Title : Stay

Genre : Hurt, Family

Main Cast : Kim Jongin, Oh Sehun, Jeon Jungkook, Kim Taehyung, Byun Baekhyun

Warning : YAOI !

.

Chapter 8

.

.

Ini sudah beberpa bulan semenjak Taehyung masuk rumah sakit dan Jungkook juga masuk karena hal yang berbeda. Semua nya berjalan seperti sebagaimana mestinya. Sehun yang semakin terlihat mesra bersama Jongin, Jungkook yang sekarang lebih memperhatikan Taehyung. Jungkook hanya tak ingin kejadian waktu itu terulang lagi. Cukup satu kali ia lengah dan gagal menjaga Taehyung. Walaupun banyak hal yang membuat mereka berempat semakin waspada. Hanya satu orang yang selalu mencari kesempatan di dalam kesempitan.

Sandeul.

Anak itu seakan tidak penah lelah menjadi pengganggu. Entah di hubungan Sehun ataupun Jungkook. Ia menganggap ini terlalu mengasyikan. Mengganggu Sehun sudah menjadi rutinitasnya. Tentu saja 'mengganggu' yang dimaksud disini tidak jauh dari kata mencelakai.

Sandeul tidak segan-segan untuk mencelakai Jongin ataupun Taehyung karena baginya Jongin adalah penghalang dan Jungkook hanya miliknya. Ingat! Miliknya. Ia tidak ingin Jungkook dekat dengan siapapun termasuk Jongin. Terlebih tatapan Jungkook pada Jongin lebih dari seorang dongsaeng ke hyungnya.

Gila?

Ya! sandeul memang gila. Saking gilanya Sehun sampai bingung untuk berbuat apa. Sungguh! Sandeul sudah hampir mencelakai kekasihnya, Jongin. Haruskah ia berpura-pura tidak tahu? Bahkan ancaman Sandeul masih berputar dalam kepalana.

Mengadukan ke Jungkook dan Taehyung atau keselamatan Jongin kekasihnya?

Jika dulu Sehun masih mencintai Taehyung tentu saja Sehun akan membela Taehyung mati-matian dan tidak ada yang boleh menyentuhnya bahkan sehelai rambut saja. Tapi itu dulu.. sekarang hatinya sudah beralih pada seseorang yang membuatnya tergila-gila. Kim Jongin.

.

.

"Sehun hyung aku merasa akhir-akhir ini ada yang tidak beres di sekeliling kita." Ujar Jongin dengan resah.

"Benarkah? Aku tidak merasa demikian." Tanggap Sehun dengan memakan steak di depannya. Jongin melirik kesal pada Sehun kemudian mendengus keras.

"Kau menyebalkan hyung! Aku sedang bebicara serius padamu. Kau hanya menanggapinya seperti itu? Ck," Jongin berdecak sebal pada Sehun lalu memakan ayam di depannya dengan semangat.

Jongin menggerutu dalam hati tapi mimik wajah yang lucu. Sehun hanya tersenyum. Ia yakin sebenarnya baik Jongin, Jungkook ataupun Taehyung merasakan hal yang sama. Hal aneh yang terjadi akhir-akhir ini.

"Hyung aku serius, di sekeliling kita ada yang tidak beres. Kau tidak percaya padaku?" Jongin menatap Sehun intens.

"Ya kau benar Jongin." Jawab Sehun sekenanya.

"Dimulai dari Taehyung keracunan, aku hampir kejatuhan pot bunga, hampir tertabrak mobil dan Taehyung yang terkurung di ruangan bekas yang tidak terpakai. Sebenarnya ada apa hyung? Kau mengetahui sesuatu?" Jongin mengutarakan isi hatinya. Sungguh akhir-akhir ini banyak yang berputar di kepalanya. Entah itu tentang dirinya ataupun tentang Taehyung yang kadang hampir 'mati'. Ini bukan sekali dua kali tapi terus menerus berturut yang terjadi pada Taehyung dan Jongin.

Sehun menatap mata jernih Jongin. Apa ia harus memberi tahu Jongin tentang masalah ini? Apa ia sanggup melihat Jongin yang terluka nantinya?

Terluka?

Persetan dengan itu. Aku pasti bisa melindungi Jongin. Ucapnya dalam hati.

"Jongin." Panggilan Sehun kali ini membuat Jongin penasaran. Nadanya tidak seperti biasa, kali ini lebih rendah, datar tapi mengisyaratkan ketakutan dan kebimbangan di dalamnya.

"Ya hyung?"

"Aku ingin memberitahumu sesuatu. Ayo kita pergi dari sini." Ujar Sehun dengan menarik tangan Jongin keluar dari restoran.

Jongin hanya menurut. Sehun membawa Jongin menuju rumahnya dan langsung menarik Jongin menuju kamar. Berutung eomma Sehun sedang tidak ada dirumah. Jika ada pasti mereka sudah di cegat terlebih dahulu sebelum masuk kedalam kamar.

"Ceritakan padaku hyung." Ujar Jongin sesampainya mereka di kamar.

Sehun menghela nafasnya kemudian mengeluarkannya dengan kasar, "Sandeul. Kau tahu anak itu kan Jongin?" Tanya Sehun dengan menatap Jongin intens.

Mata Jongin menyipit, berusaha mengingat seseorang bernama Sandeul, "Bukan kah itu teman Taehyung? Anak pindahan itu kan?" ujar Jongin dengan yakin.

"Ya, Sandeul. Anak itu sangat berbahaya Jongin. Ia yang mencelakai dirimu dan Taehyung akhir-akhir ini." Ujar Sehun.

Jongin membulatkan matanya. Sandeul? Bukankah anak itu terlihat manis di depannya dan juga semua orang? Kenapa? Apa alasannya?

"Aku kenal dengan Sandeul dari dulu. Sebelum aku pindah ke Korea. Dia anak yang tidak suka dibantah dan keinginannya harus tercapai. Selama keinginannya belum tercapai ia akan selalu berbuat sesuatu yang tidak terduga Jonginnie." Jelas Sehun.

"Keinginan? Apa keinginannya sampai ia mencelakaiku dan Taehyung?"

"Jungkook. Sandeul menginginkan adikmu Jongin." Mata Jongin membulat.

Apa?

Sandeul ingin Jungkook? Tidak bisa! Jungkook adalah adiknya dan sampai kapanpun Jongin tidak akan menyerahkan adiknya pada seseorang jahat seperti Sandeul.

"Dia gila hyung!" pekik Jongin.

"Tenang Jongin. Kita harus mencari cara agar dia berhenti. Ini tidak bisa terjadi secara terus menerus. Aku tidak ingin kehilanganmu ataupun Taehyung celaka. Sejujurnya Sandeul mengatakan ingin membunuh Taehyung." Ujar Sehun dengan menatap Jongin.

"Apa kita harus memberi tahu Taehyung dan Jungkook?" Tanya Jongin.

"Jangan! Aku tidak ingin kehilanganmu Jonginnie." Sehun memeluk Jongin dari samping. Jongin tersenyum. Tapi ia tidak boleh egois saat ini.

"Kita harus memberi tahu mereka hyung. Untuk berjaga-jaga. Aku tidak ingin Taehyung terjerumus dari dan jatuh kedalam lubang monster seperti Sandeul. Ia terlalu berharga hyung." Ujar Jongin dengan bijak. Sehun tersenyum. Ia tahu jika ia menceritakan ini pada Jongin akan terjadi hal seperti ini. Tapi ia bangga pada kekasihnya. Jongin selalu memikirkan orang lain diatas kepentingannya. Ia sungguh beruntung memiliki Kim Jongin sebagai kekasihnya.

"Baiklah kita akan memberitahu mereka. Tapi kau harus janji sayang, jangan jauh-jauh dariku. Kau harus selalu ada disampingku, jangan menghilang, jangan mengabaikan semua peringatanku dan sebisa mungkin menjauh dari Sandeul. Kapanpun kau melihat dia kau harus pergi okey?" ujar Sehun panjang, ia hanya takut satu hal.

Sehun takut lengah menjaga kekasih manisnya ini. Sehun takut Jongin hilang dari pandangannya dan ia takut Jongin meninggalkannya. Sehun hanya ingin semua kembali berjalan dengan normal. Sungguh Sandeul sangat mengganggu dirinya.

"Baiklah Oh Sehun yang tampan. Aku tidak akan jauh-jauh darimu, aku selalu ada disampingmu, aku tidak akan menghilang, aku tidak akan pernah mengabaikanmu dan aku akan menjauhi Sandeul sebisaku. Terimakasih." Jongin mengecup pipi Sehun singkat kemudian tersenyum manis membuat Sehun ikut tersenyum disela kekhawatirannya pada pemuda manis di depannya.

Ia terlalu bangga dengan kekasihnya. Ia selalu berjanji akan melindungi Jongin nya sampai kapanpun. Tak peduli bahwa jika dirinya yang akan terluka ataupun yang lain. Yang Sehun inginkan hanyalah Jongin tetap berada di sisinya dan bersamanya.

.

.

Jungkook mendudukan dirinya disamping Jongin yang sedang sibuk dengan laptop di depannya. Jungkook memandang Jongin dari samping dan tanpa sadar Jungkook tersenyum. Jongin memang indah dipandang dari sisi manapun dan Jungkook sangat menyukai memandang Jongin seperti ini.

Kadang Jungkook sendiri bingung, kenapa bisa selama bertahun-tahun ia membenci Jongin. Kebencian dalam dirinya bahkan sudah mendarah daging tanpa alasan yang jelas. Hanya terpengaruh. Tapi sekarang berbanding terbalik. Ia sangat mengagumi Jongin entah itu parasnya, sifatnya dan kelakuannya. Semua yang dilakukan Jongin membuatnya jatuh hati. Jungkook tahu jika ia salah, sangat tahu melebihi siapapun. Tapi perasaannya tidak bisa dielak lagi.

Jongin mengalihkan pandangannya kearah Jungkook. Ia tersenyum manis menatap adiknya. Di elusnya surai Jungkook dengan lembut. Ia sangat menyayangi Jungkook. Sebagai adik tentunya.

"Jungkook-ie kenapa menatap hyung seperti itu hem?" ujar Jongin masih dengan mengelus surai Jungkook.

Jungkook tersadar, matanya menatap Jongin dengan pandangan sulit diartikan. Bahkan terkadang Jongin bingung dengan tatapan adiknya itu. Tatapan Jungkook hampir sama dengan tatapan Sehun padanya. Entahlah, Jongin tidak ingin mengetahui arti tatapan adiknya itu.

"Tidak apa-apa hyung. Hanya saja kau sangat manis." Ujar Jungkook dengan tersenyum.

Jongin ikut tersenyum dan menatap adiknya lebih intens. Jungkook memang tampan, sangat malah. Semua orang yang melihat Jungkook akan jatuh hati padanya. Beruntung Taehyung mendapatkan Jungkook dan lebih beruntung lagi Jungkook yang mendapatkan Taehyung. Namja yang baik dan tulus pada siapapun.

"Jungkook-ie, bisakah hyung meminta sesuatu padamu?" tangan Jongin berpindah memegang tangan Jungkook erat. Ia hanya tidak ingin Jungkook menyesal menysia-siakan namja sebaik Taehyung nantinya.

"Apa itu hyung? Aku akan melakukan apa yang kau inginkan."

"Jaga Taehyung."

"Taehyung?" alis Jungkook bertaut bingung. "Aku memang selalu menjaganya hyung, kenapa?" Tanya Jungkook kemudian.

"Kau tidak curiga dengan hal yang menimpa Taehyung akhir-akhir ini? Jaga Taehyung lebih dari siapapun Jungkookie. Hyung sangat mencemaskannya asal kau tahu." Jongin hanya menceritakan apa yang terjadi pada Taehyung. Ia tidak ingin membuat Jungkook bingung harus menjaganya atau Taehyung. Biar dia yang menjaga Sehun.

"Kenapa kau berkata seperti itu hyung? Apa terjadi sesuatu yang tidak ku ketahui?" sekarang Jungkook benar-benar ingin tahu. Apa yang sebenarnya terjadi?

"Hyung tidak bisa menjelaskannya. Jika kau ingin tahu, tanyakan pada Sehun hyung. Dia yang mengetahui segalanya."

"Sehun?" Jongin mengangguk sebagai jawaban pertanyaan Jungkook. Ia sendiri bingung jika harus menjelaskan dari mana. Yang ia tahu hanyalah Sandeul berniat jahat padanya dan Taehyung. Terlebih pada Taehyung. Bahkan Sandeul dengan terang-terangan ingin membunuh Taehyung.

"Kenapa harus manusia datar itu si hyung?" Jungkook merengut tidak suka, Jongin terkekeh menatap lucu kearah adiknya.

"Kau dan Sehun itu sama Jungkook, kalian tidak ada bedanya asal kau tahu." Ujar Jongin dengan tertawa membuat Jungkook tersenyum diam-diam menatap hyung manisnya.

"Aku berbeda dengan Sehun. Jelas lebih tampan aku hyung. Sehun tidak ada apa-apanya dariku." Ujar Jungkook dengan narsis.

"Tentu saja tampan appa dari pada kalian." Ujar sang appa yang entah dari mana sudah ada dibelakang mereka.

"Narsis sekali. Tidak ingat umur." Cibir Jungkook.

"Kim Jungkook aku mendengarmu." Sang appa menyentil dahi anak bungsunya sedangkan Jongin tertawa melihat keduanya. Ia memang sangat menyukai situasi seperti ini. Ayahnya yang pengertian kembali lagi seperti dulu. Jongin menyukainya sangat dan ia berharap semuanya akan kembali seperti semula termasuk ibunya.

"Bagaimana jika kita makan di luar? Sudah lama sekali bukan kita tidak makan bersama?" ajak appa dengan menaik turunkan alisnya. Jongin mengangguk antusias sedangkan Jungkook menatap datar kearah appanya. Tapi ia sangat menyukai ide appanya untuk kali ini.

"Baiklah. Kalian tunggu sebentar, appa ingin mengganti pakaian terlebih dahulu." Sang appa berlalu masuk kedalam kamarnya. Jongin bersiap dan membenahi laptopnya. Berjalan ke kamar dan bersiap-siap seperti appanya. Sedangkan Jungkook berjalan menuju garasi. Memanaskan mobilnya terlebih dahulu. Hari ini ia yang akan menyetir. Jungkook tahu appa mereka lelah dan ia tidak ingin appa sakit.

"Apa sudah siap semuanya?" ujar appa dengan menatap kedua anaknya.

"Kajja kita pergi!" seru Jongin dengan duduk disamping Jungkook. Sedangkan appa mereka duduk dibelakang.

"Hari ini appa seperti mempunyai supir pribadi." Ujar appa dengan terkekeh membuat Jongin tersenyum.

"Tidak ada supir setampan diriku appa." Jungkook membela dirinya dengan narsis.

"Tentu saja. Kau kan bukan supir." Ucapan sang appa membuat Jongin tertawa keras pada akhirnya.

Keluarga seperti inilah yang Jongin inginkan. Keluarga yang penuh dengan canda tawa dan keluarga yang membuat dirinya merasa nyaman di dekat mereka. Sungguh Jongin sangat bahagia sekarang ini. Keingian yang dulu hanya bunga tidur menjadi kenyataan. Walau tidak selengkap bunga tidurnya tapi Jongin sudah cukup atas semua ini.

.

.

Jungkook berjalan dengan malas di lorong koridor. Ia merengut tidak malas. Niatnya hari ini berangkat dengan Jongin tidak tersampai. Yeah, Jongin berangkat dengan Sehun tentunya dan itu sukses membuat mood Jungkook menurun untuk hari ini.

BRAKK

Karena tidak focus dan terlalu malas Jungkook sampai tidak melihat kanan kirinya dan sukses menabrak seseorang di koridor. Bahkan orang itu sampai terjatuh kedepan karena Jungkook menabraknya cukup kuat.

"AHH" Teriaknya kaget.

"Kau tidak apa-apa? Maafkan aku." Ujar Jungkook dengan membantu anak itu berdiri.

"Aku tidak apa-apa. Terimakasih. Jungkook-sshi." Ujar anak tersebut.

"Kau mengenalku?"

"Tentu saja aku mengenalmu, kau tidak ingat siapa aku?" ujar anak tersebut yang dibuahi kerutan di dahi Jungkook.

FLASHBACK

Jungkook berjalan dengan santai diarea taman hotel yang sedang disewanya. Ia sedang berlibur sendiri di China. Sebenarnya Jungkook ingin sekali mengajak Taehyung untuk berlibur bersamanya tapi apa daya Taehyung menjabat sebagai kekasih sunbae mereka di sekolah. Oh Sehun. Sunbae yang sungguh membuat Jungkook muak. Segala tingkahnya sungguh diluar batas. Ia bahkan pernah melihat Sehun mencium dengan paksa Taehyung di belakang sekolah. Ia pernah melihat Taehyung terkena tamparan Sehun dan ia sangat sering melihat Taehyung menangis karena Sehun.

Jika saja Jungkook lebih memberanikan diri waktu itu. Pasti Taehyung ada disampingnya saat ini menemaninya dan juga membuatnya nyaman. Ia bertekad akan melindungi Taehyung dari orang-orang macam Sehun walaupun harus merebut Taehyung dari tangan Sehun.

Setelah duduk ditaman Jungkook langsung mengeluarkan ponselnya dan mencari game kesukaannya. Jungkook bingung harus melakukan apa di jam-jam ini. Seperti yang kalian tahu, Jungkook sendiri disini.

"Akh sial! Kenapa sakit sekali sih!" Jungkook mengalihkan pandangannya dari ponsel pintar tersebut. Dilihatnya seorang namja yang terduduk dengan memegang lututnya yang berdarah dengan sebuah sepeda disamping kirinya.

"Kau tidak apa-apa?" Jungkook mendekat pada namja itu dan berjongkok di depannya.

"Ini sakit sekali." ujar namja itu.

"Kau orang Korea kan?" Tanya Jungkook yang diangguki oleh namja itu. "Ayo aku antar kerumah." Ujar Jungkook dengan memapah namja itu pergi dari taman.

"Sepedamu bagaimana?"

"Biarkan saja, aku masih mempunyai banyak di rumah."

"Baiklah. Ayo."

Keduanya berjalan beriringan dengan Jungkook yang memegang pinggang namja tersebut. Menuntunnya agar tidak terjatuh lagi. Namja itu diam-diam mengamati Jungkook. Tersenyum dan akhirnya menyukai lelaki tampan itu.

FLASHBACK OFF

.

.

"Ah! Kau namja yang jatuh dulu kan di taman?" Tanya Jungkook setelah berhasil mengingat namja di depannya.

"Iya. Jahat sekali kau baru mengingatku Jungkook." Ujarnya dengan cemberut. Jungkook mengacak rambut namja itu dan tersenyum lebar.

"Mianhae, kejadian itu sudah lama sekali bukan? Ah, kita belum berkenalan bukan? Walau kau sudah tahu namaku tapi aku belum tahu namamu."

"Panggil aku Sandeul saja Jungkookie." Ujar namja itu yang ternyata Sandeul.

"Baiklah. Sebagai permintaan maafku bagaimana jika sepulang sekolah nanti kita pergi makan, aku akan mentraktirmu Sandeul." Ujar Jungkook yang dibalas anggukan antusias oleh Sandeul tentunya.

"Aku ke kelas terlebih dahulu. Kita bertemu di depan gerbang okey?"

"Baiklah."

Jungkook berjalan dengan santai masuk ke dalam kelasnya sedangkan Sandeul terus menatap Jungkook dari belakang dengan tersenyum. "Aku akan mendapatkanmu." Ujarnya dengan menyeringai.

.

.

"Siang Jonginnie.." tiba-tiba Sehun sudah muncul di depannya. Sudah menjadi kebiasaan Sehun masuk kedalam kelas Jongin karena yeah kalian tahu sendiri jika Sehun sangat seenaknya. Walaupun untuk saat ini masih bisa di bilang tidak keterlaluan.

"Hyung kenapa suka sekali membuatku kaget? Huh, untung aku tidak mempunyai penyakit jantung hanya as-" Jongin berhenti bicara dan menutup mulutnya.

"Hanya apa sayang?" ujar Sehun dengan memandang Jongin tajam.

"Emm, hanya.. hanya.. asma. Hehe, jangan khawatir hyung. Aku selalu membawa obatku kok." Ujar Jongin dengan mengambil obatnya dari dalam tas dan mengibaskannya di depan Sehun.

"Jongin. Kau harus membertahuku apapun yang ada didalam dirimu okey? Jangan sembunyikan apapun dariku." Ujar Sehun dengan mengelus surai Jongin.

"Baiklah hyung, aku minta maaf." Sehun hanya mengangguk dan menarik tangan Jongin keluar dari kelas Jongin.

Bukan rahasia lagi jika Oh Sehun sudah berubah. Mereka sempat bertanya-tanya kenapa si brandal macam Sehun bisa berubah se-drastis itu. Dan mereka menemukan jawaban mereka dengan mudah. Yaitu karena ada Kim Jongin yang berada disampingnya Sehun bisa berubah.

"Asma yaa.."

Seseorang yang berada di dekat mereka berbisik pelan kemudian berjalan kembali setelah mendengar percakapan Sehun dan Jongin.

.

.

Baekhyun dan Taehyung duduk dengan nikmat menikmati makanan yang mereka pesan. Taehyung mengamati pintu masuk kantin berharap Jungkook akan datang tapi nyatanya Jungkook tidak terlihat juga. Yang dipandangannya sekarang malah muncul Jongin dan Sehun yang saling mengapit lengan mesra. Taehyung tersenyum. Ia menyukai perubahan Sehun selama ini. Cukup iya yang merasakan sakitnya jangan sampai orang lain merasakan sakit yang sama sepertinya saat masih menjabat sebagai kekasih Sehun. Jongin tersenyum pada Taehyung dan Baekhyun. Menarik tangan Sehun dan duduk di hadapan mereka.

"Annyeong hyung, Taehyung-ie.." sapa Jongin dengan senyuman menawan.

"Annyeong.." jawab mereka bersamaan.

"Hyung pesankan aku sesuatu." Rengek Jongin yang langsung dituruti Sehun.

"Dia sangat menurut padamu Jong." Ujar Baekhyun dengan menatap kepergian Sehun.

Jongin terkekeh dan tersenyum, "Tidak hyung. Ia hanya mencoba yang terbaik." Ujarnya kemudian.

Taehyung hanya terdiam mendengar celotehan Baekhyun dan Jongin. Matanya menatap makanan yang ada di depannya tanpa minat. Ia sedang dalam mood yang tidak baik kali ini.

"Taehyung kau melamun?" ujar Jongin dengan menatap Taehyung.

Taehyung belum juga tersadar dari lamunannya. Jongin dan Baekhyun saling berpandangan melihat Taehyung. "Taehyungie.." kali ini giliran Baekhyun yang memanggilnya dengan sedikit keras.

"Ah, Yya hyung?" Taehyung menatap kedua hyungnya bingung.

"Apa yang sedang kau pikirkan Taehyung?" Jongin memegang tangan Taehyung sedangkan Taehyung menatap ragu kedua hyungnya.

"Entahlah. Akhir-akhir ini perasaanku tidak enak hyung."

"Nanti kita berkumpul dirumahku. Tidak ada penolakan." Ucap Sehun yang entah kapan berada diantara mereka.

"Mengapa dirumahmu?" Tanya Baekhyun tidak suka.

"Ini demi kita semua hyung." Ujar Jongin dan Baekhyun akhirnya setuju.

.

.

Pembelajaran dilakukan seperti biasa. Terlalu membosankan dan membuat siswa mengantuk. Banyak dari mereka yang telah tertidur dengan nyenyak. Mereka terlalu lelah untuk mendengarkan sang guru menjelaskan materi-materi yang tiada selesainya. Sehun sudah menguap beberapa kali. Dan sungguh tidak suka belajar matematika. Tapi ia bersyukur karena sedikit demi sedikit matematika berhasil dikuasai oleh otaknya.

"Saya akan membagikan hasil ulangan minggu lalu. Baekhyun tolong bagikan ini." Ujar Kyuhyun saem pada Baekhyun yang duduk di depannya.

Baekhyun mengamati satu persatu kertas yang dibagikan pada teman-temannya. Rata-rata mendapatkan nilai bagus memang. Tapi ia tersenyum puas saat melihat nilainya. Sempurna. Ia memang sangat menyukai pelajaran matematika. Tibalah nama yang ditunggunya. Oh Sehun pasti mendapat nilai jelek lagi –ujar Baekhyun dalam hati- tapi senyumannya pudar begitu melihat angka yang sama seperti dilembar kerjanya. 100.

Sehun mendapatkan nilai sempurna?

"Oh Sehun kau pasti bekerja keras untuk ulangan minggu lalu. Kau mendapatkan nilai sempurna sama seperti Baekhyun." Ujar Kyuhyun.

"Hmmh.." jawabnya tanpa minat.

Ingatkan teman sekelas mereka untuk tidak menggantung Sehun di pohon nanti. Demi apapun! Ulangan guru matematika kali mereka ini benar benar sulit dan Sehun hanya menjawab dengan gumaman. Astaga!

Kyuhyun memutar bola matanya malas. Sehun memang menyebalkan dan ia tahu. Bahkan semua guru disini mengetahui sifat menyebalkan Sehun ini. Sedikit perubahan Sehun kali ini juga mereka sangat tahu jika ini disebabkan oleh Kim Jongin. Asset sekolah mereka.

"Kalian boleh pulang." Ujar Kyuhyun setelah mendengar bel pulang berbunyi.

Sehun keluar dengan semangat. Langsung ia menuju kelas Jongin dengan wajah sumringah. Tidak peduli jika Kyuhyun masih berada di dalam kelas mereka. 'Bocah itu benar-benar..' gerutuan Kyuhyun tidak akan mempan bagi seorang Oh Sehun.

Baekhyun melakukan hal yang sama seperti Sehun hanya bedanya Baekhyun menunggu Kyuhyun keluar terlebih dahulu baru ia berlari menuju kelas Taehyung yang berada dilantai satu.

.

.

Jungkook berlari ke depan gerbang sekolah. Ia melihat dari jauh Sandeul telah menunggunya. Dengan berlari kecil Jungkook berhasil sampai ditempat Sandeul berdiri. Sandeul tersenyum amat manis dan Jungkook membalasnya dengan senyum menawan. Dengan sopan Jungkook menuntun Sandeul menuju mobilnya yang terparkir rapih tak jauh dari mereka berdiri.

"Deul-ah. Kau ingin kemana?" Tanya Jungkook dengan melirik kesampingnya dimana Sandeul duduk manis.

"Aku tidak mengetahui tempat-tempat disini tapi aku lapar Jungkookie. Lebih baik kita makan terlebih dahulu bagaimana?"Jungkook mengangguk setuju dengan ucapan Sandeul. Dengan kecepatan stabil mereka mendekat menuju Caffe langganannya dengan Taehyung.

Tidak menunggu waktu lama. Jungkook dan Sandeul tiba di Caffe yang memang selalu ramai itu. Tempatnya luas dan elegan. Menu yang disajikanpun sangat menarik, beda dengan caffe lain. Itulah mengapa Jungkook dan Taehyung menjadikan caffe ini sebagai favoritnya.

"Bagaimana kau ada disini Sandeul?" Tanya Jungkook setelah pelayan pergi, mereka baru saja memesan beberapa menu yang mereka inginkan.

"Aku mengikuti ayahku. Ayahku ditugaskan disini." Jawab Sandeul yang jelas-jelas bohong. 'Aku ingin memilikimu Jungkookie' ujarnya dengan menyeringai dalam hati.

Jungkook hanya menganggukan kepalaya mengerti. Tidak lama kemudian pelayan datang membawa pesanan mereka. Jungkook dan Sandeul makan dengan tenanng. Sesekali Sandeul tesenyum menatap Jungkook. Entahlah mungkin perasaannya sedang senang mungkin.

"Jungkook, aku ingin jalan-jalan. Bisakah kau menemaniku jalan-jalan. Sejak pindah ke Korea lagi aku tidak begitu hafal jalan dan ayah ibuku terlalu sibuk walau hanya mengantarku berkeliling." Ujar Sandeul dengan raut wajah sepolos mungkin.

Jungkook terlihat berfikir. "Baiklah." Ujarnya kemudian disertai senyuman tipis yang mampu membuat siapapun jatuh hati padanya.

.

.

Sehun, Jongin, Baekhyun dan Taehyung berada dirumah Sehun. Rumah ini sangat sepi karena Sehun meminta semua orang mengosongkan rumahnya sebelum ia pulang. Mungkin sikap Sehun terlihat berlebihan tapi percayalah Sehun melakukan ini untuk keamanan mereka semua. Sehun yakin salah satu pekerja dirumahnya bekerja pada Sandeul –pesuruh-. Ia sudah sangat hafal dengan taktik busuk teman lamanya itu.

"Jadi apa yang ingin kau bicarakan Oh Sehun?" Tanya Baekhyun tidak sabar.

Pasalnya sudah 10 menit. Mereka berempat larut dalam keheningan dan Byun Baekhyun sangat tidak menyukai suasana seperti ini. Terlalu mencengkam dan membuat risih dirinya. Seolah-olah dirinya adalah seorang terdakwa yang menunggu palu diketuk oleh Hakim tertinggi.

"Kemana Jungkook?" bukannya menjawab Sehun malah bertanya. Baekhyun menggeram kesal.

"Aku tidak tahu. Kau fikir aku pengasuhnya."jawab Baekhyun dengan kesal.

Sehun dan Jongin saling berpandangan. Jongin menganggukan kepalanya. Seolah-olah memberi restu pada Sehun untuk menceritakan perihal semuanya yang mereka tahu. Baekhyun dan Taehyung meniba-jadi was-was sendiri. Perasaan mereka menjadi tidak karuan.

"Ku harap kalian percaya dengan yang ku katakana kali ini. Aku tahu aku brengsek bahkan aku sudah berulang kali melukaimu Taehyung. Tapi percayalah padaku kali ini." Ujar Sehun yang diangguki Taehyung.

Sehun menghela nafasnya. "Sandeul. Dia dalang dibalik semua ini." Ujar Sehun yang dibuahi kerutan di dahi Taehyung dan Baekhyun.

Dalang? Dalang apa maksud Sehun ini?

"Apa maksudmu hyung?" Tanya Taehyung bingung.

"Semua kejadian yang menimpamu dan Jongin. Semua adalah perbuatan Sandeul." Jelas Sehun lagi.

"Sandeul? Tidak mungkin hyung! Dia orang yang baik asal kau tahu." Ujar Taehyung.

"Percayalah pada Sehun hyung Tae." Ujar Jongin yang membuat Taehyung mengerut.

"Sebenarnya apa yang terjadi?"

"Aku mengenal Sandeul sebelum kau mengenalnya Tae. Sandeul adalah orang yang semua keinginannya harus di turuti. Ia mempunyai prinsip jika ia tidak bisa memiliki apa yang ia inginkan dipastikan semua orang juga tidak bisa memiliki apa yang ia inginkan juga. Yeah, sama denganku dulu kau tahu sendiri. Tapi Sandeul benar-benar akan melakukan apa yang ia katakan. Walaupun dengan membunuh sekalipun." Jelas Sehun.

"Apa yang ia inginkan sehingga ia ingin membunuhku dan Jongin hyung?" Tanya Taehyung dengan tidak percaya.

"Kim Jungkook. Ia menginginkan kekasihmu." Jawaban Sehun bagaikan hantaman yang keras bagi Taehyung. Ia bisa dan tidak akan bisa menyerahkan Jungkook pada orang lain. Jungkook sudah menjadi nafasnya dan ia tidak ingin kehilangan nafasnya itu.

"Bagaimana bisa semua serumit ini?" Baekhyun memijat pelipisnya pusing. Dua orang yang sangat ia sayangi dalam bahaya sekarang. Ia tidak bisa berdiam diri saja menyaksikan keduanya tersakiti oleh orang jahat seperti Sandeul.

Iblis berwajah malaikat. Mungkin julukannya itu memang pantas untuk Sandeul mengingat Sandeul yang mempunyai wajah manis dan mensejukan hati. Tapi dibalik penampilannya tersembunyi kepalsuan yang membuat siapun bergidik melihat sisi lainnya.

"Ini memang diluar dugaan tapi percayalah kalian berdua harus hati-hati. Baekhyun kau harus menjaga Taehyung semaksimal mungkin. Jangan sampai kau lengah. Aku juga akan menjaga Jongin semaksimal mungkin. Kita harus selalu berdoa agar kejadian seperti yang lalu tidak akan terjadi lagi." Sehun menatap mereka satu persatu yang diangguki semuanya.

"Jangan ceritakan semua ini pada Jungkook." Suara Taehyung membuat Baekhyun, Jongin dan Sehun menatapnya dengan cepat.

"Justru Jungkook harus tahu Tae, agar ia bisa melindungimu." Pendapat Jongin.

"Aku tidak ingin dia khawatir hyung." Taehyung menunduk. Entahlah, perasaannya mengatakan agar ia tidak memberitahukannya pada Jungkook.

"Baiklah." Jongin menghembuskan nafasnya pelan dan mengangguk. Menyandarkan dirinya di bahu tegap Sehun.

Kehidupan tidak selalu indah. Selalu ada hal yang terjadi dalam kehidupan. Nyata dan terasa. Bagaikan pahit dan manis yang tercampur rata dalam kopi seduh. Tidak mengapa Taehyung terluka asal Jungkook tidak terluka. Tidak mengapa Sehun terluka demi kekasih manisnya dan tidak mengapa Baekhyun terluka untuk melindungi dua orang yang dicintainya. Tidak mengapa. Pengorbanan berjalan terus menerus sampai akhir kehidupan seseorang.

.

.

TBC

Maaf baru lanjut sekarang. Saya benar-benar bingung mau lanjut fanfic ini, takut tidak sesuai dengan keinginan reader semua. Maaf kalo tambah gaje gini, saya menerima kritik dan saran kalian semua. Saya harap kalian menyukainya.

Buat yang Tanya Sehun tau gak Kai diperkosa Jungkook? Jawabannya adalah Tidak, Sehun belum tahu perihal itu. Buat yang Tanya ini Mpreg atau bukan, sepertinya bukan karena saya belum berfikir sampai sana.

Thanks to :

Real kai uke, cheline, Vmagnae, rachma, AlexandraLexa, Kkamcong, jnccbb, ariska, Mizukami Sakura-chan, aliyya, kimihyun211, kriskai shipper, jonginisa, cute, nadia, ren chan, ling-ling pandabear, LoveHyunFamily, Jiji Park, EXO 12-XLKSLBCCDTKS, Wiwidtyas1, askasufa, DwiKkamjong, kimm bii, egatoti, vipbigbang74, KaiNieris, UniGon, Kamong Jong, BabyWolf Jonginnie'Kim, , geash, dhantieee, , The Devil number 1, dan beberapa guest. Saya benar-benar menghargai apresiasi kalian. Gomawo *hug*

REVIEW?