Pintu kediaman Oh diketuk oleh seseorang dari luar, membuat pria bermata rusa itu berlari kecil untuk membukakan pintu itu tanpa melepas apron biru yang sedari tadi dikenakannya.

CKLEK.

"Halo~" sapa si tamu dengan senyuman lebar di wajahnya. Pria bermata rusa itu tersenyum membalasnya. Dibukakan lebar pintu rumahnya itu agar pria berkulit tan di hadapannya bisa masuk. "Kau sedang memasak?" tanya pria berkulit tan itu.

"Iya. Kau habis dari mana?" tanya Luhan –si pria bermata rusa– setelah melihat tampilan sahabatnya dengan baju khas orang yang baru bersepeda. *mian, Author gak tau namanya apa* #norak

"Aku baru mengikuti lomba balap sepeda cepat."

Jawaban dari pria berkulit seksi itu hanya mendapat tatapan datar dari si pria bermata rusa sebagai balasannya –pertanda dia meragukan jawaban itu. "Sungguh?"

"Ya. Kau tahu, merasakan udara segar dan darahku dipompa. Melatih otot-otot kakiku ini." sahut Jongin –si pria berkulit tan– seraya menepuk kedua lututnya. Sedangkan Luhan hanya memutar matanya bosan.

"Kau pasti melewati rumah Zitao'kan?" tebak Luhan.

"Hey, itu rumah kami dan aku akan segera kembali kesana." Luhan mendengus pelan karena ucapan Jongin. "Lagipula kami ini tidak putus, Hyung. Aku tidak mau merusak pertunangan kami hanya karena sebuah cegukan kecil." lanjutnya. Entah kenpa terdengar miris di telinga pria yang lebih tua darinya.

"Dia tidur dengan tetanggamu."

"Dia bilang itu tidak disengaja." Jongin menepis pernyataan Luhan. Sedangkan Luhan hanya bisa melipat kedua tangannya di dada sambil menatap datar pria berkulit tan itu.

Sehun –'suami' Luhan– yang baru turun dari kamar mereka di lantai dua segera menghambur dengan pembicaraan mereka. Sebenarnya, pria berkulit seputih susu itu sudah mendengar pembicaraan mereka sedari tadi dan dia memiliki pemikiran yang sama dengan suaminya. Ditatapnya Jongin dengan tatapan datar andalannya sambil masih sibuk mengancingkan kancing lengan kemeja putihnya. "Bagaimana bisa kau tidur dengan seseorang tanpa disengaja?" celetuk Sehun. Dan Jongin benar-benar sekakmat –tidak bisa membalas kata-kata pria poker-face itu.

###

FINDING PRINCE CHARMING

Part 1 Blind Date

by Pupuputri

Main Casts: Byun Baekhyun & Park Chanyeol

Support Casts : Kim Jongin, Oh Sehun, Xi Luhan

Genre : Romance, Comedy

Rate : T

Warning : Yaoi, Shounen-ai, Boys Love, Boy x Boy

Note: Ta-da~ ini FF yaoi pertama saya dengan main cast BaekYeol *kyaakyaaa*. Gara-gara pasangan ini, saya jadi suka yaoi –tapi cuma EXO yaoi aja sih. Setelah sekian lama bergelut dengan pikiran saya –antara bikin FF yaoi atau nggak, saya memberanikan diri buat bikin tema yaoi ini. FF ini terinspirasi dari drama sitkom yang saya tonton, hanya jalan ceritanya saya tentukan sendiri. Berisikan humor, percintaan, dan persahabatan. Hope you like it and enjoy~

###

Luhan merangkul pundak Jongin dan menariknya menuju ruang keluarga dekat pintu masuk. "Dengar, Jongin-ah. Di luar sana masih banyak pria maupun wanita yang lebih baik daripada Tao dan kau boleh memilih manapun yang kau suka. Tapi kau benar-benar harus berhenti menguntit calon mantan tunanganmu." tutur Luhan. Jongin terdiam dengan bibir terlipat –sedikit tidak suka dengan kalimat terakhir Luhan.

"Ngomong-ngomong, kau tidak akan kuliah hari ini?" Sehun mengubah topik pembicaraan.

"Nanti sore. Kalian mau berangkat?" Jongin balik bertanya.

"Hm. Tinggal menunggu Baekhyun saja."

CKLEK.

Seseorang membuka pintu kediaman Oh dengan semena-mena, membuat ketiga pria di dalamnya menengok pada orang itu. Namun si pemilik rumah tidak terlalu mempermasalahkan hal itu saat mata mereka menangkap sosok seorang pria berperawakan mungil –hampir sama mungilnya dengan Luhan– dengan mata sipit berhiaskan eye-liner. Itu adalah Byun Baekhyun –sahabat mereka yang satu kampus dengan pasangan suami-istri sekaligus pemilik rumah itu. Pria yang biasanya selalu ceria itu sepertinya sedang bad mood bila dilihat dari wajahnya yang ditekuk.

"Oke, alihkan semua mata padaku karena ini sangat penting." ucap Baekhyun seraya duduk di sofa single di ruang keluarga. Tanpa banyak protes, ketiga sahabatnya itu langsung memperhatikan pria imut itu. "Jadi, kemarin aku berkencan dengan Kim Joonmyeon si tampan nan kaya itu." Baekhyun memulai ceritanya. "Dan yang membuat kencanku semakin sempurna adalah orang yang datang bersamanya. Coba tebak siapa?"

"Ibunya?" tebak Luhan antuasias.

"Bisakah aku menyelesaikan satu cerita tanpa interupsi?" Baekhyun terdengar kesal. Luhan hanya mengangguk pelan. "Dia datang bersama Ibunya. Dan selama kami kencan, Ibunya itu selalu duduk di antara kami. Ditambah lagi, Kim Joonmyeon ternyata takut dengan film horor. Bisa kalian bayangkan itu?" lanjut Baekhyun dengan mimik tak percayanya. Luhan dan Sehun mengangguk paham. "Jadi, ini sudah resmi. Kim Joonmyeon benar-benar keluar dari daftar top 10-ku."

Jongin yang sedari tadi hanya diam sebenarnya tidak terlalu sependapat dengan sahabatnya itu –meskipun dia tidak tahu siapa itu Kim Joonmyeon. "Kau tahu apa yang kupikirkan, Baek?" Baekhyun menoleh ke arah Jongin tanpa menjawab. "Kupikir kau harus lebih berpikiran luas."

Baekhyun mengernyit. "Maksudmu?"

"Ya, kau masih mencari pria yang sama seperti yang kau cari ketika umurmu 20 tahun." tutur Jongin.

"Lalu?" Baekhyun semakin bingung.

"Sekarang kau lebih tua."

Ucapan Jongin lantas membuat Luhan dan Sehun bangkit dari duduknya dan berpindah duduk di kursi meja makan –agak menjaga jarak dengan mereka. Pembicaraan ini sungguh sensitif bagi Baekhyun dan mereka tidak ingin kena damprat Baekhyun akibat ucapan Jongin. Sedangkan Jongin tidak bisa mengatakan sepatah katapun meskipun awalnya mulutnya hendak protes pada kelakuan pasangan suami-istri yang kompak itu.

"Ya?" Baekhyun masih menunggu inti pembicaraan ini dengan raut emosi yang ditahan dengan senyuman –yang dimana terlihat lebih menyeramkan di mata para sahabatnya.

"Kau tahu? Aku hanya berpikir, mungkin sebaiknya kau tidak boleh terlalu pemilih."

"Pemilih?" Baekhyun agak tersinggung.

"Jangan terlalu berpikiran dangkal." timpal Jongin.

Mulut Baekhyun menganga tidak percaya. "Aku tidak pernah berpikiran dangkal!"

Jongin menatap Baekhyun seolah-olah berkata 'benarkah?'. Jawaban Baekhyun –yang bahkan dapat ditebak oleh ketiga sahabatnya– membuat mereka menatap pria maniak eye-liner itu datar. Sebenarnya hal ini tidak membuat mereka terkejut sama sekali. Itu karena semenjak dulu, Baekhyun selalu pilih-pilih pasangan. Mereka sudah berusaha menjodohkannya dengan beberapa pria, tapi selalu berakhir sama –Baekhyun yang menggerutu karena kekurangan mereka. Botak, gondrong, bau 'sosis'nya aneh, hidungnya aneh, memiliki tanda lahir, memiliki satu buah zakar, dan sekarang keluhannya yang terbaru –penakut nan manja.

"Memang ada beberapa hal yang menggangguku mengenai mereka. Lagipula, alasan lain aku menolak mereka –selain karena kekurangan mereka itu– adalah karena mereka bukan pria yang baik." bela Baekhyun.

Jongin mendengus. "Apa kau bisa menatapku –tepat di mataku– dan mengatakan bahwa kau hanya mencari seorang pria yang baik?" Jongin meledek pernyataan Baekhyun.

"Tentu saja!"

"Sungguh?" Jongin bertanya kembali.

"Sungguh!" Baekhyun bersikukuh.

Sebuah seringain terpatri di wajah tampan Jongin. "Well, kalau begitu, kau beruntung. Aku punya seorang teman yang masih lajang. Namanya Park Chanyeol. Dia tampan, tinggi, berambut normal, meskipun aku tidak pernah mencium 'sosis'nya, tapi dia adalah pria yang sangat baik." tutur Jongin. Baekhyun terlihat tertarik dengan tawaran Jongin. "Mau kupertemukan dengannya?"

Baekhyun tersenyum penuh arti. "Menarik. Boleh juga."

"Oke, bagus." Jongin menimpali. Meskipun yang tak disadari Baekhyun adalah Jongin menyeringai dalam hati di balik senyuman di bibirnya. Kita lihat apakah kau benar-benar hanya sedang mencari seorang pria baik –ucap Jongin dalam hati.

"Oke, jadi pria dengan satu buah zakar. Apakah itu di samping atau di tengah?" tanya Luhan penasaran.

Baekhyun kembali mengingat-ingatnya. "Tepat di tengah. Terlihat seperti batu besar dalam film Raiders of the Lost Ark." Baekhyun jadi jengkel sendiri mengingat buah zakar pria itu, sedangkan ketiga sahabatnya hanya bergidik ngeri membayangkannya.

###

Sesuai janji Jongin, kencan untuk Baekhyun dan Chanyeol diatur olehnya. Jongin memberitahu Baekhyun untuk datang ke sebuah restoran Italia, sedangkan Chanyeol sudah menunggu disana. Pria mungil itu nampak tampan dengan kaos putih polos dan jas biru tua, dipadukan dengan jeans berwarna hitam. Rambutnya yang hitam itu ditata rapi, membuatnya terlihat keren tapi tidak menghilangkan kesan imut dalam dirinya.

Setelah memakirkan mobilnya, Baekhyun-pun memasuki restoran itu. Senyuman di bibir tipisnya itu tak pernah hilang semenjak dia meninggalkan apartemennya. Dia sudah tidak sabar untuk kencan buta kali ini. Itu karena ucapan Jongin yang sangat meyakinkan. Tidak hanya itu, sebenarnya. Baekhyun yakin dengan ucapan Jongin karena memang pria itu selalu berteman dengan orang-orang yang populer dan –kebanyakan– tampan atau cantik. Satu-satuya yang diragukan Baekhyun saat ini adalah pribadi teman kencannya. Karena meskipun pria itu tampan dan kaya dan blablabla, jika pribadinya membuat Baekhyun ilfil, maka dia tidak akan mempertahankannya. Kalian ingat cerita Kim Joonmyeon? Tampan, kaya, pintar, tapi yah..sudahlah.

Baekhyun mengedarkan pandangannya untuk mencari sosok yang akan menjadi teman kencannya malam ini. Ada beberapa pria yang duduk sendiri di restoran dan itu agak menyulitkan Baekhyun karena dia tidak tahu wajah Chanyeol dan hanya mengetahui ciri-cirinya dari Jongin. Sialnya dia lupa untuk meminta foto Chanyeol pada Jongin sebelum kemari. Jadi, hanya ada satu cara. Dihampirinya seorang pria berusia 30-an –yang duduk paling dekat dengan pintu masuk– dengan ragu. Baekhyun berusaha tersenyum padanya dan hendak menyapanya.

"Hai, aku.." Baekhyun sengaja menggantungkan kalimatnya agar si pria itu yang menebak namanya.

"Kim Minseok?" tebak pria itu dengan gaya super norak –menunjuk Baekhyun dengan kedua tangannya seperti pistol diiringi senyuman lebar.

"Bukan. Terima kasih, ya Tuhan." Baekhyun beranjak pergi ke meja berikutnya –meja dengan pria tampan berambut hitam. "Park Chanyeol-ssi?" tanya Baekhyun agak ragu.

"Byun Baekhyun-ssi?" Si pria tampan tersenyum manis. Oh, astaga, syukurlah –seru Baekhyun dalam hati.

Baekhyun langsung menghembuskan napas lega. Senyumannya mengembang saat melihat teman kencannya yang sangat tampan itu. Untunglah Kim Jongin tidak menjebaknya dan berakhir berkencan dengan pria tua seperti yang tadi. Pria mungil itupun duduk di kursi tepat di hadapan Park Chanyeol. "Senang sekali aku bukan Kim Minseok saat ini." ujarnya –bermaksud mencairkan suasana. Chanyeol tersenyum menanggapinya. "Kim Minseok pasti sudah lari terbirit-birit sekarang." tambahnya, membuat Chanyeol terkekeh pelan.

"Senang bertemu denganmu, Baekhyun-ssi. Kau benar-benar seperti apa yang Jongin ceritakan padaku." ujar Chanyeol.

"Apa Jongin menceritakan hal aneh padamu?" Baekhyun agak curiga.

"Hanya mengatakan kau pria manis yang jenaka." Baekhyun tersenyum puas mendengar ucapannya. Yah, setidaknya Jongin tidak menceritakan hal yang aneh-aneh tentangnya.

"Kau satu kelas dengan Jongin?" tanya Baekhyun –membuka topik pembicaraan yang baru.

"Ne. Kau satu angkatan dengan kami'kan?"

"Ya dan kurasa kau tidak perlu memanggilku seformal itu. Jadi, aku juga boleh memanggilmu tanpa embel-embel '-ssi' kan?" Baekhyun berusaha ramah.

"Tentu saja, justru itu lebih nyaman." sahut Chanyeol. "Jadi, ceritakan tentangmu, Baekhyun-ah."

"Well, aku sedang melanjutkan S2-ku di Seoul National University of Arts. Aku suka bernyanyi dan aku bukan orang yang membosankan." tutur Baekhyun.

"Ya, aku bisa lihat itu." Baekhyun dan Chanyeol tertawa bersama karena ucapan Baekhyun yang PD dan tanggapan Chanyeol. "Aku juga sedang melanjutkan S2-ku, di Kyunghee University tepatnya. Aku suka bermain gitar dan memasak. Oh ya, aku memelihara seekor anjing di apartemenku, namanya Chinho."

"Benarkah? Aku suka sekali anjing!" pekik Baekhyun tiba-tiba. Oke, sejauh ini, pria bernama Park Chanyeol ini terlihat memikat di mata Baekhyun.

"Ini aneh. Kau pria yang manis dan menyenangkan. Tapi, kenapa kau masih lajang?"

"Well, kupikir para pria agak minder dengan penampilanku yang lebih manis dan lebih menyenangkan daripada mereka."

Chanyeol terkekeh pelan. "Sebenarnya, aku juga agak minder jika dibandingkan denganmu."

"Ayolah, kau tidak perlu merasa begitu. Kupikir kau pria yang baik juga menyenangkan." hibur Baekhyun dan ditanggapi oleh senyuman manis di bibir Chanyeol. Baekhyun berani bersumpah, di antara semua pria yang ditemuinya, hanya Park Chanyeol yang terlihat paling sempurna di matanya. Posturnya yang tinggi, tampan, hobinya yang normal –cenderung manis, dan pribadi yang menyenangkan. Ditambah lagi, suaranya yang bass itu menambah daya tariknya. Apalagi yang kurang darinya? Dan Baekhyun berpikir untuk mendapatkan pria di hadapannya ini. Harus.

###

Hari ini, Baekhyun hendak berterima kasih pada sahabatnya –Kim Jongin– yang telah mempertemukannya dengan Park Chanyeol. Dia benar-benar terkesan tadi malam. Tidak hanya tampan dan menyenangkan, ternyata Chanyeol juga seorang yang gentle. Terbukti saat pria jangkung itu membayar makan malam mereka dan melindungi Baekhyun dari kubangan air di jalanan –yang terciprat oleh mobil yang melaju– saat mereka sedang jalan-jalan di pusat kota. Kali ini, pilihannya benar-benar jatuh pada pria jangkung itu. Karena itu, dia sengaja datang ke kampus Jongin dan hendak mentraktir makan pria itu. Siapa tahu, Baekhyun bisa bertemu Chanyeol disana.

'Se beon kkajin budichyeo bwa yeoseot beonjjeum uljirado~'

Nada dering dari ponsel putih milik Baekhyun menyeruak saat pria itu sedang sibuk melihat-lihat bangunan megah Kyunghee University. Itu telepon dari Luhan.

"Halo?"

"Kau dimana? Bukankah kau ada kelas Prof. Jung sebentar lagi?" tanya Luhan di seberang sana.

"Kampusnya Jongin. Aku mau makan siang dengannya." sahut Baekhyun tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari bangunan yang tengah ditatapnya kagum.

"Kau bolos kelas Prof. Jung demi makan siang dengan si hitam?" Nada Luhan terdengar tak percaya. Baekhyun terkekeh pelan.

"Aku harus berterima kasih padanya, kau tahu? Tadi malam, aku sudah menemukan Prince Charming-ku~" Baekhyun memekik senang, membuat Luhan ikut terperanjat di seberang sana.

"Benarkah? Pria yang bernama Park Chanyeol itu?"

"Mm-hm. Dia itu tampan, tinggi, menyenangkan, dan benar-benar seorang gentleman." Baekhyun kembali mengingat Chanyeol yang tadi malam berhasil memukaunya.

"Wow~ dia terdengar sempurna ya?"

Di saat yang bersamaan, seorang pria terlihat kesulitan membawa beberapa buku tebal di tangannya. Diperbaikinya kacamata tebal di hidungnya yang selalu merosot saat langkahnya sedikit limbung karena beratnya buku-buku itu. Namun, pria itu tetap mempertahankan buku-buku perpustakaan itu agar tidak jatuh. Wajahnya itu tertutup oleh buku-buku di tangannya sehingga dia tidak bisa memperhatikan siapapun yang berjalan di hadapannya. Di lain sisi, Baekhyun masih sibuk dengan khayalannya tentang Chanyeol tanpa memperhatikan keadaan di sekitarnya. Dia tidak sadar, di tingkungan yang akan dia lewati nanti akan berpapasan dengan pria yang juga tidak memperhatikan keadaan sekitarnya karena tumpukan buku di tangannya.

"Dia memang sempurna, Hyung. Dan aku sudah bertekad untuk mendapatkan pri–"

BRUK!

Ucapan Baekhyun terpotong kala dirinya bertabrakan dengan pria yang membawa banyak buku tebal itu. Dirinya sedikit mengerang karena pantatnya yang mencium lantai koridor ditambah dengan beberapa buku tebal jatuh menimpa tubuhnya. Dalam hati, dia merutuk siapapun yang membawa buku-buku tebal terkutuk ini.

"Baek? Kau baik-baik saja? Halo?" Luhan di seberang sana terdengar khawatir karena tiba-tiba saja ucapan Baekhyun terpotong dan dilanjutkan oleh suara barang jatuh yang cukup keras.

Tanpa memedulikan pertanyaan Luhan sedikitpun, Baekhyun yang sedang sibuk mengelus pantatnya itu menatap garang orang yang menabraknya barusan. Namun suara cemprengnya itu seolah menghilang entah kemana saat pupilnya menangkap sosok familiar di hadapannya. O-M-G. Apakah ini halusinasinya? Atau memang matanya sudah rusak? –tanya Baekhyun dalam hati. Dikuceknya kedua mata sipitnya untuk memastikan kembali, namun yang dilihatnya masih sama. Astaga, itu Chanyeol! Park Chanyeol yang tampan dengan kacamata tebal, rambut klimis, dan kancing kemeja yang terpasang hingga atas. Baekhyun bahkan ragu untuk menggunakan kata 'tampan' tadi setelah melihat sosok pria ini.

"Maaf, kau baik-baik saja?" tanya suara bass –yang baru-baru ini disukainya– bertanya padanya. Pria bersuara bass yang menabraknya itu tidak menyadari bahwa orang yang ditabraknya adalah Baekhyun, dia masih sibuk menumpuk buku-bukunya. Menyadari pertanyaannya yang tidak digubris, pria bersuara bass itu memutuskan untuk mengalihkan perhatiannya. Hasilnya adalah reaksi yang sama dengan Baekhyun. Mata yang melotot dengan mulut yang sedikit menganga.

Dimana Park Chanyeol yang tadi malam kukencani?! –pekik Baekhyun dalam hati.

TBC

Sip~ sampe sini dulu. Review ya? *ngeluarin puppy-eyes sama Baek*