BRAK.

Kotak bekal yang sudah terbungkus rapi itu kini telah terjatuh dari tangan dan tergeletak begitu saja diatas tanah yang basah. Kedua tangan itu gemetaran, menandakan bahwa sang pemilik kotak bekal tersebut sangat kaget. Siapa lagi kalau bukan Takao? Tanpa sadar, kedua pelupuk matanya sudah menumpahkan cairan bening tersebut.

"AKU BENCI SHIN-CHAN!"

Pria lainnya, dengan blazer putih dan hendak menyebrang jalan bersama seorang gadis sontak saja menolehkan kepalanya ke belakang; merasa terpanggil. Ia tak pernah salah menerka, apalagi suara yang sangat ia kenal ini. Yang belakangan ini selalu terngiang-ngiang di kepalanya bagaimana pemuda cerewet itu menggodanya.

Kedua kaki jenjang itu berlarian kecil ke tempat suara, mengacuhkan sang gadis yang menatap khawatir padanya. Sesampainya pada tempat yang tepat, Midorima segera mengambil kotak bekal dan menatap sekitar, mencari sosok yang telah berteriak tadi.

Di sana!

"TAKAO!"

Mirai Onsen

T+ - M

Tadatashi Fujimaki

AU, Romance, Crack!Humor, Yaoi, Boy meets boy /?

AoKise, KagaKuro, MidoTaka, MuraHimu, NijiHai, PeixPei(?)

WARNING

Aomine, Nijimura: 25 y.o

Kagami, Kiyoshi, Hyuga: 23 y.o

Kise, Kuroko, Haizaki: 19 y.o

Takao, Murasakibara, Himuro: 20 y.o

Midorima: 22 y.o

It's a weird fanfic, so many typo(s) inside, and the characters are out of personality, if you don't like this fanfic just close it. So easy, right?

Saa—

ENJOY!

.

.

.

.

Sabtu pagi pada sebuah mansion bergaya eropa, terjadi pertengkaran yang sudah biasa terdengar. Haizaki, seorang putra dari orang ternama di Jepang hari ini membuat ulah lagi dengan membanting pajangan berharga 150.000 yen. Tentu saja, ayahnya marah. Jika ayahnya marah, seluruh maid dan butler akan terkena imbasnya juga. Apa yang Haizaki lakukan setelah itu? Tentu saja mengunci dirinya di kamar. Menurutnya, membuat ayahnya dapat melihatnya saja itu sudah cukup. Yah, walaupun dengan sebuah bentakan ataupun kontak fisik. Kini Haizaki tengah duduk pada kursi balkon kamarnya dan memeluk lututnya. Semilir angin sedikit menerbangkan surai abu-abunya.

TOK TOK TOK.

"Jika itu Nijimura – san maka kau kuperbolehkan masuk" Haizaki menjawabnya dengan nada malas, seperti biasa. Setelah memberikan titah, langsung saja pintu terbuka dan menampilkan pria berpakaian butler rapi dengan nampan berisikan roti panggang, bacon, telur setengah matang, teh, juga madu.

"Waktunya sarapan pagi, Tuan Haizaki" Ucap Nijimura dengan formal dan sopan sembari membawa nampan tersebut menuju Haizaki. Haizaki malah menenggelamkan wajahnya pada pelukan tubuhnya.

"Tak mau sarapan.. aku tak butuh—"

BLETAK

Pukulan tepat di belakang kepala. Ouch.

"SAKIT OI—"

"Aku sudah membuat makanan ini dengan susah payah menghitung takaran yang sempurna dan kau mengabaikannya begitu saja?!" Nijimura mengepalkan tangannya dengan urat nadi yang berkedut begitu pula dengan kedua alisnya yang tertekuk dalam, tanda jika ia sangat kesal. Namun di balik semua itu, ia sayang pada Haizaki dan merasa iba.

"Baiklah, aku akan memakannya" Ucap Haizaki dengan tangan yang terulur untuk mengambil roti. Nijimura hanya menatap tuannya yang menikmati hidangan pagi dan juga menuangkan teh lalu meraciknya dengan madu. Penuh perhitungan, agar tak terasa begitu manis.

'Seperti biasa.. masakannya enak' Batin Haizaki dengan sebelah pipi yang bersemu. Iris abunya melirik apa yang butlernya lakukan, namun selanjutnya ia terkaget saat Nijimura hanya memfokuskan kedua manik kelamnya hanya pada Haizaki seorang. Sontak saja, Haizaki kembali menatap piring makanannya dan memakan roti tersebut dengan beringas.

"Ya, begitu. Makan yang banyak, bodoh. Hari ini kau akan pergi bersamaku"

"Huh? Kau pikir aku akan ikut—"

Nijimura melipat ujung lengan bajunya dan memberikan glare indah pada Haizaki. Membuat nyali Haizaki menjadi ciut saja jika sudah begini. Mau tak mau, ia mengikuti butlernya itu. Biasanya butlerlah yang menurut pada tuannya. Tapi bagaimana kasusnya dengan mereka?

'Izinkan aku membuatmu melupakan masalah kehidupanmu walau hanya sebentar saja'

"Tuan Haizaki"

"Hm?"

"Sudah berapa lama kau tidak ke Game centre?"

_(:3/_)_

"Kau lihat itu, Atsushi" Suara lembut dari pemuda bersurai hitam yang tengah menopang dagunya pada meja kasir membuat sang pemuda jangkung yang tengah asyik bersamanya mau tak mau menoleh ke arah 'istri'nya itu.

"Lihat apa, Muro-chin?" Jawab Murasakibara dengan malas sembari mencoba membuka bungkus chips nya.

"Tidak, Kise adalah pegawai yang rajin. Entah mengapa aku merasa bahwa aku beruntung telah menerima dia di Café ini" Jawab Himuro dengan senyum lembut, membuat sebelah pipi Murasakibara bersemu dan menatap ke arah lain dan memilih untuk tidak melihat senyum Himuro.

"Ne, Muro-chin"

"Hm?"

"Coba lihat ke sana" Murasakibara menunjuk jendela, padahal tak ada apa-apa disana. Entah apa yang akan dilakukan bayi raksasa ini selanjutnya. Merasa penasaran, Himuro segera menelengkan kepalanya menuju arah tunjukkan sang pria bersurai ungu.

"Hm? Tak ada apa-apa, Atsushi. Yang ada hanyalah rintik hujan" Ucap Himuro dengan alis yang sedikit bertaut. Terkadang ia tak mengerti jalan pikiran Murasakibara, walaupun mereka sudah lama bersama. Sungguh, seperti pengasuh bayi saja.

"Sekarang lihat aku Muro-chin"

"Eh? Ada apa Atsu—hnn!"

Ya, tanpa diduga, Murasakibara mencium dalam bibir Himuro dan membagi permennya dari mulut ke mulut. Hey, bukankah mereka sedang bekerja sekarang? Sontak saja wajah ikemen Himuro mera seperti tomat. Murasakibara ingin memakannya sekarang juga.

"A-atsushi!"

"Hm~"

'Kawaii ne..' Batin Kise dari kejauhan yang melihat pasangan suami-istri yang tengah bermesraan. Untung saja tak ada pelanggan yang berada di dalam. Membuat Kise iri saja.

'Aku rindu Aominecchi..' Baiklah, tak bisa dipungkiri bahwa beberapa hari ini Aomine sedang sibuk dengan pekerjaannya, begitu pula dengan Kise yang mengambil kerja paruh waktu di Café ini. Namun Kise menyadari bahwa ia bukan siapa-siapa. Helaan nafas panjang lepas dari bibir plumnya.

TLING. Lonceng berbunyi tanda ada seorang pelanggan masuk.

"Selamat datang-ssu~" Sapa Kise dengan senyum cerahnya, begitu pula dengan Himuro. Murasakibara tentunya berdecih terlebih dahulu sebelum ia pergi ke dapur tempat dimana ia harus bekerja.

"Huh?"

"Are—?"

"Aominecchi?!"

"Kise..?"

_(:3/_)_

Pagi ini Kuroko libur karena adanya renovasi di Onsen. Namun, tetap saja ia pergi menuju Onsen dengan sebuah bekal yang ia bawa didalam tas selempangnya. Ia merasa tak enak jika harus berdiam diri saja, mengingat ia merupakan seorang pegawai juga di tempat tersebut. Kini ia tengah berjalan pada trotoar sembari memegang erat tali tasnya. Ia mengingat kejadian semalam dimana Kagami mendengarnya sedang berejakulasi.

Seketika itu juga, wajahnya memerah padam. Astaga, apa yang harus ia lakukan jika ia bertemu dengan Kagami sekarang? Ia tak bisa menatap wajah Kagami! Sungguh, roh apa yang telah memasuki pikirannya sehingga ia berbuat seperti itu tadi malam? Ia bahkan tertidur selepas kejadian itu.

Sementara Kuroko sibuk pada pikirannya sendiri, tanpa disadari ia menabrak punggung seseorang dan menyebabkan tubuhnya mundur satu langkah ke belakang. Efek lemas akibat memikirkan sesuatu yang kotor, mungkin. Kuroko pikir ia akan terjatuh, namun nyatanya tidak. Sebuah tangan terulur padanya dan dengan cekatan menangkap pergelangan tangan pucatnya.

"Hm, daijoubu desu ka?" Suara elegan tersebut memasuki pendengaran Kuroko, dimana ia mau tak mau menoleh ke arah seseorang yang telah menolongnya.

Yang bisa ia lihat adalah seorang pemuda berpakaian setelan hitam mewah yang sedikit lebih tinggi darinya, surai merah yang berani, kedua manik dwi warna yang tajam, dan juga senyuman yang misterius.

"...Akashi-kun?"

TBC _(:3/_)_

Hola, apakah anda sekalian telah terbiasa dengan update-an saya yang lama?

Apakah anda tidak puas dengan AoKise yang secimit doang scenenya?

Apakah anda odoroitaka(?) setelah melihat sang emperor muncul?

Oke sip :vd /HOI

Saya menyelesaikan fic ini dalam rangka menyambut hari dimana saya harus tatakae mengerjakan soal ulangan umum. Silahkan disantap. Untuk sementara adegan lemonnya belum ada, gomen :v

Maafkan saya yah karena updatenya lama, biasalah orang sibuk :'v

Nah, silahkan pojok reviewnya~

POJOK REVIEW

Author: Ciao, ketemu lagi dengan saya setelah sekian lama. Kali ini yang membacakan adalah pasangan kopi susu kita, Aomine dan Kise.

Aomine: *nguap*

Kise: Konnichiwa-ssu!~

Author: ...saya bingung kenapa kalian banyak di-otp-in padahal sifatnya sungguh berkebalikan, *mikir keras* A-APAKAH KALIAN INI PASANGAN YANG DICIPTAKAN KHUSUS UNTUK FANFIC HUMU GENRE ANGST?!

Aomine: Udahlah thor, ga penting juga.

Author: Ah diem lu dakian, malam, gelap, ganguro, ketek bau—

Kise: Authorcchi! Berhenti mengejeknya-ssu yo~ W-walaupun orang-orang berkata jelek tentang kami, aku tak memperdulikannya-ssu s-soalnya kami saling mencintai-ssu!

Author: Ewh.

Aomine: Kise... *deketin Kise*

Kise: A-aomineicchi jangan d-disini.. Ukh~

Author: UDAH DEH LU BERDUA BACA REVIEW SANA *Tabokin sambil nangis* Author cemburu karena waktu dia nembak gebetan malah ditolak.

Kise: Oke-ssu! Pertama dari Ryuki-chan! Katanya adegan Kagakuro lucu-ssu! Wah, dia penasaran dengan siapa si gadis yang dekat dengan Midorimacchi! Trus adegan AoKise dan MidoTakanya di tunggu-ssu

Author: Hayo, coba tebak siapa cewek itu nurufufufu :^) *kok kayak gurita anime sebelah* Makasih semangatnya! AoKise mungkin chapter depan :v

Aomine: Mendokusai.. Dari URuRuBaek intinya dia seneng trus minta dicepetin updatenya.

Author: ...lu niat ga sih

Aomine: Kagak.

Author: Oke, oke. Maafkan saya :'vv saya sedang masa sibuk-sibuknya nih~ Plus ga ada ilham yang mendatangi diriku. Makasih reviewnya!

Kise: Selanjutnya dari ShizukiArista!~ Oh, oh, dia suka sama scene Kurokocchi~ Ne, aku sudah baik dan tampan juga 'kan-ssu?~

Author: Maaf kalau yang membaca review kemarin pasangan bejat :v Oh, saya sudah update. Maafkan saya ya! Terima kasih atas review dan semangatnya!

Aomine: Dari Amami Ayumu katanya kenapa ga Kiyoshi sama Hanami—oi, oi siapa yang kau panggil 'Aho' disini, HA?! Intinya dia puas plus penasaran, thor *nguap lagi*

Author: Gaji lu lama-lama gua potong waktu syuting— Ah, maaf ya saya telat wkwk. Sesungguhnya saya waktu nonton dimana terdapat hint KiyoHana(?) ga pernah ngepas gitu di hati, jadi sulit kalau bikin mereka canon. Maaf yah :'v Nah hayo ditebak ceweknya~ Makasih review dan semangatnya!

Kise: Next dari momonpoi~ Dia baru nemu langsung suka sama fanfic ini-ssu yo~ katanya pairing NijiHainya dibanyakain, thor

Author: Dih kamu maso ya :^) /PRET Pasti kok, chapter depan tunggu ya :'v Makasih juga atas reviewnya! Semoga alur cerita ini tidak membosankan bagi dirimu, wahai pembaca baru :D

Aomine: Dari Dyo ga sabar adegan anu NijiHainya, Thor

Author: Mau request toysnya sekalian? :v /GA Pasti ada kok! Itu tujuan awal saya MUAHAHAH /plak Makasih reviewnya!

Kise: Oh, ada yang kasih saran-ssu! Dari xxxlovers dia saranin supaya Akashicchi jadi sepupu Kurokocchi, lalu ditunggu MidoTakanya!

Author: MidoTaka nya angst dulu gapapa, 'kan? :v Nah, kalau itu.. Sebenarnya saya bikin Akashi jadi teman lama Kuroko yang sudah sukses trus dia itu jadi kepala perusahaan pem—

Kise: JANGAN SPOILER-SSU!

Author: Iya ya, ntar ga seru.

Aomine: Yang terakhir nih thor, setelah ini boleh bobo ga?

Author: Boleh. Gantinya majalah lu gua bakar semua

Aomine: Last, dari SHanabi intinya dia seneng banget, thor. Katanya semangat buat lu thor

Author: CYEE ANGGOTA OSIS! /plak. Well, masa-masa SMA memang sibuk. Saya sudah merasakan penderitaan tersebut selama 2 tahun, oke? :'v *tendang as request* Yep, makasih banyak! Maaf jika belum memuaskan!

Kise: Ini baru pertama kalinya aku membaca review seperti ini-ssu! Menyenangkan~

Author: Lu apa aja menyenangkan— Oh ya, bagi para pembaca terima kasih atas support kalian dari awal sampai ke chapter lumayan jauh ini. Tanpa adanya kalian (reviewers, followings, favorites) saya bukan apa-apa! Saya memang jauh dari kata sempurna sebagai author jadi mohon dimaklumi (_ _) Setiap menge-post fanfic pasti saya mikir dulu wkwk, siapa tau ada kata yang kurang jelas atau tidak nyambung. Well— eh bishie, dimana Aomine?

Kise: Ngorok-ssu

Author, Kise: Thanks for reading, Minna-san! / -cchi