Pagi menjelang lagi, ini adalah hari pertama dan pagi pertama Jongin berada dirumah ini dengan ketiga anaknya dan ayah anak-anaknya –terpaksa dia mengatakan itu sebenarnya- . malam tadi adalah tidur yang paling nyenyak yang dia rasakan –sebenarnya tidak sebelum hamil- . Membuka matanya dan menguceknya kebiasaan setiap orang setelah bangun tidur itu pasti, beranjak dari ranjang empuk itu dan mendekati tempat tidur ketiga bayinya tersebut. Dia tersenyum ketika melihat ketiganya tidur dengan nyaman dan tidak rewel dimalam hari.

Saat akan menggendong Hunjong pintu kamarnya terbuka menampakkan sesosok lelaki nan tampan penuh kharisma itu melongok kedalam kamar dan melihat Jongin. Dia berjalan mendekati Jongin dan memegang pundak Jongin, mencium pelipis Jongin sebentar. Reaksi Jongin dia hanya biasa saja membiarkan Sehun melakukan sesuka hatinya. Sehun menunduk, mencium pelipis Hunjong, diikuti dengan Sena dan Taeoh.

"Selamat pagi" Lagi Sehun mencium pelipis Jongin lagi dan dibalas Jongin dengan senyuman yang sangat manis menurut Sehun.

"Sehun-ah bisa kau gendong Taeoh dan panggilkan bibi Jung untuk menggendong Sena" Kata Jongin sambil melihat Sehun, Sehun mengangguk lalu dengan hati-hati menggendong Taeoh yang sedang menggeliat lalu berjalan meninggalkan Jongin dikamar dan berjalan keluar untuk memanggil Bibi Jung.

Tak berapa lama Sehundatang bersama bibi Jung dan Jongin langsung menyuruh bibi Jung untk menyiapkan air hangat untuk mandi ketiga anaknya.

Saat akan memandikan ketiga bayinya, Jongin menatap Sehun yang ingin berjalan keluar kamar tersebut. "Sehun-ah setelah ini bisa bantu siapkan kereta bayi untuk anak-anak, aku ingin berjalan-jalan bersama dirimu" Kata Jongin kembali dengan senyum indahnya itu pada Sehun. Sehun mengangguk dengan antusias dan mengerjakan apa yang disuruh oleh Jongin.

Bukalah hatimu itu sedikit demi sedikit

Aku akan tetap menunggumu sampai kau bisa membuka hatimu

Untukku lagi seperti dulu

.

.

TO BE A GOOD MOM

SUMMARY : kehadiranmu bukanlah sebuah malapetaka bagiku, kehadiranmu yang telah membuatku kuat untuk bertahan didunia ini.

HUNKAI AND OTHER

Typo dimana-mana, saya juga seorang manusia jadi mohon dimaklumi dan disini saya juga mengambil sudut pandang dari Jongin dan Sehun.

.

.

Setelah semua siap, mereka berdua mendorong kereta bayi yang berisi ketiga anak mereka. Ini adalah permintaan Jongin untuk mengajak ketiga anaknya untuk mengenal sekitaran komplek dirumah mereka.

"Apakah disini ada tamannya ?" Tanya Jongin sambil membenarkan letak topi Taeoh.

"Ada dipertengahan komplek" Kata Sehun berhenti sebelah tangannya memegang kereta dorong bayi tersebut dan sebelah tangannya menunjuk ketengah-tengah komplek yang ada tamannya.

"Baiklah kita kesana, sayang kita kesana" Kata Jongin sambil berjalan disamping Sehun memegang tangan Sehun dan menengok keSehun. Memberikan senyuman indah yang membuat hati Sehun berbunga-bunga seperti dulu dia pertama kali berkenalan dengan Sehun.

Sehun mengangguk lalu berjalan beriringan dengan Jongin yang masih menggenggam tangannya sambil mendorong kereta bayi tersebut.

Tapi, jauh didalam lubuk hati Jongin hatinya saat ini berdetak tak karuan. Dia ingin melepas Sehun tapi hatinya berkata lain. Dia ingin bersama Sehun lagi, ingin membesarkan ketiga anaknya bersama Sehun bukan orang lain.

Aku ingin pergi dan tidak ingin lagi bersamamu

Tapi hatiku, mengatakan hal lain.

Hatiku mengatakan bahwa bersamamu lah aku bisa bahagia selamanya,

Diawal memang kau meninggalkanku membuat hatiku pecah berkeping-keping

Diakhir kau kembali merengkuh hatiku

Apa yang bisa kulakukan selain bersamamu

.

.

.

Saat sudah sampai ditaman, Jongin berjongkok mengambil Taeoh untuk digendong, sedangkan Sehun hanya tersenyum. Saat melihat Jongin tersenyum dengan indahnya sambil menggendong Taeoh dan mencium pipi tembam sang anak bungsu. Untung saja kedua kakak Taeoh masih tertidur setelah dimandikan dan didiberi makan –meminum ASI- .

"Jongin kau melupakan dua anakmu" Kata Sehun sambil tersenyum pada Jongin.

Jongin tersenyum lalu menghampiri Sehun "Mereka masih tidur Hun, nanti kalau mereka sudah bangun panggil aku ya. Aku ingin mengajak taeoh melihat-lihat taman" Kata Jongin, sebelum berjalan menjauhi Sehun dia mencium pipi Sehun walau agak sedikit menjinjitkan kakinya dan pergi menjauh.

Sehun terkejut bukan kepalang, Jongin baru saja mencium nya –walau dipipi- itu berarti ada perubahan dari Jongin yang mulai membuka hatinya untuk Sehun. sehun duduk dibangku taman sambil sesekali melihat kedua bayi kecilnya tersebut.

.

.

.

Jongin tersenyum dan sesekali dirinya mengusakkan pipinya diwajah Taeoh membuat bayi itu menggeliat tak nyaman. Jongin ingin menangis rasanya, dia masih memikirkan apakah bisa dirinya hidup bersama Sehun tanpa cinta ?

Sebenarnya dia masih mencintai Sehun, tapi mencoba untuk melupakan Sehun dan fokus hanya untuk ketiga anaknya tapi tetap tak bisa. Airmata itu jatuh juga dipipi mulusnya tersebut. Dia menggelangkan kepalanya, lalu dengan hati-hati dia menghapus airmatanya tersebut.

Jongin kembali berjalan sambil tersenyum kepada para pengunjung taman tersebut.

"Jongin" panggil seseorang yang berada dibelakang Jongin, Jongin menengok kebelakang. Drinya tambah tersenyum dengan lebar saat seseorang yang sudah dianggap sebagai kakaknya itu melambaikan tangannya dan berjalan menghampiri Jongin.

"Eoh, Hyung ada apa kesini ?" Tanya Jongin sambil menatap lelaki yang sedikit pendek darinya tersebut.

"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu. jelas saja untuk olahraga lagi pula rumahku ada disini dikomplek sebelah sana" Kata seseorang yang dipanggil Hyung oleh Jongin.

"Benarkah, aku juga tinggal disana Hyung berarti kita tetangga" Kata Jongin lagi dengan senyuman yang membuat sang hyung terpana melihatnya.

"Wah Daebak, kau pindah ? Dimana ibumu ?" Tambahnya lagi sambil mengambil Taeoh dan menggendongnya.

"Ibu ikut dengan kakak tertuaku diBusan, dan aku tinggal disini bersama..."

"Jongin, Sena terbangun dan menangis sepertinya dia butuh susu" Kata Sehun sambil mengambil Sena dari kereta dorong bayi tersebut dan memberikannya pada Jongin.

"Kau harus menjelaskannya Jongin, Sehun"

.

.

"Jadi kalian sudah tinggal berdua ?" Tanya Kyungsoo –seseorang yang dipanggil Hyung oleh Jongin- sambil menepuk-nepuk pantat Taeoh.

"Eum, aku dan Sehun sudah berkomitmen menjaga anak-anak bersama" Jawab Jongin sambil memegangi botol susu yang diminum oleh Sena. Sedangkan Sehun kimi menggendong Hunjong dan berjalan kearah danau.

Kyungsoo mengangguk lalu menatap Jongin yang kini tersenyum kecil saat melihat Sena menengguk susunya dengan cepat.

"Kau tidak ingin menikah dengannya ?" Tanya Kyungsoo sambil memegangi tangan kecil Taeoh yang kini menggenggam jari telunjuknya.

"Tidak" Jawab Jongin sambil membenarkan topi Sena yang hampir terjatuh tersebut.

"Bukalah hatimu sedikit demi sedikit Jongin untuknya, suatu hari nanti bila anak-anak sudah dewasa dan tau ayah dan ibunya tidak pernah terikat dalam pernikahan pasti mereka akan Sedih" Kata Kyungsoo sambil menatap Jongin yang tersenyum.

"Aku tidak tau hyung, aku akan mencobanya. Bila aku bisa pasti aku akan menikah dengannya. Yang penting sekarang anak-anak sudah bersama ayah biologisnya" Jawab Jongin dengan senyum indahnya –padahal didalam hatinya merongrong dan mengatakan kalau dirinya masih mencintai Sehun- yang kini menatap kearah sehun yang tertawa saat melihat Hunjong menggeliat.

Kyungsoo membalasnya dengan senyuman juga, membiarkan Jongin yang sudah dia anggap adiknya itu menjalani hidup barunya bersama ketiga anaknya dan sehun tanpa sebuah ikatan. Kyungsoo mengerti bagaimana perasaan Jongin ketika ditinggalkan Sehun waktu itu, dia cukup mengerti.

Setelah menatap Jongin, dia menengokkan kepalanya kedepan dan melihat Sehun yang susah payah membenarkan gendongannya pada Hunjong agar tak terjatuh.

"Hyung, aku titip sena dan Taeoh. Aku akan kesana membantu Sehun" Kata Jongin, menidurkan Sena dikereta doronganya.

Kyungsoo mengangguk dan menengok kesana, melihat Jongin yang berlari tergopoh-gopoh untuk membantu Sehun membenarkan gendongannya. Saat sampai disana Jongin mengambil alih Hunjong kegendongannya. Samar-samar Kyungsoo mendengar gerutuan Jongin, bagaimana Jongin memarahi Sehun yang tidak becus menggendong bayi dan pembelaan dari Sehun yang dia jawab bahwa dirinya baru pertama kali menggendong bayi dan itu membeuat Kyungsoo tersenyum, lihatlah betapa bahagianya keluarga itu bila mereka bersatu.

.

.

.

Sehun tersenyum saat dirinya berjalan dilorong-lorong agensi tersebut. Saat sudah sampai didepan ruang latiha Sehun membuka pintu tersebut dan tampaklah bebrapa muridnya yang tersenyum dan membungkukkan badannya hormat.

"Maafkan aku, hampir tiga minggu aku tak mengajar kalian dan menunda debut kalian" Kata Sehun sambil menatap murid-muridnya tersebut.

"Tak apa Hyung, eoh iya selamat atas kelahiran ketiga bayimu" Kata Taeyong dengan tersenyum.

Sehun balas tersenyum "Terima kasih" Jawab Sehun lalu membuka jaketnya dan menaruh jaket tersebut diatas sofa yang tersedia didalam ruang latihan tersebut.

"Hyung, kami punya sesuatu untuk ketiga bayimu, maaf bila itu jelek. Itu dari kami semua" Kata Mark sambil menyodorkan bingkisan itu kepada Sehun.

Sehun menaikkan alisnya bingung dan menatap kelima muridnya yang akan debut minggu depan. "Wuah terima kasih, dapat uang darimana kalian ?" Tanya Sehun sambil menatap kelima muridnya tersebut.

"Dari uang saku dan dari uang kerja paruh waktu Yuta" Jawab Taeyong sambil tertawa.

"Ya Tuhan, lebih baik uang itu untuk keperluan kalian terlebih Yuta. Kalian seharusnya tidak memikirkan ini" Kata Sehun sambil menaruh bingkisan itu disofa.

"Hyung jangan dipirkan, itukan hanya hadiah kami memang ingin memberikan itu pada ketiga anak Hyung. Apa boleh kami melihat ketiga anak Hyung ?" Kata Jaehyun dengan antusias.

"eum kalian boleh menjenguknya, dan terima kasih semuanya" Jawab Sehun dan semua muridnya mengangguk dengan semangat "Ayo kita mulai latihan, fokus minggu depan kalian benar-benar debut" tambah Sehun lagi.

"Ok" Jawab mereka semua dengan semangat.

.

.

.

Sudah seharian penuh Jongin bercengkrama dengan ketiga bayinya, dia tersenyum saat semua hidangan makan malam sudah tersaji dan tertata rapi dimeja makan. Jongin bersemangat memasak saat Sehun menelponnya bahwa kelima anak didiknya akan makan malam bersama disini. dibantu oleh bibi Jung, Jongin memasak berbagai hidangan bahkan bibi Jung saja tersenyum saat melihat betapa gigihnya Jongin memasak.

"Eoh iya, setelah Sehun datang bibi akan pulang ?" Tanya Jongin sambil menaruh terakhir piring dimeja makan.

Bibi Jung mengangguk "iya Tuan" Jawab bibi Jung.

"Kenapa tidak makan bersama dengan kami saja" Kata Jongin yang kini sudah duduk disalah bangku yang akan digunakan duduk nanti.

"Saya tidak ingin mengganggu tuan Sehun dan Tuan Jongin, lagipula rumah saya ada disamping rumah ini."

"Aku tau tapi sesekali saja makan bersama kami"

"Ah tidak tuan, nanti saya akan menjaga ketiga tuan muda saja baru pulang"

"Ishh bibi, aku kan mengajak bibi makan bersama bukan menyuruh bibi menjaga sitriplets" Kata Kai dengan mengerucutkan bibirnya dan membuat bibi Jung tersenyum.

Saat akan berbicara lagi, bel dipintu utama berbunyi. Dengan sopan bibi Jung meminta izin untuk membuka pintu dan dibolehkan oleh Jongin. Tak berapa lama masuklah Sehun diikuti oleh kelima anak didiknya. Jongin tersenyum lalu mempersilahkan kelima anak didik Sehun untuk duduk dibangku untuk makan malam bersama.

"Tuan, saya permisi untuk menjaga ketiga tuan muda" Kata Bibi Jung sambil membungkukkan badannya dengan sopan. Jongin terseyum dan mengangguk kearah Bibi Jung. Merasa sudah diberikan izin bibi Jung meninggalkan mereka semua.

"Oh iya, makan yang banyak ya jangan sungkan" Kata Jongin sambil mengambil nasi didalam mangkuk kecil khas korea. Mereka semua mengangguk dan balas tersenyum kepada Jongin.

"Aku dengar kalian akan debut minggu depan" Kata Jongin sambil menyuapkan nasi kedalam mulutnya.

Mereka semua mengangguk "Iya, eum Hyung" Jawab Taeyong dengan senyum indahnya.

"Selamat ya" Kata Jongin lagi sambil membalas senyum Taeyong.

Kembali lagi, mereka makan dengan ditemani dengan keheningan hingga mereka semua selesai makan dengan telaten Jongin membereskan meja makan tersebut sedangkan Sehun dia mempersilahkan kelima anak asuhnya untuk menuju ruang tamu menunggu cemilan yang akan dibawakan Jongin.

"Ini cemilannya, maaf Kami hanya memiliki ini" Kata Jongin sambil menaruh semua cemilan dengan hati-hati dan dibelakangnya Sehun berjalan mengambil minuman untuk mereka semua.

Jongin kembali kedapur untuk mencuci semua peralatan makan ditengah-tengah acara tersebut Sehun mendekati Jongin dan memeluk pinggang Jongin dari belakang sambil menenggelamkan Lehernya diceruk leher Jongin. Reaksi Jongin seperti biasa, membiarkan apapun yang dilakukan Sehun sesuka hatinya. "Maafkan aku, aku mencintaimu" Kata Sehun lalu mengecup pipi Jongin dan meninggalkan Jongin disana yang kini diam membatu.

.

.

.

"Hei anak-anak, dimakan semua Oke." Kata Sehun sambil menaruh gelas dan dua botol minuman bersoda. Semua anak didiknya mengangguk lalu mulai memakan cemilan dan bercanda satu sama lain.

"Hyung, kau memang hebat memilih istri sudah cantik,manis dan penyayang pula. Ah aku harus mencari istri seperti Jongin Hyung suatu hari nanti" Gumam Mark sambil membayangkan bagaimana bentuk wajah Jongin.

Sehun yang mendengar itu langsung tersedak minuman bersodanya, membuat semua orang yang disana kelimpungan dan mengambilkan beberapa tisu untuk Sehun dan membantu memijit tengkuk Sehun.

"Isshh, gara kau Mark. Sehun Hyung jadi tersedak tau, jangan bermimpi kau masih kecil" Kata Yuta mengoceh bak seorang ibu yang memarahi sang anak, Mark hanya diam sambil mengerucutkan bibirnya tak suka.

"Eum apa yang terjadi dengnmu Sehun ?" Tanya Jongin sambil mendekati Sehun yang kini terbatuk dengan hebatnya.

"Ah, Sehun Hyung tersedak minumannya gara-gara Mark" Kata Yuta sambil menunjuk Mark.

"Kok aku, bukan Hyung" Kata Mark membela diri membuat Jongin tersenyum yang masih membantu memijit tengkuk Sehun menggantikan Yuta.

"Sudah jangan saling menyalahkan sebentar lagi sembuh kok" Kata Jongin dengan senyuman menawan itu dan membuat semua yang ada disana meleleh.

"Hyung bolehkah kami melihat ketiga bayi Hyung ?" Tanya Hansol.

Jongin mengangguk "Tapi jangan berisik oke, ini jam tidur malam mereka. Dan disana juga ada Bibi Jung " Kata Jongin memberikan izin pada kelima anak didik Sehun. setelah mendapatkan izin, mereka semua langsung berlari menuju lantai dua rumah tersebut. Melihat pemandangan itu membuat Jongin tertawa dan Sehunpun juga ikut tertawa setelah berhenti dari batuk tersedaknya.

"Sudah baikan ?" Tanya Jongin sambil memandang Sehun. Sehun mengangguk lalu menatap wajah Jongin dengan intens, menyentuh pipi yang mulai berisi lagi milik Jongin. Wajahnya semakin dekat membuat Jongin semakin meremas ujung bajunya dengan erat. Sepersekian detik kemudian Sehun mengecup bibir merah merona milik Jongin hanya menempel tanpa melumat. Hingga kalimat itu yang kembali membuat hati dan pikirannya membeku ditempatnya sekarang.

"Mau kah kau menikah denganku, Jongin"

.

.

.

TBC

Ling's Note:

Maaf baru bisa update, ini sebenarnya telat banget. Moment disini aku bikin lebih dramatis sih, mungkin tinggal 2 atau 3 chap lagi ini ff akan end.

Terakhir banyakin review nya ya