From The Darkest Side Chapter 10 BY SANTHY AGATHA

"Kami ini dua yang menjadi satu . satu yang terdiri dari dua. Aku tak tega membiarkanmu mencintaiku, Karena dengan begitu , kau harus bisa mencintai sisi jahatku. Dan sisi jahat ku ini , sangat sulit untuk di cintai ….

Choi Siwon -

"Bukankah Cinta Juga sama? Aku selalu Berpikir bahwa cinta hanyalah bentuk puitis dan obsesi dan keinginan untuk memiliki satu sama lain .

Andrew Choi –

*****

Andrew menggedong Kyuhyun memasuki rumah itu. Para pelayan tampak sibuk menyiapkan segala sesuatunya, suasana begitu sibuk tidak kelihatan kalau sekarang sudah dini hari.

Lelaki itu mendudukkan Kyuhyun di ranjangnya yang berseprai satin, lalu memberikan beberapa instruksi kepada para pelayannya.

Setelah air panas dan perban serta obat-obatan lain diletakkan, para pelayan melangkah pergi dan meninggalkan Kyuhyun sendirian di dalam kamar bersama Andrew.

Kyuhyun terdiam, berusaha menggenggam jari-jarinya yang gemetaran. Dia masih mengenakan jas Andrew yang diselimutkan di bagian depan dadanya, menutupi pakaiannya yang robek. Dia sangat ketakutan, usaha pemerkosaan yang dilakukan Myungsoo telah menguras seluruh emosinya, dan kemudian pemandangan mayat Myungsoo yang bersimbah darah dengan mata dan ekspresi terkejut akan selalu menghantuinya. Ditatapnya Andrew dengan pandangan ragu.

"Apakah kau akan membunuhku?"

Andrew hanya tersenyum misterius dan kemudian bergumam tenang. "Buka jas itu."

Kyuhyun langsung berjingkat dari ranjang, terkejut. Apakah dia dilepaskan dari mulut buaya hanya untuk masuk ke kandang harimau yang lebih ganas? Apakah lelaki itu akan memperkosanya?

Digigitnya bibirnya. Dia tidak akan menyerah kepada Andrew, dan membiarkan lelaki itu menguasainya dengan mudah.

"Tidak." Jawabnya dengan menantang.

Andrew mengangkat alisnya, "Keras kepala, padahal kau begitu lepas. Buka jas itu."

"Tidak!" suara Kyuhyun makin keras, dia benar-benar ketakutan.

"Aku tidak akan memperkosamu. Aku tidak tertarik dengan pria yang acak-acakan setelah dipegang lelaki lain, dan terluka di mulutnya, tidak akan enak untuk dicium." Andrew tampak tidak sabar, "Biarkan aku melihat lukamu."

Kyuhyun gemetar. Aura menakutkan itu masih ada, memancar jelas dari tubuh Andrew. Benarkah lelaki itu akan melakukannya? Ataukah lelaki itu akan memperdayanya?

Andrew mendekatkan meja yang berisi baskom air hangat, obat-obatan, kapas, perban dan beberapa obat luar lainnya ke dekat ranjang. Kemudian dia menarik kursi, duduk tepat di depan Kyuhyun yang terduduk di tepi ranjang. Matanya menatap tajam, memaku Kyuhyun di tempat sehingga Kyuhyun tidak bisa berbuat apa-apa ketika Andrew melepaskan jas yang melindungi dadanya yang terpampang jelas karena pakaiannya yang robek.

Otomatis Kyuhyun langsung menutupi dadanya. Tetapi Andrew mencengkeram pergelangan tangannya lembut, dan menyingkirkan tangannya ke samping tanpa kata. Pipi Kyuhyun memerah ketika telanjang dada di depan lelaki itu tampaknya tidak tertarik dengan pemandangan dadanya. Matanya terpaku pada bekas cakaran dan goresan yang menimbulkan bilur-bilur merah di pundak Kyuhyun. Dengan seksama Andrew meraih pergelangan tangan Kyuhyun, memeriksa memar-memar kemerahan yang beberapa mulai membiru dengan mengerikan di sana. Lelaki itu lalu menggunakan jemarinya untuk mengangkat dagu Kyuhyun. Memiringkan bibirnya agar terkena sinar lampu sehingga lukanya terlihat jelas.

Sejenak suasana hening. Tetapi aura kemarahan terasa kental. Memenuhi ruangan, membuat suasana menjadi menakutkan. Lelaki itu menggertakkan gerahamnya sambil mengamati luka-luka Kyuhyun. Dan kemudian terdiam lama seolah mencoba menahan diri.

Lalu dalam keheningan pula Andrew mengambil kapas dan mencelupkannya ke dalam cairan alkohol antiseptik kemudian mengusap bilur-bilur kemerahan yang sedikit berdarah di pundak Kyuhyun. Kyuhyun mengerang atas sentuhan pertama kapas itu. Tetapi Andrew memperlembut gerakannya,

"Shhh…." dia berbisik pelan, mencoba menenangkan Kyuhyun ketika sekali lagi dia mengusap bilur-bilur itu dengan cairan alkohol dan antiseptik, membersihkannya. Kyuhyun mengernyit merasakan pedih di kulitnya ketika proses itu. Kemudian lelaki itu mencelupkan kapas di air hangat dan menggunakan jemarinya sekali lagi untuk mengangkat dagu Kyuhyun, dengan gerakan lembut tetapi pasti, diusapnya luka bekas tamparan Myungsoo di ujung bibir Kyuhyun.

"Ini akan membiru dan rasanya akan sedikit sakit." Andrew mengucapkan kata-kata yang memecah keheningan, dia mengerutkan keningnya seakan tidak suka, "Aku tidak akan bisa menciummu untuk beberapa lama.

Kyuhyun melotot, memandang Andrew dengan marah. Seluruh tubuhnya sakit dan dia hampir diperkosa dengan memar dan luka di semua sisi tubuhnya, dan lelaki itu malahan mencemaskan tidak bisa menciumnya? Kyuhyun makin yakin Andrew lelaki yang jahat dan tidak punya empati.

Tetapi lelaki jahat inilah yang menyelamatkannya dari pemerkosanya. Kyuhyun tiba-tiba menyadari kenyataan itu. Kalau Andrew tidak datang dan menancapkan pisaunya ke punggung Myungsoo tadi, mungkin Myungsoo sudah berhasil memperkosanya. Kyuhyun bergidik ngeri membayangkan apabila hal itu benar terjadi.

Andrew mengamati perubahan ekspresi Kyuhyun. Tetapi dia tetap diam. Tangannya masih sibuk membersihkan darah di sudut mulut Kyuhyun. Setelah yakin sudah bersih, lelaki itu melakukan hal yang sama seperti yang dilakukannya dengan bilur-bilur bekas goresan dan cakaran di tubuh Kyuhyun, dioleskannya dengan antiseptik.

"Selesai. Sekarang buka bajumu."

"Tidak mau." Kyuhyun kembali melindungi dadanya dengan kedua lengannya. Lelaki itu bermimpi kalau dia bisa membuat Kyuhyun telanjang secara sukarela di depannya.

Andrew menatap Kyuhyun dengan marah. Sejenak ada api di matanya, seolah dia bertekad akan membuat Kyuhyun menuruti kemauannya. Tetapi kemudian lelaki itu melihat penampilan Kyuhyun yang mengenaskan dan acak-acakan, dan entah kenapa memutuskan mundur dan mengalah.

"Oke. Ganti bajumu dengan itu." Lelaki itu menunjuk piyama sutra warna hitamnya yang terlipat rapi di meja. "Aku akan membalikkan badan."

'Kenapa kau tidak keluar dari ruangan ini?"

"Karena aku tidak mau." Tatapan Andrew kejam dan mengancam, mengingatkan Kyuhyun kalau pria itu sudah terlalu jauh mencoba batas kesabarannya, "Cepat ganti bajumu."

Andrew melangkah ke jendela yang membelakangi Kyuhyun dan menatap ke arah luar. Sejenak Kyuhyun terpaku menatap punggung Andrew, tak menyangka kalau Andrew mau mengalah untuknya.

Kemudian dia berusaha membuka pakaiannya. celananya sobek dan menggantung dengan menyedihkan di pinggangnya. Kyuhyun melepaskan pakaiannya hingga dia hanya mengenakan pakaian dalam. Diliriknya Andrew dengan waspada. Lelaki itu masih membelakanginya dan menatap ke luar jendela. Kaku bagaikan batu. Dengan cepat Kyuhyun meraih celana piyama baru itu yang kebesaran dan mengenakannya. Ketika hendak memakai piyama hitam itu, dia harus mengenakannya dengan susah payah. Lengannya kaku karena memar, dan kegiatan mengancingkan kemeja itu sangatlah susah dilakukan karena jemarinya kesakitan dan gemetar.

Air matanya menetes, berusaha mengancingkan kemeja itu berkali-kali tetapi tidak berhasil. Dia mengutuk ketikdakberdayaannya.

Andrew membalikkan badannya ketika mendengar isakan tertahan Kyuhyun, dan menemukan Pria itu sedang berusaha mengancingkan kemejanya dengan tangan gemetar dan air mata bercucuran. Lelaki itu mengumpat pelan, lalu menghampiri Kyuhyun.

Tatapan Kyuhyun kepadanya sungguh meluluhkan hati, bahkan untuk lelaki berhati kejam seperti Andrew. Air mata yang menetes tanpa henti mengalir di pipi Kyuhyun,

"Aku…aku sudah berusaha….tapi ini susah sekali." Tangan Kyuhyun gemetar tak terkendali. Hingga Andrew menangkupkan jemarinya ke jemari Kyuhyun, berusaha menghentikan gemetarnya,

"Biarkan aku yang melakukannya." Lelaki itu menyingkirkan tangan Kyuhyun dan mengancingkan kemeja Kyuhyun satu persatu. Ketika sudah tertutup sampai ke atas, dia menghela Kyuhyun supaya berbaring ke atas tempat tidur satin hitamnya.

"Tidurlah." Andrew bergumam memerintah, tetapi rupanya dia tidak perlu melakukannya karena begitu berbaring, Kyuhyun langsung tertidur pulas.

Semalaman Andrew tidak tidur. Dia bersandar di jendela, sambil mengamati Kyuhyun yang tertidur pulas.

KangIn menghadapnya pagi-pagi sekali, dan Andrew menemuinya di ruang kerjanya.

"Sudah kau bereskan?"

"Semuanya." Jawab KangIn tenang, "Tidak akan ada yang tahu bahwa Myungsoo telah lenyap. Dia menghilang begitu saja dari muka bumi. Dan apartemennya sudah bersih, dari semua bercak darah, dari semua sidik jari dan jejak kaki. Tidak akan ada yang bisa mengaitkan kita dengan apartemen itu."

"Bagus." Andrew masih tampak tak puas, "Apakah Myungsoo punya keluarga?"

"Dia punya seorang kakak laki-laki, kakaknya seorang wartawan juga. Dan juga seorang tunangan di luar kota." KangIn mengerti apa yang diinginkan bosnya, "Apakah anda ingin saya 'membereskan' seluruh keluarganya?"

"Ya." Andrew menggeram. "Jangan habisi mereka, cukup hancurkan kehidupannya, aku ingin mereka hancur perlahan dan menderita pelan-pelan." Bayangan akan goresan luka di pundak Kyuhyun, memar-memarnya dan bekas tamparan keras di pipi dan ujung bibirnya membuatnya marah besar. Myungsoo sudah mati untuk bisa menerima pembalasannya. Tetapi keluarganya tidak. Andrew tidak tanggung-tanggung kalau membalas dendam. Siapapun yang berani menyentuh apa yang menjadi miliknya, dalam hal ini merusaknya, maka akan menerima pembalasan yang setimpal.

Kyuhyun terbangun hampir tengah hari. Kali ini seluruh tubuhnya benar-benar terasa sakit. Ujung bibirnya terasa bengkak sehingga dia susah berbicara. Dengan susah payah dia berusaha duduk di ranjang. Tetapi lalu berbaring lagi dengan lemah.

"Jangan duduk dulu. Kau akan merasakan kesakitan yang tidak menyenangkan setelah beberapa hari, tetapi setelah itu kau akan membaik." Suara itu terdengar lagi dari sudut gelap di dekat jendela. Kyuhyun menolehkan kepalanya dan mendapati Andrew berdiri di dekat bayang-bayang di jendela, lelaki itu sedang mengamatinya.

Kepala Kyuhyun terasa pening, bahkan sekarang dia ditempatkan di kamar Andrew. Bagaimana mungkin dia bisa melepaskan dirinya?

"Kau sudah berhasil menahanku di rumah ini. Sesuai obsesimu. Sekarang apa yang akan kaulakukan padaku?"

Andrew tertawa pelan dan melangkah mendekati Kyuhyun, "Kau benar-benar tidak takut padaku ya…" Lelaki itu membuat Kyuhyun menghadapnya lalu sebelah jemarinya mencengkeram leher Kyuhyun yang mungil. "Seharusnya kau tidak pernah mencoba kabur … " Suara Andrew mendesis penuh kemarahan, dan menatap Kyuhyun mencoba-coba. "Aku bisa meremukkan leher mungilmu ini dengan sebelah tangan. Membunuhmu dengan tangan kosong…. Kau tahu aku pernah melakukannya pada seorang pelacur. Aku membunuhnya dengan tangan kosong, lalu pergi. Aku melakukannya hanya untuk mengganggu Siwon, meninggalkannya terbangun dengan mayat wanita yang mati tercekik di ranjangnya. Lalu tertawa terbahak-bahak sambil mengamati dia berusaha membereskan semuanya."

"Kalau begitu lakukan saja." Kyuhyun memejamkan matanya. Toh dia sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Kalaupun dia harus mati di tangan Andrew, mungkin itu jalan yang terbaik.

Jemari Andrew mengencang di lehernya, seakan benar-benar ingin mencekiknya. Tetapi kemudian pegangannya mengendur dan lelaki itu melepaskan pegangan tangannya di leher Kyuhyun.

Kyuhyun membuka matanya dan melihat Andrew sedang mengamatinya dengan pandangan menilai.

"Kenapa kau tidak membunuhku?"

"Karena kau akan lebih bernilai bagiku kalau kau hidup." Andrew menyeringai dengan tatapan jahat, "Aku menyimpanmu di sini bukan untuk kubunuh. Kalau aku ingin membunuh pria sepertimu , aku tinggal menjentikkan jari dan membuat mereka datang kepadaku. Mereka bahkan tidak akan sadar sampai mereka sudah di ambang kematian."

Mata Kyuhyun membara, "Seperti yang kau lakukan pada Jin-Ri, ibuku."

"Itu kecelakaan." Andrew tampak tidak menyesal, bahkan tampak sangat puas, "Ibumu menyelinap masuk ke dalam kamarku, dengan baju seksi transparan yang dikiranya bisa membujukku untuk jatuh dalam pesona tubuhnya." Andrew mengernyit jijik. "Dan rasa ingin tahu membuatnya membuka koleksi album foto milikku." Andrew tersenyum, tahu bahwa Kyuhyun mengetahui apa maksudnya, dia yakin Hankyung sudah menjelaskan semuanya kepada pria ini, "Jadi dia harus kubunuh."

"Apakah begitu mudahnya bagimu untuk membunuh seseorang? Apakah kau memang tidak punya perasaan?"

"Perasaan?" Andrew tertawa keras, "Cukup Siwon yang selalu dikuasai perasaannya, perasaan hanya akan membuatmu lemah. Sama seperti ibu kandungku yang dikuasai perasaan cinta membabi butanya kepada ayahku, membuatnya tidak bisa berbuat apa-apa ketika aku dihajar dan dipukuli ketika usiaku masih kecil"

Kyuhyun memandang Andrew dengan terkejut. Siwon tidak pernah menceritakan hal itu kepadanya. Apakah yang dikatakan Andrew itu benar, ataukah Andrew hanya berusaha memanipulasinya.

"Siwon tidak ingat apa-apa, dia tahu kalau dipukuli, tetapi itu hanya karena dia terbangun dengan bilur luka di punggungnya." Mata Andrew tampak gelap penuh amarah. "Ayahku itu monster yang suka memukuli anak-anaknya, kalau aku tidak sesuai dengan standarnya, dia akan mengayunkan tongkatnya dan memukuli punggungku tanpa ampun. Aku muncul karena peristiwa itu." Andrew tersenyum dingin kepada Kyuhyun, "Kau pasti bertanya apakah Siwon memilikiku sejak awal. Jawabannya mungkin tidak. Aku adalah pertahanan diri Siwon ketika dia merasakan sakit yang amat sangat ketika dipukuli oleh ayahnya. Siwon menenggelamkan kesadarannya dan lari dari kesakitan itu. Dan akulah yang kemudian terbentuk dari alam bawah sadarnya, terbangun untuk sadar penuh ketika ayahku memukuli punggunghku dengan tongkat. Akulah yang menanggung kesakitan atas pukulan-pukulan itu untuk Siwon."

Kyuhyun menutup bibirnya dengan tangan. Terkejut atas cerita Andrew, dia pasti masih sangat kecil ketika harus menanggung kekejaman orangtuanya seperti itu.

Andrew menatap Kyuhyun tajam. "Semua kemarahan Siwon, kebenciannya kepada orang tuanya, kebenciannya kepada dunia, semuanya terkumpul pada diriku. Siwon yang membentukku menjadi seperti ini. Sampai kemudian aku tidak tahan lagi menerima pukulan-pukulan ayah. Aku merenggut tongkat itu dari tangannya dan memukul kepalanya sampai berdarah. Ibuku berteriak-teriak, dia membela ayahku, bayangkan, anaknya dipukuli dengan tongkat sampai tidak bisa berdiri dia hanya diam…. dan ketika suaminya dilukai dia membelanya sekuat tenaga, sungguh ibu yang tidak berguna," Siwon mencibir sinis, "Aku lalu mengancam kedua orang tuaku, kalau mereka berani bertindak kasar kepadaku lagi, aku akan membunuh mereka."

Jadi Andrew terbentuk karena kemarahan terpendam Siwon di masa kecilnya. Kepribadian itu kemudian tumbuh bebas dan kuat, mencari waktu di saat Siwon lemah, lalu menjadi individu yang benar-benar berdiri sendiri.

"Apakah Siwon tidak akan kembali lagi?"

Andrew tersenyum lambat-lambat, "Tidak sayang, dia sudah lemah dan tak sadarkan diri di sana, aku bahkan tidak bisa merasakan kehadirannya. Kau tahu, aku selalu lebih kuat dari Siwon. Ketika dia menguasai tubuh ini, aku masih tersadar, mengamati dari sudut yang paling gelap di dalamnya. Tetapi ketika aku menguasai tubuh Siwon, dia sepenuhnya tertidur, dan mungkin akan terbangun dengan ingatan samar-samar akan perbuatanku. Hanya saja ketika itu aku masih merasakan kehadirannya, tertidur dalam tubuh ini. Sekarang aku tidak bisa merasakannya." Senyum Siwon melebar puas, "Tubuh ini sekarang menjadi milikku sepenuhnya."

Wajah Kyuhyun pucat pasi, benarkah yang dikatakan oleh Andrew? Bahwa Siwon sudah lenyap? Kalau begitu… apakah sama saja Siwon sudah mati?

Itu tidak mungkin. Kyuhyun menggelengkan kepalanya tanpa sadar. Siwon pasti masih hidup jauh di dalam sana. Dia hanya lemah. Kalau Kyuhyun ingin menyelamatkan Siwon, dia harus bisa membangunkan kembali Siwon.

Tetapi bagaimana caranya? Lelaki ini tampak begitu kuat dan berkuasa. Dan juga begitu percaya diri. Akankah Kyuhyun bisa membangunkan Siwon lagi?

Andrew menemui Hankyung di rumah sakit. Kedua tangan Hankyung yang patah sudah dipasang pen dan di gips. Lelaki tua itu tampak tak berdaya duduk di atas ranjang rumah sakit, benar-benar sesuai dengan apa yang diinginkan Andrew.

Para penjaga berjaga ketat di dalam dan dl luar ruangan rumah sakit di kamar paling privat itu. Andrew memasuki kamar itu, dan berdiri sambil mengamati Hankyung.

Hankyung memalingkan muka, tidak mau melihat Andrew. Bayangan anaknya, menantunya, dan cucunya yang masih kecil dan api yang membakar masih begitu menghantuinya. Seharusnya Andrew membunuhnya juga karena sekarang dia sudah tidak pantas hidup lagi. Tetapi entah kenapa Andrew tidak membunuhnya. Hankyung tidak tahu alasannya.

"Aku berhasil mendapatkan kembali Kyuhyun." Andrew bergumam lambat-lambat dengan puas, dia seakan hendak menilai reaksi Hankyung.

Hankyung memejamkan matanya, merasakan kesedihan yang menusuk jiwanya. Semuanya gagal. Bahkan usaha satu-satunya menyelamatkan Kyuhyun pun gagal. Tuan Siwon pasti akan kecewa kepadanya.

"Lain kali, kalau mau merekrut orang, jangan hanya melihat pada hasil penyelidikan di atas kertas. Nilailah moralitas dan kejujurannya." Andrew bergumam lagi, membuat Hankyung akhirnya menolehkan kepalanya dan menatap Andrew dengan bingung.

Apa maksud kata-kata Tuan Andrew?

"Myungsoo langsung meneleponku, menawarkan kesepakatan yang lebih besar." Andrew tersenyum mengejek. "Dia berpikir bahwa menjalin kesepakatan denganku akan memberikan keuntungan yang lebih besar daripada dengamu."

Hankyung mengernyitkan dahinya. Dasar wartawan bodoh! Hankyung benar-benar menyesal mempercayakan tugas sebesar itu kepada Myungsoo.

"Dan aku menyelamatkan Kyuhyun dari Myungsoo pada waktunya."

Hening. Lalu Hankyung menatap Andrew dengan pandangan bertanya-tanya. "Apa maksud anda?"

"Rekananmu itu mencoba memperkosa Kyuhyun, aku datang tepat pada waktunya."

"Apakah anda membunuhnya?" Hankyung tetap bertanya meskipun dia sudah tahu jawabannya.

Andrew terkekeh, "Tentu saja."

Hankyung menarik napas panjang, baru kali ini dia merasa lega atas pembunuhan kejam yang dilakukan Tuan Andrew. Kalau memang benar Myungsoo mengkhianati kesepakatan mereka dan kemudian malah mencoba memperkosa Tuan Kyuhyun, maka dia pantas mati.

"Aku seharusnya menghukummu karena sudah menempatkan Kyuhyun dalam situasi seperti itu. Dia milikku dan lelaki itu hampir menyentuhnya, dan sudah melukainya."

Hankyung menatap Andrew dengan tatapan datar. Tuannya itu sudah mematahkan kedua lengannya, hukuman apa lagi yang akan diterimanya? Apakah Tuan Andrew akan mematahkan kedua kakinya juga?

"Aku akan memikirkan hukuman itu nanti. Sekarang aku sedang cukup senang karena Kyuhyun telah kembali kepadaku lagi." Andrew melangkah pergi sambil terkekeh mengejek kepada Hankyung. Ketika berada di pintu, tiba-tiba dia memutar langkahnya, "Dan omong-omong, aku tidak membunuh anak, menantu, dan cucumu, mereka baik-baik saja dan berhasil pindah ke tempat antah berantah yang kau sediakan buat mereka. Sayangnya aku tahu di mana tempat antah berantah itu berada." Tawa mengejek Andrew semakin keras, "Aku mengatakan bahwa aku membunuh mereka, hanya untuk menyiksamu."

Lelaki itu pergi sambil menutup pintu di belakangnya. Tetapi tawa mengejeknya masih menggema keras dari lorong rumah sakit itu.

Yang bisa dilakukan Hankyung hanya menangis. Air matanya bercucuran. Ia menangis sejadi-jadinya. Tangisan syukur dan kelegaan yang luar biasa.

Andrew menatap bayangannya di cermin dan dia mengernyitkan keningnya. Dia merasakan Siwon, yang kini berada di dalam cermin, membalas tatapannya.

Siwon ternyata masih ada. Beberapa lama ini Siwon tidak dirasakannya lagi sampai Andrew mengira dia telah berhasil mengenyahkan Siwon selamanya. Tetapi sekarang Siwon sepertinya menggeliat lagi, bangun dari tidurnya yang panjang. Apakah jangan-jangan, kehadiran Kyuhyun juga membuat Siwon menjadi kuat?

"Aku pikir kau sudah mati." Andrew tersenyum mengejek kepada bayangannya di cermin.

Siwon menatap tajam Andrew, "Aku masih ada di sini, Andrew. Kau tidak bisa menguasai tubuh ini sendirian. Dan aku merasakan kehadiran Kyuhyun."

Andrew mengernyit. Jadi benar, Kyuhyunlah yang menggugah Siwon agar terbangun. Tetapi bagaimana mungkin? Andrew yakin Kyuhyun membuatnya kuat karena gadis itu membuatnya terobsesi, obesi membuatnya fokus dan makin kuat sehingga bisa menguasai tubuh ini. Tetapi, bagi Siwon, perasaannya kepada Kyuhyun adalah perasaan cinta. Dan cinta bagi Andrew adalah sesuatu yang melemahkan. Bagaimana mungkin perasaan cinta bisa membuat Siwon menjadi kuat? Siwon tersadar lagi padahal Andrew sudah mengusirnya jauh ke dasar.

"Kau tidak akan bisa menguasai Kyuhyun." Siwon menatap Andrew dengan pandangan mengancam, "Aku tidak akan membiarkannya."

"Oh ya?" Andrew tertawa, "Kita lihat saja nanti."

Ketika meninggalkan cermin itu, geraham Andrew mengeras. Dia harus menguasai Kyuhyun segera dan menunjukkan kepada Siwon bahwa dia lebih kuat.

Kyuhyun berdiri mondar-mandir di kamar Siwon. Kamar itu terletak di lantai dua sehingga dia tidak bisa melompat, dan pintunyapun di kunci. Benak Kyuhyun dipenuhi oleh pikiran-pikiran membingungkan. Dia ingin membangunkan Siwon, tetapi bagaimana caranya? Kyuhyun sama sekali tidak punya pengalaman ataupun pengetahuan tentang hal-hal psikologi seperti orang-orang berkepribadian ganda.

Mungkin kalau bisa membujuk Andrew supaya mengizinkannya ke perpustakaan, dia bisa menemukan buku-buku psikologi yang bisa memberikannya petunjuk bagaimana caranya membangunkan kembali Siwon. Andrew mengatakan dia sudah tidak merasakan Siwon di dalam dirinya, dan dari senyum puasnya, Kyuhyun tahu Andrew tidak bohong. Dan itu membuat Kyuhyun ketakutan. Siwonnya tidak mungkin mati dan hilang begitu saja bukan?

Tiba-tiba terdengar bunyi klik dari luar, dan Kyuhyun melompat mundur dari pintu, menatap waspada ke sana. Tahu bahwa musuh besarnya, Andrew akan masuk ke kamar ini.

Dan benar, Andrew memang masuk, dengan pakaian hitam-hitamnya yang khas. Lelaki itu menatap Kyuhyun dengan intens dan kemudian mengunci pintunya.

Kyuhyun mundur selangkah, menyadari tekad yang sangat kuat di mata Andrew. Tekad yang hampir sama seperti hasratnya untuk membunuh. Tubuh Kyuhyun gemetaran. Apakah lelaki ini memutuskan bahwa sudah pantas baginya untuk mati?

"Kenapa kau menatapku seperti itu?"

Andrew tidak menjawab. Lelaki itu malahan melepas kancing jasnya dan kemudian membuang jas itu di lantai. Dasinya menyusul kemudian. Dan lelaki itu mulai membuka kancing kemejanya.

"Apa yang akan kau lakukan?" Kyuhyun menatap panik ketika Andrew melemparkan kemejanya ke lantai, memamerkan tubuh indahnya yang sempurna. Otot-otot itu begitu pas dan keras di lengannya, bisepsnya membentuk lengkungan yang indah, begitupun otot dadanya dan perutnya yang kencang. Semuanya otot yang keras dan maskulin, tidak ada sedikitpun lemak di sana.

Andrew melangkah maju, dan Kyuhyun melangkah mundur. Andrew melangkah maju selangkah lagi dan dengan refleks Kyuhyun melangkah mundur lagi.

"Apa yang akan kau lakukan?" Kyuhyun setengah berteriak, dengan panik menyadari bahwa dia sudah menempel pada pinggiran kasur, tidak bisa mundur lagi.

Andrew tidak tersenyum, tatapan matanya tampak kejam tetapi penuh tekad,

"Aku akan bercinta denganmu."

T.B.C

Di tengah rasa malas yang berlebihan aku memutuskan untukk melanjutkan nya walaupun masih terasa pusing ..