APOLOGY

CAST: DO KYUNGSOO X KIM JONGIN

SEMUA CAST BUKAN MILIK SAYA, SAYA HANYA MENGGUNAKAN NAMANYA SAJA. KAI MILIK KYUNG DAN KYUNG MILIK KAI. TYPO DIMANA-MANA. TIDAK SESUAI EYD. CERITA GAJE. DONT BASH. GAG SUKA GAG USAH BACA. HARGAI SEMUA KERJA KERAS SAYA. MURNI DARI OTAK SAYA. GS for uke. DONT FORGET TO REVIEW. DONT BE SILENT READERS.

SUMMARY: Keputusan Kai sudah bulat. Dengan segala keegoisannya ia meninggalkan Kyungsoo. Bahkan janji-janji yang pernah terucap adalah dusta. Lalu bagaimana kelanjutan hubungan mereka? Masih bertahan kah atau cukup sampai disini? KELANJUTAN CERITA GIDAHAE, STILL YOU, IT'S WAR dan I MISS YOU!

.

.

HOPE YOU LIKE IT

.

.

.

PLEASE REVIEW

.

.

.

.

HAPPY READING

.

.

.

.

ENJOY

.

.

.

.

Recomended song: IKON- Apology

Kai merenung didalam kamarnya. Sudah sebulan lebih ia berfikir dan merenungi semuanya. Merenungi hubungannya dengan Kyungsoo. Gadis dengan segala hal yang merubah hidupnya. Kai akui jika selama ini ia terlalu egois terhadap Kyungsoo. Ia ingin memiliki gadis itu bagaimanapun caranya hingga ia merusak kebahagiaan gadis itu.

Satu hal lagi yang memikirkan ulang antara hubungannya dengan Kyungsoo yaitu kedua orang tuanya sudah mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya. Bagaimana ia sakit beberapa hari dan tak bersekolah selama satu bulan penuh. Kedua orang tuanya menyuruh Kai untuk tinggal bersama mereka. Kai sudah tak bisa menolak lagi. Kedua orang tuanya itu akan memaksanya dengan segala cara agar ia kembali ke mereka.

Jika hal itu terjadi maka ada satu orang yang akan terluka dan ditinggal. Orang itu adalah Kyungsoo. Masih tegakah ia membuat Kyungsoo menunggu cintanya tanpa ada balasan darinya? Sungguh...Kai sangat mencintai Kyungsoo. Tapi dipikir berjuta-juta kali tetap saja cinta mereka menimbulkan luka untuk keduanya. Kai tak pernah menyesal menempatkan Kyungsoo menjadi kekasihnya dan nomor satu dihatinya.

Hanya saja semua yang mereka alami hingga sekarang membuat Kai tersadar. Cinta ini salah. Cinta ini menyiksa. Cinta ini terlalu menyedihkan. Tak apa untuk Kai melewati semua penderitaan itu. Tapi Kai tak ingin melihat Kyungsoo menderita karenanya. Kesedihan Kyungsoo mencabik-cabik hatinya. Tangisan Kyungsoo menyayat hatinya. Bagaimana ia bisa setega itu menyakiti malaikatnya yang berhati murni dan tanpa dosa. Biarkanlah ia yang menanggung semua penderitaan dan dosa yang selama ini ia buat. Asalkan Kyungsoo bisa hidup bahagia tanpa dirinya.

Kai mengambil kunci motornya dan jaketnya lalu bergegas keluar. Kai menuruni tangga dengan tergesa-gesa dan mengabaikan panggilan dari butler pribadinya. Kai menyambar helm yang berada diatas motornya lalu menaiki motor sportnya. Ia nyalakan motornya dan menancap gas sekencang-kencangnya.

Kai menempikan motornya ditaman dekat apartemen Kyungsoo. Ia sengaja memilih memparkirkan motornya disana agar tak diketahui Kyungsoo. Kai berjalan sambil menggunakan topi hitamnya. Tak lupa kedua tangannya ia masukkan kedalam saku jaketnya.

Kai menghentikan langkahnya dan melihat kearah apartemen Kyungsoo. Waktu sudah menunjukkan tengah malam saat ini dan Kai yakin jika gadisnya itu sudah tidur terlelap. Kai memandangi jendela kamar Kyungsoo. Dengan wajah sendunya ia menatap lama kamar Kyungsoo. Ia harap keputusan yang ia ambil adalah benar.

Kai menyandarkan bokongnya disalah satu pagar taman. Ia cari posisi senyaman mungkin untuk duduk. Kai memutuskan untuk berada disana hingga pagi menjelang. Kai terus memandangi jendela kamar Kyungsoo. Kepalanya terus berpikir harus berbuat bagaimana.

Tak terasa pagi menjelang. Kai merasakan ada aktifitas dari kamar Kyungsoo. Kai dapat melihat Kyungsoo membuka korden kamarnya dan tersenyum cerah. Senyum itu adalah senyum yang selalu ia damba. Senyuman yang membuat hatinya bergetar dan merasa hangat. Tak beberapa lama tubuh Kyungsoo menghilang. Kai tersenyum kecut saat tak bisa lagi melihat Kyungsoo. Gadis itu pasti sedang bersiap untuk sekolah.

Kai merapikan jaketnya dan bersiap untuk pulang. Ia harus segera pulang sebelum terlihat oleh Kyungsoo. Kai rasa hari ini ia cukup untuk bernostalgia dengan kenangan-kenangannya bersama Kyungsoo. Ia harus sesegera mungkin mengakhiri semua sebelum batas waktu yang ditetapkan kedua orang tuanya. Sekali lagi Kai memandangi kamar Kyungsoo dan tersenyum sedih. Dengan sangat berat akhirnya Kai berjalan menjauhi apartemen Kyungsoo.

.

.

.

.

Kai menunggu Kyungsoo didepan apartemennya. Kai berkali-kali menghela nafasnya kasar. Hari ini adalah hari H-nya. Kai sengaja menunggu disaat-saat seperti ini. Siluet bayangan Kyungsoo terlihat dimata Kai. Kai menggenggam tangannya kuat-kuat. Ia berdoa agar semua ini dapat berakhir dengan mulus.

Kyungsoo tersentak saat melihat Kai berdiri didepan apartemennya. Mata bulatnya membesar sempurna. Kyungsoo tak menyangka akan bertemu Kai. Namja yang sangat ia rindukan dan namja yang membuatnya seperti kehilangan setengah jiwanya. Kyungsoo berlari memeluk Kai. Ia tak bermimpi, ini benar-benar Kai. Kyungsoo mengeratkan pelukannya.

Kai sama sekali tak membalas pelukan Kyungsoo. Ia tak sanggup membalasnya. Sangat menyakitkan bila ia lakukan itu. Kai melepas pelukan Kyungsoo dan menatap matanya.

"Kau kemana saja, Kai? Aku mengkhawatirkanmu" ucap Kyungsoo.

"Aku disini. Aku tak kemana-mana" balas Kai.

"Aku...aku...aku sangat merindukanmu. Tidak kah kau merindukanku?" tanya Kyungsoo gugup dengan mata berairnya.

"Kyung...Aku ingin mengatakan sesuatu" tegas Kai. Kyungsoo mengerutkan dahinya. Ada perasaan kecewa saat Kai tak menjawab pertanyaannya.

"Aku rasa kita tak bisa lalui ini. Kau masih saja menungguku dan mempercayai bahwa aku akan kembali, tapi semua itu hanya semu. Aku tak bisa"

Bagai ditusuk seribu jarum, kalimat Kai membuat Kyungsoo terluka. Apa katanya? Semu? Perasaannya dan rasa cintanya hanya dianggap semu?

"Aku ingin kita akhiri hubungan ini. Ini semua demi kebaikanku dan kebaikanmu"

Tanpa sadar Kyungsoo sudah meneteskan air matanya. Setiap kata yang Kai ucapkan bagaikan pisau bermata tajam menyayat-nyayat hatinya. Kyungsoo menghapus air matanya.

"Kebaikanku katamu?" Kyungsoo tertawa remeh. Perasaannya telah dipermainkan selama ini.

"Bukan kebikanku tapi KEEGOISANMU!" Kyungsoo berteriak lantang. Hancur sudah hatinya.

"Betapa egoisnya sikapmu, Kai! Apa kau tak bisa melihat seberapa besar rasa cintaku padamu?! Apa kau buta?!"

Kyungsoo memegang dada kirinya. Rasanya sangat sakit. Air matanya tumpah. Perasaannya hancur. Kai mencoba meraih tangan Kyungsoo tapi ditepis kasar oleh Kyungsoo.

"Seperti inikah dirimu yang sesungguhnya? Mempermainkan perasaan wanita?"

"Aku harap kau mengerti" ujar Kai. Kyungsoo tertawa kemudian menangis sekencang-kencangnya.

"Jika kau pada akhirnya ingin melakukan ini kenapa tak dari awal kau putuskan aku?! Kenapa kau membuatku berharap?! KAU BRENGSEK, KIM KAI!"

Kai terdiam. Semua kata-kata Kyungsoo benar. Ia memang brengsek. Lelaki brengsek yang melukai malaikatnya.

"Aku...hiks...aku...mencintaimu dengan sepenuh hatiku...hiks...Tapi semuanya...hiks...kau balas dengan sekejam ini...hiks..."

Kyungsoo merancau tak jelas disela-sela tangisannya.

"Maafkan aku karena tak menepati janjiku. Semua yang sudah aku katakan padamu hanya sebuah kebohongan. Maafkan aku karena tak dapat melindungimu seperti janjiku" lirih Kai.

Kyungsoo semakin menangis tersedu-sedu. Ia tak menyangka jika semua kata-kata manis Kai dulu hanya sebuah kebohongan semata. Bagiamana bisa ia tertipu dengan kata-kata itu? Seharusnya ia sadar lebih awal.

Kyungsoo menatap sengit kearah Kai kemudian pergi meninggalkan Kai dengan mata yang masih berlinangan air mata. Kyungsoo sengaja menabrakkan bahunya ke bahu Kai. Ia terlanjur kecewa. Kai yang melihat itu hanya diam dan menghela nafas pasrah. Satu lagi hal yang tak termaafkan karena perbuatannya.

Kai menyusul Kyungsoo dan mencekal tangannya. Kyungsoo langsung menghentakkan keras tangannya dan masih terus berjalan. Kai yang masih gigih mengejar Kyungsoo terus mencoba meraih tangan Kyungsoo. Kyungsoo terus membela diri dan berdalih dari semua gerakan Kai. Tapi Kai tak begitu saja diam, ia tetap mencoba menghentikan langkah Kyungsoo. Karena menurutnya masalah mereka belum selesai.

Kyungsoo menyentakkan tangan Kai dan berbalik menghadap Kai. Kai yang hendak meraih bahu Kyungsoo tiba-tiba diam karena mendengar jeritan Kyungsoo.

"GEUMANHAE!"

Kyungsoo menangis sejadi-jadinya. Hatinya sungguh sakit. Orang yang selama ini ia cintai dengan sepenuh hatinya tega melakukan ini kepadanya. Tak bisakah orang itu melihat betapa tulusnya cintanya. Dan kenapa ia tega membuangnya begitu saja seperti tak ada cinta sebelumnya.

Kai menatap pilu kearah gadis dihadapannya. Ingin sekali ia rengkuh tubuh gadis itu tapi ia tak bisa. Ini keputusannya. Keputusan untuk mengakhirinya dan membuat yeoja itu membencinya. Biarkan yeoja itu menganggapnya brengsek, kejam dan lain sebagainya karena ia pantas mendapatkannya. Ia akan tanggung semua kejahatan yang selama ini ia perbuat.

"Kau tau jika aku adalah orang yang egois. Oleh karena itu aku melakukan ini" ucap Kai.

Kyungsoo masih menangis dan tak mempedulikan ucapan Kai.

"Maaf jika aku tidak cukup baik untukmu. Maaf jika aku tak bisa menjadi pelindungmu. Aku berharap kau bertemu dengan seseorang yang lebih baik dan lebih hebat dariku"

Kyungsoo menghentikan tangisannya yang sekarang menjadi sesenggukan. Ia mencerna setiap kata-kata yang dilontarkan Kai.

"Mian...Tolong lupakan aku. Apujima"

Setelah mengatakan kalimat terakhir itu, Kai pergi meninggalkan Kyungsoo. Kyungsoo memandang punggung Kai yang mulai menjauh. Air matanya kembali mengalir. Kedua kakinya tak sanggup menopang tubuhnya lagi hingga ia terduduk dijalan. Miris. Satu kata itu yang saat ini menggambarkan keadaan Kyungsoo. Menunggu orang yang kau cintai tapi orang itu datang kembali dengan kenyataan pahit.

Kai berjalan lesu kearah mobilnya. Kakinya sedari sudah bergetar saat melihat Kyungsoo menangis. Tangan kanannya sedari tadi tak pernah lepas memegang dada kirinya. Rasanya sakit. Teramat sangat. Jangan pikir ia tak hancur saat mengatakan kalimat menyakitkan itu. Lidahnya terasa kelu mengatakan itu. Air matanya juga sudah hampir keluar jika ia tak mampu mengontrolnya.

Tubuh Kai hampir saja terjatuh ketanah jika butler pribadinya tak segera menangkapnya. Dari awal Kai ditemani butlernya. Ia sudah memprediksi jika akhirnya akan seperti ini. Terlalu membahayakan dirinya jika ia memaksa untuk membawa kendaraan sendiri. Sang butler membantu Kai berjalan kearah mobilnya. Tak ada satu patah katapun yang butler itu lontarkan untuk majikannya. Hanya dengan melihat bahasa tubuhnya saja ia sudah paham bagaimana kondisi majikannya itu.

.

.

.

Kai melihat penampilannya yang terpantul dicermin kamarnya. Ia terlihat keren walaupun ekspresi wajahnya tak menampakkannya. Sebuah ketukan membuyarkan lamunannya. Kai menoleh kearah pintu kamarnya dan mendapati namja paruh baya yang tersenyum kearahnya. Kai menganggukkan kepalanya sekilas. Ia tatapi setiap sudut kamarnya. Mungkin dalam jangka waktu yang cukup lama ia tak akan melihat kamarnya ini.

Kai mengambil kacamata hitamnya yang berada disaku coatnya. Ia kenakan dan keluar dari kamar. Hari ini adalah hari terakhirnya di Seoul. Setelah ini Kai tak tau kapan lagi akan kembali ke negara kelahirannya ini. Orang tuanya sudah menyiapkan semuanya. Ia hanya perlu menyiapkan fisik dan mentalnya.

Setelah kejadian itu, Kai tak tau lagi keadaan dan keberadaan yeoja 'itu'. Seakan ditelan bumi, yeoja 'itu' menghilang. Hal itu merupakan keuntungan untuk Kai. Jika ia sampai mendengar keadaan yeoja 'itu' sekarang, ia yakin jika ia akan merubah keputusannya.

Sesampainya dibandara, Kai berpamitan dengan butlernya.

"Terima kasih ahjussi sudah merawatku selama ini"

"Itu bukan hal yang besar tuan muda. Itu sudah tugas saya"

"Terima kasih juga ahjussi sudah banyak membantu masalahku dan tak menceritakan kepada eomma dan appa"

"Saya hanya melakukan yang terbaik untuk tuan muda. Tuan muda sudah saya anggap seperti anak saya sendiri"

Kai memeluk butlernya dengan penuh kasih sayang. Tak dapat dipungkiri jika butlernya itu sudah ia anggap seperti appanya sendiri.

"Teruslah sehat ahjussi sampai aku kembali"

"Tentu saja tuan muda"

Kai tersenyum lalu beranjak memasuki gate keberangkatannya. Kai berbalik sebentar, terbesit sebuah pemikiran jika yeoja 'itu' akan datang dan melepasnya pergi. Tapi semua itu tak akan pernah terjadi. Tak akan pernah.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Sorry..Sorry...Sorry for not being able to protect you.

I hope you live well.

Sorry...Sorry...forget about me.

But that promise we made to be together forever no longer exists.

Sorry for not being able to protect you.

K

.

.

.

.

.

END

Akhirnya aku kembali juga. Ada yang rindu dengan epep ini? Sudah setahun ternyata epep ini terbengkalai. Maaf aku yang selalu ngaret untuk semua epepku. Banyak faktor yang membuatku untuk menunda semua publishan epepku. Intinya aku akan semi Hiastus untuk seluruh epepku. Aku juga berencana mau melimpahkan epepku yang masih belum selesai keseseorang tapi sampai sekarang aku masih belum dapet juga. Sebenernya aku diam-diam masih nulis. Tapi ada sesuatu hal yang membuatku berhenti untuk mempostkannya.

Bila diantara para readers yang mau bantuin aku bisa PM. Dengan senang hati aku akan berbagi semua ceritaku untuk dipost. kkkkk. Sebenernya epep ini udah ku tulis dari 13 Januari 2016. Pas banget sama momennya KaisooShipper. Sayangnya ijin updetku ditahan ya...baru sampai sekarang aku post. Sssst...ini aku diam2 post. Jadi jangan terlalu banyak mengumbar yah #abaikan.

MIND TO REVIEW?