Wasurenaide

.

.

.

Jung Yunho and Kim Jaejoong

.

.

.

"Datang atau kita putus!"

"Yunho!"

"…"

"Yunho~ah, mengertilah! Aku…"

"Pilihanmu hanya dua, baby!"

"Tapi…"

"Pikirkanlah! Aku akan melanjutkan rahersal. Love you!"

"Yaa…"

Tuttt…tutttt…

Hehehe

Jung Yunho tertawa puas menatap ponselnya. Ia baru saja memutuskan sambungan telepon internasionalnya dengan sang kekasih. Jung Yunho semakin tertawa – tawa bahagia saat membayangkan wajah panic namjachingunya yang telah dia pacari selama dua tahun sejak dia masuk wamil dua tahun lalu. Diletakannya ponselnya yang tak berhenti bergetar di atas meja tanpa berniat mengangkat.

Yoochun melemparkan sekaleng soft drink kepada Yunho yang di terima langsung oleh namja berkulit tan itu. Yoochun menjatuhkan tubuhnya di samping Yunho.

"Mengerjai Jaejoongie lagi, hyung?"

Yunho tidak menjawab hanya terkikik antusias.

"Dia bisa cepat tua jika kau terus menguras emosinya, hyung."

"Hahaha baguslah jika begitu aku bisa secepatnya menikahinya."

"Berani bertaruh namjachingumu itu pasti tengah khawatir tingkat akut. Kau tega sekali!"

"Ya! Aku hanya memberikan waktu untuk dia berfikir, Yoochuna…"

"Berfikir? Kau malah terlihat sedang mengancamnya."

"Iyakah? Aku hanya ingin sejauh mana dia memikirkan ku, Yoochuna.."

Yoochun tertawa, "Tapi Paris dan Seoul itu terbentang waktu Sembilan jam hyung. Namja mu bisa tidak hot lagi jika terlalu kelelahan. Tubuhnya bisa tidak sexy lagi, kau juga yang rugi. Hahaha."

"YA! Jangan membayangkan namjaku yang tidak-tidak! Aku mencintainya bukan karena tubuhnya saja. Dia berbeda Chuna."

"Ne. Jika bisa aku ingin memiliki kekasih sepertinya. Dia bahkan benar-benar menjaga ketubuhnya hingga saat ini. No sex before married. It's sound good!. Dia tidak mengumbar sembarangan tubuhnya. Dia bahkan begitu setia dan tidak matrealistis."

"Ne. itulah mengapa aku begitu jatuh cinta pada pesonanya. Bagaimana menurutmu aku yang tampan ini sangat beruntungkan!"

"Ckck.."

"Kau juga segeralah mencari kekasih. Hanya kau dan Junsu yang tidak memiliki kekasih. Sudahlah aku akan melanjutkan latihan untuk duo bersama Changmin nanti malam."

Yoochun menggelengkan kepalanya seraya tersenyum senang, ah dia benar-benar iri dengan hyungnya ini. Menurutnya hyungnya itu sangat beruntung mendapatkan Kim Jaejoong, namja berdarah Korea-Jepang namun sedang menetap di Paris karena alasan pekerjaan. Namja mungil itu benar-benar berbeda dengan namja yang lain.

Namja cantik yang sudah dipacari hyungnya selama dua tahun lebih itu tipikal namja mandiri sekaligus berpikiran luas. Tempat bersandar yang ampuh dengan semua sifat hangat dan pedulinya. Namja itu juga sangat bersahabat, ramah dan sopan. Jika gadis atau uke lain mengumbar kesexyannya untuk menarik namja lain, Jaejoong benar-benar menjaga tubuhnya. Namja bermata indah itu juga sangat setia dan pengertian, dia selalu memusatkan hatinya untuk Yunho, bahkan banyak dari kalangan artis senior maupun junior mereka yang mencoba mendekatinya.

Dia juga penuh pengorbanan mempertahankan hubungan mereka, disaat kebanyakan orang menyerah dengan hubungan Long Distance tapi namja itu tidak pernah menyerah untuk meyakinkan hyungnya yang sensitive itu, semua itu terbukti dengan relanya namja cantik itu mengunjugi Yunho yang tengah Wamil 4 kali sebulan yang berarti namja itu akan jauh-jauh terbang dari Paris ke Seoul hanya untuk mengunjungi Yunho yang terkadang bersifat kelewat manja. Bahkan Yoochun pernah menjemputnya jam 2 pagi di airport, Jaejoong begitu sangat menghawatirkan Yunho yang sedang sakit.

Si cantik itu tidak pernah overacting, dia selalu menjadi dirinya dengan segala kepribadiannya yang menyenangkan. Satu lagi Jaejoong itu tidak matrealistis, walaupun Yunho memberikannya sebuah Unlimited card tapi dia tidak pernah menggunakannya berlebihan. Dia memang memiliki selera fashion yang bagus tapi tidak pernah sekalipun meminta pada Yunho, kecuali saat Yunho memberikanya hadiah atau menyeretnya ke Mall dan memaksanya memilih mana yang dia suka.

Ahh Yoochun juga ingin memacari namja sepertinya. He's perfect!

.

.

.

Malam ini adalah malam yang sangat bersejarah dimana TVXQ memutuskan kembali menjadi satu grub, bernaung dalam nama TVXQ kembali seperti 14 tahun lalu. setelah proses yang sangat panjang kelima pemuda itu kembali menjadi satu. Berita ini sangat membahagiakan bagi seluruh Cassieopia di suluruh penjuru dunia. Mimpi mereka menjadi kebahagian nyata setelah dilanda kesedihan yang mendera mereka karena perpisahan beberapa tahun lalu. Maka tidak heran jika Konser bertajuk ulang tahun TVXQ yang 14 yang di gelar di Tokyo Dome dihadiri oleh 300 ribu lebih fans dari seluruh dunia.

Kebahagian mereka tidak terlukiskan lagi, saat konser nanti bisa menyaksikan lagi namja-namja tampan dan berbakat itu dalam panggung yang sama, dalam kebahagian yang sama dan cinta yang sama.

Itu juga yang membuat Yunho memaksakan kekasihnya untuk hadir malam ini, dia ingin Namjachingu juga hadir dalam konser sejarah ini. Dia ingin kekasihnya berada disisinya saat ini.


1 jam sebelum konser dimulai.

"Ya Tuhan, Hyung bisa tidak kau duduk diam? Kepalaku pusing melihatmu mondar-mandir." Protes Changmin sang magnae yang pusing saat Yunho terus mondar-mandir dihadapannya.

Jung Yunho tidak mengindahkan gerutuan Changmin, dia tetap mondar-mandir dengan ponsel ditelinga. "Aish, akan ku cincang namja bodoh itu karena mematikan ponselnya."

Yoochun tersenyum-senyum, "Mungin dia sedang sibuk hyung."

Junsu yang telah selesai di Makeover, beranjak duduk disebelah Changmin yang sibuk makan. "Jangan terlalu memonopolinya hyung."

Yunho mendelik ke arah Junsu, "Aku kan hanya ingin dia berada di sisiku di malam bersejarah ini Junsu~ya…"

Changmin menyela, "Hyung, Paris ke Jepang itu tidak sedekat Seoul ke Incheon. Apalagi menyadari kesibukan pekerjaannya."

"Hahh… Lagi pula dia itu bodoh atau apa sih, aku bahkan berulang kali menyuruhnya berhenti saja dan menjadi manager di Moldir atau di Cojjee Coffee saja dia tidak mau."

"Dia hanya tidak ingin bergantung padamu, dia ingin mandiri dengan kedua kakinya."

Tiba-tiba salah satu manager mereka datang dan menyuruh Changmin, dan Yoochun untuk ikut VCR. Mereka bertigapun meninggalkan Yunho dan Junsu. Tapi tak lama Junsu pun berpamitan keluar karena Junho sedang menelponnya.

Saat ini tinggal Yunho sendiri, namja berkulit tan itu tengah duduk di kursi depan meja rias. Kedua matanya tertutup hingga tidak menyadari langkah kaki yang menghampirinya. Berdiri diam dibelakangnya dengan sebuah kado kecil ditanganya.

Greppp

Cupp

Sepasang tangan itu melingkari pundak dan leher Yunho, disusul dengan kecupan di pipinya. Jung Yunho tersenyum. Dia tau siapa yang sedang memeluknya ini, siapa lagi jika bukan namjachingunya yang sejak tadi membuatnya khawatir.

"Konbanwa my hero…"

Sreett

Bruukkk

Cupp cupp cupp

Dia menarik namja cantik itu duduk di pangkuannya, lalu melayangkan kecupan bertubi-tubi di bibir pinkish itu.

"Napeun namja! Setelah membuatku khawatir seharian, sekarang kau berada disini."

"Jadi kau tidak senang begitu aku disini?"

Yunho mencubit pipi chubby itu, "Tentu saja senang sayang. Bogoshippeo!"

"Nado bogoshippeo. Bagaimana Yunnie senang dengan kejutanku?"

Yunho tersenyum manis, "Sama sekali tidak."

"Ya sudah aku pulang saja."

"Lihat saja jika kau berani." Mereka saling berpandangan, saling tersenyum dan saling mencurahkan berbagai perasaan cinta tanpa kata. Saling mendekat hingga bisa merasakan nafas masing-masing. Lalu berbagi sebuah ciuman manis tanpa nafsu, menyampaikan betapa keduanya begitu saling membutuhkan, saling menyayangi, dan saling terikat serta perasaan sakit takut kehilangan.

Setelahnya mereka kembali berpelukan dengan Jaejoong yang masih berada di pangkuan Yunho. Moment ini terus berlanjut hingga manager hyung memanggil Yunho untuk bersiap-siap.

Cupp

Kecupan manis itu diterima Jaejoong di dahi kecilnya.

"Tunggu di sini arraseo. Saranghae!"

"Nado Yun…"

Saling melempar senyum sebelum Yunho melangkahkan kakinya meninggalkan Jaejoong diruang wardrobe. Setalah Yunho keluar, masuklah Yoochun, Junsu dan staff manager.

"Ottokhae hyung? Aku rasa aku tidak bisa, kita batalkan saja ne!" Ucap namja cantik itu gugup.

"Aniyo! Kau pasti bisa!" Yoochun mengusap kepala namja cantik itu.

"Tapi..tapi.."

Junsu berjongkok dihadapan Jaejoong dan menggenggam jemari lentik miliknya. "Demi Yunho hyung."

"Tapi Ho Jun hyung…"

"Ho Jun hyung pasti mengerti… Come on demi kami! Kau pasti bisa!"

Cupp

Yoochun mengecup puncak kepala si cantik, "Maaf telah menyakiti hatimu! Tapi inilah takdir mereka…"

Kim Jaejoong meneteskan air matanya, Junsu dengan sigap mengusapnya dengan ibu jarinya. "Aku tau bagaimana hatimu terluka dalam tapi aku tidak ingin mereka semakin menyakiti hati mereka."

"Nado… tak apa jika aku yang harus mengalah… asalkan namja yang aku cintai bisa meraih kebahagiaannya, cintanya dan hidupnya."

"Gomawo sayang, mianhae kami mengorbankan perasaanmu. Kami semua mencintaimu!" Junsu lagi-lagi mengusap air mata yang jatuh semakin deras itu.

"Gwaenchana… Aku..aku.."

"Ne tidak usah diteruskan jika membuat hatimu sakit. Bersiaplah kami akan kepanggung, coordi noona akan meriasmu."

Air mata Jaejoong jatuh dalam diam setelah Junsu dan Yoochun pergi, hatinya berdenyut sakit. Dari sekian banyak hari beratnya hari inilah hari yang paling di takutinya, yang ingin di hindarinya, dan ingin di lupakannya. Hari dimana dia harus melepaskan kisah cintanya, namjanya, untuk bahagia yang memang bukan bersama dirinya.

Di usapnya kasar air mata yang tidak berhenti menetes itu. Tapi gagal air mata itu terus menetes dan menetes. Apalagi kejadian minggu lalu terulang di kepalanya, saat dia melihat sendiri kekasihnya mencium orang lain yang disebut-sebut sebagai cinta pertama kekasihnya. Bahkan semua sahabat kekasihnya juga membenarkannya.

Ya Tuhan, jadi selama ini semua ini hanya sandiwara? Kekasihnya bersandiwara mencintainya karena merasa kasihan terhadapnya. Setelah sekian lama menjalin hubungan dia masih tetap tidak bisa merebut hati kekasihnya. Dia benar-benar merasa kalah sekarang.

Ini juga cinta pertamanya, tidak bisakah dia mempertahankannya juga? Dua tahun itu bukan waktu yang sebentar untuk mereka mengikat hubungan, tapi inikah akhirnya? Hubungan yang selalu di agungkan, di jaga sepenuh hatinya, di perjuangkannya dan di banggakanya di depan semua orang yang menentangnya. Entah dimana dia harus meletakkan rasa hancurnya.

Seorang coordi noona menepuk bahunya, menyumbangkan senyum prihatin, "Gwaenchana?"

"Ne noona." Dihapusnya jejak air matanya, sang coordi noonapun mulai merias wajahnya memberi consellar di bawah matanya agar menyamarkan jika di habis menangis.

Tidak lama pemuda-pemuda itu masuk ke dalam ruangan, Jung Yunho langsung mendekapnya dari belakang, mendongakan wajah mulus itu dan mengecup bibirnya. Dia mengernyitkan dahi saat Jaejonng mengalihkan matanya tidak mau menatapnya.

"Gwaenchana baby?"

"Hehehe, ne. Bulu mata ini berat sekali."

"Noona, lepaskan bulu mata ini. Bulu matanya sudah cantik dan lentik aku tidak ingin bulu mata ini."

"Ne Yunho~ah…"

Kim Jaejoong mengulas senyum manis, "Gwaenchana Yun! Bagaimana tadi? Aku melihat seluruh cassieopia berteriak heboh." Ujarnya mengalihkan suasana.

"Ne! Kau tau baby, hatiku benar-benar merasa bahagia sekali. Perjuangan dan penantian kami tidak sia-sia sama sekali. Nyawa kami serasa utuh sekarang." Yunho terus berceloteh bahagia, dan Jaejoong tersenyum menatapnya.

Mungkin Jung Yunho tidak sadar jika ada yang berbeda dari senyum kekasihnya, tapi ada dua namja yang menatapnya dengan pandangan iba, sedih juga bersalah. Dua namja itu adalah Yoochun dan Junsu, mata mereka berdua berkaca-kaca. Si cantik itu begitu tulus dan berhati bersih tapi keadaan dan kenyataan tidak memihaknya. Andaikan waktu lebih dulu mempertemukan salah satu dari mereka lebih dulu, mereka berjanji tidak akan membiarkan namja cantik itu terluka. Iya. Junsu dan Yoochun telah jatuh cinta dengan Kim Jaejoong. Tidak tahu sejak kapan tapi semua rasa itu telah menguat di hati mereka. Tapi rahasia Tuhan mempermainkan mereka, mengajak mereka menyelamai arti dari permainan itu sendiri. Mengorbankan banyak hati yang tidak ingin merasa tersakiti.

Grekkk

Pintu itu di geser dan memampakan salah satu staff dan memanggil Yunho dan Changmin bersiap-siap untuk solo mereka. Setelah Changmin selesai dengan featuringnya bersama Kyuhyun, Yunho akan menyanyikan Waresunaide untuk solonya.

"Jja baby, tunggu di sini, kau harus menatap layar flasma itu tanpa berkedip lihatlah namja tampanmu ini akan mempersembahkan kebolehannya untukmu."

Cupp

Setelah berkata begitu, namja bermata musang yang tajam itu mengecup dahi Jaejoong dan meninggalkannya menuju panggung. Yang tidak di sadari Yunho adalah setetes air mata telah jatuh saat dia mengecup dahi putih kekasihnya. Air mata yang menggambarkan kerapuhan dan keikhlasan, serta kehancuran.

Yoochun mengulurkan tanganya yang disambut dengan Jaejoong. Mereka berdua menoleh pada Son Ho Jun yang telah siap dengan seikat bunga lily dan kotak kecil berwarna merah yang di yakininya berisi sebuah cincin cartier yang akan diberikan pada Yunho. Ho Jun yang merasa diperhatikan menoleh kepadanya dan tersenyum tulus penuh permohonan maaf.

"Bahagiakan dia…" lirihnya, Ho Jun mengangguk pasti.

Yoochun menuntunnya keluar diikuti oleh Junsu dan Ho Jun.

'Tuhan, jangan biarkan aku menangis. Jangan biarkan aku egois, jangan biarkan aku bertingkah bodoh. Cukup ajarkan aku bagaimana bersikap tegar dan ikhlas, semua ini untuk kebahagian orang yang ku cintai."

Kenyataan yang tidak pernah bisa disangkal Jaejoong adalah bahwa malam ini adalah Son Ho Jun akan melamar Jung Yunho di hadapan seluruh dunia. Cinta pertama kekasihnya itu ingin menjadikan Yunho untuk menjadi belahan jiwanya. Kekasihnya yang manja itu pasti benar-benar beruntung di cintai namja seperti Hojun. Biarlah dia mengalah, toh dari pertama memang bukan dia pemilik hati namja tampan itu.


Flashback

Plakkk

Sebuah tamparan mendarat dipipi tirus Son Hojun. Pelakunya adalah Jaejoong sendiri. Yoochun, Junsu dan Changmin menatap kaget kejadian tiba-tiba itu sedangkan Hojun sama sekali tidak menjawab ataupun membalas.

"Tidakkah kau memikirkan perasaanku hyung? Tidakkah kau memikirkan hubungan kami yang akan kau rusak ini? Tidakkah kau memikirkan perasaannya? Tidakkah kau sadar seberapa egoisnya dirimu itu?"

"Mianhae…"

"Mianhae? Kau bilang mianhae? Tidakkah kau tau apa yang kau katakan itu? Demi Tuhan, dia namjachingu ku Son Hojun ssi. Bahkan kami telah menjalin hubungan selama dua tahun lebih. Lalu dimana hatimu saat kau berkata bahwa kau akan melamar namja yang kau cintai didepan kekasih namja itu sendiri?"

"Mianhae…"

"Hiks..hiks.. apa salahku padamu hyung? Aku tidak pernah mengganggu hidupmu? Tapi kenapa kau ingin merenggut satu-satunya alasan ku untuk hidup. Kenapa kau ingin merebut satu-satunya yang menjadi tumpuanku untuk bernafas? Hiks..hikss.."

"Mianhae…"

"Berhenti berkata mianhae! Kau mungkin memang cinta pertamanya tapi akulah yang selama ini berada di sampingnya saat dia rapuh, saat dia menangis, saat dia merasa sendiri, saat dia terluka, saat dia bahagia, saat dia butuh sandaran setelah kau meninggalkannya. Ketahuilah kami sudah cukup bahagia, lalu kenapa kau hadir lagi? Wae? Wae?" Namja cantik bak barbie itu menjerit dan menarik kerah baju Hojun, Junsu berdiri dan menarik Jaejoong kedalam pelukanya. Jaejoong menumpahkan tangisnya hingga membasahi kemeja Junsu.

"Tapi kau juga sadar bukan bahwa dia tidak mencintaimu dan memandangmu sebagai seorang yang mampu merebut hatinya. Hatinya masih memilihku, Jaejoong~ah. Katakanlah jika aku memang egois dan tidak tau diri. Keundae kau lihat sendiri bukan bahwa ciuman…ciuman itu telah menjelaskan bagaimana perasaannya yang masih sama terhadapku."

"Aku hiks benar hiks benar hiks membencimu! Membencimu yang tiba-tiba kembali dan merebut kekasihku. Membenci diriku sendiri yang begitu bodoh! Membenci kenyataan bahwa aku terlalu menyedihkan. Membenci hiks membenci kenyataan bahwa aku tidak bisa untuk egois, membenci bahwa pada kenyataan aku masih meletakkan kebahagiaannya diatas kebahagiaanku."

"Mianhae…"

"Bahagiakan dia!"

"Nde?"

Kim Jaejoong mengusap kasar air matanya, "Bahagiakan dia untukku. Aku..aku.. mengalah hyung. Aku mengalah untuk kebahagiaannya. Aku merestui kalian." Lirihnya dan semua orang dalam ruangan itu tercengang mendengarnya.

Son Hojun bahkan tidak bereaksi apapun hingga tepukan Yoochun dipundaknya. Direngkuhnya Jaejoong dalam pelukannya, mengucapkan begitu banyak terima kasih dan maaf berulang-ulang. Junsu, Yoochun, dan Changmin tersenyum lega.

Ya. Kim Jaejoong memutuskan untuk mengalah pada kenyataan bahwa kebahagian Yunho memang bukanlah bersamanya. Mengalah untuk rasa cintanya yang mengalahkan sisi egoisnya. Mengalah untuk cintanya yang bertepuk sebelah tangan. Mengalah untuk segala penantian dan perjuangannya selama ini. Mengalah untuk merestui bahwa namja yang dicintainya menikah dengan cinta pertamnya.

Bagai disambar petir saat di depan mata kepalanya sendiri melihat kekasihnya berciuman dengan cinta pertamanya. Lalu tiba-tiba cinta pertama sang kekasih mendatanginya untuk sebuah pengakuan tentang rasa cintanya kepada sang kekasih. Terakhir saat cinta pertama kekasihnya itu berlutut memohon restunya untuk menikahi kekasihnya.

Ini gila bukan! Bahkan dia sampai menampar namja yang di anggapnya tidak tahu diri itu. Tapi dia memang menyadari bahwa selama ini Yunho memang terlihat menutupi sesuatu darinya. Dan kenyataan itu dia temukan saat mereka berdua berciuman tadi pagi. Lalu apa yang bisa dia lakukan sekarang? Merelakannya…

End Flashback


Mereka beempat telah di belakang panggung dan Yunho telah bersiap-siap untuk melantunkan suara merdunya, music intro telah di mainkan. Tapi belum sempat Yunho bernyanyi sebuah suara suara dari arah belakangnya telah mengambil nada di bait pertama lagu itu. Dia tersenyum, dia mengenali suara ini, suara kekasihnya.

Beddo ni suwatte kimi no kotowo kangaeteita
Aenakutte mo ii aiite kono kimochi dake de ii kara
(
I sit on my bed, I think of you
If only I could see you, I want to see you
Just this feeling, it's enough)

Semua penonton bertanya-tanya siapa kira-kira namja cantik itu, tapi suaranya sangat merdu. Sedangkan Yunho mulai menyanyikan bagiannya seraya menghadap kekasihnya.

Tsuyoku nokotte iru kioku kimi kara no mijikai messeeji ga
setsunaku mune shimetsukeru kedo
Towa no shiawase boku ga mamori tsuzuketai
(This dredge of a memory grows stronger
A short message from you
Tightens my chest a little but
I want to continue watching over an eternal happiness)

Yunho menggenggam erat tangan namja cantik itu, memberikan senyum termanis yang dimilikinya. Penonton mulai berteriak-teriak heboh.

Kaze ni natte sotto tsutsumitai
kimi ga iru sekai ni sugutonde yukitai
Aitakutemo aitakutemo
Matterukara tada wasurenaide
(To become the wind an go forth
Fly to a world with you in it right now
Just to see you, just to see you
Please don't forget, I'm waiting for you)

Jaejoong mengalihkan pandanganya saat setetes air matanya jatuh ketika merasakan genggaman tangannya juga sosok dengan sebuket bunga di belakang Jung Yunho.

Itsumo no hodou ni kimi no kage o kanji te ita
Shizuka ni hitomi o toji inoru itsumademo kie nai you ni
Fukaku kizutsuite itakoto kizu kasezu waratte ita kimi ni
Zutto daisetsu nisurukara sakebi tsuzukeru arifureta kotoba demo
(
Often on this road, I could feel your shadow
I close my eyes quietly and pray
As if that way you won't disappear
This wound, it deepens
)

Mendekatkan diri dan menghapus air mata itu, meraih pinggang ramping itu. Penonton mulai ikut merasakan atmosfir sedih di antara dua orang yang berduet di panggung ini.

Kaze ni natte sotto tsutsumitai
Kimi ga iru sekai ni sugutonde yukitai
Aitakutemo aitakutemo
Matterukara tada wasurenaide
(To become the wind an go forth
Fly to a world with you in it right now
Just to see you, just to see you
Please don't forget, I'm waiting for you)

Melepaskan tangan namja tampan itu, saat si cinta pertama mulai berjalan mendekat. Menguatkan hati bahwa dia bisa. Memaksakan senyum bahwa untuk cintanya yang tidak dalam keadaan baik-baik saja.

Kimi ni fureta yoru kowa reteshimauhodoni
Tada you kaori ni mata omoi gatsu no ru baby
Itsumademo hatenai youni
Motto tsuyoku tsunaidate hanarenai youni
(Before dawn breaks, in this night you touched
With your scent around me, I miss you, baby
As always it comes down to nothing
I'd hold your hand tighter, as if that way you wouldn't leave)

Mencoba meraih tangan lentik itu, menggenggamnya lebih erat. Seolah menyampaikan tentang cinta yang tak terkira, tentang kerapuhan, tetapi sang pemilik tangan perlahan melepaskan tangannya. Namja itu telah di samping Yuno, memberikan sebuket bunga lily dan kotak cincin dan mereka tersenyum penuh arti.

Kaze ni natte sotto tsutsumitai
Kimi ga iru sekai ni sugutonde yukitai
Aitakutemo aitakutemo
matterukara tada wasurenaide
(To become the wind an go forth
Fly to a world with you in it right now
Just to see you, just to see you
Please don't forget, I'm waiting for you)

Memundurkan sedikit tubuhnya memberi sedikit ruang untuk namja itu berdekatan dengan kekasihnya. Namja itu mengerti dan melemparkan senyum terima kasih. Air matanya menetes lagi saat si cinta pertama sang kekasih dan kekasihnya berpelukan.

Kaze ni natte sotto tsutsumitai
Kimi ga iru sekai ni sugutonde yukitai
Aitakutemo aitakutemo
Matterukara tada wasurenaide
Kokoni iru yo wasurenaide
(To become the wind an go forth
Fly to a world with you in it right now
Just to see you, just to see you
Please don't forget, I'm waiting for you)

Di bait terakhir ini, mereka melantunkanya berdua. Jaejoong berjalan memutar menepuk pundak sang kekasih yang masih berpelukan dengan namja di depannya. Ingin segera berlari dan menumpahkan rasa sakitnya. Tetapi tangan Yunho menahannya. Seakan tidak mengijinkannya untuk meninggalkannya. Semua penonton menahan nafas. Si cinta pertama melepaskan diri saat lagu itu telah berakhir. Mengedipkan sebelah matanya dengan namja itu lalu meninggalkan mereka berdua di atas panggung.

Yunho tersenyum dan menarik namjachingunya kepelukannya. Jaejoong yang bingung hanya mengerjabkan matanya. Sedangkan para penonton berteriak heboh terlebih saat sang idola mengecup dahi namja cantik itu. Mereka semua kegirangan dan sibuk mengabadikan moment ini.

Si tampan itu menghapus jejak air mata Jaejoong, berlutut di depannya. Di serahkan bunga Lily itu, Jaejoong hanya menerimanya dengan bingung. Bukankah…

"Baby… You are my biggest motivation to get up in the early morning. You're always trying to make me smile, even in your bad day. Short conversation with you would be more important than conversation for hours with someone else." Ingatlah Yunho mengucahpan dengan menggunakan Microphon.

"…"

Yunho tersenyum melihat wajah shock kekasihnya, "You like a camera. Whenever I see you, then I'm going to smile. Seeing your smile is happiness for me. Meanwhile, having you is the most beautiful gift in my life."

"…"

Dia mencium tangan kanan Jaejoong yang tidak memegang bunga, "My heart is perfect because of you are inside, and my love is perfect because I am having you. My heart is perfect because there is a piece of your heart in it."

"…"

Dia masih terus berlutut, "I love you more than once and even more of the thousands of rice. You are similar to my favorite song. When the song ended, I keep repeating it. Do you know? The happiest moment in my life is when I'm with you. The best thing in my life is falling in love with you."

"…"

Dia membuka kotak beludru berwarna merah dan memperlihat isinya, jangan lupakan posisinya yang masih berlutut, "I have a hand, and you have another, put them together and we have each other. So baby, will you marry me?"

Oh My God!

Jung Yunho melamarnya? Melamarnya di hadapan ratusan ribu penonton. Mengungkapkan isi hatinya di hadapan semua penggemarnya diseluruh dunia. Melamarnya dengan cara manis sekaligus luar biasa. Tolong siapapun jangan katakan bahwa ini hanya mimpi. Karena dia tidak ingin terbangun.

Jung Yunho tertawa kecil melihat wajah imut kekasihnya itu yang masih diliputi rasa kaget, di kecupnya tangan mulus itu lagi menyadarkan sang pemilik hati. Matanya memandang lembut kekasih hatinya. Mengulang pertanyaan yang sama.

"My baby, will you marry me? My other half…"

Air mata itu menetes tapi bibirnya tersenyum bahagia, menganggukan kepala. "Yes, I will my other half."

Duaarrr duaarrrr

Kembang api itu di luncurkan setelah Jaejoong menjawab setuju. Ribuan balon berwarna-warnipun di terbangkan. Terdapat Banner bertuliskan "Yunho Jung love Jaeoong Kim" yang di terbangkan bersama balon-balon itu.

"Kyaaaaaaa" seluruh penonton berteriak heboh dan kegirangan mendengar jawabanya.

Yunho tersenyum, memakaikan cincin cartier yang didalamnya terukir inisial 'Yunho Jung'. Kemudian berdiri, mengecup bibir merah itu dan memeluknya tanpa menghiraukan seluruh penonton yang sedang mengabadikan momentnya. Lega rasanya sudah melepaskan segala niatan untuk melamar kekasihnya itu.

Kim Junsu, Park Yoochun, Son Hojun, dan Shim Changmin menghampiri mereka dengan menyanyikan lagu 'Marry You' milik Bruno Mars. Yunho melepaskan pelukannnya dan tertawa melihat wajah sang belahan jiwa yang merona bak kepiting rebus. Malu.

"Ne yeorobun! This is Kim Jaejoong. He is my wife wanna be!"

"Kyaaaaaaa" kembali lagi penonton berteriak heboh dan antusias. Sepertinya mereka merestui hubungan mereka. Ahh akhir yang memuaskan.

.

.

.

"Jadi siapa yang mau menjelaskan padaku?" Namja bermata indah itu bersidekap di hadapan seluruh orang yang berkontribusi mengerjainya.

Ya, setelah menyelesaikan mega konser mereka, saat ini mereka tengah bersantai di mansion Yunho yang berada di Jepang. Mengadakan party. Dan namja ini tengah merajuk karena merasa di bohongi.

Semua orang yang berada disana tak terkecuali para staff dan kru sedang tertawa melihat tingkah menggemaskannya. Rupanya seluruh orang telah tau mengenai rencana Lamaran itu.

Yunho menyentuh wajah kekasihnya yang di tampik dengan keras, "Jangan menyentuhku!"

"Hahaha ne..ne..mianhae!"

Changmin yang tak tahan terus menahan tawa mulai membeberkan rencana mereka."Jadi…"


Flashback

1 bulan lau.

"Hahhhh"

Yunho menghela nafas untuk sekian kalinya, yang sukses mendapatkan empat lemparan bantal sofa dari sahabat-sahabatnya.

Brukkk brukk brukk brukkk

"YA!"

"Makanya diamlah!" kata sang magnae dan Yoochun sadis.

"Ada apa hyung?" tanya Junsu perhatian.

"Aku harus bagaimana Su?"

"Bagaimana apanya?"

"Aku ingin mengikat Jaejoong seutuhnya. Menjadikannya istriku dan merubah marganya. Hatiku bernar-benar memilihnya. Aku sangat mencintainya."

"Kenapa tidak kau lamar saja hyung?"

"Itulah masalahnya. Kau tahukan kami berdua tidak memiliki waktu banyak untuk bersama. Aku ingin menghadirkan suasana yang berbeda sehingga dia tidak akan melupakan moment manis ini."

"Bagaimana dengan candle light dinner?"

"Itu pasaran Park Yoochun!"

"Umm liburan berdua?"

"Itu juga pasaran, Kim Junsu!"

"Bagaimana dengan menyatakannya di tempat umum?"

"Sudah banyak yang melakukannya Shim Changmin!"

"Tapi kali ini beda hyung?"

"Maksudmu?"

"Bagaimana dengan di depan ribuan fans?"

"Sepertinya menyenangkan!"

"Tapi tetap tidak seru jika hanya melamarnya saja." Ujar Hojun. Sahabat sejak kecil Yunho.

"Lalu?" tanya Junsu dan Yoochun kompak.

"Aha! Bagaimana jika aku buat dia salah paham dan cemburu! Sekalian aku menguji cintanya."

"Good Idea hyung!"

"Tapi dengan siapa?" tanya Changmin. Tak lama mereka berempat kompak menoleh ke arah Hojun yang tengah memakan ramennya.

Hojun tersedak saat merasakan aura tidak menyenangkan dari keempat temannya. "ANDWAE!"

"Hahaha"

End Flashback


Pukk pukk

Dengan beringas namja itu memukul bantal sofa itu kearah Yunho, "YA! Jung Yunho!"

"Hehehe Mianhae baby…"

"Baiklah jangan menyentuhku selama sebulan!"

"Andwae!"

"Baiklah aku akan pulang sekarang. Aku tidak akan menemuimu satu tahun penuh!"

"Andwae! Kajima!" Yunho dengan brutal memeluk Jaejoong supaya tidak jadi pergi. Semua orang tertawa. Hanya Junsu dan Yoochun yang tersenyum lemah. Oh My. Sepertinya mereka serius dengan perasaan mereka.

Changmin menepuk pundak keduanya, "Bagaimana jika kalian berpacaran saja!"

"Mwo? ANDWAE!" Jerit mereka berdua.

.

.

.

END

Happy Birthday our beloved Idols.

Saengil Cukkae Hamnida uri Oppadeul… "TVXQ" "JYJ" TV5XQ" "TOHOSHINKI"

Yeonwonhi Saranghae!

Words can describe how much We Love You oppadeul. I wish you all he best from the best!

Promise you, if you are still singing. We will still stand here, creating the 'RED OCEAN' that you love the most. TVXQ!

Still believe, Still Always Keep The Faith Elite Cassieopia!

With love

AnissCassie

Twitter: PratiwiiAniss

Facebook: Aniss Kim