TO BE A GOOD MOM

SUMMARY : kehadiranmu bukanlah sebuah malapetaka bagiku, kehadiranmu yang telah membuatku kuat untuk bertahan didunia ini.

HUNKAI AND OTHER

Typo dimana-mana, saya juga seorang manusia jadi mohon dimaklumi.

.

.

Aku berjalan sambil menggosokkan tanganku yang dingin, ini adalah hari kelima salju mulai turun. Aku mulai mengeratkan coat dan scraf yang aku gunakan dan juga sesekali aku memeluk perutku yang kini mulai membuncit tersebut.

Aku menghembuskan nafasku, kepulan uap keluar dari mulutku. Aku kedinginan sungguh dan sebenarnya aku juga tidak tahan dengan dingin. Seharusnya aku sekarang berada dirumah meminum secangkir chocolate panas dan sebuah selimut yang bisa menghangatkanku.

tapi, itu semua hanya khayalan ku belaka. Aku terus berjalan sambil terus mengeratkan coat dan scraf yang aku gunakan, tanganku berhenti ketika berada diatas perutku. Aku semakin mengeratkan coatku, aku tak mau anakku kedinginan. Anak ? sekarang aku sedang hamil mungkin sudah 5 atau 6 bulan, aku lupa. Kalian tau, aku terlalu sibuk bekerja sampai lupa usia kandunganku, bodoh memang tapi aku harus bagaimana kalau aku tak bekerja siapa yang akan membayar flat ku ? biaya makanku sehari-hari ? kau pikir suamiku akan membayarnya ? eoh tunggu aku tak punya suami, ini sebuah kecelakaan sekitar 6 bulan lalu. Saat malam kelulusan sekolah SHS ku.

Teman sekaligus sahabat kecil yang memang aku menyukainya telah merenggut apa yang selama ini aku jaga. Aku memang laki-laki tulen, tapi Tuhan memberikanku kelebihan dengan memberikan Rahim pada perutku aneh memang. Tapi, sekarang tidak aneh banyak laki-laki sekarang yang memiliki rahim dan hamil. Aku merasa kotor sekarang. Setelah malam itu dia meninggalkanku, dia menghilang entah kemana hingga sperma yang telah dia tinggalkan dirahim membentuk sebuah gumpalan darah yang dinamakan embrio yang nantinya akan menjadi sebuah bayi.

Waktu itu aku ingin bunuh diri tapi sahabatku bernama Kyung Soo –dokter kandungan- yang memeriksaku selalu memberikanku semangat.

"dia tak salah, tapi kau dan ayahnya lah yang bersalah. Kau harus menjaganya ingat itu jongin! Aku tidak ingin mendengar berita kau bunuh diri ingat itu!"

Eoh itulah kalimat-kalimat Kyung Soo hyung yang selalu aku ingat, dia juga special seperti diriku dan minggu depan dia dan kekasihnya Chanyeol yang bekerja sebagai pencipta dan mengaransemen musik disalah satu management musik terkenal seantero Korea Selatan 'SMENT' itu menikah. Eoh bisakah tidak ada tanda seru dikalimat ingat itu, aku benci tanda seru asal kau tau.

Aku terus berjalan melewati blok-blok perumahan yang sudah sepi karena cuaca dingin ini, hingga aku sampai didepan gedung tempat flat kecilku berada. Aku memasuki gedung itu berjalan menuju lift dan menekan tombol no 7. Aku mengeratkan tanganku didalam kantung coatku sambil terus bergumam tak elas kau tau ini sungguh dingin sekali. Hingga lift itu pun bebunyi, pintu lift terbuka aku langsung keluar berjalan melewati lorong hingga aku sampai didepan pintu flat ku aku menekan password flatku dan sialnya password flatku adalah kombinasi tanggal lahirku dan ayah anakku. Apakah dia masih bisa disebut ayah anakku ?

Pintu tebuka, aku masuk melepas sepatu menaruhnya dirak sepatu dan aku menggantinya dengan sendal rumahan. Aku melihat jam disamping foto keluargaku, aku jadi merindukan kedua kakak perempuanku, kakak tertuaku kini sudah menikah dan berada di busan bersama suaminya dan anaknya, kalian tau keponakanku itu sangat cantik mirip dengan noonaku. Kakak keduaku aku tidak tau dia dimana semenjak dia tau aku hamil dia pergi dan hanya meniggalkan sepucuk surat ah lebih tepatnya sticky not dan menempelkannya dipintu kulkas dengan tulisan :

"ibu , jongin aku pergi. Jongin jaga ibu dan bayimu oke"

hanya itu, ah aku merindukannya. Aku jadi ingat ayah dia meninggal ketika aku baru saja lulus dari bangku JHS ku, saat itu ayah terlalu banyak bekerja dikantor sampai lembur dia lupa makan dan akhirnya dia terkena serangan jantung mendadak saat ingin beranjak dari kursi nya. Saat itu ayah dilarikan kerumah sakit tapi nyawanya tak tertolong. Airmataku menetes, aku tersenyum lalu menghapusnya.

Aku berjalan menuju salah satu kamar diflat kecilku, kalian tau disini ada 3 kamar walaupun kecil yang pasti ini masih memadai. Aku menyalakan saklar lampu, mendekati seseorang yang kini sedang tertidur nyeyak diranjang tuanya. Kau ingin tau cerita tentang ibuku, dialah ibuku yang berbaring dengan sebuah selimut tebal dan sebuah scraf tebal yang melilit lehernya. Ibuku sedang sakit, dia terkena kanker Rahim stadium 2. Dia dinyatatakan terkena kanker rahim 6 bulan setelah ayah meninggal, disitu aku menangis sambil terus memeluk ibuku. Ibuku hanya bergumam kalau dia tidak apa-apa. Mulai saat itu kesehatannya mulai menurun, dia selalu menekan perutnya. Kau tau itu sungguh sakit saat aku melihat raut wajah ibu.

Penyakitnya menjadi stadium 2, kakakku yang paling tua ingin membawa ibu kerumahnya agar kakakku saja yang merawat ibu. Tapi naas, aku dinyatakan hamil dan ibu mendengar itu semua bahwa laki-laki yang menghamiliku pergi entah kemana. Dari situ ibu menolak tinggal diBusan bersama kakak tertuaku dia memilih tinggal diflat kecil ini bersamaku dan kakakku yang kedua dia bilang :

"aku ingin menjaga jongin dan bayinya, kau tau aku takut kalau adikmu ini ceroboh dan menggugurkan kandungannya dan sungguh ibu tidak apa-apa"

Aku ingat kalimat itu, hingga kakak keduaku pergi ibu selalu menjagaku, dalam artian dia selalu marah bila aku pulang larut. Seperti sekarang, aku pulang larut jam 11 malam besok ibu pasti akan berbicara panjang lebar. Aku tersenyum lalu menaikkan selimut tebal ibu, berjalan perlahan meuju pintu keluar lalu mematikan saklar lampu dan menutu pintu secara perlahan.

Aku merebahkan badanku secara perlahan setelah melepas coat dan scrafku, menggeser sedikit badanku. Perutku sudah membesar, dan akan sangat susah menggeser badan. Aku mengeratkan selimutku, menaikkannya hingga batas dada. Sebelum tidur aku selalu berdoa sambil mengelus perutku.

"Semoga besok adalah hari keberuntunganku"

Setelah itu aku tertidur, semoga kalimat yang aku ucapkan tadi dikabulkan oleh tuhan.

.

.

.

Pagi menjelang, cahaya matahari masuk melalui celah ventilasi jendela Jongin. Dia terbangun, mengusak matanya mengumpulkan nyawanya. Setelah terkumpul, Jongin beranjak dari kasurnya secara perlahan sambil memegang perutnya yang membesar itu. Dia jalan dengan perlahan menuju kamar mandi satu-satunya di flat kecil ini untuk membasuh wajah dan menyikat giginya.

Setelah selesai dia berjalan menuju dapur, membuka kulkas menyiapkan bahan-bahan yang harus dia masak untuk sarapan pagi ini. ketika Jongin sibuk meracik bumbu, pintu kamar ibunya terbuka menampakkan seorang wanita yang kini telah berumur 45 tahun tersebut. Ibu Jongin berjalan mendekati Jongin lalu membantu Jongin meracik bumbu.

"Eomma, biar aku saja yang masak. Oke" Kata Jongin sambil menghentikan ibunya memotong bawang bombay.

"Kemarin kau pulang larut lagi Jongin ?" Kata ibunya malah memberikan pertanyaan Jongin sambil kembali memotong bawang bombay lagi.

"Ayolah eomma, aku menyuruhmu untuk berhenti memasak bukan malah memberiku pertanyaan." Jawab Jongin sambil mempoutkan bibirnya lucu, ibu Jongin berhenti memotong lalu tersenyum melihat Jongin.

"Ibu bertanya seharusnya kau jawab Jongin, kau ini 3 bulan lagi bayimu akan lahir tapi masih saja pulang larut seharusnya kau harus cuti Jongin" kata Ibunya sambil mengusak rambut Jongin.

"Kemarin restoran sangat ramai eomma jadi sampai larut malam dan mengenai bayiku aku kira masih 4 bulan lagi untuk melahirkannya" Kata Jongin sambil membalik daging dipenggorengan.

"Aishhh kau ini bagaimana bisa lupa dengan usia kandunganmu sendiri, kau ini ceroboh. Kandunganmu sudah 6 bulan Jongin. Ya Tuhan kenapa aku bisa memiliki anak sepikun kau Jongin" Kata ibunya sambil memuku kepala Jongin, sadis memang tapi tenang itu tidak sakit.

"Eomma sakit" Kata Jongin sambil mengelus kepalanya.

"Kau selalu memikirkan pekerjaan, juga harus memikirkan bayimu Jongin" Kata ibunya sambil memasukkan semua bahan yang sudah dipotong untuk dibuat sup.

Jongin mengangguk "Ne eomma, aku sudah bilang pada Yi Xing dan Jong Dae Hyung kalau sebulan sebelum aku melahirkan aku akan Cuti" Kata Jongin sambil mengambil daging yang sudah matang dan menaruhnya dipiring.

Ibunya tersenyum lalu mengusak rambut Jongin lagi "Hari ini kau libur sayang ?" Tanya ibunya pada Jongin.

"Tidak juga eomma tapi, kata Yi Xing Hyung aku disuruh masuk jam 4 sore" Jawab Jongin sambil berjalan menuju meja makan menaruh daging yang suda makan tersebut.

"Bagaimana kalau hari ini kita ke Mall untuk membeli kebutuhan persalinanmu, kemarin eomma mendapatkan uang lebih banyak ketika bibi depan rumah menjualkan rajutan eomma. Dia bilang ada seorang lelaki yang membelinya lebih mahal karena rajutan eomma sangat bagus" Kata ibu Jongin sambil berjalan membawa panci berisi sup, Jongin membantunya.

"wuah jinjja eomma" kata Jongin sambil menarik bangku untuk ibunya.

"Iya, jadi setelah ini kau harus siap-siap. Oke" Jawab ibu Jongin sambil tersenyum.

.

.

.

"Sehun bangun, hei bangun. Ya Tuhan"

Ishhh kenapa suara itu lagi, Ya Tuhan bisakah dia diam sehari saja. Kenapa kekasih kakakku ini sungguh berisik dan suara melengkingnya itu membuat telingaku tuli.

"Aku bisa bangun sendiri Byun Baek" Jawab ku ketus ya Tuhan sungguh dia mengganggu hari mingguku.

"Ya Tuhan Sehun, nafasmu bau alkohol dan badanmu bau parfum wanita Jalang. Yatuhan" Dia berteriak lagi, sungguh aku hanya perlu istirahat, sungguh.

Aku bangkit dari kasurku, mendorong tubuh simungil Byun Baek itu untuk keluar dari kamarku ini.

"Ya...yaa Sehun aishh"

Brakkk...

Pintu tertutup dan akunci, akhirnya suara itu juga hilang. Aku kembali merebahkan tubuhku dikasur empukku kau tau sungguh aku lelah setelah kegiatan panas malam tadi dengan seorang namja cantik si Jong Kook, dia masih muda masih berumur 16 tahun. Katakan saja kalau aku seorang Pedofil, tapi usiaku masih 19 tahun belum genap sungguh.

Aku mencoba menutup mataku untuk tertidur tapi tak bisa. Aku memiringkan badanku, aku melihat sebuah sweater rajut yangdibelikan oleh kakakku yang baru saja pulang dari Seoul. Rajutan sweater itu mengingatkanku pada sahabat kecilku dulu, dia memberikan aku sebuah rajutan scraf rajutan dan kalian tau dia sendiri yang membuatnya waktu itu aku masih kelas 9 JHS. Kami bersahabat dari bayi mungkin hingga kami lulus SHS dan alam terakhir aku bertemu dengannya, aku melehcehkannya. Kalian tau, aku memperkosanya. Waktu itu aku mabuk berat, aku tau usia ku waktu itu belum cukup untuk meminum segelas soju atau sejenisnya, namanya juga anak muda pasti ingin mencoba sesuatu hal yang kalian tau baru diduniaku.

Waktu itu aku dan teman-temanku dan juga dia berpesta dirumahku, kami meminum wine cukup banyak dan waktu itu aku mengambil wine milik kakakku –Huang Zi Tao- . aku mencurinya, itu adalah wine simpanan milik kakakku yang dia koleksi. Untung saja waktu itu dia ikut dengan ayah dan ibu ke China, berkunjung kerumah nenek dan kakek selama 1 minggu.

Aku minum bersama teman-temanku kami minum banyak waktu itu, sekitar 5 atau 9 botol waktu itu. Tenang kakakku masih banyak memiliki persediaan, hahahaha. Sahabatku itu hanya minum 1 gelas karena lambungnya tidak kuat untuk meminum alkohol. Kami semua mabuk terkecuali dia, aku tak ingat apa-apa bahkan saat dia berteriak ketika aku memasukkan penis kedalam lubangya saja aku hiraukan. Sadis memang tapi, bagaimana lagi waktu itu aku mabuk berat.

Paginya aku terbangun tanpa pakaian yang melekat ditubuhku, hanya selimut yang menutup tubuh telanjangku. Aku mengerjapkan mataku dan melihat dia meringkuk dipojok kamarku hanya dengan sebuah kemeja kebesaran entah milik siapa, tapi itu terlihat seperti milikku. Ya aku ingat itu milikku. Dia menangis, aku tak tega melihatnya menangs dengan ini siatif aku mendekati sebelumnya aku langsung menggunakan bokserku. Aku mendekatinya, dia mendongak ketika melihat ku mendekatinya, dia menggeleng lalu semakin memojokkan dirinya disudut kamarku. Aku frustasi lalu memegang pundaknya

"Hei Jongin maafkan aku, sungguh aku tidak sadar melakukan ini sungguh"

Dia masih diam waktu itu, dia kembali menangis.

"Kau tidak akan meninggalkanku kan Sehun"

"Tentu, karena kau adalah sahabatku"

Setelah itu aku memeluknya, setelah hal itu terjadi sehari kemudian ibu menelponku agar aku segera ke China. Aku menurut apa yang dikatakan oleh ibuku, aku pergi ke China meninggalkan sahabat kecilku itu.

7 bulan sudah berlalu, tapi entah kenapa pikiranku selalu tertuju padanya. aku merindukannya sungguh, asal kalian tau sebenarnya aku menyukainya sejak aku baru masuk SHS. Entah kenapa perasaanku begitu besar untuknya, bahkan aku tidak ingin kehilangannya tapi pada kenyataannya malah aku yang meninggalkannya.

Aku kembali menelungkupkan badanku, menenggelamkan wajahku dibantal. Sungguh aku ingin bertemu Jongin, aku merindukannya. Aku menangis, biarkan saja kalian mengolokku. Aku membalik tubuhku menghembuskan nafasku. Setelah kejadian itu aku menjadi laki-laki yang bengal. Tidur dengan wanita manapun yang aku anggap hampir mirip dengan Jongin, bukan hanya wanita tapi lelaki manis yang memiliki tubuh seperti Jongin. Aku gila karena terus memikirkan Jongin. Bahkan saat aku sekarang di China, hidupku semakin tak berarti. Bayangkan saja, kedua orang tuaku meninggal karena kecelakaan pesawat 1 bulan setelah keluargaku pindah keChina, waktu itu ayah dan ibu akan pergi bisnis ke italia tapi, Tuhan tak memberkati dan jadilah kecelakaan itu terjadi. Jadi di China aku tinggal bersama kakak pandaku –Huang Zi Tao- dan kekasih berisiknya itu –Byun Baek Hyun-.

Aku bosan sungguh, saat aku ingin beranjak pintuku diketuk dari luar.

"Sehun buka pintunya"

Akhh aku tau itu suara siapa, pasti suara si panda. Aishhh apa lagi yang sudah dilakukan oleh si berisik Baek Hyun itu. Aku beranjak , berjalan gontai menuju pintu membuka perlahan.

"Waeyo ?" Tanyaku dengan nada malas yang tak aku buat-buat.

"Cepatlah mandi, bereskan baju-bajumu itu. Nanti jam 4 sore kau akan berangkat ke Seoul" Kata kakakku , aku terkejut sungguh.

"Ada apa ? Kenapa mendadak sekali ?" Tanyaku balik dengan suara dingin khasku supaya suara gugupku tidak terlihat oleh si panda mesum ini.

"Kau tau perusahaan Baba diSeoul tidak ada yang mengurusnya setelah kematian paman Shin 1 minggu yang lalu, kalau aku terus yang mengurus aku sudah tidak sanggup" Jawab kakak pandaku, memang benar Huang Corp diSeoul tidak ada yang mengurus hanya paman Shin saja yang baru sja meninggal.

"Tapi Ge, kuliah saja aku baru semester 1 dan baru menjalani semester 2. Kau menyuruhku untuk memegang perusahaan besar milik Baba itu" Jawabku kembali dengan gaya cool.

"Ya Tuhan Sehun, hanya kau adikku satu-satunya. Kau bisa kuliah sambil memegang perusahaan Baba, aku yakin kau bisa"

"Ge, aku tidak sanggup sungguh"

"Aku yakin kau bisa dan kau bisa mencari Jongin lagi. Aku sudah muak melihat kau selalu berganti pasangan"

Aku terdiam lalu, Tao Ge berjalan menuruni tangga. Aku menutup pintu menyandarkan punggungku pada pintu, memejamkan mataku menjernihkan pikiranku. Merasa jernih, aku bangkit lalu berjalan menuju kamar mandi. Semoga aku bertemu lagi denganmu Jongin.

.

.

.

"Eomma sungguh ini sudah terlalu banyak, eomma" Jongin merengek pada ibunya, bagaimana tidak barang-barang yang dibeli ibunya untuk persalinannya sudah banyak. Dari baju bayi, botol susu, sarung tangan bayi, dan lain sebagainya. Ibunya hanya tersenyum lalu mengusak kepala anak kesayangannya tersebut, Jongin masih mempoutkan bibirnya sambil mendorong troli berisi barang-barang bayi.

"ya ampun Jongin, ini juga untuk bayimu dan cucu ibu." Jawab ibunya sambil tersenyum.

"Tapi ibu, ini sudah banyak. Jangan terlalu boros dengan uang, sudah aku mau kekasir" Jawab Jongin lalu berjalan menuju kasir diikuti oleh ibunya.

.

.

.

"Hyung maafkan aku hari ini aku terlambat" Kata Jongin berjalan sambil melepas coat dan scraftnya.

"Tidak apa-apa santai saja Jong, kami juga baru buka asal kau tau" Jawab Jong Dae sambil tersenyum.

"Terima kasih Hyung" Jawab Jongin sambil berjalan kebelakang untuk menaruh coat dan scraftnya. Setelah itu dia berjalan lalu memasuki tempat kasir.

Jongin memang dkhususkan oleh Yi Xing dan Jong Dae untuk bekerja menjadi seorang kasir karena takut Jongin kelelahan. Mereka juga tau seluk beluk keluarga Jongin, dimana dulu Jongin datang kerestorannya ini dengan wajah yang kedinginan serta perut yang mulai membuncit kalau tidak salah Jongin waktu itu hamil 3 bulan. Jongin memelas meminta pekerjaan apa saja yang penting dia bisa bekerja, karena Jongdae terlalu iba kepada Jongindan mengerti keadaan Jongin dan pada waktu itu penjaga kasir yang dipekerjaan Jongdae meninggal 3 hari yang lalu karena masalah perampokan dan jadilah Jongin bekerja sebagai penjaga kasir.

Jong Dae tersenyum melihat Jongin, dia menghampiri Jongin lalu menepuk pundak Jongin.

"Jangan bekerja terlalu keras Jongin, ingat bayimu oke" Kata Jongdae sambil tersenyum.

"Ne hyung" Jawab Jongin balas tersenyum.

"Kau tidak ambil Cuti Jongin ?" Tanya Jongdae sambil membantu Jongin membereskan sedikit meja kasir.

"1 bulan lagi aku akan cuti hyung, aku juga sudah bilang pada Lay hyung kalau kehamilanku sudah memasuki 7 bulan aku akan cuti" Jawabnya lalu mencoba duduk dengan susah sambil memegang perutnya yang sudah membengkak.

Jongdae mengangguk lalu tersenyum "Ya sudahkalau begitu, kalau kau lelah langsung panggil aku. Aku tak mau terjadi apa-apa pada kandunganmu oke" Kata Jongdae sambil meninggalkan Jongin.

Saat Jongin melihat kedepan sudah adasatu pelanggan yang masuk dan hingga beberapa jam kemudian restoran China inipun sudah dipenuhi oleh para pelanggannya.

.

.

.

Sehun tersenyum lalu memeluk Tao, "Terima kasih Ge sudah mengantarku" Katanya dengan wajah berseri-seri.

Tao hanya tersenyum sambil mengangguk "Kalau sudah sampai di Seoul cepat hubungi aku oke" Kata Tao sambil merangkul Baekhyun.

"Ne, oh iya untuk calon kakak iparku pasti aku akan merindukan suara melengkingmu itu" Katanya sambil memeluk Baekhyun.

Baekhyun terkekeh dipelukan Sehun "Semoga, hahaha dan semoga kau segera menemukan Jongin juga oke" Kata Baekhyun sambil menepuk pundak Sehun.

Sehun tersenyum sambil melambaikan tangannya.

Semoga aku bertemu lagi denganmu jongin

.

.

.

TBC

Mohon reviewnya