Re-write dan Re-publish

Khayalan Sesaat

.

.

Sakura. H, Sasuke U

Naruto belong to Masashi Kishimoto

M for Lime and Violence

Romance, Hurt / Comfort

.

.

#WARNING : AU, OC, OOC, Typo's, yang berharap cerita cinta indah dan manis sebaiknya menyingkir dari fict ini. DONT LIKE, DONT READ, DONT FLAME!

Masih ngeyel nge-flame dengan bahasa gak sopan? Semoga kelak kau mendapatkan balasanmu, Nak!

Area bacot author :

Odes is back to re-write and re-publish this story! Kenapa harus Re-write and Re-publish, itu karena odes menyadari betapa acak-acakannya fict ini saat di publish sebelumnya. Itu semua terjadi karena model drabble, saat di publish pertama kali. fict ini tadinya berupa kumpulan mini fict yang odes jadikan satu. Maka disetiap pertengahan cerita selalu ada A/N. Dan itu mengganggu kenyamanan kalian. Karenanya, Hontou ni gomennasai

Sebagian kejadian di fict ini #basedontruestory. Dan odes gak berniat merubahnya. Hanya menambah sedikit bumbu saja. Jadi kalo kalian berharap cerita manis yang sempurna dimana tokoh utamanya happily ever after, PLEASE KLIK BACK. Karena kalian gak akan menemukannya disini. Odes hanya berperan sebagai pencerita, yang meRe-tell pengalaman yang odes dan beberapa teman alami sebagai korban dari tindak kekerasan dalam berhubungan. Butuh keberanian untuk jujur dan terbuka, karena itu odes harap siapapun yang berkenan me-review cerita ini gak akan membawa sentimen pribadi terhadap kami para korban dari kekerasan. Karena kisah nyata cinta kami, bukanlah kisah indah seperti kisah cinderella dan putri lain di lembaran dongeng.

Dan satu lagi, jika kalian belum pernah merasakan sendiri bagaimana rasanya ditampol oleh orang yang kalian sayang, sebelum kalian maki-maki fict ini ada baiknya kalian pikir ulang jika kalian berada di posisi korban.

Kapanpun, Siapapun, Dimanapun, imajinasimu adalah milikmu! Pendapat orang lain adalah milik mereka.

odes

.

..

...

CHAPTER I

Love is Colour Blind~

.

.

.

"Arigatou, Sasori kun..." ujar seorang gadis bersuai merah muda serupa permen kapas itu sambil melambaikan tangannya ke arah pemuda berambut semerah darah yang mulai beranjak pergi dari hadapannya. Senyum lebar jelas terkembang di wajah cantiknya.

"Jyaa nee Sakura-chan... " ujar pemuda bernama Akasuna Sasori itu sambil melangkah pergi.

"Jyaa... " seru Sakura lagi sambil tetap melambaikan tangannya sambil diiringi oleh senyuman. Saat diyakini sang pemuda sudah tak terlihat oleh mata, senyum lebar dan riang menghilang dari wajahnya. Berganti dengan raut gugup dan takut. Dihelanya nafas berkali-kali guna menenangkan perasaannya yang tak menentu saat ini.

Sebuah buku yang baru saja di serahkan oleh pemuda berambut semerah darah yang merupakan teman sekelasnya di kampus itu digenggam erat-erat. Merasa tak memiliki pilihan, gadis itu melangkah masuk ke dalam apartmentnya meski dengan rasa takut luar biasa yang menyelimuti dirinya.

Ditutupnya pintu perlahan. Emerald hijau indahnya berpendar takut-takut. Mengawasi dan menilai keadaan sekelilingnya. Lalu dengan gugup, dia langkahkan kakinya perlahan.

"Sakura ... " suara bariton dalam itu terdengar menyapanya dari balik sofa di ruang tamu. Seorang pemuda dengan helaian raven biru tua yang mencuat ke belakang itu bangkit dari posisi tidurnya. Onyxnya yang bersemburat merah menatap gadis itu tajam.

"Sa... Sa... Sasuke-kun..." cicit Sakura takut-takut. Emeraldnya memandang gusar pemuda yang kini berjalan ke arahnya. Tangannya bergerak kesana-kemari sebagai tanda kegelisahannya.

"Siapa yang barusan datang ... ?" tanya Sasuke pelan. Namun entah kenapa,pertanyaan sederhana itu terasa bagai vonis hukuman mati untuknya.

"Sa... Sasori kun... yang... baru saja datang. Dia... hanya ingin mengembalikan buku ini saja... " jawab Sakura cepat-cepat. Seolah takut kesempatannya untuk memberikan penjelasan pada pemuda tampan kekasihnya itu akan hilang begitu saja dalam sekejap mata.

"Kau yang memintanya datang... ?" tanya Sasuke lagi. Kali ini dengan menjulangkan tubuh perkasanya di hadapan Sakura. Seolah menegaskan kembali kuasanya.

Gadis merah muda itu bingung harus menjawab apa. Nyatanya Sasori lah yang memaksanya untuk mengembalikan buku itu saat ini juga. Dengan berbagai alasan yang pada akhirnya tak mampu gadis itu tolak dan terpaksa memberikan alamat apartmentnya bersama sang kekasih, Uchiha Sasuke.

Meski sang kekasih sendiri telah melarangnya untuk memberitahu alamat tempat tinggal mereka pada orang lain. Termasuk pada teman dan keluarga mereka sendiri.

"Haruno Sakura... !" sebuah nada bentakan pelan telah keluar dari bibir sang Uchiha karena kekasihnya tak kunjung menjawab pertanyaannya. Membuat sang gadis bergidik takut.

Perlahan, Sakura menganggukan kepalanya. Emeraldnya sejak tadi hanya memandang ke bawah tanpa sekalipun berani menatap wajah kekasihnya.

"JAWAB AKU! Kau memberikan alamat kita pada laki-laki lain, hah... ?!" bentak Sasuke sambil mengangkat dagu mungil kekasihnya kasar. Onyxnya menantang emerald sang gadis untuk menjawab pertanyaannya sambil memandang kedua matanya.

"I...I...Iyaaa Sasuke-kun... Gomen... " lirih Sakura lagi dengan suara yang hanya berupa gumaman pelan.

PLAK

Sebuah tamparan keras melayang dan membentur pipi mulus Sakura. Bekas tamparannya hingga membekaskan sebuah memar merah disana. Gadis itu agak terhuyung ke belakang saat menerima pukulan keras dari kekasihnya itu/

"Berapa kali harus ku bilang, Sakura?! Jangan pernah memberikan alamat kita pada orang lain...!" bentak pemuda itu kasar di depan wajahnya. Sepasang onyxnya berkilat marah dengan wajah yang memerah menahan amarah.

"Ma... Maafkan aku... Sasuke-kun..." jawab Sakura takut-takut sambil mengusap pipi yang baru saja dipukul oleh kekasihnya itu.

Namun bukannya iba dengan lirihan sang kekasih, Sasuke jusru dengan cepat menyambar helaian merah muda Sakura hingga kepala gadis itu tertarik ke belakang.

"A...Aaaa... Aaaahhh... Sakit Sasuke-kun... Itaaiiii..." jerit gadis itu tertahan.

Sasuke justru memamerkan seringainya saat melihat gadisnya kesakitan. Berapa kalipun Sakura merintih dan mengiba, Sasuke tetap tak juga melepaskan tarikan tangannya di helaian merah muda milik kekasihnya itu.

Buku pemberian Sasori terlepas dari tangannya. Membuat perhatian Sasuke teralih untuk sesaat. Dilepaskannya rambut kekasihnya kemudian dengan satu tangan diambilnya buku itu. Membolak-balik cover depannya sambil berusaha menilai isinya.

"Buku apa ini ...?" tanya Sasuke lagi sambil menatap nyalang kekasihnya.

"Buku...untuk tugas... "jawab Sakura pelan. Pipinya terasa sakit dan sedikit ngilu akibat tamparan keras Sasuke tadi.

Meski itu bukanlah tamparan pertama yang Sakura dapatkan dari kekasih tampannya. Bukan pertama kali ini Sasuke melakukan tindak kekerasan padanya. Selama setahun menjalin hubungan asmara, ini entah sudah keberapa kalinya Sasuke memukul Sakura. Terlalu banyak, terlalu sering terjadi hingga Sakura tak mampu menghitung berapa pastinya.

Namun selama ini Sakura bertahan dari semua aksi brutal kekasihnya. Itu semua karena Sakura meyakini bahwa dibalik sikap dan tindak kekerasan yang dilakukan pemuda raven itu pasti terselip rasa cinta untuknya. Cinta yang sama yang dimiliki Sakura untuk Sasuke.

Namun seolah belum puas menyiksa kekasihnya, Sasuke justru melempar buku itu ke arah Sakura hingga tepat mengenai wajah kekasihnya. Ditariknya kembali helaian merah muda serupa bunga yang memiliki nama seperti nama kekasihnya itu, kemudian menghempaskannya begitu saja ke lantai.

Sakura hanya mampu mengerang pelan dengan semua yang Sasuke lakukan padanya. Tak ada airmata yang tumpah. Tak ada kesedihan yang menggelayuti seiring dengan seringnya aksi brutal itu dilakukan.

Sakura menerima sikap kasar Sasuke tulus dan apa adanya. Meski dia harus terus menerus menanggung rasa sakit setiap kali sang kekasih hilang kendali.

Tak apa... baginya selama Sasuke berada di sampingnya, menjadi miliknya, rasa sakit ini sanggup dia tanggung.

Jangan pernah meremehkan kekuatan wanita yang sedang jatuh cinta. Karena jika kau meminta dia menundukkan dunia di bawah kakimu, wanita mampu melakukannya...

Itachi menatap tajam ke arah Sakura yang masih tak bergerak di lantai. Duduk dengan pandangan mata tertuju ke bawah. Melihat aksi pasrah gadisnya, Sasuke lalu membungkukkan tubuh hingga sejajar dengan Sakura.

Diraihnya gadis itu dalam pelukan. Kemudia mengusap punggungnya perlahan. Seolah dengan cara itu dia tengah meminta maaf atas apa yang baru saja dia lakukan.

"Maaf Sakura... " hanya itu kalimat yang meluncur dari bibir sang Uchiha namun bagi Sakura, kata itu lebih dari cukup. Kata itu seolah menjadi penghiburan dan penawar segala lukanya.

Dia mencintai pemuda ini

Dia mencintai Uchiha Sasuke

Meski pemuda ini brutal dan kasar.

Karena cinta membutakan segalanya.

Love is colour blind~

.

.

.

TBC~