Transparant
Sore itu, aku melihat kecelakaan mengerikan di depan mataku. Kecelakaan jatuhnya material bangunan dari ketinggian lebih dari 80 m yang menewaskan seorang pejalan kaki. Aku melihat semuanya.
Pagi harinya, aku sama sekali tidak nafsu untuk menghabiskan makanan di atas piringku. Kulirik jam dinding di rumahku. Ah, masih pukul 06.00 AM. Masih 2 jam untuk masuk sekolah.
Dengan langkah pelan aku meninggalkan meja makan dan pergi menuju sekolah. Memang terlalu pagi, tapi itu tak masalah untukku.
Aku adalah seorang siswa kelas 1 SMA biasa yang bisa dibilang cukup pendiam. Mungkin, saking pendiamnya. Aku dianggap tidak ada. Miris memang. Tapi aku tidak perduli.
Ketika aku melangkahkan kaki kedalam ruangan kelas. Tampak seorang perempuan dan seorang laki-laki yang mendekati bangku ku, lalu seorang lainnya melarang mereka.
"jangan dekat-dekat bangku itu nanti kalian kena sial !" serunya
Aku menggerutu 'bicaralah begitu di belakang dong. Dasar frontal !' gerutuku dalam hati
Dengan malas aku duduk di kursiku. Lalu, salah seorang temanku menengok ke arahku dan duduk di sebelaku. Ia berbicara padaku dengan berbisik-bisik.
"Kenapa kamu disini?" herannya
"He?" tanyaku
"Sepertinya kamu tak sadar. Nanti sepulang sekolah kamu ikut aku" pintanya lalu pergi.
Setelah itu kelas di mulai. Aku di acuhkan guru dan temanku. Tak biasanya. Bel pulang berdentang, Sesuai janji aku bertemu
dengannya sepulang sekolah. Aku berdiri di gerbang dan tak ada yang melirikku. Ah sudahlah, aku memang transparan.
Tak lama menunggu ia datang dan berbisik.
"Ayo pergi"
Aku mengangguk dan mengikutinya. Ia membawaku ke sebuah pemakaman umum dekat rumahku. Dari jauh kulihat di depan rumahku menggantung bendera kuning. Aku panik, siapa yang meninggal? Aku tak mengerti. Apa ada anggota keluargaku yang meninggal?!. Namun ia terus berjalan melalui rumahku dan berhenti di sebuah makam.
Sesampainya di makam itu aku tercengang. Di atas nisan yang menghiasi makam itu tertulis ….
R.I.P
Kuroko Tetsuya
31 Januari 1999 – 20 Desember 2014
"Kamu ingat kejadian jatuhnya material bangunan kemarin?" aku mengangguk "Ya, korban itu adalah kamu yang tak sengaja lewat di depan bangunan itu" jelasnya.
Aku baru teringat sesuatu kalau laki-laki ini bisa melihat arwah. Seketika Aku terdiam. Kalau begitu kejadian hari ini masuk akal. Ah, aku mengerti, Ternyata aku sudah meninggal.
"terima kasih sudah menyadarkanku, Akashi-kun" ujarku sebelum aku menghilang menjadi kabut.
The end