Tittle : The Horoscope

Cast : Sehun x Kai

Baekhyun x Chanyeol

Taemin x Minho

Suho x Kyungsooo

Warning : BL, HunKai, 2Min, SuDo, Chanbaek, typo nyebar, cerita abal.

Disclaimer : ini bukan cerita murni Hwa ya, sama kaya Kai, Mianhae. Titipan temen.

Happy

Reading

Sehun dan Kai telah sampai di pantai, dengan Kai yang ditarik paksa tentu saja. Suho yang melihat kedatangan mereka berdua segera mendekati dengan tatapan heran sekaligus penasaran.

"Kenapa kalian bergandengan tangan?" tanya Suho sambil menunjuk kedua tangan yang saling terpaut itu.

Sehun melihat arah telunjuk Suho, dan menyadari apa yang dia genggam sedari tadi. Sedikit terkejut, kemudian langsung saja melepas tangannya. Ia beralih mengelus tengkuknya. Aihh... kenapa ia bisa tak sadar, eoh? Bodohnya...

Dan Kai yang telah menyadari sejak ia ditarik Sehun tadi segera mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ke mana saja, yang penting bukan ke arah Sehun ataupun Suho.

"Yah ! Kalian mau berdiri di sana saja?!" teriak Taemin.

Semua mata langsung tertuju pada Taemin. Dua orang itu segera berlari menyusul Taemin dan Baekhyun yang asik bermain ombak. Ingatkan mereka berdua untuk berterima kasih pada Taemin. Karena Taemin lah yang menyelamatkan mereka dari interogasi tak terduga seorang Suho. Sedang yang satunya, tentu saja Suho, masih memandang heran mereka berdua tapi sedetik kemudian ia tersenyum. Seperti mendapatkan sesuatu yang menarik, eoh.

.

.

.

Sepanjang pagi telah mereka habiskan untuk bermain di pantai. Jangan tanyakan apa saja yang mereka lakukan di pantai, karena itu urusan mereka. Setelah puas bermain, mereka pun duduk berselonjor di pinggir pantai. Hahh... semakin lama, matahari semakin menyengat.

"Aku lapaarrr..." keluh Taemin sambil mengelus-elus perutnya.

"Aku juga." Kai menambahkan.

"Di dekat sini ada restoran kan? Bagaimana kalau kita makan di sana saja?" usul Baekhyun.

Mereka semua mengangguk menyetujui. Lebih baik tinggal memakannya kan daripada harus repot-repot memasaknya dulu? Apalagi mereka sedang lelah, dan lapar sudah melanda.

Mereka berlima berjalan menuju restoran yang dimaksud Baekhyun. Sebuah restoran seafood yang menghadap langsung ke pantai, letaknya tak jauh dari vila Sehun. Mereka masuk, kemudian mengambil meja yang agak besar agar bisa menampung mereka berlima. Sehun duduk di samping Kai. Itu hanya sebuah kebetulan, okey! Suho duduk di kursi depan Kai, Taemin berada di sampingnya, dan Baekhyun duduk di dekat Taemin.

Tak berapa lama, semua makanan yang telah mereka pesan pun telah tersaji di meja mereka.

Jal meogeulkeyo...

Selesai makan, mereka masih saja di sana. Kebiasaan mereka berlima yang tak patut dicontoh adalah selalu duduk berlama-lama di restoran. tsk..

"Yah ! Di sini!" teriak Baekhyun sambil melambai-lambaikan tangan pada seseorang.

Lalu, terlihatlah seseorang yang datang ke tempat mereka. Ia tersenyum pada kelimanya, kemudian duduk di samping Baekhyun, dan dekat dengan tempat duduk Sehun. Baekhyun membalas senyum orang itu, sementara keempat lainnya hanya memandang bingung.

"Dia Chanyeol. Orang yang memiliki nomor yang sama denganku." ucap Baekhyun berseri-seri saat memperkenalkan orang yang baru datang itu.

Astagaa... tak bisakah tak mengungkit-ungkit lagi soal itu? tsk.

Yap, itu adalah sepenggal kata hati dua orang yang you-know-who lah..

"Annyeonghaseyo.. Chanyeol-imnida.." ucap orang itu dengan menundukkan kepala.

"Sehun-imnida.."

"Kai-imnida.."

"Suho-imnida.."

"Taemin-imnida.."

Sehun memperkenalkan diri, lalu diikuti oleh yang lain. Meski telah memperkenalkan diri masing-masing, mereka berempat tetap penasaran. Bagaimana bisa dia di tempat ini? Apa hanya demi Baekhyun, si Bacon cerewet itu, dia rela ke sini?

"Dia juga sedang liburan ke tempat ini. Kalau kalian ingin tahu." kata Baekhyun seperti mengerti dengan ekspresi yang ditampilkan di wajah teman-temannya.

"Iya. Tapi, besok aku sudah harus pulang." Orang bernama Chanyeol itu menambahkan.

"Bukankah kalian belum pernah bertemu sebelumnya?" tanya Kai.

"Video call." sahut Baekhyun sebelum Chanyeol sempat mengatakannya.

Mereka berempat mengangguk-angguk dengan mulut berbentuk huruf 'o'.

"Ah ya! Kata Baekhyun, kalian semua juga mengambil ramalan di restoran China itu. Dan kalian juga sudah melihat pasangan kalian masing-masing. Benarkah?" tanya Chanyeol.

Suho dan Taemin mengangguk semangat. Namun, tidak untuk Kai dan Sehun. Meskipun mereka juga ikut mengangguk. Hey! Itu naluri kan?

"Bagaimana kalau kita kencan bersama?"

"Uhukk.. uhukk.." Sehun yang sedang mengunyah potongan lobster terakhirnya itu tersedak mendengar perkataan Chanyeol.

Kai yang berada di sebelahnya dengan sigap mengambil air putih yang ada di meja, dan menyerahkannya pada Sehun.

Sehun menerima, dan segera meminumnya. "Go- gomawo.."

"Woaahhh... daebak!"

Semua orang di meja itu melihat Suho yang tiba-tiba berteriak heboh. Yah.. meskipun tak terlalu terdengar di meja lain.

"Selama berteman dengan kalian, baru kali ini aku mendengar Sehun mengucapkan terima kasih. Kai, kau memang jjang!" Suho mengacungkan kedua ibu jarinya ke arah Kai. Kemudian melanjutkan kalimatnya. "Aku benar-benar mencintaimu.."

"Tutup mulutmu." ketus Kai.

Suho tak gentar mendengar gertakan Kai. Ia malah agak mencondongkan tubuhnya dan tersenyum menggoda. "Aku tak yakin kau juga akan berkata begitu kalau Sehun yang mengatakannya."

"Yah!" teriak Sehun dan Kai bersamaan.

"Wow... kalian kompak sekali." kata Suho sambil tertawa.

Chanyeol yang tak mengerti sebab-musabab pertengkaran di depannya itu hanya diam. Ia meminta penjelasan Baekhyun melalui tatapan yang seolah bertanya ada-apa-dengan-mereka? Namun, Baekhyun hanya mengendikkan bahu menanggapi pertanyaan Chanyeol.

"Diamlah atau kutendang selangkanganmu." kata Sehun ketus.

"Kau kejam sekali, eoh. Aku masih membutuhkannya agar bisa menikahi Kyungsoo." Wajah Suho langsung saja memerah setelah mengatakan nama Kyungsoo. Ckck...

"Aku tak ingat punya teman sepervert kau, Suho." kata Baekhyun sinis.

Suho bertingkah seolah tak mendengar celotehan teman-temannya. Ia masih membayangkan wajah Kyungsoo yang manis semanis gula termanis yang bisa menyebabkan diabetes saat itu juga. tsk..

Mereka pun akhirnya memutuskan pergi dari restoran. Cukup dengan kegiatan membuat gaduh tempat itu. Bisa-bisa mereka disuruh keluar dengan cara terhormat jika masih berlama-lama di sana.

"Aku akan meneleponmu nanti." kata Chanyeol pada Baekhyun saat mereka sudah di luar. Ia juga pamit pada keempat teman Baekhyun.

Baekhyun hanya mengangguk dan tersenyum pada Chanyeol. Ia memandang kepergian Chanyeol setelah namja itu beranjak dari tempat mereka. Setelahnya, Baekhyun mendekati keempat temannya. Lalu mereka berjalan bersama menuju vila. Sepertinya tidur-tiduran di kamar sangat menyenangkan.

"Aku rasa Chanyeol benar. Bagaimana kalau kita kencan bersama?!" tanya Baekhyun di sela perjalanan.

"Yah !" teriak Sehun dan Kai yang lagi-lagi bersamaan.

"Kenapa..?" tanya Baekhyun heran. Tapi, yang ditanya hanya diam saja.

Mereka pun melanjutkan perjalanan. Baekhyun mengobrol dengan Taemin, membicarakan pasangan masing-masing mungkin. Suho masih tetap sama. Membayangkan wajah Kyungsoo. Sedang Sehun dan Kai yang berjalan beriringan itu membuang napas. Sesekali mereka saling lirik, dan dengan cepat akan memalingkan wajah ke arah lain ketika tatapan mereka bertemu. Apa jadinya kalau mereka benar-benar akan kencan bersama? Fiuuhhh...

.

.

.

"Berhentilah menatapnya tanpa berkedip!" kata Suho yang langsung saja menginterupsi kegiatan Kai.

Sedari tadi. Sejak sejam yang lalu, dia memang tak hentinya memandang Sehun yang asik menonton TV. Dan sejak sejam itu, tak ada percakapan sama sekali antara keduanya. Padahal, hanya ada mereka berdua di ruangan itu. Jarak keduanya juga tak terlalu jauh. Kai duduk di kursi panjang yang langsung berhadapan dengan TV plasma, sedangkan Sehun duduk di kursi lain di samping depan kursi tempat Kai. Sehun duduk bersandar di sandaran tangan sofa yang didudukinya. Dengan adanya remote di tangannya, jadilah ia penguasa channel TV.

Setelah berkata demikian, Suho duduk dengan santai tepat di samping Kai. Kai tiba-tiba begitu ingin melemparkan sandal tepat ke muka itu. Apa dia tak tahu betapa malunya Kai saat ini karena Sehun mengetahui bahwa ia memperhatikannya dari tadi?

Sedang Sehun yang sebenarnya mendengar dengan jelas, berpura-pura tak tahu-menahu ucapan Suho barusan. Ia tetap memfokuskan diri pada acara TV di depannya.

"Aku tak menyangka kita semua jadi kencan bersama. Di penghujung liburan saat ini." kata Suho dengan wajah berseri-seri.

Sehun dan Kai hanya diam. Mereka tak berminat menanggapi celotehan tak bermutu dari Suho.

"Ahh... aku tak sabar menanti kedatangan Kyungsoo." kata Suho lagi. Kali ini ia mengawang dengan tersenyum sambil menampakkan wajah imut yang dibuat-buat.

"Hentikan tampang bodohmu itu, Suho! Menjijikkan." kata Kai sinis. Ia muak melihat tingkah Suho yang hampir selalu ber-aegyo jika menyebut nama Kyungsoo.

Suho berdecak sebal melihat Kai. "Bilang saja kau iri karena couple-mu tak seromantis aku."

Kai sudah tak tahan lagi. Dilemparnya bantal sofa di sampingnya ke wajah Suho.

Bukk

"Yah ! Aishhh... aku baru saja memasker wajahku!" teriak Suho sambil mengelus wajahnya. Siapa tahu ada bagian wajahnya yang hilang. Jahat sekali Kai. Ia telah menghabiskan waktu berjam-jam di kamar mandi untuk merawat tubuhnya agar Kyungsoo terpesona saat mereka melakukan kencan besok.

"Apa peduliku." kata Kai santai.

Sehun bangkit kemudian pergi dari situ. Terus terang saja, kupingnya terasa panas mendengar kata 'kencan bersama'. Ia melewati Suho dan Kai begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dan dua orang itu hanya melihat kepergian Sehun, mulai dari saat namja bermata sipit itu berdiri hingga naik ke lantai dua.

"Berkediplah Kai !" Suho menyapukan telapak tangannya ke wajah Kai sambil tertawa. Sebelum ia terkena lemparan vas bunga dari Kai, ia buru-buru berlari dari sana.

Dan tinggallah Kai sendiri di sana. Bersedekap sambil menyandarkan kepalanya di punggung sofa. Ia mengembuskan napas. Sudah sejak tadi ia ingin bicara dengan Sehun mengenai rencana bodoh sahabat-sahabatnya. Mungkin pasangan merekalah yang lebih bodoh, karena mau saja diajak kencan bersama. Padahal jarak pusat kota Seoul dengan pantai yang mereka singgahi sekarang cukup jauh.

Dan dia rasa, dialah yang sebenarnya paling bodoh. Padahal ia sudah mempersiapkan kalimat-kalimat keramat untuk Sehun. Berharap jika mereka bisa membahas hal ini bersama. Tapi, entah kenapa saat berhadapan dengan Sehun, semuanya menguap begitu saja. Seperti spiritus yang bertemu dengan udara. Menghembuskan napas lagi. Mau bagaimana lagi ? Ia hanya bisa pasrah dengan apa yang akan terjadi besok. Semoga semua berjalan dengan lancar.

.

.

.

Semua couple itu kini telah sampai di sebuah taman bermain. Mereka juga tak tahu kalau ternyata di dekat sana ada taman bermain yang lumayan ramai.

Tadi sebelum ke taman bermain, Suho menjemput Kyungsoo kekasihnya di stasiun. Taemin juga menjemput Minho di halte bis. Dan Baekhyun hanya menunggu di taman bermain bersama Kai dan Sehun, karena Chanyeol naik mobil pribadinya.

"Di mana pasangan kalian?" tanya Chanyeol pada Sehun dan Kai dengan penuh rasa penasaran. Bukankah kata Baekhyun mereka semua mengambil ramalan di restoran?

Baekhyun mencubit perut Chanyeol, dan yang dicubit hanya meringis tak mengerti. Apa ada yang salah, eoh?

Sementara Suho yang mendengar pertanyaan Chanyeol tadi sontak tertawa tertahan, Suho langsung mendapat tatapan 'apanya-yang-lucu?' dari Kyungsoo. Taemin hanya geleng-geleng kepala meskipun Minho menatapnya dengan penuh tanya.

"Mereka itu pasangan." kata Suho dengan tawanya yang sudah tak mampu ia bendung. Merupakan kepuasan tersendiri saat melihat wajah dua sahabatnya yang memerah.

Tiga orang lainnya yang tak menahu tentang masalah ini pun hanya ber-oh ria. Kemudian, Chanyeol sang penanya tadi membungkukkan badannya meminta maaf pada pasangan yang sangat canggung itu. Sebelum semuanya menjadi semakin awkward, Baekhyun menuntun mereka agar segera masuk dan menaiki beberapa wahana di sana.

Suho menggenggam tangan Kyungsoo dengan sangat erat. Begitupun Minho pada Taemin, serta Chanyeol pada Baekhyun. Dan dua orang yang lain hanya saling diam meskipun mereka berjalan beriringan. Melihat sahabat-sahabatnya yang menggenggam pasangan masing-masing, itu mengingatkan Kai tentang kejadian beberapa hari yang lalu. Saat tangan hangat Sehun menggenggam erat tangannya, meskipun Sehun tak menyadarinya. Aihh... kenapa mengingatnya, eoh?

Tanpa sadar, Kai memukul-mukul kepalanya sendiri. Sehun yang berjalan di sampingnya hanya melirik sebentar, lalu segera mengalihkan pandangannya ke tempat lain. Sejauh mata memandang, tak ada hal yang mampu menarik hatinya, itu pemikiran seorang Sehun. Lain halnya dengan teman-temannya yang sekarang sedang mengantri di sebuah wahana berbentuk kuda. Ck.. kekanakan sekali mereka, batin Sehun saat melihat mereka yang sangat antusias.

"Mau naik juga?" tanya Sehun pada Kai yang dari tadi hanya diam menatap ketiga temannya bersama pasangan masing-masing.

"E- eh?!"

"Kita ke sana saja!" Sehun menarik tangan Kai agar mengikutinya. Meskipun ragu, tapi akhirnya Kai menurut saja.

Mereka kemudian memilih untuk duduk di salah satu kursi kayu di bawah sebuah pohon oak besar yang cukup teduh.

Satu setengah jam berlalu, dan tak ada percakapan apapun di antara mereka. Masih tetap diam bergelut dengan pikiran masing-masing. Baik Sehun maupun Kai tampaknya tak ada yang ingin memulai sebuah percakapan.

"Ternyata kalian di sini. Aku mencari kalian ke mana-mana." kata Taemin cemberut. Pasalnya, kakinya sudah minta diistirahatkan dari tadi. Tapi urung, karena harus mencari dua makhluk yang tak kunjung membuka hati dan menerima semuanya ini.

"Bukan 'aku', baby. Tapi 'kami'." kata Minho pada Taemin.

Taemin tersenyum malu sambil memukul pelan dada Minho.

"Kalian berkencan sendiri, eoh?" tanya Suho mengerling pada Kai dan Sehun.

Sehun memutar bola matanya. Kai mengambil ancang-ancang bersiap memukul kepala Suho.

"Aku bosan." kata Sehun kemudian dengan nada datar. 'Bosan karena selalu menjadi bulan-bulanan kalian', tambah Sehun dalam hati.

"Ayo kita makan. Aku sudah lapar." kata Chanyeol menatap penuh sayang pada Baekhyun.

Akhirnya, mereka menuju foodcourt yang ada di taman bermain itu. Meskipun sebenarnya tempat itu tak terlalu pantas disebut food court karena sebagian besar menunya adalah seafood, selain itu tak ada banyak pilihan makanan di sana. Demi perut mereka yang sudah seperti genderang mau perang, mau tak mau mereka tetap makan di sana. Duduk berdelapan di salah satu meja yang besar. Tentu saja mereka duduk dengan pasangan masing-masing.

Setelah makan, mereka memutuskan untuk pulang. Karena Kyungsoo sebagai satu-satunya yeoja di sana dilarang keras pulang terlalu malam oleh bumonim-nya. Dan menurut Suho, sebagai kekasih yang baik sudah seharusnya dan dengan senang hati mengiyakan kemauan Kyungsoo. Walaupun sebenarnya ia sangat ingin berlama-lama dengan gadis yang sekarang masih di tingkat 2 high school itu. Minho dan Chanyeol juga harus segera pulang karena masih ada urusan.

Mereka pun pergi ke arah tempat tinggal masing-masing. Kali ini, hanya Suho yang mengantar Kyungsoo ke stasiun. Minho menumpang di mobil Chanyeol, karena ternyata tujuan mereka searah. Jadi mereka berempat, Sehun, Kai, Baekhyun, dan Taemin bisa pulang bersama ke vila.

Fiuhh... Kencan yang tak menarik sama sekali. Itulah pemikiran Sehun dan Kai. Hey! Sebenarnya siapa yang membuatnya menjadi tak menarik, eoh?

.

.

.

"Sudah siap semua?" tanya Sehun pada keempat temannya setelah mereka berlima masuk dalam mobil.

"Sudah." jawab Baekhyun datar sambil memainkan I-Phone putihnya.

"Tak ada yang ketinggalan kan?" tanya Sehun lagi memastikan. Dia hanya tak ingin harus kembali lagi ke sini hanya untuk mengambil satu barang. Itu sangat merepotkan, kau tahu?

"Sepertinya tidak." jawab Suho kali ini.

"Baiklah, kita berangkat sekarang." Sesaat setelah berkata demikian, Sehun segera melajukan BMW hitamnya.

Sudah tujuh hari mereka menginap di vila, dan itu artinya mereka harus pulang karena liburan kuliah mereka telah usai. Hahh... selamat datang kembali hari sibuk.

Di tengah perjalanan ke apartemen, mereka tak berbicara seperti saat berangkat. Yah.. karena mereka sudah sangat kelelahan. Kemarin sepulang kencan bersama yang sangat menyenangkan, tentu saja tak berlaku bagi Kai dan Sehun. Mereka harus mengepak barang-barang sampai larut malam. Jadilah mereka sekarang tertidur selama perjalanan. Sepi juga tanpa ada ocehan si biang keributan, siapa lagi kalau bukan Baekhyun dan Taemin. Sehun melihat temannya yang duduk di belakang melalui kaca spion, dan tersenyum melihat mereka bertiga tidur dengan pulas.

Mobil berhenti tepat di sebuah apartemen khusus mahasiswa. Mereka semua telah bangun dari mimpi indah. Suho menguap lebar-lebar ketika Taemin memukul kepalanya. Kai masih terlihat mengantuk meskipun nyawanya sudah terkumpul. Baekhyun yang terlihat lebih segar daripada yang lain segera turun dan berjalan menuju bagasi. Mengambil sebuah tas berwarna biru serta tas coklat besar. Yang lain juga mengikuti Baekhyun mengambil semua barang milik masing-masing.

"Kai !" panggil Sehun pada penghuni terakhir yang ada di dalam mobil. Yap! Hanya tinggal Kai dan Sehun kini yang berada di mobil.

Kai yang akan membuka pintu mobil pun menghentikan aktifitasnya sebentar. "Ne?"

"Aku akan pulang dulu. Ada urusan sebentar. Istirahatlah, ne.." kata Sehun tersenyum menghadap pada Kai.

Kai hanya menganggukkan kepalanya, kemudian segera keluar dari dalam mobil. Ia memandangi mobil Sehun yang berlalu setelah mengambil tas besar hitam miliknya di bagasi. Saat mobil itu telah benar-benar hilang dari pandangannya, ia masuk ke apartemen. Sepi. Kemana Baekhyun, Suho, dan Taemin? Ah.. mungkin mereka sudah masuk ke kamar masing-masing.

Kai mampir ke dapur mengambil minuman, setelah itu masuk ke kamarnya. Ia merebahkan diri di ranjang, mengamati langit-langit kamarnya yang berwarna putih. Tangannya kemudian menggapai-gapai ponsel hitamnya yang berada di meja nakas dekat ranjang. Menekan key button, tersenyum saat melihat wallpaper gadget kesayangannya itu. Mengusap perlahan layar yang menampakkan dua sosok namja, seorang namja berkulit Tan yang terlihat sangat kyeopta, serta seorang namja berkulit putih. Namja berkulit Tan merangkul namja berkulit putih. Mereka berdua tersenyum lebar.

Kai menghela napas. Foto itu kira-kira diambil enam bulan yang lalu, dan enam bulan itu pula foto itu terpampang dengan manis di sana. Tak berniat sama sekali untuk menggantinya. Ia meletakkan ponselnya, lalu tangan kanannya ia gunakan menutupi wajahnya. Memejamkan matanya, berusaha untuk tidur lagi.

.

.

.

Cklekk

Sehun membuka pintu apartemen. Sejauh mata memandang, ia hanya sanggup menemukan benda mati. Kemana semua makhluk hidup yang ada di sini, eoh?

Ia kemudian menuju dapur, meneguk air langsung dari botolnya.

"Oh, kau sudah pulang?"

Sehun mengangguk menanggapi pertanyaan Kai yang sebenarnya tak perlu dijawab pun sudah pasti jawabannya apa.

"Yang lain ke mana?" tanya Sehun balik. Ia menyusul Kai yang duduk di lantai berkarpet depan TV.

"Mereka semua keluar." Kai berkata sambil menyalakan TV. "Baekhyun ke apartemen Jino bersama Taemin. Suho keluar setelah mendapat telepon dari Kyungsoo."

Ke apartemen Jino? Ah, iya. Mereka pasti sedang membahas poster untuk acara UKM mereka. Suho? ck.. manusia itu terlalu tergila-gila pada yeoja-nya. Sehun manggut-manggut. Tunggu! Itu artinya yang ada di apartemen hanya dirinya dan Kai?! Oh my oh my!

Sehun tiba-tiba saja menjadi gugup. Entahlah.. ada sesuatu yang berdesir di sekitar dada dan perutnya saat melihat wajah Kai intens dari samping. Ia menelan salivanya.

"Aku bukan monster yang akan memakanmu, Sehun-ah." kata Kai tanpa mengalihkan pandangannya dari TV.

"Kurasa... aku sedikit lelah." Sehun akan beranjak dari tempat itu, tapi sebelum ia sempat pergi Kai lebih dulu menggenggam tangannya.

"Kurasa... ada yang harus kita luruskan." Kai kemudian menatap Sehun.

Sehun yang sudah akan berdiri jadi duduk kembali ke tempatnya. Hening menyelimuti mereka meskipun tautan tangan keduanya tak bergeser sedikit pun. Kai yang katanya akan meluruskan sesuatu pun menutup rapat mulutnya.

"Eee..." Sehun membuka suara meskipun tak tahu apa yang akan dikatakannya.

"Kenapa kita begini?" Kai tiba-tiba menyahut. Ia mengalihkan pandangannya dari TV untuk menatap Sehun.

"Eh?!"

"Kenapa tak kita jalani saja semua ini? Toh, tak ada ruginya kan? Lagipula..." Kai sengaja menggantungkan kalimatnya. Ia mendekatkan wajahnya ke wajah Sehun.

Sehun hanya melebarkan matanya yang sipit. Mau apa orang di depannya ini?! Oh! Oh!

Kai menggenggam kedua tangan Sehun erat. Menempelkannya di depan dada sambil terus menatap ke dua bola mata Sehun. "Aku juga ingin hidup bersamamu..."

Sehun terdiam. Tak tahu harus bagaimana menyikapi tingkah namja di depannya ini.

Ttak

"Auhhh..." Kai meringis akibat sentilan yang tak bisa dibilang lembut itu mengenai jidatnya. Ia mengusap-usap jidatnya yang memerah.

"Kau gila, eoh?! Kau lupa kalau kita sudah bertunangan?" sinis Sehun. Ia kemudian berdiri.

"Hahh... aku benar-benar harus istirahat." Ia memijit pelipisnya. Mungkin pusing akibat ulah yang baru saja ditunjukkan oleh tunangannya itu.

Bagaimana bisa ia bertunangan dengan seorang Kim Kai, eoh? Oh, salahkan kedua orang tua mereka yang tiba-tiba menjodohkan mereka berdua. Sehun kemudian melangkah meninggalkan Kai yang masih meringis memegangi jidatnya.

"Yah ! Sehunnie... jangan marah, eoh!" Kai kemudian menyusul Sehun yang masuk kamar.

Dan semuanya berakhir dengan bahagia kan? Bahkan jauh sebelum ini, mereka memang sudah ditakdirkan bersama. Soal ramalan itu... anggap saja itu sebuah perantara yang sedikit membantu menyatukan mereka berdua.

.

.

.

Di kamar Sehun..

Dua orang namja berbaring berhadapan dengan tangan yang saling menggenggam erat.

"Apa kita masih harus menyembunyikan semua ini dari mereka?"

"Terserah kau lah. Aku lelah. Aku ingin tidur."

"Hahh... arraseo.. selamat tidur Sehunnie."

.

.

END