawan. Sial, ini seperti kasus pemerkosaan saja. Mungkin dia harus mengambil foto diam-diam sesekali.

"Cewek China, kau sudah ingat?!"

"Itu…" sebut Luhan asal tunjuk bagian paling tengah di dada Jongin.

"Hyung… kau menekan bahuku…kerassh sekalihh…" lirih Jongin disertai desahan. ARRGGH, imut sekali! Jiwa Luhan sedang di nirwana sekarang.

"MULAI SEKARANG, SUNBAENIM!"

1…

2…

3… Chanyeol memompa dengan keras

"A..ah… hyunghh…pelanh pelan… sahkitt…"

4…

5…

6…

"A…ah… angh…."

7…

8…

9…

"Ah… appo… ah…."

….sampai 15 kali

Luhan merasa dia bisa meninggalkan dunia dan boleh beristirahat dengan damai sekarang. Gaya Chanyeol memompa dan kesakitannya Jongin saat dipompa bahkan sanggup membuat sofa mereka tergoyang dahsyat, begitu, ah… indahnya hidup. Sekarang cewek ini sedang merem melek keenakan sambil senyum kuda kegirangan, maniak sekali. Namun kemudian dia tersadar bahwa ini belum bagian terindahnya.

"Sunbaenim, sekarang nafas buatan!"

"GAK! DIA COWOK!"

"Oh, sunbaenim…" Luhan tersenyum miris, "…tegakah kau dia menyusul Jiyoon? Pemuda ini punya masa depan cerah dan kejeniusan luarbiasa untuk sumbangsih negara. Dan kau rela membiarkannya ma…ti…?!"

"BAIKLAH, CEWEK CHINA, KAU MENANG!"

Chanyeol mendengakan wajah Jongin, lalu menurunkan dagu namja itu agar mulutnya terbuka, Jongin pasrah. Tapi Jongin menyadari jakun laki-laki yang sedang menjamahnya itu naik-turun tak beraturan karena berkali-kali menelan saliva dengan gugup, "Hyungh… ka..u.. se..hat…?" Hei! Kau yang sakit, woy!

Chanyeol meraup oksigen sebanyak-banyaknya dari udara, kemudian dia merunduk ragu… mendekatkan bibirnya dengan mulut namja dibawahnya yang terbuka karena ibu jarinya yang menahan dagu Jongin.

Luhan terkikik dalam hati, merasa menang besar. Seolah G-Dragon sedang melamarnya dengan cincin berlian, sementara anggota Big Bang lainnya pulang sambil menangis karena patah hati sebab cintanya ditolak Luhan. Luhan menyembunyikan tangan di balik pinggangnya dengan handphone yang sudah tergenggam rapih disertai kamera yang stand-by. Bersiap untuk menjadi saksi kemurnian cinta. Ah.

Wajah Chanyeol makin mendekat. Dia memiringkan kepalanya, mengambil posisi terbaik. Tangan lain yang tidak sedang menahan dagu Jongin mencengkram bahu cowok itu dengan gugup. Mereka seperti pasangan yang gusar dalam ciuman pertama mereka. Bahkan Chanyeol sudah dengan mudahnya bisa mendengar degup jantung Jongin yang lemah dari jarak sedekat itu. Luhan deg-degan berat, jantungnya mau loncat. Sangking berdebarnya, rasanya seperti jantung Luhan mengalami cegukan.

"Park Chanyeol… sedikit lagi…"

"Ayo, Park Chanyeol.. puaskan aku…"

"Park, aku akan jadi fans beratmu dan Jongin… kalau kau melakukannya!"

"CIUM. BURUAN. CIUM!"

"Setelah itu kalian akan menikah dan bulan madu di Jeju-do."

Di saat bibir Chanyeol dan Jongin sudah nyaris bertemu….

"Hai! Ramai sekali! Apa aku melewatkan sesuatu?"

…Chanyeol segera menegakan punggungnya dan membuang udara yang tersimpan di mulutnya begitu mendengar suara yang tidak asing.

"Yahh.. kau datang…" ucap Luhan dengan sangat kecewa kepada temannya yang 15 menit lalu sangat ditunggu kehadirannya itu. Hatinya tertohok sangat dalam, panah suku amazon baru saja menghujam jantungnya.

"Kenapa kau lama sekali sih?" tanya Chanyeol sambil mempoutkan bibir, sok imut. Matanya menatap gemas gadis yang sedang memakai rok bunga-bunga selutut dan kaos bergambar panda itu.

"Hehe.. tadi aku bertemu Suho-oppa dan mampir ke rumahnya. Istrinya sangat cantik, keponakannya juga lucu."

Orang yang tak lain adalah Kyungsoo baru saja tiba tanpa ada yang tau. Dia sedang mengintip dari balik punggung sofa sambil menumpukan tangan kanannya, sementara tangan kirinya memegang plastik belanjaan. Kyungsoo mengumbar senyum manis kepada dua orang yang sadar dan menatap miris pada seonggok insan yang tak sadarkan diri dengan baju yang tersibak –yang segera dibenarkan tentu- dan Chanyeol yang menindihnya lalu tiba-tiba sok keren dan bangkit seolah tanpa melakukan apapun.

"Jongin kenapa, yeol?!" tanya Kyungsoo panik dengan raut wajah bingung.

"Sehun bilang dia mual karena minum redbull dan kelelahan karena memaksakan diri berlari terlalu jauh…"

"Ohh.. obat penurun asam lambung ada di laci, kok!"

"Tapi kelelahannya bisa memicu syok jant-"

"Eomma pernah menceritakanku Jongin pernah merasakan hal serupa sepulang main bola waktu masih kecil.." Kyungsoo tersenyum manis.

"…"

"Apa kau tidak ingat, Yeol?"

"…"

"Kata eomma, dia nyaris tidak sadarkan diri saat itu! Tapi anehnya eomma tidak terlalu panik."

"…"

"Hm… Tuhan memang maha adil, bukan? Orang yang dianugrahi otak biasanya tidak diberikan fisik kuat."

"…"

"Dia memang tidak seharusnya kerja terlalu berat…"

"Jadi?"

"Jadi.. ayo bawa ke kamar dan berikan kompres! Aku rasa dengan sedikit tidur dia akan pulih!"

Hening. Suasana semakin hening. Chanyeol rasa dia akan diliputi malu seumur hidup. Ingin rasanya mengomeli Luhan, namun dia masih terperdaya soal kisah pilu Jiyoon yang sedang ada di surga.

"Luhan? Chanyeol? Mau minum teh bareng? Kalian canggung sekali…"

Xi Luhan. Awas kau.

.

.

.

Minseogi

Aku di depan, tolong bukakan pintu. 5.40 pm

"Huaaa… aku terharu… Minseok juga datang!" sebut Kyungsoo sambil mengayunkan kakinya penuh kegembiraan begitu melihat pesan di ponselnya. Kyungsoo melirik kearah Luhan yang berada di samping Chanyeol, Luhanpun ikut menundukan badannya agar bisa melihat Kyungsoo yang terhalang badan besar Chanyeol. Entah kondisi aneh apa ini, setelah beres soal urusan Jongin, mereka bertiga lanjut duduk di sofa sambil menonton tv dengan posisi Chanyeol di tengah dan Kyungsoo-Luhan di kanan-kirinya.

Diliputi rasa sakit hati, Chanyeol merasa dirinya memiliki kesamaan dengan tembok China, yaitu: berfungsi sebagai penghalang, tidak diajak bicara, dan besar. Mereka hanya mengobrol berdua, dengan Luhan yang sangat cerewet pamer nilai bahasa Mandarinnya kemudian berujung pada Kyungsoo yang mengagumi istri cantik kepala RT mereka. Bukannya bermaksud ingin mendengar, hanya saja obrolan mereka terlalu heboh yang bahkan meredam teriakan jurus kamehameha Goku yang sedang tayang di TV. Tapi, Chanyeol tidak mau pindah tempat… biarpun kayak gitu-gitu kan… dia juga mau diajak ngobrol! Masa dicuekin!

"Itu karena kami semua mengiramu sakit sungguhan, Soo-ya! Lain kali kalau kenapa-napa bilang dong!" Luhan segera menarik lengan Kyungsoo dengan gemas, menuju pintu depan. Tanpa Chanyeol.

Kau tau apa yang lebih menyebalkan daripada punya waktu berduaan dengan si tersayang lalu diganggu oleh seorang temannya? yaitu diganggu oleh dua orang temannya.

.

"SEBERAPA LELAH DIRIMU? ADA APA?!" Kyungsoo yang membuka pintu langsung menjerit begitu melihat sosok –yang biasanya- elegan kini berpenampilan tidak karuan. Namun kala melihat matanya yang mendelik dan terlihat makin sakit saja, Kyungsoo meralat ucapannya, "Hmm.. oke.. kau bisa menjelaskannya nanti…" lirihnya kemudian sambil melihat Minseok yang habis bersusah payah hanya dengan membuka sepatu saja, lalu berjalan tergopoh menuju dua temannya. Tidak lupa, dia memberi isyarat jempol-naik untuk kode agar taksi yang barusan mengantarnya sudah boleh pergi.

"Oh My God, demi sumpit rambutku, aku muak dengan orang sakit untuk hari ini!" kata Luhan sambil mengurut kening kemudian membopoh temannya itu bersama Kyungsoo dengan menaruh lengan kanan dan kirinya di bahu mereka.

.

Chanyeol menggeser duduknya ke sudut sofa. Sekarang dia harus rela berdesakan, dengan penasaran dia diam-diam melirik gadis yang sedang diapit oleh Kyungsoo dan Luhan. Gadis bernama Kim Minseok itu berkeadaan sangat urak-urakan, terlihat dari rambutnya yang seperti orang habis bangun tidur, 3 kancing seragam teratasnya yang terbuka, kemeja yang setengah keluar dari roknya, hingga roknya yang miring dengan letak sleting yang harusnya dibelakang berada di samping. Itu belum termaksud dengan raut wajahnya yang pucat dan peluh dingin membasahi dahinya.

"Heh! Sunbaenim! Berikan kursi prioritas dong, dia sedang butuh banyak oksigen tau!" omel Luhan yang di balas desisan kesal Chanyeol yang segera pergi bagai kucing disiram air.

"Tung..gu… kau…." panggil Minseok dengan pelan.

"APA?!"

"Bisa tolong buatkan aku minuman yang berenergi? Seperti… susu? Kau punya?"

"TIDAK!" balas Chanyeol tegas. Enak saja, memang dikiranya dia asisten rumah tangga.

"Chanyeol… tapi kau punya susu…" kata Kyungsoo dengan nada kecewa, "Jangan kasar begitu!"

Tiba-tiba saja Chanyeol panik. Dia mencium hawa-hawa Kyungsoo akan mengajak pisah ranjang. JANGGAAANNN!

"Bu-bukan maksudku begitu, Kyung… hm…"

"Tolong buatkan, oke?" Kyungsoo mulai melancarkan senyuman memikatnya yang tak bisa dielakan oleh pria manapun, dia melangkah mendekat. Mendekati Chanyeol. Dengan yakin, gadis mungil namun pepat itu menjijitkan kaki dan mendekatkan bibirnya di telinga Chanyeol, "Nanti aku balas dengan memberimu susu coklat juga, kok. Tampan~" bisikan menggodanya pun ditutup oleh sebuah kecupan manis di leher kokoh cowok itu.

Kalau kamu yang memperbudakku, aku rela kok, sayang.

Chanyeol refleks menutupi kedua pipinya yang memerah dengan kedua tangan. Langitnya tiba-tiba menggelap dan matanya kunang-kunang. Telinganya merah semerah rajungan rebus. Hatinya sangat berwarna secerah pelangi sehabis hujan. Paru-parunya seperti terisi oksigen melebihi kapasitas. Kakinya melangkah lemas menuju dapur. Otaknya sedang berputar bagai roda, berpikir bagaimana mungkin Kyungsoo bisa bicara sesensual itu. Tuhan.

Tanpa sengaja jari kelingking kakinya menabrak kaki kulkas, siksaan terberat di dapur. Tapi dia tetap lanjut berjalan sambil memandangi langit-langit rumah seolah pelafonnya berhiaskan bintang-bintang. Jiwanya terbang tinggi. Tampaknya sensualitas Kyungsoo itu berdampak halusinogen.

"Hei Soo, Chanyeol kenapa?" tanya Luhan dibalik kesibukannya merapikan penampilan Minseok.

Kyungsoo mengedikan bahu, tak mengerti, "Tersanjung karena akan kubelikan susu coklat di minimarket mungkin."

-khodio-

.

tbc

.

Pertama-tama dari segalanya, aku seneng banget dan super-mega-eksra-sangat terharu karena masih ada yang menerima ff ini bahkan setelah aku hilang sangat lama /backsound: gugur bunga/

Begitu baca ulang chapter ini buat meriksa typo, aku syok dengan banyaknya kata-kata yang sejarah banget. Jangan marah ya?

Ada alasan kenapa chapter ini cepet keluar /eh?/ sebab musababnya adalah minggu depan kayaknya bakalan sulit T.T jadi untuk update chap selanjutnya paling cepet mungkin minggu depannya..

Btw, ada yang lebih penting! GIMANA CHANKAINYA?! AHAHAHAHA… kalian gak perlu takut ff ini melenceng jadi yaoi kok! Lah orang scene ngehomoin mereka cuma aku tulis sekedar hiburan wkwk bukannya aku gak suka yaoi, tapi lagi pengen bikin ff straight aja.

Ohiya, konfliknya Minseok bakal lanjut tuh ke chap depan, tadinya aku mau masukin sekalian kesini biar langsung kelar.. tapi jadinya gaasik, tanpa kejutan banget. Dan sesuai tebakan kalian /halah/ bakal ada slight baru selain HunHan, besok akan aku tambah juga deh ke summary biar ga terkesan ini ff mengandung penipuan. Tapi tenang kok, slightnya ngaruh ke Chankaisoo, jadi tuh couple gak bikin cerita di dalam cerita/?

.

Yak! Sekarang lanjut ke balasan review~ featuring…... ah siapa ajalah yang asal bunyi. Yang jelas bukan Jongin, karena dia lagi mojok di sudut ruangan, ngadep tembok. Ngambek karena merasa dilecehkan kejantanannya. Bodoamat! Wuuuuu!

Btw, aku juga senang banyak yang mau ada POV Kyungsoo meskipun aku harus berpikir keras gimana caranya baca pikiran cewek polos.

Intanchristine24:

Huaaaa tampaknya kamu pembaca pertama di chapter kemarin loh! Gimana rasanya jadi yang 'pertama kali'? hayo?! Apa ada sensasi khusus?!

Selama ini aku kemana aja? Itu semua rahasia… because I'm a b…b…bat…batwoman…

KS: Review pertama! Selamat intan-ah, selamat! Selamat! Mau dibeliin susu coklat juga?

MS: Sebenernya ini semua salah lu sih thor, ngapain coba publish ff jam segitu.. sukur-sukur ada orang yang liat.

Hmm….

MS: Gimana giliran pas udah siang, pas lagi rame-ramenya, ff ini malah kependem… terlupakan. Berdebu tebal.

Hmm… kok gak ada Jongin si perfeksionis, malah lu yang jadi Mrs. Perfect sih.

MS: Yaiyalah.. karena sebagai manusia itu harus-

MARI LANJUT KE REVIEW KEDUA!

.

DKSlovePCY:

Penantian kamu terbayarkan. Aku terharu T.T

Aku lebih terharu lagi liat penname kamu. Duh sedih T.T

LH: Nikahin! Nikahin!

MS: Bulan madu! Bulan madu!

SH: Videoin! Videoin!

KS: /malu malu/ Jonginnya gimana….

CY: Cihuy juga gaada Jongin

.

Park28sooyah:

"Awwwhhh… gak terlalu hot tapi boleh laah buat comebacknya."

"Awwwhhh… gak terlalu hot tapi boleh laah…"

"…...gak terlalu hot…"

"…..gak…hot…."

CY: Kayaknya gue kurang nonton bokep.

/dilempar sepatu dari sudut ruangan/

CY: JONG!

.

Rianita701:

Enak jadi Kyungsoo? Wah… aku gak tau tuh… /lirik orangnya/

LH: /senggol/ heh ditanya tuh!

KS: e..eh… ada gaenaknya kok….

/simak/

KS: kadang baru bangun tidur kok dada aku sakit…

/simak/

KS: kayak terlalu banyak dipegang…

/pingsan/

.

Timsehunnie:

Chanyeol! Ada yang bilang hot nih!

CY: Hai, timsehunnie, punya refrensi bokep?

HEH!

.

Mardewst:

I..ya.. Kyungsoo dipake berdua kok… tenang aja…

KS: Dipake apa?

LH: Ituloh.. maksudnya kamu punya cowok dua… terus kalo mereka lagi butuh kebutuhan biologis kamu harus layanin mereka berdua!

KS: Kebutuhan biologis yang mana?

CY: MAKAN! IYA, MAKAN!

.

Ludeerhan:

Iyaaahh gemesin banget Kyungsoo emang.. aduhai! Amboi!

Ehiya! Penname kamu mirip panggilan kesayangannya Sehun barusan wkwk

Couplenya gini terus? Iyaa~ tenang aja mereka pasti bakalan terus bertiga kok!

Ff ini gak discontinue kokk.. yang discontinue itu perannya Jongin karena dia masih ngambek. Ada yang mau daftar jadi pengganti?

/dilempar sepatu sebelahnya lagi dari pojok ruangan/

.

NopwillineKaiSoo:

A…aa..aaakk….

LH: Asik authornya sekarat garagara kamu bilang cinta tuh! Yes, jadi gue yang ngomong. Menurutku, ehm.. /tarik suara/ … Kyungsoo itu gak mikirin apa apa kalo diapa apain! Yang penting liat partnernya keenakan juga udah seneng kok diamah! Nah kemudian, Sehun itu milih Luhan! Eja! X-I-L-U-H-A-N! ehtapi, kalo homo sama Jongin aku rela deh! Tenang aja Nopwilline! Chapter depan HunKai bakal berjaya! AHAHAHAHA…

A..aa..aaaa…aaakkkk! (translate: jangan percaya!)

.

Lovesoo:

Kaisoo yang mecah perawan? Haduh pertanyaan kamu berbahaya untuk dijawab loh! Bisabisa salah satu pasangan Kyungsoo yang tertolak mogok syuting/? fanfic ini

.

Steffifebri:

Chanyeol menang banyak? /.\

CY: Wess.. iyadong. Punya refrensi bokep gak?

HEH. UDAH WOY.

.

Parkizuna:

CY: Hmm.. yah.. mmh.. ah… halo? Parkizuna? Hmm.. itu… authornya lagi mojok di sudut ruangan satunya lagi, ngadep tembok. Kayaknya syok jantung baca review kamu yang..mh.. gue baca juga kok, gue baca.. hnnh.. mau ngomong apa ya ngh /purapura baca script/ ahh itu, makasihh ya udah bilang suara gue seksi…ngh.. lo gak serius mikirin itu seharian kan? Soalnya hng… pas nyaris klimaks itu aaargghh.. gue ngerasa anggh.. susah dijelaskan….hhh… ohiya dia ninggalin link nih.. katanya buat lo… /c0EYkdi5q0Q

.../-/...

CY: Eh itu apaan? Yang pinter tanslit dong!

MS: S…O…S…

.

Viaerlyta:

Kapan otak Kyungsoo terkontaminasi sama Chankai?

Hmm…..

Hhhmmmm….

Hhhhhmmmmmm….

Gak tau….

.

Kim fany:

Iya terimakasih sudah menunggu, ini aku apdet lagi kok! /love/

Terimakasih juga sudah senang baca ff sederhana ini T.T

.

Sellin:

Hello, new readers… welcome to the dark side!

Kapan nusuknya?! Siapa yang pertama?! Berdasarkan berbagai pertimbangan, aku rasa yang boleh menusuk pertama bukanlah orang yang membutuhkannya namun orang yang pantas untuknya yang mana dia adalah….. aku gak tau

.

Guest:

Tenang-tenang.. ini 'lagi' fast update kok…

.

SEEYA!