MY STEP FATHER

Summary : Oh Sehun, seorang namja tampan sukses berusia 27 tahun pemilik OH Corporattion. Hidupnya sangat sempurna kecuali statusnya yang hingga kini masih melajang. Hingga akhirnya Ia pun dijodohkan dengan seorang duda beranak satu bermata panda yang sangat manja, Huang Zi Tao. Apakah Sehun akan jatuh cinta pada Tao atau justru pada namja lain yang akan menjadi keluarganya?

Main Pair : HUNHAN

Other Pair : KRISTAO, HUNTAO, KAIHAN,KAISOO,CHANBAEK,SICHUL

Cast : Oh Sehun (27 tahun), Wu Luhan (12 tahun), Zi Tao (29 tahun), and other

.

CHAPTER 7 (END)

.

.

Sebelumnya :

Sehun terus berlari mencari Luhan, namun Luhan tiba-tiba hilang entah kemana. Bagaimana ini? Sehun panik dan khawatir. Luhannya pergi sambil menangis. Dan semua ini gara-gara dia. Harusnya Ia tidak menerima jalang itu menjadi sekertaris pengganti.

"Sialan! Sialan!" Sehun terus mengumpat sambil menendang-nendang udara kosong.

"Luhan, kau dimana sayang? Kumohon…" gumam Sehun frustasi sambil berjalan lesu kembali ke kantornya.

Ternyata Luhan bersembunyi di balik pohon sambil terisak pelan.

"Kenapa rasanya sakit sekali rasanya… hiks" ucap Luhan dengan terisak sambil memukul-mukul dadanya yang entah kenapa terasa sesak.

Luhan pun memutuskan untuk pergi kemana pun kakinya membawanya melangkah. Yang jelas Ia tidak mau kembali ke rumah. Namun langkahnya terhenti saat…

GREP

Sepasang tangan memeluknya dari belakang.

"Sayang…"

DEG

Suara ini. Luhan sangat mengenalnya. Luhan pun segera membalikan tubuhnya dan matanya mulai berkaca-kaca melihat sosok namja di depannya.

.

"K…Kris daddy?"

Luhan langsung menghambur ke pelukan Kris yang sedang bersimpuh.

"Ne. Ini daddy, sayang. Kau merindukan daddy hmm?" ujar Kris dengan suara bergetar.

Kris merasa bahagia sekaligus merasa bersalah pada Luhan.

"Ne daddy. Nomu bogoshipeo hiks."

"Stt jangan menangis sayang, daddy sudah di sini."

"Daddy, tidak akan pergi lagi kan?" Tanya Luhan sambil melepaskan pelukannya dan menatap Kris.

"Hmm, tidak akan lagi. Kalau daddy pergi, daddy juga akan membawamu dan mommy." Balas Kris sambil tersenyum lembut dan mengusap bekas air mata Luhan.

Tiba-tiba saja Luhan teringat akan mommynya yang sudah menikah.

"Daddy sebenarnya mommy…"

"Sudah menikah?"

"Ne. Daddy sudah tau?" Tanya Luhan dengan mimik terkejut.

"Tentu saja. Dan tujuan daddy ke sini adalah mengambil kembali kalian berdua." Jawab Kris dengan yakin.

Luhan terdiam. Lalu dia ingat pada Sehun. Bagaimana dengan Sehun? Tapi kemudian Luhan segera menepisnya. Lagipula Sehun kan tidak mencintai mommynya. Sehun sudah berselingkuh. Begitulah yang ada dipikiran Luhan.

"Ya daddy, aku setuju. Lagipula aku tidak suka pada appa tiriku." Ucap Luhan pelan sambil menunduk.

Kris tersenyum penuh kemenangan. Akhirnya dia akan segera bersama lagi dengan Tao dan juga Luhan.

"Kalau begitu, kau mau pergi bersama daddy kan?"

Luhan pun hanya mengagguk. Dan Kris pun langsung menggendong Luhan untuk di bawa ke mobilnya.

.

Di sisi lain, ternyata Sehun kembali ke kantornya untuk mengambil kunci mobil. Ia berniat mencari Luhan dengan mobilnya. Di tengah perjalanan, Sehun tiba-tiba melihat Luhan digendongan seseorang dan mereka masuk mobil.

"Apa Luhan diculik?" gumam Sehun panik dan segera mengikuti mobil tersebut.

Kris menyadari ada mobil yang mengikutinya. Ia pun mempercepat laju mobilnya.

"Shit! Lampu merah sialan!" umpat Sehun yang terjebak lampu merah.

Sehun melihat mobil yang membawa Luhan melaju dengan cepat dan menghilang di antara mobil-mobil lain.

"Aku harus bagaimana, Lu?" gumam Sehun putus asa.

Dan untuk pertama kalinya Sehun menangis. Menangisi kebodohannya, menangisi ketidakberdayaannya untuk menjaga Luhan, orang yang dia cintai.

.

Ditengah kekalutannya, Sehun pun akhirnya menelpon Tao.

"Yeobseo?"

"Ta..Tao.. Luhan…."

"Ne Sehunnie, ada apa dengan Luhan?"

"Aku..Aku tidak tau tapi aku melihatnya dibawa seseorang…"

"MWO? Bagaimana bisa?"

"Akan ku jelaskan nanti, sekarang aku sedang mencarinya."

"Baiklah baiklah, aku juga akan berusaha mencari."

.

KLIK

.

Langit sudah mulai gelap, Sehun sudah mencari Luhan kemana-mana. Ia juga belum bisa melapor karena hilangnya Luhan belum 24 jam. Ia pun memutuskan untuk kembali ke rumah. Lagipula Ia belum memberitahu kedua orang tuanya perihal hilangnya Luhan dan Tao juga belum memberi kabar apapun padanya.

"Sehun, ada apa?" Tanya Heechul yang menyadari kekhawatiran dalam wajah anaknya.

"Eomma, Luhan hilang. Ini semua salahku eomma." Jawab Sehun lalu tiba-tiba memeluk eommanya.

"Mwo? Bagaimana ceritanya bisa hilang, Sehun?" tutur Heechul dengan tenang, karena Ia tidak mau membuat Sehun semakin khawatir.

"Aku tidak tau eomma, ini salahku. Hiks.. Eomma aku harus bagaimana?" gumam Sehun sambil menangis dipelukan Eommanya.

Heechul mengusap lembut punggung Sehun untuk menenangkannya. Heechul tahu Sehun sedang sangat kalut hingga menangis seperti ini. Sehun bukan namja cengeng yang mudah menangis. Jika Ia menangis itu berarti hatinya sedang merasakan sakit yang teramat sangat. Dan sebagai Eomma, Heechul hanya bisa diam dan menenangkan anaknya. Bila sudah tenang, Heechul yakin Sehun dengan sendirinya akan menceritakan apa yang terjadi.

.

Setelah lelah menangis, Sehun membaringkan tubuhnya di Kasur Luhan. Ia tidak tahu lagi harus melakukan apa. Ia sangat lelah dan khawatir dan sedih dan entahlah rasanya menyakitkan.

"Sayang, kau dimana? Aku sudah sangat merindukanmu. Kembalilah, ku mohon. Aku ingin menjelaskannya. Kau salah paham." Gumam Sehun sambil melihat foto Luhan di handphonenya.

"Aku bisa merasakan kehadiranmu di mana pun. Aku bahkan bisa mencium baummu di sini. Tapi aku hanya butuh kau, kau yang nyata. Jadi kembalilah. Aku tidak bisa tanpamu."

Sehun terus bergumam sambil sesekali menghirup aroma Luhan pada bantal dan selimut yang biasa digunakannya.

Drrttt Drrtt Drrrttt

Tiba-tiba handphonenya bergetar. Sehun langsung saja menggeser tombol hijau setelah melihat ID Penelepon. Tao's Calling.

"Yeobseo, Tao? Bagaimana? Bagaimana? Kau sudah menemukan Luhan? Apa dia baik-baik saja?" Sehun langsung membrondong Tao dengan berbagai pertanyaan.

"Tenanglah Sehun. Luhan bersamaku sekarang. Dia baik-baik saja."

"Lalu, kau dimana? Aku akan menjemputmu."

"Tidak, tidak, tidak, Sehun. Aku tak akan pulang malam ini."

"Mwo?"

"Mianhe Sehun, akan ku jelaskan nanti. Sekar…."

"Kalau begitu katakan kau dimana? Aku ingin bertemu Luhan." Sehun langsung memotong ucapan Tao dengan panik.

"Mianhe. Tapi Luhan sedang beristirahat. Kau juga beristirahatlah Sehun. Jangan terlalu memikirkan Luhan. Besok aku akan ke rumah. Jadi, selamat malam."

.

KLIK

.

"Tapi Tao, Tao? Yeobseo?"

Sehun langsung membanting handphonenya kesal.

"Aishh! Kenapa jadi begini? Apa Luhan tidak mau bertemu denganku lagi? Apa Tao juga mengira aku berselingkuh?" ucap Sehun sambil mengacak rambutnya.

'Tak apa Sehun. Yang penting Luhan baik-baik saja. Besok kau bisa bertemu dengannya.' Batin Sehun menenangkan dirinya sendiri.

Setelah itu, Sehun pun langsung tertidur karena terlalu lelah. Raganya begitu pun hatinya.

.

Di waktu yang sama di tempat yang berbeda.

"Kau sudah menelpon dia, chagiya?" bisik suara Husky sambil memeluk tubuh telanjang Tao dari belakang.

"Ne. Aku sudah menelpon Sehun, Kris."

"Kau masih marah hmm? Kenapa memanggilku dengan begitu dingin?"

"Pikirkan saja sendiri." Kesal Tao lalu menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

Kris hanya terkekeh pelan melihat kelakuan namjanya yang belum berubah. Masih manja dan suka merajuk. Ia benar-benar merasakan kebahagiaanya lagi.

'Maaf Sehun. Tapi aku tidak bisa memberikan anakku padamu.'

.

Flashback

.

Kris membawa Luhan ke hotel tempatnya menginap. Sepanjang perjalanan, Luhan tidak henti-hentinya bercerita tentang kehidupannya saat Kris pergi. Kris merasa sangat jahat. Ia sangat pantas untuk dibenci oleh anak dan juga kekasihnya, Tao. Tapi, walau bagaimana pun, Kris tak akan bisa jika harus dibenci oleh kedua orang yang sangat dicintainya itu.

Sudah cukup lama Kris menahan rindunya pada Luhan dan juga Tao. Jadi, untuk saat ini biarlah dia menjadi sangat egois. Biarlah Ia mengambil kembali dua orang yang sempat ditinggalkannya tanpa mengindahkan perasaan orang lain. Perasaan Sehun yang sangat mencintai Luhan walaupun tidak ada yang mengetahuinya selain Sehun sendiri.

"Daddy, kapan kau ke korea?" Tanya Luhan yang berada dipangkuan Kris.

Saat ini, Luhan dan Kris sedang makan pizza sambil menonton film kartun di ruang tengah. Meskipun Luhan sudah JHS, Ia masih suka film kartun.

"Tepat sehari setelah mommymu menikah." Jawab Kris dengan santai sambil sesekali mengelus rambut anaknya.

"Kenapa tak langsung menemuiku dan Tao mommy?"

"Tidak bisa sayang. Masa daddy tiba-tiba datang lalu membawamu dan Tao mommy kkk…" balas Kris sambil terkekeh.

"Kenapa tidak? Kau bahkan menculikku sekarang." Canda Luhan sambil berpura-pura marah.

"Aigoo bukankah kata menculik terlalu kejam hmm?"

"Kalau begitu, kenapa daddy tidak menelpon mommy untuk meminta tebusan hmm?" goda Luhan sambil mengedipkan matanya.

Kris tertawa melihat kelakuan anaknya yang memiliki kemajuan pesat. Yah, menelpon Tao berpura-pura sebagai penculik bukan ide yang buruk. Mimik Kris pun berubah serius.

"Baby, kau setuju tidak jika daddy kembali bersama mommy?" Tanya Kris serius sambil menghadapkan anaknya agar menatapnya.

"Hmm tentu saja daddy. Mommy akan bahagia. Begitu juga aku. Aku sangat tahu Mommy hanya mencintai daddy sampai sekarang." Balas Luhan tak kalah serius kemudian tersenyum tulus pada Kris.

"Baiklah. Kau siap menjadi tawananku sayang?" ujar Kris sambil menampil senyum liciknya yang tampan.

Luhan mengangguk-angguk sambil tersenyum sama liciknya.

.

Saat itu, Tao sedang panik mencari Luhan. Setelah mendapat telepon dari Sehun, Tao langsung meninggalkan butik dan langsung melesat dengan mobilnya. Tao tidak ingin kehilangan Luhan. Dia belum sempat membahagiakan Luhannya. Selama ini Tao hanya sibuk pada karirnya dan mengabaikan Luhan. Bukan tidak peduli. Hanya saja dengan melihat Luhan, Tao selalu teringat pada Kris.

Ia melajukan mobilnya dengan pelan agar bisa melihat ke sisi jalan.

Drrttt Drrtt Drrtt

Tiba-tiba handphonenya berbunyi. Muncul nomor tak dikenal pada layar. Mungkin saja ini nomor si penculik. Di film-film kan biasanya si penculik akan menelpon untuk minta tebusan. Tao pun menepikan mobilnya lalu mengangkat telpon tersebut dengan gemetar.

"Yeob.. Yeobseo.." sapa Tao dengan nada takut.

"Anakmu ada padaku. Kalau kau ingin dia selamat, datang ke hotel xxx no xxx." Ucap suara diseberang.

Tao langsung melotot kaget. Luhannya benar-benar diculik. Apa Ia harus memberitahu Sehun?

"Jangan beritahu siapa pun. Kau harus datang sendiri." Lanjut si penelpon seakan bisa membaca pikiran Tao.

"Araseo, araseo. Jangan lukai anakku. Aku akan datang, tapi aku ingin mendengar suara Luhan dulu."

Kris alias si penelpon tertawa sebentar lalu mengkode Luhan agar melakukan aktingnya.

"Mommyy huaaaaa tolong Hannie jeballll… Hannie takut mommy huaaaa…"

Tao bertambah panik mendengar suara Luhan yang ketakutan.

"Hannie, gwenchana? Kau tenang saja. Mommy akan segera datang."

.

KLIK

.

Tao langsung memutus sambungannya dan melesat menuju tempat yang diberitahukan oleh si penculik tanpa tahu kalau sepasang ayah dan anak itu tengah tertawa di seberang sana.

"Kita berhasil daddy kkkk"

Luhan dan Kris pun bertos ria menunggu kedatangan Tao.

.

"Apa benar ini tempatnya? Kenapa hotelnya mewah sekali?" gumam Tao sambil mondar mandir di depan pintu kamar hotel Kris.

"Baiklah, ini demi Luhan." setelah menenangkan napasnya, Tao langsung mengetuk pintu kamar yang diberitahukan si penculik alias Kris.

.

Tok Tok Tok

.

CKLEK

.

"Anyyeo… hmppppp …" Tao hendak menyapa namun kata-katanya terbungkam oleh bibir seseorang di hadapannya.

Dengan kekuatan yang tersisa, Tao langsung mendorong orang yang kurang ajar itu hingga terdorong beberapa langkah namun tidak jatuh.

"YA! Ku…Kr…Kris?" Tao yang hendak marah-marah dengan mata pandanya yang melotot semakin membelalakan matanya saat menatap sosok yang ada di hadapannya sekarang.

Kris malah tersenyum lebar sambil merentangkan tangannya seperti minta dipeluk.

"Ya, ini aku, baby. Kau tidak rindu padaku hmm?"

Tao mengeratkan kepalan tangannya dengan napas yang memburu. Dia terlihat sangat sangat marah? Atau kesal?

.

BUGH

.

Kris langsung jatuh tersungkur setelah menerima pukulan telak di pipi kirinya. Walau bagaimana pun, Tao itu memiliki kemampuan bela diri yang cukup bagus.

"Baby, shh kenapa… kau menonjokku?" ucap Kris sambil meringis memegangi pipinya yang terkena tonjokan maut Tao.

Tanpa mempedulikan ringisan Kris, seolah tak puas, Tao langsung menghujani tubuh Kris dengan tas guccinya.

"Rasakan ini, bodoh! Aku benci padamu! Mati saja kau! Hah! Sialan! Bedebah kau! Kenapa kembali? Hah! Apa kau sudah bosan hidup! Berani sekali menemuiku!"

Tao terus mengomel sambil terus memukul Kris dengan tas guccinya.

"Baby, hentikan ahhh ini sakit aww… ampun.. ampuni aku… Ku mohooon…" ujar Kris sambil berusaha menangkis Tas Gucci sialan itu.

"Hah.. Hah.. Hah.." Tao pun akhirnya berhenti dengan napas terengah-engah.

.

Bruk

.

Tao langsung jatuh terduduk tepat di hadapan Kris yang tersungkur.

"Baby…" panggil Kris dengan lemah sambil memegang tangan Tao yang terduduk sambil menunduk.

"Hiks… Aku benci padamu hiks.."

Kris langsung terduduk dan membawa Tao ke dalam rengkuhannya.

"Mianhe Baby. Sungguh aku pun tersiksa karena merindukanmu. Tapi aku lebih tersiksa lagi jika melihatmu hidup bersamaku yang dulu. Aku tidak bisa sayang."

"Hiks Dasar bodoh hiks aku hanya ingin hidup dengan kau hiks dan Luhan hiks"

"Jangan menangis. Maafkan aku hmm?" bujuk Kris sambil mengusap lembut punggung Tao.

"Aku hiks aku kesal padamu hiks tapi aku hanya mencintaimu, Kris" balas Tao sambil mengeratkan pelukannya.

"Aku juga sayang. Aku lebih mencintaimu. Nado jeongmal saranghae."

Tanpa mereka ketahui, Luhan menatap kejadian tadi dengan tatapan haru. Ia bahagia karena akhirnya Kris dan Tao bisa bersatau kembali. Tapi entah kenapa Ia malah memikirkan Sehun.

"Sehun Appa, mianhe. Aku membiarkan mommy bersatu kembali dengan daddy. Tapi, mungkin kau juga tidak peduli kan, appa?"gumam Luhan dengan sedih saat teringat kembali adegan di kantor Sehun.

Karena melamun, Luhan tidak menyadari kalau mommy dan daddy sedang berciuman panas. Luhan langsung melotot namun kemudian tersenyum. Dan Ia mengingat Sehun lagi. Sehun sering melakukan yang seperti itu padanya. Namun Luhan kembali cemberut karena Sehun juga melakukan itu pada seorang yeoja di kantornya tadi siang.

"Kris, hemmptikampp.."

Kris langsung memberi tatapan –kenapa-. Lalu Tao pun mengkode dengan matanya kalau ada Luhan di situ melihat mereka.

"Baby, Kemari." Panggil Kris sambil tersenyum dan otomatis menyadarkan Luhan dari lamunannya tentang Sehun.

Tao langsung teringat kalau Luhan tadi berteriak histeris. Pasti dia sudah bersekongkol dengan Kris.

"Anak nakal hmm. Kau berani mengerjai mommy.." ujar Tao sambil mencubit pipi Luhan yang berada dipangkuan Kris.

Kris dan Luhan hanya saling pandang kemudian mengedikan bahunya cuek. Kris pun membawa Luhan agar duduk di sofa diikuti Tao.

"Tapi mommy senang kan bertemu dengan daddy?" goda Luhan sambil menaik turunkan alisnya.

"Kau ini." Balas Tao sambil mencubit bibir Luhan dengan gemas.

"Ngomong-ngomong, kenapa kau bisa bersama daddy?" Tanya Tao yang penasaran.

Luhan kemudian menceritakan tentang dirinya yang pergi ke kantor Sehun, lalu dia melihat Sehun berselingkuh dan akhirnya Ia kabur lalu bertemu dengan Kris.

Mendengar cerita Luhan, Tao langsung mendelik ke arah Kris.

"Wae?" Tanya Kris saat melihat delikan Tao yang di arahkan padanya.

"Ini ulahmu kan?"

"Bagaimana kau tahu?" kaget Kris sambil tertawa tanpa dosa.

"Kau benar-benar tidak berubah. Sehun itu sangat baik dan menyayangi, Luhan. Kasihan kan dia yang tidak tahu apa-apa jadi korbanmu."

"Habis dia terlihat dekat denganmu dan Luhan. Apalagi Luhan terlihat menyukainya." Bela Kris pada dirinya sendiri.

"Kau harus minta maaf padanya." Tegas Tao dengan tatapan memaksa.

"Benar daddy. Daddy harus minta maaf. Pantas saja aku tidak yakin soal kejadian tadi. Sehun appa kan sangat baik." Ucap Luhan mendukung kata-kata mommnya.

"Aku tidak mau. Aku tidak suka padanya." Rengek Kris sambil memeluk Luhan yang duduk di antaranya dan Tao.

"Kau ini benar-benar!" geram Tao hendak memukul Kris namun Kris menahan tangannya dan…

CUP

Kris menempelkan bibirnya ke bibir Tao lalu sedikit melumatnya. Tao hampir saja terbuai namun Ia melihat Luhan yang ada di tengah-tengah mereka sambil melotot.

PLAKK

Tao mendorong Kris pelan lalu menggeplak kepalanya.

"Aww baby, kenapa kau suka sekali memukulku." Ringis sambil mengusap sayang kepalanya.

"Ada Luhan bodoh!"

Kris hanya cengir tanpa dosa. Sedangkan Tao memutar bola matanya malas. Luhan malah tampak tidak peduli.

"Teruskan saja mommy. Aku juga sering melakukannya dengan Sehun appa." Ujar Luhan dengan santai membuat mommy dan daddynya langsung melotot ke arahnya.

"MWO?" teriak Tao dan Kris bersamaan.

"Wae?" Tanya Luhan dengan bingung.

"Lalu, apalagi yang kau lakukan dengan Sehun appa?" Tanya Tao dengan penasaran.

Sebenarnya Tao curiga dengan yang dilakukan Sehun. Pasalnya Luhan pernah bilang bahwa bagian bahwanya sakit dan saat itu Sehun menutupi leher Luhan dengan syal.

"Hmmm aku telanjang dan Sehun appa juga lalu setelah itu rasanya sakit saat sesuatu masuk ke lubangku tapi juga sangat enak. Lalu aku mengeluarkan sesuatu dari punyaku. Setelah itu aku merasa sangat lelah."

Tao dan Kris langsung menganga mendengar penjelasan dari Luhan.

"Apa si brengsek itu memperkosa anakku?" Tanya Kris sambil menatap Tao.

"Aku juga tidak tahu, Kris. Tapi aku rasa Sehun mencintai Luhan. Aku bisa melihat dari tatapannya dan juga sikapnya pada Luhan. Aku saja sebagai suaminya tidak pernah disentuh olehnya." Jawab Tao sambil membalas tatapan Kris.

"Tetap saja aku tidak bisa menerimanya. Dia itu memanfaatkan Luhanku yang polos. Sudah ku duga, dia itu benar-benar brengsek." Balas Kris tidak mau kalah.

"Tapi, apa salahnya kan? Lagipula sepertinya Luhan juga mencintai Sehun."

"Luhan itu baru 12 tahun. Dan si brengsek itu hampir seumuran denganmu."

"Lalu kenapa? Cinta itu kan tidak memandang apapun termasuk umur."

"Tidak bisa pokoknya. Aku harus memberi si brengsek itu pelajaran."

"Kau sudah melakukannya Kris. Kau membuatnya panik dan khawatir saat Luhan hilang. Dia pikir Luhan diculik. Saat dia menelponku, dia terdengar sangat putus asa. Dan kau tahu, sekarang dia pasti sangat tersiksa. Apa kau tidak punya perasaan hah?"

Kris langsung bungkam. Ia tidak tahu harus berkata apa lagi. Tapi Ia tidak bisa terima, anaknya yang polos bahkan baru berusia 12 tahun sudah ternodai oleh seorang namja dewasa yang sangat mesum. Ini benar-benar tidak bisa dipercaya.

"Arghhh…" geram Kris sambil mengacak rambutnya kesal.

Tao hanya menghembuskan napasnya kasar. Sedangkan Luhan hanya diam mendengar percakapan mereka. Luhan bingung sekaligus penasaran. Memang kenapa sih? Apa yang salah dengan yang dilakukannya bersama Sehun?

.

Setelah Luhan tertidur di kamar sebelah, kini Tao duduk di samping Kris di pinggiran ranjang.

"Aku harus menelpon Sehun. Dia pasti khawatir dengan keberadaan Luhan." Ucap Tao sambil menatap Kris di sampingnya.

"Tidak. Untuk apa kau menelponnya? Biarkan saja dia." Larang Kris sambil merebut handphone Tao.

"Ayolah. Kau ini jahat sekali sih!" kesal Tao lalu merebut kembali handphonenya namun Kris malah menahan tangannya lalu mendorongnya hingga terbaring di ranjang.

"Baiklah, kau boleh menelponnya tapi setelah ini." Bisik Kris dengan seringai tampannya lalu menindih tubuh Tao yang entah kenapa membeku tidak bisa menolak sentuhan Kris.

"Ahh…" Tao mulai mendesah saat Kris mengecupi telinganya lalu turun ke leher.

Dimulailah malam panas dua insan yang sangat bergairah dan saling merindukan tersebut.

.

Flashback End

.

Esoknya….

"Aku harus bertemu Sehun. Aku akan membawa Luhan juga." Izin Tao pada Kris yang sedang memakan sarapannya.

.

Prangg

.

Kris membanting sendoknya sambil menetap Tao tajam membuat Tao mengkeret takut.

"Tidak bisa. Luhan tidak boleh bertemu dengannya. Kau temui saja dia. Luhan di sini denganku." Balas Kris dengan tegas tanpa bantahan dari Tao.

"Tapi…. Baiklah, aku pergi." Pamit Tao dengan ragu lalu mengecup kilat bibir Kris.

"Hmm.. cepat kembali." Jawab Kris lalu membalas kecupan kilat Tao.

.

Kini Tao berada di rumah Sehun. Tepatnya duduk di sofa ruang tamu dengan Sehun di depannya juga Heechul di sampingnya. Kebetulan Siwon sudah berangkat ke kantor. Sehun sendiri sengaja meliburkan diri.

Tao menatap prihatin pada Sehun yang terlihat habis menangis dan kurang tidur.

"Kau habis menangis?" Tanya Tao.

"Hmm, aku sangat mengkhawatirkan Luhan. Dimana dia?" Tanya Sehun to the point karena sejak kemarin Ia memang menanti bertemu Luhan.

"Dia masih tidur, sepertinya kelelahan. Jadi aku tidak membawanya." Jawab Tao dengan ragu.

"Benarkah? Bukan dia tidak mau bertemu denganku kan?" Tanya Sehun sambil mendelik tak percaya.

"Tidak Sehun. Soal kejadian kemarin Luhan sudah menceritakannya. Sebenarnya aku ke sini untuk memberitahumu. Aku sudah meminta surat cerai pada pengadilan, mungkin beberapa hari lagi akan di antar ke sini."

"MWO? Yang kemarin itu hanya salah paham. Sehun bisa menjelaskannya." Bela Heechul yang memang sudah mendengar ceritanya dari Sehun.

"Bukan karena itu, eomma. Aku minta maaf, tapi aku tidak pernah mencintai Sehun. Aku menikahinya karena permintaan dari calon suamiku yang dulu, Kris, daddy Luhan. Dan sepertinya Sehun juga mencintai orang lain eomma." Jelas Tao membuat Heechul terbelalak.

"M..Mwo?" Heechul tidak bisa berkata-kata lagi.

"Ya eomma, Tao benar. Aku mencintai orang lain." Ucap Sehun dengan nada sedih.

"Kau mencintai Luhan bukan? Luhan sudah menceritakan semuanya padaku dan Kris." Ujar Tao membuat Sehun was-was.

"Luhan, menceritakan semuanya?" Tanya Sehun untuk memastikan.

"Ya, semuanya."

Sehun terdiam. Otaknya yang super jenius tiba-tiba buntu. Bagaimana ini? Heechul pun terdiam karena tidak mengerti apapun. Terlebih lagi Ia sangat syok mendengar Sehun yang mencintai Luhan.

"Tak apa, Sehun. Aku tidak marah. Aku tahu kau sangat tulus mencintai anakku." Ucap Tao sambil tersenyum.

Sehun tersenyum lega dengannya.

"Kau serius? Kalau begitu, biarkan aku mengantarmu. Aku ingin bertemu dengannya." Ujar Sehun dengan semangat, Ia benar-benar merindukan Luhan.

"Maaf Sehun, tapi sebenarnya aku belum bisa mempertemukanmu dengan Luhan." Balas Tao sambil menatap Sehun sendu.

Senyum yang terpatri di bibir Sehun lenyap seketika.

"Waeyo? Apa Luhan marah padaku? Dia tak mau bertemu denganku kan? Iya kan? Ku mohon Tao, aku ingin bertemu dengannya." Mohon Sehun dengan wajah semelas mungkin.

"Tidak bisa, Sehun. Mianhe. Kau tenang saja. Kau bisa bertemu Luhan, tapi tidak sekarang." Tolak Tao untuk kedua kalinya.

Sehun hanya menghela napasnya kasar.

"Baiklah, aku menghargai keputusanmu." Ucap Sehun dengan terpaksa.

"Gomawo. Kalau begitu, aku harus kembali. Terima kasih karena mau menikah denganku. Itu sangat berarti bagiku Sehun." Ucap Tao dengan tulus.

"Ya, aku juga. Gomawo sudah mempertemukanku dengan Luhan."

"Baiklah, aku pergi Sehun. Sampai bertemu di pengadilan. Eomma, aku pergi." Pamit Tao yang dibalas anggukan dari Sehun sedangkan Heechul hanya diam.

Setelah Tao pergi, Heechul masih diam. Sepertinya Eomma Sehun itu terlalu terkejut.

"Eomma, kau baik?" Tanya Sehun menyadarkan Heechul dari keterkejutannya.

"Jelaskan pada Eomma, Sehun!" pinta Heechul dengan tegas.

.

XXX

.

Tepat hari ini, Sehun sudah resmi bercerai dengan Tao. Sehun menghadiri sidangnya tadi siang ditemani eomma dan appanya.

Heechul dan Siwon memang terkejut dan masih mengawang saat Sehun menceritakan semuanya. Terlebih saat mengetahui hubungan Sehun dan Luhan yang sudah terlalu jauh. Mereka hanya terlalu berharap pada pernikahan Tao dan juga Sehun. Mereka kira semua baik-baik saja dan akan bahagia pada akhirnya. Tapi ternyata semua malah berakhir secepat ini.

Mau bagaimana lagi, mereka juga tidak bisa menyalahkan Sehun. Walau bagimanapun mereka akan selalu mendukung keputusan yang diambil oleh Sehun, anak mereka satu-satunya.

.

Saat dipersidangan, Sehun berharap bisa bertemu Luhan. Tapi Luhan tidak muncul di sana. Dia malah bertemu dengan Kris yang selalu mengarahkan tatapan tajam penuh kebencian padanya. Mungkin Kris tidak terima akan perbuatan Sehun pada Luhan.

"Sehun, kenalkan ini Kris, daddy kandungnya Luhan." Ucap Tao dengan lembut sambil tersenyum.

"Oh Sehun imnida." Ujar Sehun dengan sopan sambil membungkukan badannya.

Walau bagaimanapun Kris adalah calon mertuanya nanti. Kalau dia bisa bersama Luhan pada akhirnya.

"Kris." Balas Kris dengan dingin tanpa balas membungkuk.

Tao memutar bola matanya dengan malas. Krisnya benar-benar menyebalkan.

"Baiklah, Sehun. Sampai bertemu di dalam." Pamit Tao lalu segera bergegas pergi, takut Kris membuat keributan.

Sehun hanya mengangguk.

Tiba-tiba Kris berbalik lalu berbisik padanya, "Kau mencari Luhan? Asal kau tahu. Dia itu membencimu. Dia tidak ingin bertemu dengamu lagi."

Sehun langsung mematung sambil menatap kepergian Kris.

'Apa itu benar sayang? Kau membenciku? Kau tidak ingin bertemu denganku lagi'

.

Setelah sidang kemarin, Sehun uring-uringan. Ia sangat merindukan Luhan. Ia tidak bisa berkonsentrasi melakukan apapun di kantornya.

Tapi, benarkah Luhan memang tidak ingin bertemu dengannya? Tapi kenapa? Apa gara-gara kejadian waktu itu? Tapi Tao bilang Luhan tidak marah padanya.

"Apa aku harus ke sekolah Luhan?" gumam Sehun sambil tersenyum.

.

Sehun pulang lebih awal demi datang ke sekolah Luhan. Luhan pulang sekitar jam 2 siang. Kini Ia sedang menunggu Luhan di dalam mobilnya yang parkir tepat di depan pintu gerbang.

.

Kring Kring Kring

.

Bel sudah berbunyi. Sehun langsung stand by turun dari mobilnya. Ia harus teliti menengok kanan dan kiri. Jangan sampai Ia kehilangan kesempatan bertemu dengan Luhan.

Murid-murid sudah banyak yang lewat di depannya. Tapi tidak ada Luhannya. Tiba-tiba dia melihat Kai yang sedang berjalan bersama seorang namja mungil. Sehun berdecih dalam hati saat melihat betapa tidak setianya Kai. Baru ditolak sedikit saja, Kai sudah dapat pengganti Luhan. Walaupun Ia tidak suka pada bocah itu, apa boleh buat.

"Hei kau." Panggil Sehun saat Kai hampir melewatinya.

"Annyeong ahjussi." Sapa Kai sambil tersenyum dan membungkuk.

Namja mungil yang bersama Kai yang tak lain adalah Kyungsoo ikut membungkuk.

"Kau lihat Luhan tidak?" Tanya Sehun tanpa membalas sapaan Kai.

Kai terlihat bingung.

"Luhan sakit. Dia tidak ke sekolah hari ini. Bukankah ahjussi adalah appanya? Kenapa tidak tahu?" jawab Kai membuat Sehun mendesah kecewa.

"Luhan sudah tidak tinggal denganku. Baiklah, gomawo." Ujar Sehun lalu berbalik pergi menuju mobilnya menimbulkan tanda tanya besar dalam benak Kai.

Namun, tiba-tiba Sehun kembali ke hadapan Kai.

"Ngomong-ngomong, sebenarnya Luhan adalah calon pendamping hidupku di masa depan. Jadi kau tidak boleh mendekatinya lagi. Lagipula sepertinya cintamu hanya cinta monyet. Buktinya kau sudah dapat yang baru. Sudah ya, aku pergi." Ungkap Sehun dengan PDnya lalu pergi meninggalkan Kai yang melongo terkejut.

"Jonginie, ahjussi itu sangat aneh." Ucap Kyungsoo sambil menatap Kai yang masih melongo.

"Memang. Sudahlah, kita pulang saja." Ajak Kai sambil menarik tangan Kyungsoo.

Setelah berbaikan, Kai dan Kyungsoo selalu berangkat dan pulang bersama naik bus. Di rumah pun, Kai selalu menempeli Kyungsoo bahkan mereka tidur dalam satu ranjang yang sama. Kai hanya tidak ingin appanya menyentuh Kyungsoo lagi. Dan untung saja, appanya kini akan punya istri baru. Jadi sepertinya dia tidak akan mengganggu Kyungsoo lagi. Kalaupun iya, Kai akan melindungi Kyungsoo seperti yang Ia janjikan.

.

Sementara itu, di kediaman Kris.

"Kita akan berangkat ke China besok." Ucap Kris saat sedang menonton bersama Tao.

"Kau serius? Bagaimana dengan Luhan?"

"Tentu saja dia ikut dengan kita. Itu lebih bagus. Karena Luhan tidak perlu bertemu lagi dengan namja brengsek itu."

"Kris! Tapi Sehun itu mencintai Luhan dan walaupun Luhan belum mengerti sepenuhnya tapi aku juga merasakan jika Luhan punya perasaan yang sama."

"Luhan itu masih kecil. Dia akan mudah melupakan namja itu. Jadi, kau tidak usah macam-macam!"

"Tapi, setidaknya biarkan mereka bertemu untuk terakhir kalinya."

"Ku bilang tidak ya tidak. Sudahlah, aku sedang tidak ingin berdebat."

Tao hanya menunduk sedih mendengar jawaban dari Kris. Kris memang tidak berubah, sangat keras kepala.

Tiba-tiba Kris beranjak dari duduknya.

"Aku harus pergi keluar sebentar untuk mengurus kepindahan kita. Kau jaga Luhan. Dan ingat! Jangan macam-macam sayang." Pamit Kris lalu mengecup lembut kening Tao.

Tanpa mereka sadari ternyata Luhan mendengar pembicaraan mereka berdua.

'Sehun appa mencintaiku? Lalu kenapa? Aku juga mencintainya tentu saja. Aku kan anaknya walaupun sekarang sudah tidak lagi. Tapi kenapa daddy melarangku bertemu dengan Sehun appa. Padahal aku kan merindukannya.'

.

Tao sedang melamun sambil membuat susu kocok untuk Luhan. Luhan yang bosan menunggu pun menghampiri Tao.

"Mommy, kenapa melamun?" Tanya Luhan menyadarkan lamunan Tao.

"Ah, ani. Mommy hanya memikirkan kepindahan kita ke China, sayang."

"Jinja?" Tanya Luhan penuh rasa ingin tahu.

"Ne." jawab Tao singkat.

Setelah selesai membuat susu kocok. Luhan dan Tao duduk di sofa ruang tengah sambil menonton kartun favorit Luhan.

"Mommy, aku rindu pada Sehun appa. Aku ingin bertemu dengannya." Ucap Luhan tiba-tiba.

Tao langsung tersenyum mendengar penuturan Luhan.

"Kemari sayang." Ujar Tao lalu memangku Luhan.

"Kenapa daddy melarangku bertemu Sehun appa?"

"Kau sangat ingin bertemu dengannya, sayang?" Tao malah bertanya balik tanpa menjawab pertanyaan dari Luhan.

"Hmm tentu saja mommy."

"Kenapa?"

"Tentu saja karena aku merindukannya mommy." Jawab Luhan kesal.

"Kenapa kau rindu padanya?"

"Aku.. Aku tidak tahu." Gumam Luhan sambil menunduk.

"Lihat mommy sayang. Kau sedang jatuh cinta padanya."

"Jatuh cinta?"

"Ya. Apa jantungmu berdebar kencang saat berada di dekatnya?"

Luhan mengangguk.

"Apa kau merasakan sakit di dadamu saat melihat dia berciuman dengan orang lain?"

Luhan mengangguk.

"Itu artinya kau jatuh cinta pada Sehun sebagai kekasih, bukan sebagai appa."

"Kekasih? Seperti mom dan dad ?"

"Ya sayang. Seperti mommy dan daddy. Sehun juga mencintaimu seperti itu dan kau juga." Jelas Tao membuat Luhan semakin mengerti.

"Lalu, aku harus bagaimana mommy? Aku ingin bertemu dengannya dan mengatakan aku jatuh padanya mommy." Ucap Luhan dengan sedih.

"Baiklah, sayang. Mommy akan membantumu." Balas Tao sambil mengedipkan sebelah matanya.

.

Jadi, di sinilah Tao dan Luhan sekarang. Tao mengantar Luhan ke rumah Sehun. Masalah Kris urusan belakangan. Yang terpenting sekarang Luhan bisa bertemu dengan cintanya, Sehun.

"Kau masuklah, sayang. Mommy tidak bisa mengantar ke dalam. Daddy pasti sudah pulang. Mommy harus kembali dengan cepat. Good luck, baby." Pamit Tao lalu mengecup pipi anak semata wayangnya.

"Thank you, mom. I love you so much." Balas Luhan lalu balas mengecup pipi mommynya dan segera keluar dari mobil.

Tao langsung melajukan mobilnya meninggalkan Luhan yang menatap gugup rumah di depannya.

'Sehun appa, sebentar lagi kita akan bertemu. Rasanya sangat berdebar.' Batin Luhan sambil memegang dadanya merasakan jantungnya yang berdetak sangat cepat.

Luhan hendak membuka pintu gerbang namun tiba-tiba sebuah mobil range rover hitam yang sangat Ia kenal berhenti tepat di depannya dan Ia tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya saat melihat seseorang yang keluar terburu-buru dari dalam mobil itu.

"Sehun appa?" gumam Luhan sambil menatap tanpa kedip namja tampan yang berjarak tidak jauh dari tempatnya berdiri.

Sedangkan Sehun hanya diam sama terkejutnya. Ia bingung sekaligus takut kalau ini hanyalah mimpi atau halusinasi karena Ia terlalu merindukan Luhan.

"Lu..Luhan?"

.

Sementara itu, Tao sudah sampai di hotel tempat Kris menginap dan langsung dihadiahi tatapan marah dari Kris.

"Dari mana saja kau? Dimana Luhan?" Tanya Kris dengan nada yang sangat menyeramkan.

Tao hanya diam sambil menunduk.

"Melihatmu diam seperti ini. Aku sudah tahu jawabannya. Aku akan menjemputnya sekarang juga." Lanjut Kris lalu hendak pergi meninggalkan kamar hotel.

"Tidak Kris. Ku mohon! Kau tahu kan bagaimana rasanya saat orang tuamu dulu tidak merestui hubungan kita? Jadi, biarkan mereka sayang. Luhan akan baik-baik saja bersama Sehun." Cegah Tao yang membuat Kris bungkam.

"Huft, baiklah. Tapi besok, dia tetap harus pergi bersama kita." Ucap Kris pada akhirnya.

"Gomawo, Baby. Aku tahu kau masih punya perasaan." Goda Tao lalu memeluk Kris erat.

Kris mendengus mendengar ucapan Tao. Tentu saja dia punya perasaan.

.

Kembali pada Sehun dan Luhan yang masih bertatapan dari jarak yang cukup dekat.

Sehun mulai berjalan lebih dekat pada Luhan dan Ia berhenti tepat di depan Luhan.

"Sayang, ini benar kau?" gumam Sehun sambil menyentuh lembut pipi Luhan.

"Ne." jawab Luhan tanpa bisa menahan air matanya.

Luhan menangis. Ia tidak mengerti mengapa Ia ingin mengeluarkan air matanya saat melihat Sehun tepat di depannya dan menyentuh pipinya.

Sehun menyadari ini nyata saat Ia merasakan sesuatu yang basah mengenai tangannya.

.

GREP

.

Sehun langsung membawa Luhan ke pelukannya.

"Oh sayang, aku sangat merindukanmu. Kau tau betapa takutnya aku tidak bisa bertemu denganmu lagi."

"Nado, appa. Nomu nomu nomu bogoshipeo hiks"

"Jangan menangis, sayang. Aku sudah bersamamu sekarang. Jangan pergi lagi ku mohon. Itu menakutkan. Sangat menakutkan."

Luhan mengangguk dalam pelukannya.

Sehun melepas pelukannya lalu menatap dalam Luhan.

"Sayang, aku minta maaf soal waktu itu. Aku…"

"Aku sudah tau. Daddyku yang melakukannya." Jawab Luhan sambil tersenyum.

"Tapi daddymu bilang kau benci padaku dan tidak mau bertemu denganku lagi." Adu Sehun sambil cemberut.

Luhan tersenyum melihat ekspresi Sehun, "Tidak mungkin. Aku tidak akan bisa membenci appa. Karena aku mencintaimu, appa."

"M..Mwo? Ya.. ya tentu saja, appa juga mencintaimu." Sehun terlihat bingung mendengar penuturan Luhan.

"Mommy bilang, jika aku merasa berdebar saat berada di dekat seseorang. Itu artinya aku jatuh cinta. Aku selalu merasakannya saat bersama appa. Kau merasakannya kan appa?" ujar Luhan sambil menempatkan tangan Sehun tepat pada jantungnya yang berdetak kencang.

Sehun tercengang. Antara percaya dan tidak percaya dengan pernyataan Luhan barusan. Apa Luhan baru saja menyatakan cinta padanya?

"Aku mencintaimu sebagai kekasih, bukan sebagai anak pada appanya. Saranghae, ahjussi. Jeongmal saranghae."

Sehun tersenyum haru mendengarnya. Luhan benar-benar mengatakan itu? Luhan benar-benar membalas perasaannya selama ini?

"Aku lebih mencintaimu, sayang. Dan berhenti memanggilku appa apalagi ahjussi." Balas Sehun sambil menempelkan dahinya ke dahi Luhan lalu menggesekan hidung mereka yang bersentuhan.

"Lalu, aku harus memanggil apa?" Tanya Luhan dengan polos.

"Sehunnie chagi. Panggil aku itu, arra?"

"Sehunnie chagi." Panggil Luhan dengan imut membuat Sehun tidak tahan.

.

CUP

.

Sehun mengecup ringan bibir Luhan yang selalu menggoda setiap saat.

"Kekasihku sangat imut."

Luhan tersenyum senang lalu balas mengecup bibir Sehun. Sehun menahan tengkuk Luhan lalu melumat bibir itu agak lama.

"Aku kekasihmu?" Tanya Luhan saat Sehun melepaskan ciuman mereka.

"Kenapa masih bertanya? Tentu saja sayang. Kau bahkan lebih dari itu. Kau akan menjadi pasangan hidupku kelak. Kita akan menikah."

"Tapi aku masih 12 tahun." Ujar Luhan dengan pout yang sangat menggemaskan.

Sehun terkekeh mendengar betapa polosnya kekasihnya ini,"Tentu saja tidak sekarang, sayang. Nanti kalau kau sudah dewasa."

"Kau mau menungguku?" Tanya Luhan dengan takut.

"Sampai kapan pun, sayang."

Luhan tersenyum bahagia mendengar jawaban Sehun.

"Ayo masuk, sayang. Kebetulan appa dan eommaku tidak ada di rumah." Ucap Sehun dengan seringaiannya.

Sehun pun langsung menggenggam tangan Luhan dan membawanya masuk. Luhan hanya menurut dan mengikuti Sehun tanpa tahu bahwa setan mesum sedang bersarang dalam jiwa Sehun sekarang. Luhan, kau dalam bahaya.

.

Sehun membawa Luhan ke kamarnya. Pikiran-pikiran mesum sudah hinggap di otaknya. Bertemu dengan Luhan membuat tingkat kemesumannya meningkat. Apalagi mereka sudah hampir seminggu tidak bertemu. Membuat gairah Sehun berkali-kali lipat dari biasanya.

"Sayang, kita sepasang kekasih sekarang." Bisik Sehun sambil mendudukan Luhan di pinggiran tempat tidur dengan dia di sebelahnya.

"Ne, geunde wae?" balas Luhan dengan polosnya.

"Ah, maksudku kau tidak merindukanku?" ucap Sehun dengan gelisah, sepertinya tidak tahan.

"Aku merindukanmu. Aku kan sudah mengatakannya tadi."

"Maksudku, aku menginginkan sesuatu, sayang." Ujar Sehun dengan ekspresi seperti menahan sesuatu.

"Menginginkan apa?"

"Aku ingin bercinta denganmu, aku ingin menciummu, aku ingin memuaskanmu, aku ingin orgasme di dalammu, aku menginginkanmu, sayang." Ungkap Sehun dalam satu tarikan napas membuat Luhan melongo, antara bingung dan terkejut.

"Hah? Kau bilang apa? Kau berbicara terlalu cepat." Respon Luhan membuat Sehun sweet drop.

Sehun menghela napas sabar. Ia pun mendekatkan bibirnya ke telinga Luhan. Hembusan napasnya membuat Luhan merinding.

"Aku… ingin…kau…sayang…" bisik Sehun perlahan.

"Ssshhh…" Luhan mendesis saat Sehun menjilat sensual telinganya.

"Kau mau kan?" Tanya Sehun memastikan sambil memegang dagu Luhan agar menatapnya.

Luhan hanya mengangguk polos dengan kedua tangannya yang mencengkram sprei.

Sehun semakin mendekatkan wajahnya pada Luhan. Refleks Luhan pun memejamkan matanya saat merasakan benda kenyal menyentuh lembut bibirnya.

"Ehmpp…" Luhan melengguh nikmat saat Sehun mulai melumat pelan bibirnya.

Luhan mulai terbawa suasana pun melingkarkan tangannya di leher kekar milik Sehun. Ia pun tak mau kalah membalas lumatan dari Sehun. Pagutan mereka semakin memanas. Lidah mereka saling mendorong dan membelit membuat saliva mereka tercampur dan keluar dari sudut bibir Luhan lalu mengalir ke leher jenjangnya dan menembus ke dalam kaos baby blue yang dipakainya.

Luhan menarik pelan rambut Sehun pertanda napasnya sudah habis. Sehun pun melepaskan pagutannya lalu menjilat saliva yang keluar mengikuti alirannya hingga sampai pada tulang selangka Luhan.

"Ahhh…Sehunniehh" desah Luhan saat Sehun menghisap lalu menggigit tulang selangkanya hingga menimbulkan bekas.

"Tenang sayang…" bisik Sehun sambil mengelus punggung Luhan dan dengan perlahan melepaskan kaos pengganggu itu dari tubuh Luhan.

Luhan sudah shirtless sekarang. Sehun pun mengendorkan dasinya yang terasa mencekik lalu melemparnya asal. Ia membuka satu persatu kancing kemejanya dan entah kenapa membuat Luhan kesal. Ini terlalu lama. Dengan cekatan Luhan langsung menyingkirkan tangan Sehun lalu menarik kemeja Sehun hingga kancingnya terlepas. Dilemparkannya kemeja itu ke sembarang tempat membuat Sehun melongo. Apa ini Luhannya?

Namun kemudian Sehun menyeringai, "Sudah tidak sabar eoh?"

Setelah sama-sama Shirtless, Sehun malah terdiam memandangi Luhan.

"Wae? Kenapa hanya memandangiku saja?" kesal Luhan yang merasa Sehun sangat lambat saat ini.

"Kau sangat indah sayang…" jawab Sehun dengan suara serak kemudian langsung meraup nipel Luhan yang mulai menegang sedangkan nipel satunya dipelintir oleh ibu jari dan telunjuknya.

"Ahhh…Ssshhh…Sehunnieehh.."

Desahan indah Luhan membuat sesuatu di bawah milik Sehun semakin terbangun. Sehun merasakan celananya menyempit. Luhan melihat tonjolan itu dan entah kenapa Ia sangat ingin menyentuhnya.

"Arghhh Luhhh…" Sehun menggeram saat Luhan menyentuh penisnya yang sudah tegang di balik celana.

"Bebaskan dia sayanghhh…" pinta Sehun di sela-sela kenikmatannya saat Luhan memijat lembut penisnya yang sudah sangat keras.

Sehun langsung berdiri diikuti Luhan. Dengan cepat Luhan membuka ikat pinggang Sehun dan melepaskan kaitan celananya membuat celana tersebut langsung melonggar dan menuruni kaki jenjang Sehun. Sehun pun tak mau kalah, Ia melepaskan celana pendek rumahan berwarna ungu yang dikenakan Luhan.

"Bagaimana menurutmu?" Tanya Sehun tiba-tiba.

Luhan memandang Sehun dengan bingung.

"Apa dia semakin besar?" lanjut Sehun sambil melirik selangkangannya yang masih tertutupi celana dalam.

Luhan langsung berjongkok tepat di hadapan penis Sehun yang mengacung tegak.

"Aku tidak bisa melihatnya dengan jelas, Hunniehh…" tutur Luhan dengan jujur membuat Sehun ingin tertawa.

"Kalau begitu buka saja, biar jelas." Suruh Sehun dengan tampang iblisnya.

Luhan langsung menurunkan helai terakhir yang menutupi tubuh Sehun. Dan munculah penis kebanggaan Sehun yang langsung menampar wajah Luhan.

"Hisap dia seperti lolipop kesukaanmu sayang…"

Tidak ada salahnya kan Sehun meminta blow job. Karena setiap mereka bercinta, mereka selalu langsung ke inti.

"Ahhh…Yahh begitu luhh sayanghhh…" desah Sehun saat Luhan memasukan setengah penisnya ke dalam mulutnya yang hangat dan mungil.

Sehun mengocok sendiri penisnya yang tidak masuk ke mulut Luhan.

"Ouhhh ini sangat nikmathh…" desah Sehun keenakan sendiri.

Luhan memaju mundurkan penis Sehun lebih cepat membuat penis Sehun semakin membesar. Namun tiba-tiba Sehun menjauhkan mulut Luhan dari penisnya.

Luhan langsung mendongak dengan tatapan polosnya.

"Aku ingin orgasme di dalammu saja, sayangg…"

Sehun membawa Luhan berdiri dan…

.

Bruk

.

Sehun mendorong Luhan agar terbaring dan langsung menindihnya. Sehun kembali memagut bibir Luhan, kali ini dengan lebih ganas. Luhan membalasnya tentu saja. Sehun dengan perlahan melepaskan celana dalam milik Luhan di sela-sela ciuman panas mereka.

"Ehmpp…" desah Luhan dalam ciumannya saat kedua tangan Sehun meremas pantatnya.

Perlahan, Sehun memasukan jarinya ke hole Luhan.

"Arghh…" Luhan langsung menggigit bibir Sehun melampiaskan kesakitannya.

"Appo hmm?"

Luhan mengangguk imut.

"Tahan sedikit, oke?" ujar Sehun lalu menambahkan dua jarinya ke dalam lubang Luhan.

Perlahan Sehun melebarkan hole Luhan. Sehun pun menggerakan keluar masuk jarinya.

"Ahhh hunnieehhh lagihhh… Aku mau pipishh" desah Luhan yang sepertinya akan klimaks.

Sehun langsung mengeluarkan jarinya membuatnya Luhan mempoutkan bibirnya imut. Sehun tersenyum lalu mengecup kilat bibir cherry itu.

"Menungginglah sayang…" perintah Sehun yang langsung dituruti oleh Luhan.

Sehun meremas lembut pantat kenyal Luhan yang tepat berada di hadapannya. Ia pun mendekatkan pinggulnya hingga penisnya bergesekan dengan hole Luhan yang sudah berkedut minta dimasuki.

"Ahhh hunnieehh…" desah Luhan saat Sehun lagi-lagi menggesekan penisnya.

.

JLEB

.

"Akhhhhh…" Luhan langsung menjerit saat Sehun memasukan penisnya sekali hentak.

"Appoooo…" ringis Luhan hampir menangis.

Namun Sehun yang sudah ahli dengan tekhnik menggahi Luhan langsung berpegangan pada pinggang Luhan lalu memaju mundurkan pinggulnya dengan tempo sedang.

"Ahhhh… lebih cepathh hunnieehhh.." ringisan Luhan langsung berganti dengan desahan nikmat saat penis Sehun berulangkali menumbuk prostatnya.

"Yeahh kau masihh sempithh Luhh…"

Sehun mempercepat gerakan pinggulnya membuat Luhan tidak dapat menahan desahannya.

"Hunnieehhh akuhh mau pipisshhh… ahhh.."

"Argghhh…" Sehun menggeram saat Luhan tiba-tiba mengetatkan lubangnya.

"Sehunniehh akuu ahhh tidak tahann…"

"Tunggu aku sayangg…"

Dengan brutal Sehun terus menusuk lubang Luhan.

"Hunnieehhhh…"

"Luhanhhh…"

Mereka pun meneriakan nama masing-masing saat entah tusukan ke berapa membuat mereka berorgasme.

Luhan langsung terkapar menelungkup dengan Sehun menindihnya. Keduanya terengah-engah setelah melakukan olahraga rutin mereka.

"Ahhh…" Luhan mendesah lagi saat Sehun melepas tautan mereka.

Sehun langsung memeluk Luhannya dengan posesif lalu menaikan selimut untuk menutupi tubuh polos mereka. Saat ini mereka berbaring berhadapan.

"Kau lelah, sayang?" Tanya Sehun lalu mengecup dahi Luhan yang berkeringat.

Luhan hanya mengangguk dan memandang lemah Sehun.

Kemudian Luhan teringat akan kepindahannya besok. Tentu saja sebagai kekasih, Sehun harus diberitahu. Bagaimana ini? Apa Sehun akan marah? Luhan gelisah memikirkannya. Sehun sepertinya menyadari kegelisahan Luhan karena dahi Luhan berkerut sesekali.

"Ada apa hmm?" Tanya Sehun dengan lembut.

"Sehunnie, sebenarnya aku…aku besok pindah ke China." Jawab Luhan sambil menyembunyikan wajahnya di dada Sehun.

"Mwo? Kau tidak bercanda kan sayang?" ujar Sehun terkejut.

Luhan hanya mengangguk di balik dada Sehun.

"Lihat aku sayang." Pinta Sehun membuat Luhan mendongak memandang sendu Sehun.

"Kita baru stadi siang menjadi sepasang kekasih dan kita baru saja bercinta dan besok kau akan pergi meninggalkanku, Lu? Oh yang benar saja…" protes Sehun membuat Luhan semakin merasa bersalah.

"Mianhe, Hunnie. Tapi ini benar-benar mendadak."

"Oh ayolah, sayang. Kau bisa tinggal di sini denganku." Bujuk Sehun dengan wajah frustasi.

"Tapi aku tidak bisa berpisah dengan mommy dan daddy. Mereka baru saja kembali bersama dan aku tidak bisa meninggalkan mereka." Tutur Luhan dengan sedih.

"Jadi, kau lebih memilih meninggalkanku, begitu?" Tanya Sehun yang mulai terpancing emosi.

"Tidak begitu. Ku mohon, mengertilah, Hunnie."

"Bagian mana yang harus ku mengerti? Aku mencintaimu, Lu! Sangat. Dan kau juga mencintaiku! Apa itu tidak cukup menjadi alasan agar kau tidak pergi? Hah!" ungkap Sehun menaikan nada suaranya membuat Luhan sedikit tersentak.

"Hiks mianhe, Hunnie. Aku masih 12 tahun hiks Aku masih membutuhkan orangtuaku hiks…" balas Luhan sambil terisak membuat Sehun tidak tega.

Ya, Sehun tidak boleh egois. Ini demi Luhan.

"Baiklah baiklah sayang jangan menangis, oke?" ucap Sehun melembut sambil mengusap punggung Luhan agar tenang.

"Kau tidak marah, kan?" Tanya Luhan sambil menatap Sehun dengan matanya yang memerah karena menangis.

"Tidak, sayang. Aku tidak mungkin bisa marah padamu." Jawab Sehun sambil tersenyum lalu mengecup kedua mata Luhan kemudian dahinya.

"Gomawo." Balas Luhan turut membalas senyum Sehun.

"Tidurlah, sayang. Kau sudah lelah." Bisik Sehun sambil mengeratkan pelukannya seakan takut Luhan pergi saat Ia tertidur.

"Ne. Jalja, Sehunnie Chagi. Saranghae." Bisik Luhan di dada Sehun.

Sehun tersenyum lega mendengarnya, setidaknya walaupun Luhan pergi kini mereka sudah jadi sepasang kekasih.

"Jalja, Luhanku sayang. Nado saranghae."

.

Paginya Luhan sudah siap, begitu pun Sehun. Sehun akan mengantar Luhan ke bandara. Sehun terlihat sangat tidak bersemangat.

Baru kemarin Luhan jadi kekasihnya. Dan baru tadi malam dia bercinta dengan Luhan, tapi pagi ini Luhan malah harus pergi ke China.

"Tak bisakah kau tidak pergi, sayang?" Tanya Sehun dengan tampang memelas saat mereka berada di mobil.

"Mianhe. Tapi, mommy dan daddyku baru saja bersatu. Tentu saja aku harus bersama mereka." Jawab Luhan tanpa menatap Sehun.

Sehun menghembuskan napasnya kasar lalu mulai menjalankan mobilnya dengan pelan. Ia tidak mau momen kebersamaannya dengan Luhan terlewati dengan cepat.

.

Sehun menggendong Luhan di punggungnya. Awalnya Luhan menolak tapi Sehun memaksanya karena ini adalah hari terakhir kebersamaan mereka.

"Itu mommy dan daddy." Ucap Luhan sambil menunjuk Tao dan Kris yang terlihat menunggu dirinya.

Kris menatap tajam Sehun yang menggendong Luhan.

"Kenapa lama sekali?" Ucap Kris dengan ketus.

"Mianhe. Tadi, kami telat bangun." Jawab Sehun dengan tenang.

"Sudahlah, sayang. Sehun-ah, kau tidak ke kantor?" sela Tao agar kata-kata pedas dari Kris tidak muncul.

"Aku sengaja cuti. Mana mungkin aku tidak mengantar kekasihku yang mau pergi lama." Ujar Sehun santai.

Luhan tertunduk malu mendengar jawaban Sehun.

"Apa kau bilang? Kau bera…."

"Aigooo sudah jadi sepasang kekasih ternyata." Potong Tao sambil menginjak kaki Kris agar tidak bicara macam-macam.

Kris hanya menatap kekasihnya jengah. Baiklah, baiklah, kali ini dia akan mengalah pada Tao.

"Aku selalu mendoakan yang terbaik untuk kalian berdua." Lanjut Tao sambil tersenyum.

"Gomawo, Tao-ah. Aku benar-benar berterima kasih padamu. Aku juga mendoakan yang terbaik untukmu dan Kris Hyung."

Kris hendak mengeluarkan protesnya karena tak sudi dipanggil Hyung oleh Sehun namun pengumuman keberangkatan dari pengeras suara itu membatalkan niatnya.

"Ayo kita pergi." Ajak Kris dengan penuh semangat.

Entah kenapa Kris senang sekali kalau melihat Sehun yang tersiksa.

Sehun menurunkan Luhan dari gendongannya. Lalu menatap Luhan dengan sendu.

"Kita akan bertemu lagi. Tenang saja." Ucap Luhan menenangkan.

"Aigoo apa kekasihku sudah dewasa sekarang." Goda Sehun membuat Luhan tersipu.

"Luhan, ayolah." Ujar Kris tak sabar.

"Saranghae, Sehunnie." Ungkap Luhan sambil menahan air matanya agar tidak keluar, Ia sudah puas menangis tadi malam.

"Nado saranghae, Luhanku sayang."

.

CUP

.

Sehun mengecup lembut bibir Luhan lalu melumatnya perlahan. Luhan melingkarkan tangannya ke Leher Sehun dan turut membalas ciuman Sehun.

Tao dan Kris yang melihatnya hanya melotot tak percaya. Hunhan kissing live di depan mereka.

"Ehmm." Kris berdehem dengan kencang membuat ciuman Luhan dan Sehun terlepas.

Luhan memeluk Sehun erat dan Sehun membalasnya tak kalah erat.

"Sayang, kau baik-baik di sana. Jangan lupa menghubungiku."

Luhan hanya mengangguk sambil menghapus cepat air matanya agar Sehun tidak tahu. Sehun pun melepaskan pelukannya.

"Pergilah, sayang. Dan cepat kembali. Aku menunggumu." Ucap Sehun lalu mencium kening Luhan.

Tanpa berkata apapun, Luhan berbalik menuju mommy dan daddynya.

"Sehun-ah, aku pergi. Sampai jumpa." Pamit Tao lalu segera pergi menggandeng Luhan.

Tiba-tiba Kris menghampirinya dan berbisik.

"Aku akan menyerahkannya padamu jika kau bisa menunggu sampai saatnya tiba."

"Aku pasti menunggunya sampai kapan pun, Hyung."

Setelah mendengar jawaban Sehun, Kris langsung pergi menyusul Tao dan juga Luhan.

'Luhan sayang, cepatlah kembali. Aku akan sangat merindukannmu.'

.

XXX

.

5 Tahun kemudian…

Lima tahun sudah berlalu semenjak kepergian Luhan. Kabar terakhir yang Sehun terima adalah pernikahan Tao dan Kris yang digelar sebulan setelah kepindahan mereka ke China. Setelah itu, Sehun dan Luhan benar-benar lost contact.

Sehun selalu berusaha menghubungi Luhan, tapi sepertinya Kris sudah memblokir semuanya. Awalnya, Sehun sangat tersiksa karena begitu merindukan Luhannya, tapi Ia ingat janjinya pada Kris untuk menunggu sampai waktunya tiba. Mungkin inilah maksud Kris waktu itu.

Setelah kepergian Luhan, Sehun menyibukan diri di kantor. Bahkan Ia membuka cabang baru. Ia juga menghandle beberapa proyek oleh dirinya sendiri. Ia selalu berusaha sesibuk mungkin agar tidak teringat Luhan terus.

.

Tok Tok Tok

.

Seseorang mengetuk pintu ruangan kerja Sehun.

"Masuklah."

Munculah sosok namja tampan berkulit tan.

"Saya hanya ingin menyerahkan dokumen ini sajangnim."

"Oh kau. Taruh saja di sini, Kai." Ujar Sehun sambil menunjuk meja kerjanya yang berisi tumpukan dokumen.

Ya benar. Itu Kai. Kai baru saja lulus SHS dengan peringkat yang baik. Sekarang Ia kuliah sambil bekerja di perusahaan Sehun sebagai staff biasa. Mungkin akan naik jika nanti Kai sudah lulus kuliah.

.

4 tahun lalu, Kai bertemu dengan Sehun yang sedang mabuk di jalan. Ia pun mengantarkan Sehun ke rumahnya. Ia tahu karena dulu pernah main ke rumah Luhan.

Sejak saat itu, entah bagaimana mereka menjadi dekat. Padahal umur mereka terpaut cukup jauh. Sehun selalu bercerita tentang Luhan dan Kai akan memberikan nasihat-nasihat terbaiknya untuk Sehun. Walau Kai masih kecil, tapi pikirannya lebih dewasa dari Sehun.

Saat masuk SHS, Kai mulai bekerja paruh waktu bersama Kyungsoo. Mereka mengumpulkan uang untuk membeli apartemen. Karena setelah lulus SHS, rencananya Kai dan Kyungsoo akan pergi dari rumah dan tinggal berdua di apartemen.

Dengan uang hasil bekerja mereka dan juga uang jajan yang Kai terima dari appanya, akhirnya tepat setelah kelulusan Kai mampu membeli apartemen yang tidak terlalu besar namun nyaman untuk ditinggali. Dan saat ini, Ia tinggal bersama Kyungsoo, yang sekarang adalah kekasihnya. Mereka menjadi sepasang kekasih tepat di hari kelulusan. Dan rencananya mereka akan menikah jika usia mereka 20 tahun.

Walaupun tidak tinggal bersama appanya lagi. Kai sudah tidak bermusuhan dengan appanya. Lagipula appa Kai sekarang sudah punya istri baru dan juga anak yang baru berumur 2 tahun. Kai sudah melupakan masa lalunya. Ia hanya akan memandang masa depannya yang cerah bersama Kyungsoo.

.

Kai hendak keluar dari ruang Sehun setelah menyimpan dokumennya di atas meja namun tiba-tiba saja Ia berbalik.

"Hyung, kau masih menunggunya?" Tanya Kai sebagai teman dekat.

"Aku akan menunggunya sampai kapanpun, Kai. Kau tahu itu." Jawan Sehun tanpa menatap Kai.

"Jagalah kesehatanmu, Hyung. Jangan sering mabuk. Luhan pasti tidak suka jika tahu." Nasihat Kai lalu pergi dari ruangan Sehun.

Sehun terdiam mendengar rentetan kalimat dari Kai.

'Kapan kau kembali, sayang? Aku takut tidak kuat menunggumu lagi.'

.

Musik berdentum memekakan telinga. Aroma alcohol tercium dimana-mana. Sementara orang-orang asik berjoget di lantai dansa, Sehun hanya duduk di depan bar sambil meminum alcohol berkadar tinggi. Akhir-akhir ini Sehun memang sering mabuk. Memikirkan Luhan yang tak kunjung kembali membuatnya ingin mati saja.

"Luhan… hik Luhan… hik " Sehun terus menggumamkan nama Luhan di sela mabuknya.

"Aku pesan hik lagi" pinta Sehun pada sang bartender.

"Tapi, kau sudah sangat mabuk tuan." Bantah sang bartender bername tag Xiumin.

"Cepat berikan saja hik"

"Tapi tuan….

"BERIKAN!"

Tiba-tiba saja datang seorang namja mungil cantik menghampiri mereka. Namja itu pun mengkode Xiumin untuk pergi saja dari hadapan Sehun. Xiumin pun mengangguk dan segera pergi ke belakang.

"Hei, Hei mau kemana? Hik Berikan pesananku hik dulu…" protes Sehun saat melihat Xiumin melenggang pergi.

Namja mungil tadi tiba-tiba memegang tangan Sehun dan melingkarkannya di leher namja itu. Sedangkan tangan satunya dia lingkarkan dipinggang Sehun.

"Sehunnie. Ayo kita pulang." Ucap namja itu sambil memapah Sehun keluar dari bar.

Entah kenapa Sehun merasa sangat nyaman, bahkan Ia tidak menolak sedikit pun saat dibawa keluar. Padahal biasanya Ia akan mengamuk jika petugas yang memaksanya keluar.

.

Namja tadi mengantar Sehun ke rumahnya. Dengan perlahan, Ia membaringkan Sehun yang sudah tak sadarkan diri diranjang. Namja itu ikut berbaring di sebelah Sehun.

"Sehunnie, kenapa kau jadi begini? Hiks Mianhe hiks… Aku merindukanmu, sangat sangat merindukanmu hiks sampai rasanya ingin mati hiks… "

Namja itu menangis sambil menyentuh lembut mata, hidung lalu bibir Sehun. Perlahan Ia mendekatkan wajahnya.

.

CUP

.

Namja itu mengecup lembut bibir Sehun yang sangat Ia rindukan. Cukup lama menempel, Ia mulai melumat bibir itu dengan pelan, takut membangunkan Sehun.

"Jalja Sehunnie. Saranghae." Ungkapnya pelan setelah melepaskan ciumannya.

Namja itu pun memeluk Sehun dan ikut tertidur di sampingnya.

.

"Luhan…" gumam Sehun saat terbangun dari tidurnya.

"Ternyata mimpi…" tambahnya dengan sendu.

Semalam Sehun merasakan seseorang mencium bibirnya dengan lembut dan memeluknya saat tidur. Dan orang itu seperti Luhan. Tanpa sadar Ia memegang bibirnya.

"Mengapa terasa sangat nyata?" gumamnya lagi lalu segera bergegas ke kamar mandi dan bersiap pergi ke kantor.

.

"Pagi eomma, appa." Sapa Sehun saat turun untuk sarapan bersama.

"Pagi Sehun-ah." Balas kedua orang tuanya bersamaan.

"Eomma, siapa yang mengantarku tadi malam?" Tanya Sehun di sela-sela sarapannya.

"Ah itu, tentu saja petugas bar Sehun." Jawab Heechul sedikit gugup.

"Kau, tidak sedang berbohong kan eomma?" Tanya Sehun curiga.

"Apa kau mencurigai eommamu sendiri Sehun-ah?" balas Heechul.

Sehun pun langsung diam dan melanjutkan sarapannya. Tanpa Sehun sadari, Heechul menghela napas lega dan menatap Siwon sambil tersenyum. Siwon pun mengedipkan matanya sambil tersenyum.

.

Kring Kring

.

Telepon di ruang kerja Sehun berbunyi. Sehun pun langsung mengangkatnya sambil tetap focus membaca dokumen di tangannya.

"Yeobseo."

"Mian sajangnim. Saya hanya ingin memberitahu kalau calon sekertaris baru sudah datang." Lapor sang resepsionis.

"Dia namja atau yeoja? Aku tidak menerima sekertaris yeoja." Jawab Sehun yang sepertinya trauma jika memiliki sekertaris yeoja.

"Namja, sajangnim."

"Baiklah, suruh dia ke ruanganku!" perintahnya lalu langsung menutup telponnya.

.

Tok Tok Tok

.

Seseorang mengetuk pintu ruang kerja Sehun.

"Masuk." Pinta Sehun sambil tetap focus membaca dokumennya.

Sesosok namja mungil cantik masuk ke ruangan Sehun. Dia adalah namja yang sama yang mengantar Sehun semalam. Namja berambut coklat madu dengan setelan jas hitam lengkap dengan kemaja berwarna putih dan dasi berwarna ungu tua.

"Annyeong haseo, sajangnim. Wu Luhan imnida. Saya sekertaris baru anda." Ucap namja tadi sambil membungkukan badannya.

.

DEG

.

Dokumen yang berada di tangan Sehun jatuh begitu saja. Dan jantungnya berdebar semakin cepat saat menatap sosok namja di depannya.

"Tidak merindukanku, Sehunnie?" gurau Luhan sambil merentangkan tangannya dan tersenyum lembut pada Sehun.

"Lu..Luhan?" Sehun masih tidak percaya.

Sehun berdiri dari kursinya dan mulai mendekati sosok Luhan yang berdiri di depannya. Namun Sehun hanya diam memandangi sosok itu seakan sosok itu akan hilang jika Ia memeluknya.

Luhan yang mulai sebal menunggu Sehun memeluknya pun akhirnya menghampiri Sehun dengan cemberut.

"YA! Sehunnie! Kenapa diam saja!" protes Luhan sambil mengguncang-guncang tubuh Sehun.

.

GREP

.

Sehun langsung memeluk Luhan dengan erat sampai rasanya sulit untuk bernapas.

"Hiks.. Syukurlah, kau tidak hilang hiks… Kau benar-benar Luhanku? Hiks… Aku rindu padamu sayang hiks… Nomu nomu nomu bogoshipeo hiks… Daddymu itu tega sekali hiks… Kau tahu tidak? Hiks… Aku bisa mati bunuh diri hiks jika kau tidak muncul hari ini sayang…" ungkap Sehun sambil terisak di pelukan Luhannya.

Luhan merasakan sakit mencengkram dadanya saat mendengar kata-kata yang meluncur dari bibir Sehun. Dan lagi Sehun menangis. Menangis karenanya.

"Mianhe, Sehunnie. Mianhe Mianhe Mianhe… Jangan menangis. Aku sakit mendengarnya." balas Luhan dengan bergetar menahan tangisannya.

"Hajima. Jangan meminta maaf, sayang. Menangislah jika kau ingin menangis…"

"Huaaaaaa…." Akhirnya tangis Luhan pun pecah membuat Sehun gelagapan.

"Sssttt sayang, jangan menangis…" Sehun berusaha menenangkan Luhan sambil mengusap lembut punggung Luhan.

Luhan langsung melepaskan pelukannya dan menatap Sehun sambil cemberut.

"Kau bilang tadi aku boleh menangis."

Sehun tersenyum melihat Luhannya yang seperti ini. Dia memang sudah besar sekarang, tapi sifatnya masih sama seperti dulu.

"Apa kau yang membawaku semalam?" Tanya Sehun yang masih penasaran dengan mimpinya semalam.

"Ne."

"Apa kau menciumku juga hmm?" goda Sehun membuat Luhan langsung mendongak kaget.

Luhan hanya mengangguk dengan muka memerah.

.

CUP

.

Sehun langsung melumat bibir Luhan yang sangat membuatnya candu. Luhan pun membalas ciuman Sehun dengan ganas. Gairah dan kerinduan yang selama ini terpendam membuat mereka tak ingin melepaskan ciuman yang sangat menuntut ini.

Luhan mengencangkan cengkramannya pada bahu Sehun tanda Ia kehabisan napas. Dengan sangat tidak rela, Sehun melepas ciuman mereka. Sehun menatap Luhan yang sudah memerah. Ia pun menjilat saliva yang mengalir dari sudut bibir Luhan lalu mengecup kilat bibir manis itu lagi.

"Balasan ciuman semalam, sayang." Ucap Sehun sambil mengusap lembut bibir Luhan dengan ibu jarinya.

Luhan hanya bisa menunduk malu.

"Lu, kau sudah setinggi telingaku sekarang. Padahal dulu kau sangat pendek."

"Aku kan sudah 17 tahun, Hunnie. Aku sudah dewasa sekarang."

"Aku tidak percaya. Kau masih terlihat seperti anak-anak."

Luhan hanya memberenggut kesal.

"Ayo ke rumahku!"

"Tapi kan, ini belum jam pulang Sehunnie."

"Tidak masalah. Aku boleh pulang kapan saja. Begitu juga kau."

"Baiklah."

Sehun pun menggangeng Luhan keluar dari kantor. Di Lobi, mereka bertemu dengan Kai.

"Hai, Kai." Sapa Luhan dengan ceria.

"Hai, Lu." Balas Kai terlihat tidak kaget.

"Kau sudah tau Luhan kembali?" Tanya Sehun curiga.

"Tentu saja, hyung. Selama ini aku selalu berkontak dengannya. Dia selalu menanyakan keadaanmu lewat diriku." Jawab Kai dengan bangga.

"Mwo? Dan kau tidak memberitahuku hingga aku nyaris gila?" ungkap Sehun sambil menatap kesal Kai.

Kai hanya tertawa tanpa dosa, "Sudahlah sajangnim, aku harus bekerja. Lu, aku pergi." Pamit Kai lalu segera berlalu sebelum Sehun mengamuk.

Sehun menatap Luhan minta penjelasan.

"Sehunnie, jangan melihatku begitu." Pinta Luhan dengan manja.

.

CUP

.

Luhan pun mengecup kilat pipi Sehun lalu berlari kabur membuat bibir Sehun melengkungkan senyumannya.

"Mau kemana anak nakal?" teriak Sehun lalu mengejar Luhannya.

.

.

Setelah mengobrol dan makan malam bersama Heechul dan Siwon, Sehun membawa Luhan ke kamarnya. Orang tua Sehun sebenarnya sudah tahu kedatangan Luhan dan sengaja menyembunyikannya dari Sehun. Sehun sangat kesal karena hanya dia yang tidak tahu perihal kembalinya Luhan.

Kini Sehun dan Luhan sedang berbaring dengan posisi saling berhadapan. Sehun menatap Luhan dengan tatapan kesal.

"Sehunnie, jangan marah padaku hmm?" bujuk Luhan sambil meletakan kedua tangannya di rahang Sehun.

"Bagaimana mungkin aku orang terakhir yang tahu sedangkan aku adalah kekasihmu, Lu." Protes Sehun sambil tetap mempertahankan ekspresi kesalnya.

"Aigooo aku hanya ingin memberimu kejutan. Jangan marah ne? Aku akan melakukan apa saja yang kau minta asal kau memaafkanku, Hunnie."

"Jinja?"

Luhan mengangguk imut.

Sehun langsung tersenyum iblis.

"Bercintalah denganku malam ini, sayang."

Luhan langsung memerah mendengar permintaan Sehun.

"Kenapa harus izin dulu, hmm? Bahkan kau sudah melakukannya saat aku 12 tahun." Balas Luhan sambil mempoutkan bibirnya.

Sehun terkekeh pelan mendengarnya.

"Baik, bersiaplah sayang. Ukurannya lebih besar dari terakhir kali kita bercinta." Bisik Sehun sambil mengendus tengkuk Luhan yang beraroma kopi dan sangat seksi.

Luhan bergidik merasakan hembusan napas Sehun di tengkuknya. Sehun mulai mengecupi tengkuk Luhan dan sesekali menjilat lalu menggigitnya untuk memberikan tanda sebanyak mungkin. Dan tanpa aba-aba Sehun langsung melahap ganas bibir merah cherry Luhan. Melumatnya sedikit kasar dan sesekali menggigitnya. Luhan pun tak mau kalah dan membalas lumatan Sehun.

Tangan Sehun mulai turun meraba pantat kenyal Luhan dan meremasnya pelan.

"Ahh hmmpp hmmp" Luhan mendesah dalam ciumannya.

Luhan segera pun melepaskan ciumannya karena sesak.

Tanpa banyak kata, Luhan pun mengelus kejantanan Sehun yang sudah menggunung di balik celana bahannya lalu meremasnya pelan.

"Ahh sayanghh.. sudah tidak sabar rupanya.." goda Sehun dengan seringainya.

Sehun mulai mencium Luhan dengan ganas sambil melucuti satu persatu kain yang menutupi tubuh Luhan.

Dan setelah itu…

Kita tinggalkan saja pergumulan panas dua insan yang sedang mabuk cinta itu. Biarkan mereka menikmatinya berdua. #peace

.

Setelah menikmati pergumulan panas mereka. Luhan dan Sehun hanya berbaring dan saling memandang satu sama lain. Rasanya tidak ingin kehilangan satu detik pun untuk mengagumi wajah mereka masing-masing.

Sehun tiba-tiba turun dari ranjang masih dalam keadaan telanjang bulat membuat Luhan memerah saat melihatnya.

Sehun mengambil sesuatu dari meja nakas dan menyembunyikannya di belakang tubuhnya.

"Kemari sayang." Pinta Sehun sambil menepuk sisi ranjang.

Luhan pun perlahan duduk di pinggir ranjang dengan malu-malu karena sama-sama telanjang.

Sehun pun berlutut di depan Luhan.

"Wu Luhan, maukah kau menikah denganku?" pinta Sehun sambil menyodorkan cincin berlian yang tadi tersembunyi di belakang tubuhnya.

Luhan menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Ia sangat terharu sekaligus malu karena dilamar dengan cara yang tidak biasa dan sedikit vulgar.

"Ne, Sehunnie. Aku mau." Jawab Luhan pada akhirnya.

Sehun pun memakaikan cincinya di jari Luhan lalu mencium lembut tangan Luhan.

"Gomawo, baby. Saranghae. Jeongmal saranghae." Ungkap Sehun lalu memeluk Luhan.

"Nado saranghae, Hunnie."

.

Bruk

.

Sehun langsung mendorong Luhan agar terbaring tanpa melepaskan pelukan mereka.

Sehun pun berbisik mesra di telinga Luhan,"Ronde kedua, sayang?"

Dan malam itu hanya terdengar desahan meriah dan rasa bahagia yang membuncah di kamar bersejarah itu.

.

XXX

.

Epilog

Sehun sangat tampan dalam balutan tuxedo hitamnya yang mewah. Kini Ia sedang berdiri di depan altar menunggu calon pendamping hidupnya dengan gelisah.

Kai dan Kyungsoo sudah siap sebagai bridesmaid yang membawa cincin pernikahan Sehun dan Luhan. Heechul dan Siwon menatap anaknya dengan haru. Akhirnya Sehun menikah lagi dan tidak jadi duda lapuk. Tao juga hadir di sana, matanya sudah bengkak karena terus menangis bahagia.

Pintu pun terbuka menampakan sosok Luhan yang tampak manis dalam balutan tuxedo putihnya yang digandeng oleh daddynya, Kris.

Luhan berjalan perlahan-lahan, membalas semua senyuman tamu undangannya. Ia melihat mereka satu per satu. Semuanya hadir di sana. Mereka tak henti-hentinya tersenyum menyaksikannya berjalan menuju altar.

Tak ada seorang pun tahu seberapa bahagianya hati Luhan saat ini, betapa ringan langkah kakinya untuk menghampiri Sehun. Luhan tengah melangkah menuju mimpi indahnya.

Luhan telah sampai di samping Sehun. Kris pun menyerahkan Luhan pada Sehun dan untuk pertama kalinya Ia tersenyum pada Sehun.

"Ku serahkan anakku padamu, Oh Sehun."

Sehun pun hanya tersenyum pada Kris lalu memegang tangan calon pengantinnya.

Semua orang menunggu kedua insan tersebut mengucapkan ikrar suci pernikahan. Menunggu pengesahan dihadapan Tuhan, Pastor dan para hadirin.

"Saudara Oh Sehun, bersediakah anda menjadi pendamping hidup Saudara Wu Lu Han dalam suka maupun duka?"

"Saya bersedia." Jawab Sehun dengan mantap.

"Dan Saudara Wu Lu Han bersediakah anda menjadi pendamping hidup Saudara Oh Sehun dalam suka maupun duka?"

"Saya Bersedia." Jawab Luhan dengan tegas tanpa ragu.

"Baiklah, pasangan dipersilahkan untuk saling memasangkan cincin."

Sehun pun memasangkan cincin di jari mungil Luhan dengan mata berbinar. Luhan juga memasangkan cincin ke jari Sehun yang kokoh dengan senyuman bahagia.

"Ya, kepada saudara Oh Sehun diperbolehkan untuk mencium pasangannya."

Tanpa ragu, Sehun langsung menempelkan bibirnya ke bibir Luhan dan melumatnya tanpa ampun membuat hadirin bertepuk tangan dan tersenyum bahagia melihat pasangan yang sedang dimabuk cinta tersebut.

"Gomawo, sudah mau menjadi pendamping hidupku. Saranghae, Oh Luhan." Bisik Sehun setelah melepaskan ciumannya.

"Nado saranghae, Oh Sehun."

Sehun pun langsung menggendong Luhan keluar gereja membuat para hadirin bersorak.

'Akhirnya, Sehun Hyung bisa menikah juga dengan Luhan. Nanti aku juga akan menyusul.' Batin Kai sambil menatap orang di sebelahnya dengan penuh cinta.

.

END

.

Untuk terakhir kalinya, Mind To Review?