Huaaa maafkan aku!

Meluruskan sedikit soal kemarin, jadi yang tamat hanya Breeze-nya aja, tapi kisah SaiIno-nya masih lanjut. Kan dede Inojin belom nongol :')

Sedari awal, Breeze memang hanya 10 chapter dan fokus ke kisah hurt/comfort SaiIno hingga jadi pasangan. Aku ngga tega munculin Inojin di genre hurt, pengennya nanti di genre family. Semoga ngga keberatan yah :)

Dan karena sebenarnya ngga banyak scene tersembunyi, maaf jika hidden chapter-nya cuma segini XD


Bales ripiuw non-login:

Anonim : halo juga anonim-san :D makasih banget yah udah mampir kemari :* maaf sekuelnya lama T.T a-ano, ini bukan epilog, cuma semacam penggal scene yang terlewat dari 10 chapter Breeze :') Okesip, makasih semangatnya (peluk)

Indri : asdfghjkl duh daku juga speechless banget baca ripiuw kakak :* Huaa bener tuh, kapan yah ada sosok Sai yang ngomong sweet gitu ke kita :'( Sama-sama kakak sayang! Makasih banget udah berkenan nyicipi penpik nano-nano(?) alakadarnya ini.

Kyaaa~ aku juga suka part Ino benerin kerah Ayang Sai, mereka udah cucok banget untuk jadi suami istri :') Ga sabar ga sabar ga sabar XD Toss, aku juga sedih pas mereka galau hiks. Untungnya badai sudah berlalu :')

Yeay kirim balik sejuta lope-lope untuk qaqa Indri :* Okesip makasih banget ngets ngets. Kyaa~ m-manggil aku 'adek'? I-ijinkan daku nangis terharu kakak :') Tentu aja boleh! Senengnyaaa punya kakak baru (peluk erat)

Guest : Hai hai makasih banget yah udah berkenan mampir :* Bo-bolehkah kita berkenalan? ^.^

xoxo : Aku juga suka chapter 10! Badainya udah lenyap dibawa angin dan digantikan sama yang manis-manis :') Yeay aku juga suka banget loh sama reader kesayanganku satu ini yang masih selalu nyempetin baca dan bahkan ninggalin jejak :* Makasih banget ya ampiuunnnnnnn. Kyaaa~ (pegang pipi) a-aku dikecup basah sama xoxo XDD

de-chan : Hiks iya nih, Breeze-nya udah tamat :') Cepet banget yah tamatnya? XD Hihihi Ino-nya lagi kurang agresif, Sai-nya juga kurang inisiatif. Jadi ngga ada kisu deh :') Ta-tapi siapa tau mereka diem-diem kisu di balik layar cerita XD

Iyah, nanti bakalan ada sekuel :') A-apa? Barusan aku dilamar? Kyaaa~ (blushing) Ka-kalau gitu, mana cincinnya? (plak). Sama! Aku juga mau banget dipeluk Sai :')

Okesip makasih banget yah. Tebar bunga lope-lope :*

Untuk yang login, akan dibales secepatnya via PM. Maafkan dakuuu T.T


Err ... jujur karena ini pertama kalinya aku nulis romens (yang beneran romens), jadi masih kagok gitu. Dan setelah kubaca ulang, ternyata chapter 10 kemaren masih sangat-amat-kurang-banget deskripsi fisik adegan romensnya ya pemirsah X.X

Tadinya aku memang hanya berniat membuat interaksi fisik sebatas adegan pelukan. No kisu scene karena kupikir masih terlalu cepat untuk pasangan minim interaksi fisik ini T.T tapi astaga ya ampun, bahkan scene terakhir kemarin itu ngga ada deskripsi fisik pelukannya gegara daku terlalu fokus sama POV dan isi hati masing-masing! (bunuh Lala) Huee ampuni aku T.T

Terimakasih untuk yang sudah menyampaikan :* Aku terharu banget :') Nanti akan kucoba lebih banyak menjabarkan deskripsi interaksi fisiknya. Sekali lagi makasih banget kyaaaa ^.^

Satu hal lagi, reader-reader kesayanganku :*
Mungkin udah pada bosen bacanya. Tapi aku beneran seneng banget dan bahagia bisa berbagi imajinasi dengan kalian. Curhat dikit, dulu aku juga ngga langsung nge-ship SaiIno. Tapi karena beberapa hal, sekarang aku jadi sadar kalau sebenarnya setiap pairing itu unyu dengan cara masing-masing. Termasuk SaiIno :D

Jadi tiap kali ada yang bilang jadi ikutan suka pairing SaiIno, rasanya kyaaa~ izinkan daku mati bahagia di pelukan kalian! XD Senang jika tulisan ini bisa menghibur di waktu senggang. Maaf yah masih banyak kekurangannya :')

LOVE U ALL ^^

Umm, bonus chapter ini no romantic scene XD

.

.

.

.

.

Hidden Chapter―
BREEZE (Angin sepoi-sepoi)

Naruto milik Masashi Kishimoto
Kover dan cerita dari Lala

CANON setting post war
(before NaruHina's wedding)

OOC, TYPO, EYD, RUSH

Chapter ini boleh dianggap tidak ada jika tidak suka

murni untuk hiburan
bukan keuntungan material apa pun

v(^.^)v

.

.

.

.

.

SCENE 1

[Pertanyaan]

Siapa mata-mata Sakura? Apa yang dilakukan sahabat-sahabat Ino selama ini?

.

.

[Bahasan]

"Kau cantik."

Gadis bersurai pirang platinum itu tersedak minumannya. Tak butuh waktu lama, kelopak mata gadis itu segera menyipit menatap lawan bicaranya.

"Hei, berbanggalah sedikit. Jarang-jarang aku memujimu." Sang lawan bicara terkekeh pelan dan melanjutkan kalimatnya, "Siapa pun tahu. Kau cantik, Ino-buta."

"Juga seksi dan menarik."

"Baik hati, penyayang, dan peduli."

"Pandai berdandan, memasak, dan merangkai bunga."

Cukup.

Yamanaka Ino, si pemilik surai blonde platina, menegakkan punggungnya dengan gerakan anggun. Ia sengaja menyelipkan helai rambutnya ke belakang telinga dengan penuh gaya, "Tak perlu kau ulangi pun aku sudah tahu dari dulu, Dekorin Sayang. Aku memang terlahir cantik dan menarik."

Kini ganti Haruno Sakura, lawan bicara Ino yang mendengus.

Ino balas terkekeh puas melihat ekspresi kesal Sakura. Kalimatnya tadi memang diucapkannya dengan hati mendongkol. Oh, siapa yang bisa percaya jika Sakura mengatakan itu? Sahabat kesayangannya ini pantang memujinya.

Namun kekehan Ino segera berhenti mendengar kalimat yang diucapkan Sakura selanjutnya.

"Kalau memang begitu, tidakkah kau heran, kenapa tak ada shinobi yang mendekatimu?"

Crap.

Si gadis pirang segera terdiam di tempatnya.

Sialan. Benar juga.

Mengesampingkan fakta tangguh dan hebat, masing-masing teman kunoichi-nya tetaplah seorang gadis dengan ciri khas kecantikan sendiri-sendiri. Jika Sakura tipikal gadis manis dan Hinata tipikal gadis imut, maka Ino tipikal gadis cantik yang seksi. Slogan 'Beauty Inside, Sexy Outside' sangat cocok disematkan pada kunoichi blonde tersebut.

Tapi Putri Hyuuga yang imut itu sudah jadi milik Naruto, sementara si manis Sakura sudah memantapkan hatinya untuk seseorang.

Ino sangat paham soal ini.

Lalu ia sendiri?

Yamanaka Ino tahu dirinya cukup populer. Ketika itu, dia juga masih berstatus sendiri. Tapi kenapa tidak ada seorang pun yang terang-terangan mengajaknya kencan?

Kunoichi pirang itu kemudian menatap sahabat merah mudanya lurus-lurus. Menilik sikapnya, Sakura tampak seperti mengetahui suatu fakta.

"Memangnya kenapa?" Ino bertanya dengan nada sedatar mungkin, mencoba tak terdengar penasaran.

Sakura balas menatapnya dengan pandangan serius. "Mereka takut mendekati anak buah kesayangan Tuan Ibiki yang mengerikan."

Ctak!

"Sakura sayang, itu bukan jawaban," ujar Ino yang baru saja mengetukkan sumpitnya ke atas meja sembari menahan kedongkolannya. Lagi-lagi ia dikerjai Sakura.

Sakura hanya tertawa. Saat ini, mereka berdua sedang menyantap yakiniku di Kedai Yakiniku Q yang fenomenal usai jam kerja.

"Hehehe. Salahmu sendiri terlalu sibuk dengan kerjaanmu."

"Kukembalikan kata-kata itu padamu," sahut Ino. Yah, Sakura pun tak kalah tenggelam dalam kesibukannya di rumah sakit.

Karena menganggap ini bukanlah obrolan serius, Ino kembali menggerakkan sumpitnya. Agak janggal memang. Seharusnya kan dia yang bergosip. Kenapa malah sahabat musim seminya ini yang memulai?

Yamanaka Ino meneruskan makannya dengan santai. Ia menggerakkan sumpitnya tanpa beban. Berkat ucapan seseorang beberapa minggu lalu bahwa dirinya bertambah kurus, rasanya Ino jadi tidak segan-segan untuk makan banyak seperti ini. Lagi pula ia sedang sangat bahagia sekarang.

"Kau benar-benar tidak tahu, Buta?"

"Semaumu sajalah, Dekorin," Ino kini menyeruput jusnya dengan anggun. Ia benar-benar tak peduli dan khusyuk menikmati potongan daging besar-besar yang biasanya selalu dijauhinya.

"Tidak penasaran? Tidak ingin tahu?"

"Mmm," Ino bergumam asal dari balik sedotannya.

Sakura menatap sahabatnya beberapa saat. Ia mendengus satu kali sebelum kembali berucap, "Berkat dua bodyguard-mu itu, tahu. Bersyukurlah kau punya mereka."

Kalimat Sakura membuat Ino berhenti meminum jusnya. Ia menatap sahabatnya nyaris tak berkedip dengan mulut separuh terbuka.

Hah?

Bodyguard? Sejak kapan dia punya—

"Astaga," Sakura geleng-geleng kepala. "Mereka itu benar-benar menjagamu, tahu. Memastikan tidak ada satu pun serangga nakal yang mendekati sahabat perempuannya."

"Ck, aku terharu sekali," decak Sakura sambil menggelengkan kepalanya. "Untung saja saat semua shinobi sudah menyerah pasrah dan mereka berdua juga makin disibukkan dengan misi masing-masing, barulah kau dekat dengan Sai."

"Awalnya mereka benar-benar kalang kabut begitu tahu kau dekat dengannya. Ya Tuhan! Mereka bahkan sampai memikirkan macam-macam strategi untuk memata-matai kalian," Sakura berkedip dengan tatapan kau-tahu-seperti-apa-jika-seorang-Shikamaru-menyusun-strategi.

Ino masih melongo tak bergerak di tempatnya.

"Beruntung, setelah dua minggu Shikamaru mengawasimu di Suna sementara Chouji mengawasi Sai di Kumo, mereka akhirnya yakin kalian memang sebaiknya bersatu. Barulah mereka memberi tanda setuju dan Hokage mengirim kekasihmu itu untuk menyusulmu ke Suna," Sakura tertawa sendiri ketika mengingat-ingat kerusuhan apa saja yang telah terjadi selama sahabat pirangnya berada di Suna.

Jelas saja gadis musim semi itu masih sangat ingat.

Berkat tindakan dua sahabat Ino yang mendadak berubah kelewat OOC dan merepotkan jika sudah menyangkut teman perempuan mereka, mau tak mau dirinya―juga Naruto sebagai rekan setim Sai—pun turut terkena imbasnya. Bahkan Hokage pun ikut melibatkan diri.

Tapi Sakura sama sekali tidak merasa direpotkan.

Gadis Haruno itu ingat. Dulu ketika mereka masih di akademi, kemudian berjuang dalam tim sendiri-sendiri, bahkan hingga kini, Ino tidak pernah absen mendukungnya. Sejak awal, Ino selalu membantunya.

Bermula dari memakaikan pita merah di rambutnya, membelanya ketika anak-anak lain mengejek jidat lebarnya, lalu berteman baik dengannya ketika anak lain menjauhinya.

Bahkan ketika Sakura menganggapnya rival, Ino langsung menjalankan perannya dengan baik. Kunoichi blonde itu selalu mengejeknya setiap kali bertemu. Tapi Sakura tahu, Ino melakukan itu agar dirinya benar-benar termotivasi untuk maju. Dan Ino pula orang pertama yang akan berlari menyelamatkannya ketika dirinya menghadapi bahaya [1].

Benar.

Yamanaka Ino sudah terlalu banyak membantunya dahulu. Kini ganti Haruno Sakura yang bertugas membantunya, meski mungkin yang dilakukannya sekarang belum sebanding dengan yang sudah dilakukan sahabatnya itu padanya.

Tapi jika Ino berhasil membuatnya tersenyum di masa lalu, maka Sakura ingin melakukan hal yang sama pula.

Ia ingin Ino bahagia.

Namun gadis musim semi itu segera menghentikan tawa dan lamunannya ketika dirasakannya aura hitam yang mendadak pekat di depannya.

Ketika ia mengangkat wajah, seketika dirinya menelan ludah.

Tepat di hadapannya, Ino sudah mengepalkan tangan dengan awan gelap yang mengitarinya. Keanggunan yang tadi tersemat pada gadis Yamanaka itu kini lenyap tak berbekas.

Berikut adalah puncaknya.

"SIALAAAN! JADI INI SEMUA ADALAH KONSPIRASI KALIAN, HAH?! BAGAIMANA JIKA SKENARIO SIALAN INI GAGAL DAN AKU JADI PERAWAN TUA?!"

Kedai Yakiniku Q pun ambruk seketika.

Yeah, Hatake Kakashi pernah mengatakan bahwa Yamanaka Ino terkadang bisa lebih merepotkan dari Haruno Sakura.

Untung, hanya sekadar suaranya saja.

.

.

.

.

[Kesimpulan]

Sebenarnya Ino amat sangat terharu hingga nyaris menangis atas perhatian tulus sahabat-sahabatnya, bahkan Hokage mesum yang dihormatinya pun turut andil di dalamnya. Namun Ino juga kesal pada dirinya sendiri karena telah merepotkan mereka semua, sementara ia juga khawatir bagaimana jika itu terus berlanjut hingga wajahnya menua dan berkeriput.

Walhasil ia hanya bisa berteriak saking tidak tahu harus bereaksi seperti apa.

.

.

[Epilog]

Ino mendatangi rumah Akimichi Chouji dengan sebaskom yakiniku panas di tangannya. Ia memasakkan satu paket menu spesial dengan porsi ekstra jumbo dan menghidangkannya di meja makan, lalu memaksa sahabatnya untuk menyantap semuanya hingga Chouji tidak sanggup lagi menghabiskannya. Kunoichi blonde itu juga berterima kasih berkali-kali sambil menangis dan bertanya kapan sahabatnya itu akan ke Kumo karena ia ingin menitipkan bingkisan untuk Karui.

Keesokan harinya, Ino ganti mendatangi rumah Nara Shikamaru, mengomeli sahabatnya keras-keras di depan pintu hingga matanya berkaca-kaca, lalu menangis terisak dan berjanji akan mendekor pernikahan sahabatnya dengan dekorasi paling indah yang pernah didesainnya.

Kemudian Ino memaksa Shikamaru untuk membawakan buket bunga besar dan bingkisan raksasa untuk Temari jika ia pergi ke Suna nanti. Katanya, "Aku berutang amat-sangat-banyak padamu dan juga Temari."

Tidak hanya sahabat lelakinya saja, gadis Yamanaka itu juga mengunjungi satu per satu sahabatnya yang lain sambil membawakan buket bunga besar dan makanan kesukaan mereka. Plus kartu ucapan doa untuk kesuksesan dan juga harapan untuk kelancaran hubungan mereka.

Tak lupa, Nona pirang itu mengunjungi guru-gurunya, dan terutama Hokage mesumnya. Ino bahkan mengirim makan malam rutin selama seminggu penuh untuk sang Hokage disertai bonus tambahan buket bunga raksasa.

Yeah.

Apa semua itu sudah cukup, Yamanaka Ino?

.

.

.

.

.

.

.

SCENE 2

[Pertanyaan]

Apa yang sebenarnya terjadi pada Sai?

.

.

[Bahasan]

Sudah sejak lama Sai mendengar orang-orang ramai membicarakan betapa mengerikannya seseorang bernama Nara Shikamaru. Ini bukan soal berapa jam yang dihabiskan pemuda itu untuk tidur setiap harinya. Bukan juga tentang banyaknya kata mendokusai yang diucapkan pemuda tersebut dalam satu hari.

Bukan.

Ini adalah kemampuan pemuda Nara itu dalam menyusun langkah taktik yang strategis. Juga kemampuan untuk memperkirakan strategi cadangan hingga dua ribu tahapan dalam satu kali jalan.

Setidaknya itu yang kemudian dialami Sai sekarang.

Semua tindakannya sudah diprediksi sedemikian tepat oleh Shikamaru.

Bermula dari jadwal patrolinya di Konoha, kemudian misi yang diterimanya ke Kumo bersama Rock Lee dan Akimichi Chouji. Misi yang membuatnya tergoda berkali-kali untuk berbelok menyelinap ke Negara Kaze.

Tapi ia selalu mematuhi perintah.

Dua minggu setelah menuntaskan misinya dan kembali ke Konoha, ia mendengar kabar bahwa Hokage masih membuka kesempatan bagi shinobi yang memiliki kualifikasi untuk bergabung dalam tim baru yang akan mengerjakan proyek tertentu di Suna.

Suna?

Tanpa pikir panjang ia segera mengajukan diri, tepat sesuai prediksi Shikamaru.

Dan ini sama sekali tidak mudah.

.

.

[ "Aku sudah memikirkannya. Tak akan kutemukan jawabannya jika hanya berdiam diri di sini. Satu-satunya cara adalah pergi dan menemuinya di sana."

"Memangnya apa yang akan kau lakukan jika sudah sampai di sana?" Ini adalah pertanyaan Sakura dan membuatnya terdiam.

"Bodoh," terdengar umpatan, "Kau mau membuatnya menunggu lagi?!"

Tak sampai sedetik, hantaman Sakura sudah mengenai wajahnya dengan telak.

Haruno Sakura, kunoichi bertenaga monster. Sai sangat tahu soal ini, tapi dia memang tidak menghindar. Naruto juga selalu melakukan hal yang sama. Sebab hanya dalam perang atau misi, baru seorang pria diperbolehkan melawan wanita. Begitu yang dibacanya di buku.

Dan kunoichi bertenaga monster itu kini berseru penuh emosi padanya, "Aku tidak mempermasalahkan jika kau bermaksud mengundurkan diri dari rencana proyek bersama Tim 7. Tapi yang kupermasalahkan sekarang adalah―"

Satu lagi hantaman dan membuat Sai mengerti.

Ya, karena menunggu adalah keahlian khusus tak terbantahkan milik Haruno Sakura seorang. ]

.

.

"Kau. Hampir. Terlambat."

Itu adalah kalimat paling tajam yang pernah didengarnya dari mulut Nara Shikamaru. Namun Sai sadar posisinya saat ini. Dan pemuda itu tahu tindakan apa yang harus diambilnya.

Ia segera melesat dan menemukan sosok yang paling dicarinya tengah duduk seorang diri di bangku paling tepi. Namun sebelum ia berhasil mencapainya, obsidian gelapnya melebar menyaksikan tubuh ramping itu nyaris terjatuh di depan matanya.

.

.

[ "Katakan apa pun yang terbersit dalam pikiranmu."

Sai menatap rekannya. Ini sudah kesekian kalinya ia dipaksa mengatakan hal yang terbersit di kepalanya tentang sosok di hadapannya, dan sudah kesekian kalinya pula ia menjawab hal yang sama.

"Tidak ada."

Sosok di depannya mendelik dan siap mengamuk.

"Bukankah kau pasti memikirkan sesuatu setiap kali melihatnya?"

Celetukan santai yang tiba-tiba terdengar dari arah samping membuat Sai dan rekan bicaranya menoleh.

"Kenapa tidak kau katakan saja?"

Pemilik suara cerah tadi kembali menyelutuk.

"Ya," Sai menjawab cepat. Bola mata gelapnya melirik sosok yang sedari tadi memaksanya untuk latihan-mengatakan-entah-apa. "Tapi tidak jika tentang Sakura."

Sakura memutar bola matanya. Ia menolehkan kepalanya pada tamu yang baru datang dan berkacak pinggang, "Tumben sekali kau tidak bodoh seperti biasanya, Naruto."

Yang dipanggil Naruto hanya nyengir lebar, kemudian buru-buru memasang tampang sosok berpengalaman, "Jangan meremehkanku, Sakura-chan. Itu yang selalu kurasakan setiap kali melihat Hinata."

Sakura menyipitkan emerald-nya. "Apa yang kaupikirkan tentang Hinata?" tanyanya dengan nada rendah, "Kau benar-benar membuatku curiga."

"Apa saja yang sudah kau lakukan padanya, hah?"

"Eeeh? A-aku tidak ―"

"Katakan yang sebenarnya! Kalau tidak, kau tidak akan bisa jadi Hokage!"

"Aku berkata sebenarnya-dattebayo!"

"Mana mungkin?!"

"Kenapa kau bersemangat sekali sih, Sakura-chan?"

"Tentu saja aku harus bersemangat! Ini tentang Ino! Bukankah begitu juga yang kau rasakan terhadap sahabat-sahabatmu?"

Kedua sahabat itu terus berdebat kusir sementara Sai hanya diam menyimak. Namun interaksi yang terjadi di depan matanya telah menyadarkannya. Pemuda itu menjadi paham apa yang harus dilakukannya.

Selanjutnya, ia bahkan tidak begitu memperhatikan ketika pembicaraan kedua temannya mulai melenceng semakin jauh.

"Buku oranye?"

"Ya! Kenapa tidak meminta bantuan pada ..."

"Kakashi-sensei!"

Naruto dan Sakura berteriak bersamaan.

Tapi saat itu Sai sudah tidak begitu peduli. ]

.

.

Benar.

Ia selalu punya banyak pemikiran di kepalanya. Tapi semua hanya disimpan tanpa pernah dikatakannya. Selain fakta bahwa ia selalu berhati-hati dan tidak ingin kalimatnya menyinggung Ino, entah kenapa ia juga merasa ragu.

Tapi tidak untuk kali ini.

Katakan apa saja yang ada di kepalanya.

Sai adalah pengingat yang sangat baik. Ia ingat semua kejadian yang pernah dialaminya selama bersama gadis itu sejak pertama kali mereka bertemu.

Ia ingat, dirinya telah tertarik dan penasaran setiap kali melihat senyum gadis itu dan mendapati rona semu di kedua pipinya, tanpa sadar jika kedua hal itu membuatnya senang.

Ia juga ingat, ketika itu ia penasaran mengapa dia begitu mudah tertawa. Saking penasarannya, ia bahkan bertanya apakah setiap orang yang senang pasti akan tertawa.

Di saat yang sama, ia ingat pernah melihat dia menangis beberapa kali. Yang awalnya hanya sekedar simpati hingga kemudian berkembang menjadi perasaan tak rela jika menyaksikan air mata itu kembali mengalir.

Ia ingat, saat itu semacam ada dorongan kuat dalam dirinya untuk melakukan apa saja agar tangisan itu berhenti. Dorongan yang sama akan muncul pula dan mendesaknya tiap kali melihat gadis itu terluka.

Ia juga ingat ketika sosok itu menepuk hangat pundaknya, berkata akan menunggu kepulangannya, membetulkan kerah bajunya, mengajaknya makan bersama, memasakkan menu makan siang, mengomelinya seharian, memintanya menggambar macam-macam, dan memperkenalkan teknik membalut luka serta merangkai bunga.

Sosok itu juga yang kemudian tidak berhenti dipikirkannya. Ia jadi ingin tahu segala hal tentang dia hingga membuatnya beberapa kali menguping pembicaraan orang.

Puncaknya, Sai ingat bagaimana sosok itu menjadi hal yang pertama kali muncul dalam benaknya setiap kali ia bangun tidur.

Ya, ia ingat seluruh penggal kejadian tentang gadis itu yang berhasil dikumpulkan ingatannya.

Dan sepertinya ia sudah mengatakan semuanya. Tapi belum cukup, masih ada yang mengganjal di dadanya. Bahwa ada emosi lain yang bersarang di dalamnya.

Perasaan aneh tapi dinikmatinya. Aneh yang membuatnya ketagihan. Dan ia ingin gadis itu juga merasakan yang sama terhadapnya.

Oh, ya, benar.

Ia sedang meminta Yamanaka Ino untuk menjadi kekasihnya.

Tepat.

Sai membiarkan semua yang dilakukannya sesuai dengan prediksi Shikamaru yang kemudian dilaporkan pada Sang Hokage.

.

.

.

.

[Kesimpulan]

Pemuda pucat itu mencatat satu hal baru dalam memorinya: teori di buku memang penting, tapi praktik tak kalah penting.

Apalagi dalam misi seumur hidup seperti ini.

.

.

[Epilog]

Sai paham, ia harus berterima kasih pada mereka yang sudah membantunya.

Jadi ia tidak menolak ketika Rokudaime Hokage dan gerombolan Tim 7 menyeretnya ke Kedai Restoran untuk menagih traktiran makan-makan di sana. Namun belum lagi mereka sampai di tempat makan, keempatnya berpapasan dengan Tim 8 yang baru pulang dari mengunjungi Kurenai-sensei.

Naruto langsung menarik Hinata, sementara Kiba yang kebetulan sedang bersama Rei ikut menodong minta ditraktir. Sedangkan Shino hanya berdiri diam di belakang mereka dengan aura hitam sembari menyiapkan serangga-serangganya.

Walhasil mereka berdelapan bersama-sama menuju restoran tersebut dan memesan menu sepuas-puasnya. Dan tentu saja semua tagihan tersebut dialamatkan padanya.

Masih belum cukup, keesokan harinya Naruto menyeretnya ke Kedai Ramen Ichiraku dan memesan delapan porsi ramen jumbo. Sakura yang mendengar hal itu ikut-ikutan menagih minta dibelikan lima seri terbaru buku kedokteran yang tebalnya melebihi buku-buku sketsa Sai.

Hatake Kakashi pun kelihatannya tak mau kalah. Hokage tersebut turut serta memberi misi pribadi untuk menggambar ilustrasi kesepuluh jilid icha-icha series dengan detail, namun tanpa dibayar alias secara cuma-cuma.

Ya, ya. Sai memang harus banyak bersyukur.

Dan bersabar tentunya.

Jangan heran kenapa Sai bisa membayar semuanya. Tidak masalah bagi pria pucat yang memang rajin menabung ini [2].

.

.

.

END

.

.

.

[1] based on Character Official Data Book: "The Secret Scroll of Confrontation."

[2] based on Omake Naruto Shippuden episode 54


A.N:

Sekilas tentang FLORA

Draft-nya kutulis bersamaan dengan Breeze. Jika Breeze bercerita tentang perjalanan Root and Flower hingga saling cinta, maka Flora bercerita tentang kelanjutan kisah asem manis mereka selama menjalin hubungan hingga akhirnya menikah dan membuat Inojin (dor) (ini seriuss)

Genre pure romance dan sedikit fluff. Murni untuk hiburan, seru-seruan, plus adegan romens dan interaksi fisik yang mungkin bertebaran (maapkan Lala yang syudah lelah sama cerita hurt). Semoga ngga kaget yah kalo nanti berminat mampir ke Flora T.T

Dan sebelum ada yang bertanya lagi: Kapan Inojin muncul? Jawabannya adalah: Inojin muncul di genre family setelah mereka menikah nanti :3 Hehe udah rada jelas kan yah gimana timeline kisah SaiIno nanti :')

Terima kasih banyak! Amat-sangat-sayang dan cinta kalian syemua :*

Keep loving all pairing! (^.^)9


Special Thanks to:

My Inspiration and Inspirator
"To be With You-EXTRA: Move On", "To be With You: Chase", "To be With You: Awaited" and "Dear Special One, With Love" by Sukie 'Suu' Foxie
Empat fanfiksi keren yang bikin aku sadar kalau setiap pairing itu punya sisi mengagumkan sendiri-sendiri. All thanks to Kak Suu! :*

My References
Narutopedia, KBBI, Naruto Shippuden anime epi. 54; 238, Naruto manga ch. 312; 700;

My beloved Readers, Reviewers, Followers, and Favoriters
vaneela/ Syifacute/ malaijahhat/ LuffyNami/ D. oktaviani/ inuzukarei15/ INOcent Cassiopeia/ Indri/ xoxo/ Rika Alya/ Mr Obsessive/ DiRa-cchi 7ack/ yourbaby/ inori/ SasuIno NEVER DIE/ de-chan/ Anezt/ zielavienaz96/ Childishpink/ Secretly D Ar/ Hwang Energy/ chiha kyuchan/ Kin/ reader biasa/ larasseu/ tw/ TW/ shigatsu-sanjyunichi/ vinestash/ winter hood/ Guest/ Lady Hanabi/ L. lawliet22/ ucul world/ gorjess/ shiina/ tiwaTW/ Aristia Dewi880/ uchiha jani/ alana hyuuga/ Lmlsn/ KEY-Keziaaditya/ Ayam Rusa/ mue mya/ nara uchiha/ arannis/ munya munya/ Anonim/ Miyamoto-san/ RedGloriae/ uzumaki karin/ rin izami/ anclyne/ LavenMick Amanda/ jessica lee/ VikaKyura/ Kirisha Zwingli/ Sukie 'Suu' Foxie/ kayyashima/ hidanttebane/ arihara/ bluesnw/ setyanajotwins/ kaiLa wu/ shiina mizuki nw/ UchihaGilbert/ metta. c. rini/ HoMin 'EL/ sriluty/ ryukie0011/ dylanNHL/ Shiori Sophi/ bono. san. bs/ Uchiha Adis/ Daisy kyuu/ naintin/ Bhounthye Phouthrye/ PHye/ Pavita-D/ BerryPolkan/ Miyamoto-san/ Cheezzy Pizza/ Dragion A. M/ Dsalss/ Firebolt2030/ Fujimoto Miyako/ Junniele/ Naara Azuya/ Nurul297/ Princess Vissa/ ShiningLoveARA/ UchizumaAngel/ Viloh/ White Azalea/ Yashira Diva/ Yuki Kanashii/ aizawa arisa/ andrea scathatch/ bibiobio/ irma. felices/ n. cilik12/ nuinuy/ qori Hidarikirino/ ryuobito11/ uchiwawa/ Kazuki Fernandes/ Lynhart Lascard/ Ryuzaki Tachikawa/ Yoriko Rasha/ claire nunnaly

My dearest you
Yang sedang membaca ini

See you tomorrow in FLORA!
Spoiler Chapter 1:
daisy ― Sai's pov — chouju giga


Suka keluarga baru Yamanaka? Papa Sai, Mama Ino, dan Dede Inojin? Yuk gabung di Grup Facebook: Yamanaka Family (Root and Flower). Kami tunggu yah :*