Jadikan Aku Yang Ke Dua

Pair: Hunkai, /Hunhan/Chankai/slight

Chapter: 5

Rate: M(Cuma nyrempet dikit :D)

WARNING: Yaoi, cerita pasaran dan alur yang sangat lambat, bahasa dan penulisan yang tidak sesuai, OOC.

Bagi yang tidak suka cast/pair di ff ini silahkan out dan gak usah dibaca, thank you :* BOW~~

Hope you enjoy this story ^o^


.

.

Suho hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan adiknya yang tidak bisa berhenti bergerak seperti cacing kepanasan. Jongin yang sedang galau atau kesal lebih tepatnya terus saja melakukan sesuatu yang hanya membuang tenaganya sendiri saja, karena Jongin terkadang akan menjambak rambutnya atau memukul kepalanya, menghentakan kakinya dilantai berkali-kali, membuat suara berisik karena Jongin juga tidak berhenti mendumal dan mengeluarkan sumpah serapah untuk Chanyeol tentunya yang sudah membuat moodnya benar-benar buruk.

Suho sebenarnya ingin tertawa melihat tingkah adik semata wayangnya itu, karena Jongin terlihat sangat menggemaskan saat sedang marah-marah seperti anak lima tahun yang sedang ngambek karena tidak dibelikan ice cream oleh Ibunya. Bahkan kalau bisa Suho ingin sekali mengabadikannya dalam video dan dia bisa menonton ulang tingkah lucu Jongin saat moodnya sedang buruk. Tapi sayangnya Suho tidak bisa melakukan itu karena pasti Jongin akan mengamuk jika Suho melakukannya.

''Kau tidak lelah apa dari tadi mara-marah terus?'' tanya Suho, tapi Jongin yang sedang kesal hanya mengabaikan pertanyaan Suho.

''Aku saja yang melihatnya saja lelah masa kau yang melakukannya tidak?'' suara Suho kembali terdengar, kali ini Jongin memeberi respon dengan memanyunkan bibirnya dan itu sukses mengundang gelak tawa Suho.

''Terus saja hyung.. kenapa sepertinya kau selalu senang setiap melihat sesuatu yang buruk menimpaku?''

''Siapa? Aku? Kau bercanda, tentu saja tidak adik ku tersayang.. sini-sini hyung akan berikan satu pelukan untukmu''

''Aku sudah besar hyung, tidak butuh pelukan darimu''

Tapi jawaban Jongin berbanding terbalik dengan kenyataannya karena kini dia beringsut mendekat dan memeluk hyungnya yang sudah merentangkan kedua tangannya untuk menyambut adiknya.

''Ahh lucunya adik ku ini.. hyung jadi rindu menimang-nimang baby Jongin, sayang kau tumbuh sangat cepat bahkan lebih tinggi dariku, hyung jadi tidak bisa menimang-nimangmu lagi''

''Haha.. itu deritamu hyung'' dan sekarang giliran Jongin yang tertawa senang.

.

.

Chanyeol berjalan santai memasuki rumahnya dengan bersiul-siul riang sepertinya kejadian beberapa waktu lalu sama sekali tidak berpengaruh untuknya, justru dia terlihat sangat senang. Siulanya pun kini berganti dengan nyanyian-nyanyian penuh kata-kata cinta. Bibir sexynya terus saja melantunkan nyanyian itu walaupun suaranya tidaklah seindah kata-kata yang sedang ia lantunkan Chanyeol dengan kepercayaan diri yang tinggi tetap memperdengarkan suaranya bahkan dia seakan tidak perdulli dengan beberapa maid yang menyapanya dan membukuk hormat padanya saat ia melewati mereka. Saat Chanyeol akan menaiki tangga untuk menuju kamarnya ia melihat seseorang yang sedang duduk manis diruang tamu dan menatapnya penuh selidik.

''Kau sudah kembali? Katanya kau akan menemui kekasihmu, kenapa cepat sekali? Chanyeol mengecek jam tangannya.

Terdengar orang itu sedikit mendesah kecawa dan mengacak rambutnya, ''Dia masih menolak ku Yeol..'' Chanyeol melangkah mendekat dan duduk disebelah orang tersebut yang tidak lain adalah Kris.

''Sudahlah jangan terlalu dipusingkan Kris, kau masih punya banyak waktu untuk mendapatkan cintamu kembali'' Chanyeol mengusap punggung Kris hanya sekedar untuk menenangkan dan memberi dukungan untuk Kris.

''Waktuku tidak banyak Yeol.. dia akan menikah dengan orang lain hanya dalam hitungan minggu dan memikirkan tentang itu membuatku susah bernafas dadaku sesak sekali..'' Kris memukul dadanya sedikit keras, Chanyeol meringis melihatnya.

''Semua akan kembali seperti semula percayalah padaku. Singkirkan ketakutanmu karena memang tidak akan ada hal buruk yang akan menimpamu Kris'' Chanyeol tersenyum lebar mencoba untuk mengirimkan sinyal kebahagian untuk Kris. Mau tak mau pun Kris mulai menarik kedua ujung bibirnya keatas membalas senyuman Chanyeol dan mereka pun tertawa setelahnya.

''Terima kasih Yeol, kalau tidak ada dirimu saat ini mungkin aku sudah benar-benar terpuruk'' Chanyeol hanya mengangguk mendengar ucapan teman baiknya itu.

''Ahh.. bagaimana dengan dirimu Yeol sepertinya kencanmu berjalan lancar''

''Hahaa.. bagaimana kau bisa tau Kris kalau kencanku berjalan lancar?'' bukannya menjawab pertanyaan, Chanyeol justru melemparkan pertanyaan pada Kris.

Kris memutar bola matanya malas ''Tentu saja aku tahu karena kau terus saja bernyanyi sepanjang jalan, dasar tidak tahu malu''

Chanyeol mendelik tidak suka mendengar kata-kata Kris. ''Hey siapa yang kau bilang tidak tahu malu huh?''

''Tentu saja kau bodoh.. suaramu itu sangat tidak merdu Yeol, untung saja kau temanku kalau bukan mungkin aku sudah menendang bokongmu'' jawab Kris santai.

''Sepertinya ada yang salah dengan pendengaranmu Kris.. suaraku ini sangat yang merdu dan sexy dan misalkan saja aku ikut acara pencarian bakat pasti aku yang akan jadi pemenangnya''

Kris memberikan gestur seakan ingin muntah mendengar ocehan temannya yang memiliki kepercayaan diri diatas rata-rata itu.

''Ya ya terserah dirimu sajalah Yeol.. aku malas berdebat denganmu''

''Haha.. nah begitu baru temanku'' dengan gaya yang sangat cool Chanyeol merangkul Kris.

''Jadi benar kencanmu berjalan lancar?'' tanya Kris lagi.

Kris sedikit bingung melihat ekspresi Chanyeol yang kini berubah memanyunkan bibirnya setelah beberapa detik yang lalu mengangguk dan tersenyum lebar.

''Aku hanya sedikit bermain dengannya tapi dia malah membawaku ke kantor Polisi'' adu Chanyeol pada Kris dengan nada sedikit merajuk.

Kris tertawa sebentar mendengar penuturan Chanyeol ''Memangnya apa yang kau lakukan padanya sehingga membuat dia tega menyeretmu Ke kantor Polisi?''

''Aku hanya bersenang-senang sedikit dengan tubuhnya hanya untuk menggodanya saja, tapi dia tidak terima dan menuduhku telah melakukan pelecehan padanya hufft..''

''Dasar mesum aku tahu apa yang kau sebut bersenang-senang itu, tapi kenapa kau tidak mendekam di penjara saat ini?''

''Sialan! Kau menyumpahi ku untuk mendekam di penjara begitu?''

''Bukannya seharusnya begitu yah? Kau mendekam disana beberapa waktu karena perbuatanmu''

''Sayang sekali sekarang aku ada disini tepat di depanmu bukan di tempat keras dan dingin itu''

''Kalian menyesaikannya dengan damai?''

''Yeah, karena aku punya senjata rahasia haha..''

''Tidak seru padahal aku ingin hasil akhir yang lain''

Kris berujar dengan nada penuh kekecewaan yang sebenarnya hanya untuk menggoda dan itu berhasil karena kini Chanyeol memukul kepalanya sedikit keras membuat Kris meringis sakit, mau tidak mau Kris pun membalasnya untuk melindungi diri. Dan selanjutnya yang terjadi mereka terlibat perkelahian kecil dan diselingi kata-kata konyol yang keluar dari bibir mereka.

.

.

''Holaa selamat sore sepupu hitamku tersayang..''

Suara melengking Chen sedikit mengganggu tidur sore Jongin, sebenarnya Jongin tidak tidur dia hanya memejamkan matanya untuk menenangkan diri dari rasa kesal dan emosinya karena kejadian yang ia alami hari ini. Tapi bukan Chen namanya kalau menyerah begitu saja, karena sekarang Chen mulai memukul bokong Jongin berkali-kali untuk membangunkannya. Akhirnya dengan terpaksa membuka matanya dan memberikan tatapan tajam untuk Chen.

''Hehe.. jangan marah seperti itu nanti kau semakin terlihat hitam'' canda Chen.

''Mana ada yang seperti itu bodoh'' satu bantal pun melayang ke kapala Chen.

''Sakit tau..'' sahut Chen

tadinya Chen ingin membalas dengan melempar kembali bantal kearah Jongin, tapi karena tatapan tidak bersahabat Jongin yang tertuju padanya Chen jadi mengurungkankan niatnya dan hanya memberikan cengiran canggung pada Jongin.

''Untuk apa kau kesini? Mengganggu tidurku saja''

''Aku sudah menelponmu berkali-kali tapi kau tidak menjawab panggilanku, pesanku juga tidak kau balas''

''Handphone ku mati dan dari pagi aku tidak tau dimana keberadaan benda itu''

''Ishh.. dasar merepotkan. Aku kan jadi terpaksa datang kesini''

''Ya sudah sana pergi aku juga tidak mengharapkan kehadiranmu''

''Yah ngambek lagi anak ini''

'' Aku tidak''

'' huff.. maaf ok? Malam ini aku ingin mengajakmu main keclub mau ya?''

''Moodku sangat jelek hari ini dan aku sedang malas keluar, lain kali saja maaf''

''Bagaimana kalau aku mengajakmu makan diluar mau tidak?''

''Nah kalau makan aku mau''

Chen menatap Jongin malas karena raut muka Jongin langsung berubah dalam dua detik hanya karena satu kata apa lagi kalau bukan satu kata favorit dari seorang Kim Jongin yaitu makanan.

''Giliran mendengar makanan langsung bersemangat'' Chen masih memasang wajah malasnya.

''Seperti baru mengenalku saja.. aku kan memang selalu begitu tidak pernah bisa berkata tidak untuk makanan'' dengan senyum bangga Jongin mengatakkan itu semua.

''Ya sudah sana cepat mandi dan kita pergi cari makan''

''Ok siappp!'' dengan bergegas Jongin berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Chen menguap bosan karena sudah lebih dari dua puluh menit Jongin belum juga selesai mandi, entah apa yang dia lakukan didalam sana hingga harus menghabiskan waktu sangat lama.

''Yak! Hitam cepat keluar lama sekali sih mandinya aku seperti sedang menunggui seorang gadis'' chen yang sudah habis kesabarannya pun mulai berteriak untuk membuat Jongin cepat keluar.

Baru saja Chen bangkit dari duduknya berniat untuk menggedor kamar mandi Jongin, anak itu sudah berdiri didepan pintu masih dengan baju yg lengkap dan tubuhnya yang tidak basah sama sekali.

''Kau tidak mandi? Tanyanya.

''Tidak'' jawab Jongin singkat.

''Lalu apa yang kau lakukan didalam sana?'' tunjuk Chen kearah pintu yang tepat dibalakang Jongin.

''Aku ketiduran tadi heheh...'' cengir Jongin. Mendengar itu membuat Chen ingin sekali menendang bokong Jongin.

''Demi Tuhan Jongin bisa tidak sih kau tidak membuatku kesal sekali saja..'' keluh Chen.

Jongin hanya mengangkat bahunya acuh dan berjalan menuju lemari pakainnya dan memilih baju yg akan dia pakai. Setelah rapi Jongin lansung menarik Chen keluar kamar kali ini giliran Chen yang berjalan malas-malasan mungkin karena dia masih kesal dengan Jongin.

''Ayolah Chen cepat sedikit aku sudah lapar..'' rengeknya.

''Kau yang lapar kenapa aku yang harus terburu-buru?'' Jongin berhenti dan menatap Chen tidak percaya.

''Kan dirimu yang mau mentraktirku, kau lupa?'' Chen menghela nafasnya dan akhirnya dia pun mengalah untuk tidak berdebat lebih panjang lagi dengan Jongin.

''Baiklah ayo'' Chen pun mengimbangi langkah cepat Jongin yang sepertinya memang sudah tidak sabar untuk mendapatkan makanannya.

Tidak sampai setengah jam mereka berdua sudah sampai ditempat yang mereka tuju, bukan restoran mahal hanya kedai biasa tapi tidak tidak bisa dibilang kecil juga karena memang ditempat ini sangat ramai pengunjung apalagi dijam-jam orang pulang kerja begini, karena banyak dari mereka yang datang untuk makan seteleh mereka lelah bekerja.

Jongin dan Chen pun mulai memesan makanan mereka Jongin disini terlihat senang sekali atau lebih tepatnya tidak tahu diri karena dia memesan makanan seperti orang yang belum makan tujuh hari tujuh malam dan tidak memikirkan perasaan ataupun isi kantong Chen. Chen membuka mulutnya lebar karena tdak percaya dengan kelakuan sepupu tersayangnya ini.

''Huff aku tau pasti akan selalu seperti ini jika mengajakmu makan saat moodmu sedang baik''

''Moodku sedang jelek Chen.. jangan sok tau deh''

''Tapi tidak untuk makanan karena buktinya kau sama sekali tidak menyia-nyiakan kesempatan''

''Kesempatan bagus tidak baik untuk dilewatkan, bukankah itu yang selalu dikatakan banyak orang?''

Jongin memilih mengabaikan tatapan protes dari Chen setelah melihat pelayan yang datang membawa semua pesanan mereka. Setelah mengucapkan 'selamat makan' dengan sopannya Jongin langsung menyantap hidangan didepannya mendahului Chen yang saat ini masih menatapnya sebal.

Chen yang bosan melihat orang kelaparan didepannya beralih mengedarkan pandangan kepenjuru ruangan menatap satu persatu orang-orang yang ada disana, banyak juga ternyata orang yang satu tipe dengan Jongin –menyantap hidangan mereka tanpa peduli keadaan sekitar.

Saat Chen akan mengalihkan matanya pada makanan didepannya tiba-tiba saja matanya menangkap seseorang yang sepertinya tidak asing dimatanya dimeja paling pojok sebelah kanan dan orang itu tidak sendiri.

''Hey Jongin..'' Chen menggoyangkan lengan Jongin berharap Jongin beralih menatapnya.

''Hemm'' tapi Jongin hanya membalasnya dengan gumaman.

''Jonginnnnn..'' panggilan Chen masih tetap diabaikan Jongin yang masih sibuk denganmakanannya, akhirnya Chen memukulkan sendoknya ke kepala Jongin.

''Aww.. apasih Chen dari tadi menggangu acara makanku?'' protes Jongin sambil mengelus kepalanya.

''Kau dari tadi mengabaikanku hitamm..''

''Ishh.. katakan saja apa yang ingin kau katakan aku tetap mendengarmu kok.. tidak usah pake acara memukul kepalaku''

''Tapi aku butuh kau memperhatikanku saat berbicara denganmu''

''Hahh.. merepotkan, baiklah cepat katakan''

Jongin meletakan sedoknya lalu melipat kedua tangannya didepan dada sambil menatap Chen.

''Kau lihat diujung sana bukankah itu Park Chanyeol? Jongin mengikuti arah yang ditujuk Chen, dan yeah itu Park Chanyeol. Emosi Jongin kembali naik keubun-ubun karena melihatnya.

''Tapi yang bersama dia itu siapa? Mereka terlihat akrab sekali dari tadi tidak berhenti tertawa satu sama lain''

Pandangan Jongin beralih pada sosok yang duduk didepan Park Chanyeol, Jongin sedikit terkejut melihat sosok itu.

''Bukankah dia Kris? Mereka saling kenal?'' tanya Jongin.

''Kris? Siapa dia? Chen balik bertanya.

Jongin menarik nafasnya dalam sebelum mulai bercerita dengan Chen.

''Kau ingat sepasang kekasih yang sedang bertengkar malam itu?'' Chen mencoba mengingatnya.

''Maksudmu lelaki yang ditinggalkan kekasihnya dan menangis tersedu-sedu itu?''

''Iya, Kris adalah lelaki itu''

''Kau yakin Jong?''

''Iya aku yakin, tadi pagi waktu aku menemani Sehun aku bertemu dengannya''

''Ditoko perhiasan?'' Jongin mengangguk. ''untuk apa dia kesana?''

''membeli cincin juga''

''untuk kekasihnya? Tapi bukankah mereka sudah putus?''

''Entahlah Chen.. mungkin dia masih ingin mengejarnya''

Chen terlihat sedang berfikir. ''Apa mungkin lelaki yang satu lagi yang kita lihat malam itu adalah Park Chanyeol?'' Jongin melebarkan matanya mendengar perkataan Chen.

''Tidak mungkin Chen.. bukankah lelaki yang bersamanya malam itu lebih pendek darinya? Dan aku yakin Park Chanyeol jauh lebih tinggi dari lelaki yang bersama Kris malam itu''

''Yang kau katakan ada benarnya tapi kemungkinan itu selalu ada, mengingat jarak kita yang tidak terlalu dekat dengan mereka dan kita tidak bisa memastikan itu bukan Park Chanyeol jadi bisa saja lelaki itu benar Park Chanyeol''

Kali ini giliran Jongin yang terlihat berfikir. ''Argh.. sial! Lalu kenapa dia mengajakku berkencan? Apa aku cuma dijadikan alasan saja?'' Chen tidak bisa menjawab pertanyaan Jongin.

''Ternyata dia sebrengsek itu.. sudahlah ayo kita pulang Chen sebelum aku hilang kesabaran dan membuat Park Chanyeol babak belur disini''

Chen sedikit bingung melihat Jongin yang sudah meninggalkannya keluar dari kedai itu. 'Kenapa anak itu jadi kesal?' tanya Chen entah pada siapa, tak lama Chen pun menyusul Jongin setelah sebelumnya membayar makanan mereka dahulu.

Sementara dimeja ujung sana.. ''Sepertinya ada yang memperhatikan kita dari tadi'' ujar Chanyeol

''Hentikan kenarsisanmu Yeol''

''Sungguh Kris aku merasakannya'' Chanyeol melihat sekeliling mencoba menemukan seseorang yang memperhatikannya.

''Tidak ada sama sekali Yeol, kau saja yang terlalu narsis'' Kris melanjutkan acara makannya dan mengabaikan Chanyeol yang masih melihat kenan dan kiri entah apa yang dia cari.

Sepanjang perjalanan pulang Jongin tidak banyak bicara, Chen juga sudah mencoba mencairkan suasana dengan melontarkan pertanyaan ataupun candaan tapi tetap tidak mendapatkan respon yang berarti. Karena merasa percuma mengganggu Jongin, Chen juga akhirnya memilih diam. Setelah sampai rumah Jongin pun Chen hanya bisa menghela nafas panjang pasalnya Jongin langsung masuk kedalam rumah tanpa mengucapkan terimakasih atau sekedar ucapan sampai jumpa dan selamat malam untuk Chen yang kini sudah melajukan mobilnya lagi, karena percuma saja kalau Chen mampir lagi Jongin akan tetap mengacuhkannya jadi dia memilih untuk pulang saja.

Jongin melewati Suho begitu saja yang saat ini sedang duduk santai menonton tv diruangan tengah, sapaan Suho pun diacuhkannya. 'Dasar Park Chanyeol mesum kurang ajar, suka mempermainkan perasaan orang, lihat saja aku akan menghajarmu nanti kalau kita bertemu lagi' kira-kira seperti itulah gerutuan Jongin yang terdengar ditelinga Suho. Dengan cepat Suho mengambil ponselnya dan menelpon seseorang.

'Halo..'

''Yak! Apa lagi yang kau lakukan pada adikku Park sialan Yeol?''

'Aku tidak melakukan apapun padanya'

''Jangan bohong Yeol baru saja dia pulang dan dia terus memaki namamu sepanjang jalan''

'Sungguh aku tidak melakukan apapun pada adikmu, terakhir bertemu dengannya saja tadi siang waktu kalian meninggalkanku didepan kantor polisi'

''Tapi kenapa dia uring-uringan lagi? Tadi waktu Chen mengajaknya pergi makan diluar moodnya sangat bagus''

'Untuk apa sih aku bohong.. aku juga baru saja kembali dari makan diluar.. tunggu tadi kau bilang Jongin pergi makan diluar?'

''Iya''

'Apa tadi kita makan ditempat yang sama?'

''Mana aku tau Yeol..''

'Mungkinkah dia melihat ku?'

''Kau sedang bersama seseorang?''

'Hihihi.. iya dan mungkin adikmu cemburu melihatnya, pantas saja sepertinya ada yang memperhatikanku disana ternyata adikmu yang manis itu'

''Tutup mulutmu Yeol aku tidak suka mendengar pujianmu tentang adikku''

'Hey.. siapa yang sejak awal menyerahkan adiknya padaku humm?'

''Aku menyerahkannya bukan untuk kau permainkan Bodoh''

'Tenang saja aku tidak mempermainkannya kok aku Cuma bermain sedikit'

''YAK!'' 'Hey tenang brother aku hanya bercanda.. cepat marah sekali sekarang dirimu'

''Aku sudah memperingatkanmu Yeol awas saja kalau mengabaikannya kau akan tanggung akibatnya''

'Iya-iya aku tau, cerewet sekali dirimu.. sudah ah aku mau memimpikan adikmu dulu, good night teman baikku, bye'

''Ishh.. sialan'' Suho melemparkan ponselnya diatas sofa setelah sambungan telepon diputus sepihak oleh Chanyeol.

Sementara didalam kamar Jongin sudah bergelung dengan selimutnya bahkan dia terlalu malas untuk melepaskan sepatunya, dia hanya ingin tidur dan melupakan kekesalannya. Jongin kesal setelah tahu yang membuat Kris sedih itu Chanyeol, setelah tahu Chanyeol membuat taruhan konyol dengannya sebelum mencampakan Kris bahkan memberikan alasan akan menikah dengan orang lain pada Kris. Konyol sekali menurut Jongin, Chanyeol akan menikah dengan orang lain tapi masih merayunya, apa benar Chanyeol akan menikah, atau itu hanya alasan untuk mencampakan Kris? Kalau benar begitu Chanyeol benar-benar brengsek. Itulah yang ada dikepala Jongin saat ini.

Jongin pov

''Arghh .. sial kenapa banyak sekali pertanyaan dikepalaku, apa benar Chanyeol kekasih Kris? Tidak jelas sungguh.. seingatku kekasih Kris itu tidak setinggi Park Chanyeol tapi menurut Chen bisa saja itu memang Chanyeol karena memang kami tidak terlalu dekat dan jelas melihat mereka jadi tidak bisa memastikan itu bukan Chanyeol. Sial sial kenapa sekarang aku justru memusingkan hal ini.. baiklah nanti aku tanyakan saja langsung pada Chanyeol, ahh tapi bisa saja dia menyangkalnya dan bilang tidak ada hubungan apapun dengan Kris. Ughhh.. aku pusing.

Hahh Sehun juga belum menghubungiku dari siang tadi, mungkin dia memang sudah terlalu terhanyut dengan Luhan dan sudah tidak menganggapku lagi.. kasian sekali nasibmu Jongin..

Tok Tok~

''Aku sudah tidur Hyung..''

Tok Tok~

''Aku bilang, aku sudah tidur hyung..''

''Ini aku Sehun, Jong'' apa Sehun?

Normal pov

Setelah mendengar suara Sehun, Jongin langsung berlari membukakan pintu.

''Untuk apa kau datang malam-malam begini Hun?'' sapa Jongin.

''Aku ingin menginap disini, tadi aku sudah bilang dengan Suho dan dia langsung menyuruhku kekamarmu saja. Sudah lama kan aku tidak menginap disini? Kau juga sudah lama tidak menginap dirumahku''

Mendengar itu tentu saja Jongin merasa senang karena memang dia sangat merindukan menghabiskan waktu berdua dengan Sehun karena memang semenjak Sehun bersama Luhan mereka jadi jarang punya waktu bermain berdua.

''Kau tidak senang aku datang kemari dan ingin aku pulang?'' tanya Sehun, sebenarnya dia tahu Jongin sangat senang karena Sehun mellihat mata Jongin yang berbinar mendengar dia akan menginap tapi karena Jongin hanya diam jadi dia hanya ingin menggodanya.

Jongin sontak menggeleng dan langsung menggandeng tangan Sehun memasuki kamarnya.

''Tentu saja aku senang, sudah lama kita tidak menghabiskan waktu berdua''

Sekarang mereka sudah duduk manis diatas ranjang Jongin. ''Humm.. maafkan aku yang terlalu sibuk belakangan ini jadi sering mengabaikan mu''

''Yeah kau memang sok sibuk sekarang, aku benci'' Sehun hanya terkekeh mendengarnya.

''Apa ada yang lucu huh?'' sewot Jongin

''Entahlah Jong.. aku selalu senang jika melihatmu sedang merajuk seperti ini, kau terlihat lucu'' jujur senyum Sehun sangat manis saat ini tapi karena perkataan Sehun sebelumnya membuat Jongin tetap bertahan dengan tatapan malasnya.

Suana dikamar itu menjadi hening, Sehun menunggu Jongin mengatakan sesuatu karena Sehun menyadari aura Jongin yang berubah menjadi serius dan tidak ingin diajak bercanda olehnya.

''Sehun''

''Ya..''

''Apa kau sungguh serius dengan rencana pernikahanmu? Sehun memandang Jongin yang saat ini juga sedang menatapnya serius.

''Tidak bisakah kau membatalkannya saja?'' Sehun menegang mendengar permintaan Jongin, dia tahu ini bukan candaan karena Jongin benar-benar serius waktu mengatakannya.

''Apa maksud perkataanmu Jong?''

''Jujur saja aku tidak senang dengan rencana pernikahanmu itu''

''Kenapa? Harusnya kau senang karena sahabatmu ini sudah menemukan tambatan hati''

''Aku tidak senang karena aku akan kehilanganmu saat kalian sudah menikah nanti, sekarang saja kau sudah sering mengabaikanku karena Luhan apa lagi nanti''

Sehun bisa mendengar dan melihat kesedihan Jongin saat mengatakan itu semua. Jongin masih setia menunduk dan memaikan jari-jari tangannya. Sehun menarik nafas panjang lalu membawa Jongin dalam pelukannya.

''Sekali lagi maafkan aku.. seharusnya tidak melupakanmu, tapi kau tau terkadang cinta itu membuat buta dan lupa akan hal penting lainnya''

''Iya kalau itu aku tau sekali Hun.. tapi tetap saja kau mengabaikanku dan aku sedih''

''Baiklah, kita buat satu kesepakatan tanda permintaan maafku padamu bagaimana?''

Sehun melepaskan pelukannya dan menatap Jongin yang terlihat penasaran dengan kata-kata Sehun barusan.

''Kesepakatan apa?'' tanya Jongin.

''Sehari milikmu. Apa itu terdengar menarik?

''Sehari milikmu'' ulang Jongin dan Sehun mengangguk.

''Dalam sehari penuh aku milikmu dan aku akan melakukan apapun yang kau inginkan'' Sehun menjelaskan.

''Benarkah kau mau melakukan apapun yang aku inginkan?''

''Iya''

''Ok aku setuju dan aku yakin kau akan menyesali ini Oh Sehun''

Sehun meringis melihat tatapan dan smirk evil Jongin, dia yakin sahabatnya itu sudah menyusun banyak rencana untuk membuatnya menyesali permainan ini tapi dilain sisi Sehun senang jika bisa membuat Jongin bahagia.

.

.

~TBC~

.

.


..gimana chap ini? maaf kalo gak nyambung dan masih banyak kekurangan juga masih php hehe.. iya nanti aku kasih HunKai momentnya tapi gak janji bisa semanis senyumnya baby Jongin :D dan ini aku udah usahain buat update cepet(gak selama kemaren:D). Makasih buat semua yg sudah sudi mampir/fav/follow/review diepep abal ini. Maaf juga gak bisa bales review satu satu tapi aku baca semua kok ^^ sekali lagi makasih buat perhatiannya. Dan juga thanks to SM yg udah kasih video Love Me Right dance practice semalem dan buat mood nulis aku up lagi :*see ya next chap ^^

~Silahkan kalo mau tinggalin review, gomawo~ ^o^