Terlalu malas menulis disclaim.

Yang pasti, BoBoiBoy punya Animonsta, dan Fang punya...

... ya Animonsta juga.

.

Typos . OOC . JuniorHighSchool!BBBFang . humor renyah Nissin Wafer . sangat dianjurkan untuk tidak membacanya saat naik roller coaster . drabble

T for (a lil') profanity.

Starring : Boboiboy, Fang.

.

e . n . j . o . y

.


Panduan nomor satu,

kibulan efektif untuk emo landak eksotis.


.

Boboiboy menghela nafas dan menatap malas.

Niat suci nan mulianya untuk melewati lorong secara damai sentausa lahir dan batin dikotori. Diinjak-injak. Dikacaukan.

Ya, oleh orcin yang lebih muda sebulan darinya. Warna surai sulit dicerna akal sehat, juga logat nama yang sok nginggris. Ada masa desas-desus panas di kalangan penjual cendol dan tukang pijit setempat kalau asal-usul nama yang didapat berasal dari klinik pengobatan yang sempat ngetop beberapa tahun silam; Tong Fang.

Bersidekap angkuh. Menghadang jalan yang akan dilalui seorang bertopi oranye berwajah imut.

"Minggir."

"Kagak sebelum ente mau ngelawan ane di sini."

Kedua dialog ini terus berulang sejak 15 menit yang lalu.

Geser kanan. Geser kanan. Seret kiri. Kiri. Kayang, kayang. Salto, ikutan. Lompat harimau, nggak ketinggalan. Sit up, ngikut lagi. Tengkurep, dugem, ngupil, ngebor, terus serong ke kiri. Serong ke kanan, lalalalalalalalala la~ la~

Daripada ngehadang jalan. Fang lebih pas disebut sebagai pemula yang bermain game arcade berbasis pijakan kotakan warna-warni di arena khusus sementara nasib yang dihadang layak dicocokkan seperti pemandu 'how to play' berwujud gadis seksi virtual.

"Minggir."

"Kagak sebelum ente mau ngelawan ane di sini."

Boboiboy sopran dalam imajiner.

"Plis, Fang. Berantem liat sikon."

"Bodo nanan."

WATDE―

Dada Boboiboy panas. Napsunya sudah terlalu kuat ditahan. Sangat ingin ia memanggangnya gosong dengan Pedang Halilintar, nge-blender habis pakai baling-baling di sisi bawah seluncur Taufan-nya, dan membejegnya gepeng menggunakan Golem Tanah si Fang itu. Hasil akhirnya lalu dikemas, dijual secara komersiil sebagai pakan hewan piaraan kalengan yang berjejer di swalayan―pasti ia lakukan sedari awal jikalau tempatnya BUKAN di ruang lingkup sekolah layaknya saat ini.

Cukup. Kesabaran protagonis unyu kita sudah di ujung Monas.

"Hah. Takutan ente. Anak engkong." Mendengus kuda. Li Xiu Fang. Nggak, Tong Fang―pasalnya seseorang di depannya kesel setengah idup sama dia.

Kelereng cokelat nyalang tidak terima dihina-dina emo landak eksotis. Terlebih kakeknya ikut keseret bahan gunjingan juga.

"Maunya apasih. Kembang perawan."

Konslet.

Terkutuklah wahai Adu Du.

Terkutuklah wahai Probe.

Bunga Kembang Sepatu yang pernah tersemat manis di antara spikey raven kecehnya. Tragedi semasa SD ketika ia melambai cantik bak ballerina mabok kepayang.

Sekelebat memori gencar menari riang hantui benak.

[ "Hatiku bagaikan kacaaaang~" ]

"SYIALAN―aib tau nggak sih."

"Makanya awas,"

"Ogah. Cepet lawan ane. Sekarang."

CTIK.

Resmi. Tubuh Boboiboy mulai menunjukkan reaksi perwujudan angkara murka. 1001 upayanya bersabar sudah habis terpakai. Kemarahan terlanjur menyulut raga seutuhnya.

Mode api.

"AWAS, LO UDAH BIKIN GUE KAYA BEGINI. DAN TERPAKSA HARUS NGELAKUIN INI." Ibarat intonasi bos level dewa RPG.

Tawa remeh dari si anak kece berzodiak Aries.

"Silakan coba."

.

Satu detik. Belum ada pergerakan.

Lima detik. Matung.

Sepuluh detik―

Kruyuuuuuuuuuk~

Oh―oh, suara perut Fang.

Boboiboy menangkap harmoni paduan suara cacing minta makan dalam diam dengan jelas.

Golden chance!―pikirnya.

Dan dia SANGAT tahu apa yang harus ia lakukan. Seringai mesum terbentuk.

.

.

TSAH~!

Telunjuk kapalan Boboiboy menunjuk sembarang ke arah atas secepat intesitas cahaya. Secara tak langsung juga mengekspos seragam putih di areal ketiaknya yang menguning plus basah akibat pubertas―maklum anak SMP.

Oh, bukan. Sekarang bukan masalah ketek-ketekan, readers yang terhormat.

Dan Boboiboy akhirnya sopran beneran, "WIDIS APAAN TUH FANG―

.

"EKSTRAK DONAT WORTEL MERAH! CIUSAN ITU LIAT! DUA BOTOL GEDE-GEDE JATOH NOH―ITUTUTUTU!"

Radar bayang bangkit menungging.

"HAIYA, MANAMANAMANAMANAMANAMANAMANA―?!" Pose jaim kabina-bina mampus pun buyar. Dari sedekap elegan banting setir ke akting kuda beler kebelet kawin. Lehernya nengok kemana-mana.

"ITUTUTUH! NOH! EH CEPETAN KEBURU ILANG!"

.

Benar saudara-saudara.

.

"IYA ADA DIMANA SOMFLAK?!"

"ITU! ITU! LIAT YANG BENER NAPA!"

Memanfaatkan kegemaran sekalian kondisi Fang yang kucruk-kucruk kelaperan.

Bersamaan fokus buyar, si jaket oranye imut ambil start dan tak lama kemudian sprint 100 meter.

"―gerakan kilat!"

SHUUUUUUUUUNG!

Fang merasakan hawa angin yang mahadahsyat lagi cetar badai di selangkangan yang syahdu mekangkang bebas. Langsung nengok bawah.

―dijumpainya bodi singset Boboiboy nge-slide mulus sambil pasang tampang ngejek. Hidungnya ngembang kayak babi, lidah melet-melet panjang. Mata juling disengaja. Pokoknya, ngeselin abis.

.

.

"BOBOIBOOOOOOOOOOOOOOOOOOY!"

Fang ninju tembok sekolah. Ber-headbang ria. Gelindingan mewek. Bergulat dengan murid terdekat. Mendendam atas kelicikan rivalnya dan kecintaanya yang berlebih terhadap makanan favorit bernama donat berlapis krim soft pink bertabur wortel.

[ "Ini semua hanya tipuan belaka! Kampret maksimal!"―by Fang, 15 tahun. SMP Pulau Rintis ]

Sementara objek yang lolos meninggalkan tawa laknat yang membahana meski sosoknya lama menghilang dalam radius satu kilo.

.

.

.

.


.

.

Hola lagi sama saya.

Entah kenapa saya sempet kepikiran sama iklan Mastin dan ekstraknya yang 'sesuatu' banget gituloh. Entah, itu produk dipasarin dan diiklanin dari zaman kapan. Dan merangsang keinginan menulis saya mengenai kelemahan Fang terhadap sesuatu yang berbau donat wortel. Nyambung, dan jadilah fic garing tudemeks ini.

Yah, ini juga debut humor saya di fandom Boboiboy. Lama udah nggak nulis begituan, kangen rasanya. Semoga saja sisi humoris saya nggak hilang di fic ini. (;;w;;)

Uhm, setelah jadi rasa-rasanya saya pengen bikin versi Boboiboy sendiri yang menghadang Fang untuk melalui lorong sekolah. Tapi belum terlalu yakin sih. Belum kepikiran juga. Hum, doa aja deh biar beneran terbit chapter duanya.

Flame, caci-maki, hinaan pedas sangat diterima :D

Oiya, kira-kira judul fic-nya bener gak sih? Kalo salah tuangkan di ripiw ya~

.

salam titan :3