Maybe You Feel Like What I Feel

Aduh ternyata yang minta untuk lanjutan ff ini banyak Juga, author nyampe kebingungan harus apa! Jadi bikin sequel apa enggak nih? apa lanjutin ff ini? nyampe berapa chapter maunya?, dan kalau mau rubah rated jadi harus bikin new story dong!, ada yang review kemaren katanya ending nya gak jelas dan tesernya juga apaan kataanya, bukan kaya gitu katanya cara bikin teaser! Hufhhht author hanya bisa elus dada, emang kok author sadar diri, author gak bisa! Oke author minta maaf untuk chap kemaren kalau buat kecewa kalian semua!

Oke deh! Di sini author turuti beberapa readers yang ingin minta lanjutannya semoga gak penasaran lagi!

Pemanis buat end ini bener bener end!

****HAPPY READING***

.

.

SORRY FOR TYPOS

.

.

REVIEW, FAVORITES AND FOLLOW PLEASE

.

.

.

.

BACA NOTE PALING BAWAH

CHAP SEBELUMNYA

"eum... saranghe Jongin~" Kyungsoo berjinjit dan mencium bibir Jongin.

Jongin kaget akan reaksi Kyungsoo yang tiba-tiba mencium nya terlebih dulu, tidak menyia-nyiakan kesempatan, Jongin menekan lebih dalam tengkuk Kyungsoo, dia memegang pinggang ramping Kyungsoo dengan tangan kirinya, Kyungsoo pun mengalungkan tangan nya di leher kokoh Jongin, keduanya menikmati ciuman itu dalam rasa yang begitu menyenangkan bagi keduanya, lumatan-lumatan itu berubah menjadi panas saat Jongin mulai menggigit kecil bibir bawah Kyungsoo, Kyungsoo yang merasa kaget akhirnya membuka mulutnya refleks, merasa ada celah akhirnya Jongin menelusupkan lidahnya masuk kedalam gua hangat Kyungsoo dan saat ini dia dapat merasakan rasa colla yang masih menempel di rongga mulut Kyungsoo bercampur dengan lidahnya yang masih terasa manis pula. Kecipak saliva mulai terdengar menandakan betapa panasnya pagutan bibir di tengah hari seperti ini, Kyungsoo pun sampai melenguh ketika Jongin mendorong kuat lidahnya.

"eunghh..." lenguhan Kyungsoo berhasil membuat Jongin semakin gencar

"hmpppthh..." jongin kembali melumat bibir Kyungsoo, melumat atas dan bawah bibir Kyungsoo bergantian kemudian melepaskannya setelah memberikan kecupan-kecupan ringan.

Chap terakhir...!

Kyungsoo dan Jongin sama-sama terengah karena aktivitas mereka, Jongin menarik Kyungsoo kedalam pelukannya, keduanya tersenyum bahagia saat ini.

"Jongin-ah, jadi kemarin malam kau mendengar nya?" tanya Kyungsoo masih dengan posisinya memeluk Jongin.

"eum...kau bahkan tidak menyadari ciuman tulus ku di kening mu pagi itu?"

"habis... aku pikir kau sedang berakting, dan belum lagi kau mengelus peru—Yakk Jongin?'' kyungsoo melepaskan pelukannya dan tidak melanjutkan ucapannya karena mengingat satu hal yang membuatnya kaget.

"apa..?" tanya Jongin dengan wajah polosnya.

"apa katamu?" Kyungsoo memutarkan bola matanya malas.

"apa?" tanya Jongin bingung

"yaak Jongin, perutku...kau dengan seenaknya mengatakan bahwa aku tengah hamil pada eomma, lalu bagaimana jika dia tahu kebohongan ini?"

"kebohongan apa" ucap Jongin santai "kita bisa membuatnya sekarang juga!" lanjutnya berbisik di telinga Kyungsoo hingga membuat istrinya bergidik.

"yyak...'' Kyungsoo memukul dada Jongin pelan.

"kenapa, lagi pula kita sudah lama menjadi suami istri dan selama itu pula kita belum melakukan 'tugas' kita" Kyungsoo hanya bisa diam dengan pipinya yang terlihat merah padam karena pembicaraan Jongin yang membahas tentang hal keintiman.

"diam mu aku anggap setuju" ucap Jongin dengan senyum evil nya

"andwae, tidak bisa badan ku lengket dan aku mau mandi" panik Kyungsoo dan melangkah masuk ke kamarnya, namun langkah nya terhenti karena Jongin menahannya.

"biar aku temani!" goda Jongin kembali berhasil membuat Kyungsoo semakin panik.

"eoh? Tidak-tidak aku tidak mau" ucap Kyungsoo menggeleng keras dengan wajah ketakutan saat ini mencoba berjalan namun tangannya masih di tahan oleh Jongin.

"yaaa Jongin lepaskan aku jebal~" ucap Kyungsoo dengan wajah memelasnya. Jongin hanya bisa tersenyum melihat wajah lucu Kyungsoo.

"baiklah, tapi aku lapar baby Soo" ucap Jongin terdengar manja membuat Kyungsoo menatapnya geli, 'baby Soo' batin Kyungsoo.

"jika kau lapar kau bisa makan camilan yang kau beli tadi, atau kau bisa membuat pasta, sudah lepaskan aku" Kyungsoo mencoba melepaskan pegangan Jongin di tangannya.

"aku tidak mau makan itu" Jongin menarik pinggang Kyungsoo hingga tubuh keduanya menempel.

"lalu kau mau makan ap-mphtttt" bibir Kyungsoo di bungkam oleh bibir Jongin

"aku ingin memakan mu" bisik Jongin tepat di depan bibir Kyungsoo, Kyungsoo hanya bisa membulatkan matanya yang sudah bulat, masih kaget akan ciuman Jongin yang tiba-tiba dan perkataan nya tadi, merasakan tubuhnya yang sudah terbebas dari Jongin dengan langkah seribu dia melesat masuk kedalam kamar dan menutup pintu itu dengan keras kemudian menguncinya.

"setakut itu kah kau Kyungsoo" ucap Jongin kemudian tersenyum.

"KYUNGSOO-YA KU PASTIKAN KAU TIDAK AKAN BISA MENGHINDAR UNTUK NANTI MALAM" teriak Jongin dengan berkacak pinggang sambil tersenyum.

"ANDWAEEEEEE...EOMMA HUWEEE..." Teriak Kyungsoo di balik pintu dengan kedua tangan memegang pipi yang memerah seperti akan meledak.

'aisshhh apa dia akan marah?' pikir Kyungsoo sambil mengigit bibir bawahnya, 'tapi aku sedang datang bulan' batin Kyungsoo lagi 'aishhh sudahlah, lagi pula ini salah dia, jika saja dia menyatakan cintanya sedari dulu mungkin perutku sudah...' batinnya lagi.

''yaak Kyungsoo kenapa kau membayangkan hal seperti itu~?'' ucap Kyungsoo mengeleng-gelengkan kepalanya dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan badannya yang lengket akibat air Soda.

.

.

.

Cklek

Kaki mungil Kyungsoo menapaki lantai dengan ke sepuluh jari kakinya yang di jadikan tumpuan kaki, dia berjalan dengan berjinjit melangkah dengan begitu perlahan tak ingin keberadaanya di ketahui oleh suaminya yang sedang berbaring di Sofa berukuran panjang, Jongin namja tan itu terlihat serius dengan ponsel yang berada di genggamannya. Dengan nafas yang di tahan Kyungsoo mendekati kulkas dan mengambil semua bahan-bahan yang akan di olahnya, Kyungsoo dapat bernafas lega saat dia kini sudah sampai di depan kompor, dia akan memasak pasta.

.

.

Grep

Tangan kekar berwarna tan melingkar di pinggang ramping yeoja mungil yang terlihat sedang serius dengan masakannya.

"OMO, Jongin~kau mengagetkanku" kaget Kyungsoo.

"kau sedang apa?'' Jongin menaruh dagunya di bahu sempit Kyungsoo

"aku akan memasak pasta untuk makan siang kita" ucap Kyungsoo masih dengan posisinya yang sepertinya tidak merasa terganggu.

"oh..., Soo~"

"hmm.."

"tidak hanya memanggil"

"Jongin, sebaiknya kau duduk saja aku tak bisa konsentrasi dengan masakanku"

"aku tidak mau" Jongin bersih kekeh

Plak, Kyungsoo menggeplak tangan Jongin

"aww.."

"berhentilah mengelus-elus perutku~"

"memangnya kenapa?" ucap Jongin kembali memeluk Kyungsoo dari belakang dan mengelus perut datar Kyungsoo.

"Jongin~" rengek Kyungsoo.

"waeyo?... Soo-ya pasti eomma sangat menantikan cucu disini" ucap Jongin sambil mengelus perut Kyungsoo lembut.

"ne aku tahu itu, dan eomma mu itu sangat senang saat kau berbohong padanya padahal di perutku ini tidak ada bayi dan sepertinya akan lama untuk mendapatkan bayi"

"ah waeyo?" tanya jongin dengan alis terlihat bertautan.

"ne kau tidak bisa membuatnya malam ini"

"eoh?" Jongin melepaskan pelukannya karena Kyungsoo membalikan posisinya saat ini.

"aku sedang datang bulan Jongin~, aku minta maaf" Kyungsoo menangkup kedua pipi Jongin

"..." Jongin hanya bisa diam #poorJongin

"bersabarlah~" ucap Kyungsoo tersenyum kemudian mengecup bibir Jongin.

"pantas saja, kau sensitive sekali hari ini" ucap Jongin sambil mecubit pipi gembil Kyungsoo

"aww...ah sudahlah, sebentar lagi pasta nya akan matang!'' ucap Kyungsoo sambil tersenyum dan kembali memasak sementara Jongin dia kembali mengganggu kegiatan Kyungsoo.

Kyungsoo hanya dapat menggeleng-gelengkan kepalanya dan tersenyum karena tingkah Jongin yang terlihat manja saat ini.

"Jongin-ah kau belum mandi?"

"ah iya, aku malas!"

"mandilah dulu~"

"ahh...baiklah isriku~" Jongin mendesah kecewa,kemudian berjalan gontai ke arah kamar.

.

.

.

.

.

Jari-jari lentik Kyungsoo menelusup kedalam surai darkbrown suaminya, dia mengelus rambut-rambut Jongin dengan begitu lembut sampai sang pemiliknya saja saat ini terlihat memejamkan mata, menikmati akan sentuhan Kyungsoo yang membuatnya terbuai.

Keduanya sudah menikmati pasta hasil buatan Kyungsoo beberapa menit yang lalu dan saat ini Kyungsoo terlihat sedang duduk di sofa dengan Jongin yang membaringkan badannya di sofa dengan kepala bertumpu di kedua paha Kyungsoo.

Lama Kyungsoo membelai rambut Jongin, jari-jari lentiknya mulai beralih mengelus pelipis Jongin, menatap mata terpejam itu sejenak kemudian meraba hidung suaminya dan jarinya kini sudah beralih menyentuh sudut bibir suaminya, Kyungsoo tersenyum, betapa senangnya dia saat ini. Kyungsoo menundukan kepalanya bermaksud mendekatkan wajahnya ke wajah Jongin, namun baru saja dia menundukan kepalanya dia dapat mersakan ada seseuatu yang menekan kepalanya saat ini, seseuatu yang menekan itu tak lain adalah tangan milik Jongin, Kyungsoo membulatkan matanya, 'mati aku' batin Kyungsoo. Kyungsoo pikir Jongin sedang tertidur saat ini, pipi Kyungsoo memerah saat melihat bibir Jongin yang melengkung tersenyum manis namun kedua matanya masih terpejam.

"kenapa berhenti, lanjutkan" ucap Jongin masih dengan mata terpejam, sementara Kyungsoo hanya bisa mengerjap-ngerjapkan matanya.

"la...lanjutkan?" Kyungsoo ambigu

Chu~~

Jongin menekan kepala Kyungsoo hingga membuat bibir Kyungsoo menempel di bibirnya.

Kyungsoo segera menarik kepalanya kembali namun tangan Jongin masih tak lepas dari kepalanya saat ini, malah Jongin semakin menekan kepalanya hingga membuat sesi ciuman bibir itu berlangsung cukup lama dengan bibir Jongin yang terus melumat bibir atas dan bawah Kyungsoo bergantian.

"hmppthhh..." Kyungsoo melepaskan tangan Jongin yang masih menekan kepalanya dia merasa sesak dan pegal karena posisi berciumannya tadi.

Kyungsoo menyentuh bibirnya, nafasnya terengah-engah karena aktivitasnya, 'kenapa Jongin tahu kalau aku mau menciumnya' batin Kyungsoo kemudian tersenyum.

"eoh?" Kyungsoo kaget saat merasakan Jongin yang merubah posisinya, kepala Jongin kini menghadap ke perutnya, Kyungsoo hanya bisa diam saat Jongin semakin meringkuk dan menarik lengannya untuk di dekap.

Kyungsoo kembali mengelus surai darkbrown Jongin, Kyungsoo hanya bisa terkekeh saat merasakan kepala Jongin yang semakin melesak keperutnya, membuat dia sedikit kegelian karena tingkah Jongin yang benar-benar terlihat manja saat ini.

"kau seperti anak kecil saja Jongin" ucap Kyungsoo sambil mengelus kepala Jongin

Tangan Kyungsoo berhenti mengelus kepala Jongin, karena Jongin kini mengarahkan tangannya ke pipi Jongin, mengelus tangan halus Kyungsoo dan Jongin baru mengingat sesuatu.

"kau tidak memakainya?" ucap Jongin membuka matanya

"memakai apa?" tanya Kyungsoo bingung

"biar aku pakaikan" Jongin terbangun dan duduk kemudian melepas kalung yang melingkar di leher Kyungsoo.

"Seharusnya kau memakai ini, disini!" ucap Jongin sambil memakaikan cincin pernikahannya di jari manis Kyungsoo, Kyungsoo hanya bisa terdiam menerima perlakuan lembut Jongin, tidak terasa air matanya meluncur begitu saja tanpa dia perintah,

"Saranghe Kyungsoo~" ucap Jongin sambil menghapus air mata di pipi Kyungsoo

"uljima~" ucapnya kemudian mencium kening Kyungsoo lembut.

"pantas saja Suho mendekati mu lagi Soo, jika dia melihat kau mengenakan ini sedari dulu mungkin dia akan tahu bahwa kau sudah menikah, dan kau hanya miliku seorang"

"lagi pula, itu karena—"

Chu

Jongin membungkam mulut Kyungsoo agar tak bicara.

"ya aku tahu" ucap Jongin dengan wajah seriusnya.

"jika saja kau sedar-"

Chu

Jongin kembali mencium Kyungsoo hingga tidak dapat melanjutkan ucapannya lagi, Jongin hanya bisa tersenyum melihat bibir Kyungsoo yang mengerucut lucu.

"yakk Jongin kau tidak tahu ka-" (kalau aku ingin memakainya sedari dulu)

Chu, Kyungsoo mengerjap-ngerjapkan matanya, Jongin benar-benar senaknya saja jika bertindak.

"biarkan aku bicara du-mphhthhh" dengusan Kyungsoo terpotong karena bungkaman Jongin yang lumayan lama kali ini.

Chu~~ Jongin mencium Kyungsoo lama.

"jangan bicara lagi, lupakan itu semua kita mulai yang baru" ucap Jongin sambil membelai pipi Kyungsoo.

''lalu Suho?" tanya Kyungsoo berusaha membuat Jongin jengkel

"jadi kau ingin kembali padanya?" tanya Jongin dengan mata menatap tajam

"anni" jawab Kyungsoo takut.

"yakk Kyungsoo jadi sekarang kau yang ingin menduakan ku begitu?" nada Jongin terdengar tak suka kali ini.

"tidak Jongin~" jawab Kyungsoo dengan tangan menngkup pipi Jongin

"lalu... aku atau Suho?" Jongin pun melakukan hal yang sama dia menangkup kedua pipi gembil Kyungsoo, dan menempelkan keningnya di kening Kyungsoo.

Hening.

"my answer is you" ucap Kyungsoo tersenyum kemudian mencium bibir Jongin, menciumnya bukan mengecup, keduanya hanya bisa tersenyum di sela-sela ciuman lembut itu, baru saja Jongin akan melakukan hal lebih, aktivitasnya terganggu karena sebuah suara yang berasal dari ponselnya.

"aishh..." desis Jongin kemudian merogoh saku nya.

Kyungsoo yang melihatnya pun hanya bisa tertawa kecil, tidak ingin menggangu Jongin yang sedang menerima telfon Kyungsoo beranjak dari sofa, namun gerakannya terhenti saat Jongin menarik pinggangnya. Namja kulit tan itu menaruh jari telunjuk di bibirnya memberi kode pada istrinya yang tengah melotot agar diam saja.

Jongin semakin mengeratkan pelukannya di perut Kyungsoo, benar-benar posesive pikir Kyungsoo saat ini.

Pembicaraan via telfon itu selesai.

"siapa?" tanya Kyungsoo

"Chanyeol" jawab Jongin sambil merapatkan posisi tubuhnya agar lebih dekat lagi dengan Kyungsoo.

"ada apa? Bukankah di seoul sekarang malam kenapa dia menelfon?".

"dia bilang dia akan mulai bekerja, dan kau tahu? Baekhyun akan bekerja juga di kantor ku"

"benarkah?"

"eum..''

"aku tidak sabar untuk mulai bekerja" ucap Kyungsoo sambil tersenyum manis

"tapi kau hanya bisa masuk bekerja setelah kau diam selama dua minggu di Apartemen"

"ne? jadi aku di rumah dan kau bekerja begitu? Kenapa... aku tidak mau" ucap Kyungsoo

"kau hanya tinggal menikmatinya saja" ucap Jongin sambil menyeringai.

Merasa ada gelagat aneh Kyungsoo berusaha untuk berdiri dari kursi.

"kau mau kemana?"

"aku mengantuk Jongin, badan ku lelah"

"sini tidur di sini saja" ucap Jongin sambil menepuk kedua pahanya..

Dan Kyungsoo pun menuruti kemauan Jongin.

"nanti malam kita akan makan malam di Jules Verne" Jongin memberitahu sambil mengelus surai halus Kyungsoo.

"bukankah makan di sana harus reservasi dari jauh-jauh hari?"

"nde, kau benar dan eomma sudah menyiapkan semuanya untuk kita"

"eum.., aku merasa tak enak padanya karena kita telah berbohong" ucap Kyungsoo dengan wajah terlihat murung kali ini.

"hey..." Jongin mencubit hidung Kyungsoo pelan.

"aku akan menjelaskannya pada eomma, apa kita perlu menghubunginya sekarang?'' ucap Jongin mencoba menenangkan Kyungsoo.

"anni-anni, eomma pasti sedang istirahat saat ini, aku tidak mau mengganggunya"

"kau sungguh perhatian" ucap Jongin sambil tersenyum, namun Kyungsoo terlihat sebaliknya

"tentu saja, memangnya kau~"

"kau bilang apa?" Jongin mendekatkan wajahnya ke wajah Kyungsoo

"haha~ anni eopso" Kyungsoo berusaha menghindari wajah Jongin yang semakin dekat.

"jadi kau anggap aku tidak perhatian begitu?''

"anni, Jongin haha geli geli Jongin hentikan" ucap Kyungsoo terus menggeliat tak nyaman karena Jongin terus mengelitikinya.

Jongin tak mau menghentikan kegiatannya, tawa renyah Kyungsoo yang terdengar merdu membuatnya begitu bahagia saat ini. Tak lama kemudian, suara dari keduanya tidak lagi terdengar. Hanyalah keheningan yang saat ini mengisi ruangan yang cukup besar itu, kerena keduanya sudah terlelap beberapa menit yang lalu.

.

.

.

.

.

.

~END~

hehe author minta maaf karena membuat readers kebingungan, sebenernya teaser di chap 19 itu buat sequel fanfic ini! dan author juga bakalan rubah rated nya! tapi karena ada yang minta di tambahin chapnya lagi yaudah author turutin dan author pun ngepostnya lumayan pendek sengaja untuk sequel nanti!

ya udahlah terimakasih untuk yang udah nyempetin baca, follow dan favorite fanfic berantakan ini dan author minta maaf untuk readers yang merasa kecewa! author bakal post sequelnya beberapa jam lagi jadi di tunggu aja ya sabar...!

pay-pay ^^

dan sekedar info chap pertama sequelnya author pos cerita di chap ini namun ada sedikit tamabahan hunhan.