Don't Hate Me Daddy

Genre: Brothership/ parental relationship

Main Cast: Wu Yi Fan a.k.a Kris & Kim Joonmyeon a.k.a Suho

DISCLAIMER: STORIES WRITTEN BY ME, NO PLAGIARISM PLEASE. IDEA TRIGGER BY ANOTHER FANFICTION.

Length: Chaptered

a/n: ingin mencoba dari dulu kala tapi selalu takut berakhir ke Yaoi, namun aku akan mencoba. T.T cerita ini ngga berat kok, cuma chap ini doank.

.

#SUKRIS: humor " KRIS PREGNANCY PERIOD" coba baca deh kalo mau ngakak xD

.

.

HAPPY READING (^.^)/

#DON'T BE SILENT#

.

.

#PROLOG#

.

* Joonmyeon pov*

PLAKK!

PRANG!

Raungan dan tangisan wanita serta pecahan kaca semakin terdengar, menimbulkan efek memilukan dan kebisuan bagi setiap pendengarnya, termasuk juga dengan diriku, Joonmyeon.

Diriku yang hanya berusia 4 tahun ini masih tidak tahu apa-apa ketika ayahku tiba-tiba mengurungku di dalam gudang yang sangat gelap, tidak mengizinkanku keluar untuk melihat apa yang terjadi sehingga imajinasiku yang masih sangat terbatas mencoba untuk menerka-nerka apa yang terjadi di luar sana.

Aku takut, dan aku hanya bisa menangis tanpa tahu apa-apa ketika erangan wanita itu, ibuku, kembali menggema hingga ke ruanganku.

" mo..mommy? mommyyy!" aku coba mengedor-gedor pintu dengan tangan mungilku, memanggil-manggil ibuku tanpa mengerti apa yang telah terjadi, aku berharap dapat mendengar jawaban dari ibuku namun suara wanita itu tidak lagi terdengar.

Sunyiii…

Perlahan pintu gudang itu kembali terbuka, cahaya terang dari luar pun masuk ke dalam penglihatanku dan aku pun melihat sosok ayahku lah yang membukakan pintunya untukku, dengan beberapa titik merah di sekitar baju dan wajahnya namun aku tidak tahu kalau itu adalah bekas darah.

" d.. daddy? Di..dimana mommy?" tanyaku dengan mata bulat memerah yang berkaca-kaca, dengan sedikit kesegukkan aku perlahan berjalan keluar dengan kedua kaki mungilku, mencari-cari sosok seseorang yang telah merawatku selama ini sebelum aku berdiri terpaku, menatap ibuku yang sudah terbujur kaku dengan warna merah, pecahan kaca berserakan dimana-mana.

" daddy? Kenapa mommy tidul dicana?" tanyaku tidak mengerti. Aku yang masih tidak mengetahui tentang kematian ibuku hanya menatap penasaran pada mayat yang sudah tidak bergerak tersebut. Namun ketika aku ingin mendekat, ayahku malah mencekal keras pergelangan tangan kananku.

" mommy hanya terlalu lelah sayang, lebih baik kita jalan-jalan dan biarkan mommy beristirahat myeonnie" jawabnya dengan senyum jahat yang terpatri di wajah tampannya, senyum tanpa belas kasih sayang.

" cincaa?! Kita akan jalan-jalan daddy? Holleeyyy! Daddy yang telbaik! myunnie cayang daddy… pai pai mommy!" aku memeluk kaki daddy erat dan mengesekkan wajahku disana, pria itu pun menggenggam tangan kananku dan menuntunku ke mobil seperti biasanya.

" daddy.. kita mau kemana? myunnie mau ke lotte wolld daddyyy!" ujarku girang sambil menghentakkan pantatku di atas tempat dudukku tidak sabaran, aku menatap antusias jalanan yang tidak pernah kulalui sebelumnya.

Aku tidak mengingat betapa jauhnya perjalanan yang kutempuh bersama daddy, yang aku tahu saat aku terbangun dari lelapku, hari sudah sangat malam dan daddy pun menghentikan mobilnya di depan bangunan-bangunan kecil dengan lampu kuning suram yang meneranginya. " myeonnie, sekarang myeonnie jalan ya kesana, temui penduduk disana dan katakan daddy yang menyuruhmu kemari"

Aku menatap daddy ku bingung, ia tidak pernah melepaskanku sendirian sebelumnya, setidaknya tidak di tempat se asing dan segelap ini, intuisi anak kecilku mulai merasa takut. " d..daddy?"

" myeonnie sayang daddy kan?" aku perlahan mengangguk ragu.

Dengan hati was-was aku turun dari mobil dan berjalan pelan ke tempat yang ditujukan daddy, sesekali aku menatap kebelakang, takut kalau mobil daddy akan bergerak dan meninggalkanku. Aku berjalan masuk ke jalan yang cukup sempit itu, dengan rumah-rumah para penduduk yang kumuh di sisi kiri dan kanan jalurnya.

" a..anyong.. pelmicii.. daddy menyuluh myunnie datang kecini"

Beberapa pria dewasa dan wanita tersebut menatap ke arahku lalu menyorakiku dengan kesenangan.

" wow! lihat, anak baru ini manis sekali, kalau ia dijual kita akan kaya!"

" apa kita tidak perlu menunggunya hingga dewasa baru dijual organ tubuhnya?"

" aku rasa dia dijual saja ke rumah pelacur, pasti banyak pelanggan yang mau!"

Berbagai pernyataan yang masih tidak dapat kumengerti itu berputar-putar di dalam otakku, mereka menyentuh tubuhku dengan sangat intim dan itu membuatku memekik, tidak pernah ada orang asing yang menyentuhku seperti itu sebelumnya selain daddy dan mommy. Aku memeluk boneka cinamoroll pemberian mommyku tahun lalu dengan seerat-eratnya, benar-benar dilanda kebingungan dan ketakutan saat melihat berbagai wajah seram itu menatapku seolah aku barang yang antik, terlebih ketika aku mendengar suara mobil yang menjauhiku, itu mobil daddy.

" daddy! Daddy tungguu! Jangan tinggalinn myunnie!" aku menerobos diantara kerumunan orang dewasa itu dan berlari ke arah mobil daddy yang semakin menjauh, pria itu bahkan tidak menatap ke belakang sama sekali dan terus mengemudikan mobilnya meninggalkanku yang terjatuh dan menangis meraung raung di belakangnya.

Aku yang masih terduduk di atas tanah perlahan memberanikan diri menatap ke belakang, terlihat olehku pria-pria seram itu mencoba mendekatiku dan menyentuhku, intuisiku yang mengatakan ada sesuatu yang tidak benar dengan mereka pun melarikan diri ke jalanan yang gelap dan sepi tanpa seorang pun yang lewat, mereka menertawakanku lagi kemudian mengejarku, membuatku semakin bergetar ketakutan hingga terjatuh ke rawa-rawa namun diriku langsung bangkit dan menerobos ke ladang tanpa lagi menatap ke belakang, dimana tanaman tinggi itu membantuku menutupi tubuhku sehingga dengan mudahnya aku bersembunyi dan meloloskan diri dari tangkapan mereka.

Diriku tidak tahu berapa lama aku berlari tanpa arah tujuan..

Berapa lama aku menunda lapar dan hausku…

Berapa lama aku bahkan tidak membersihkan diriku sendiri..

Dan betapa aku merindukan kasih sayang dari kedua orang tuaku…

Namun aku yang naïf ini masih belum mengerti kalau ayahku telah membuangku pun terus percaya bahwa pria itu akan menjemputku suatu saat nanti.

8 bulan kemudian (3rd pov)

latar: suatu jalan kecil di Seoul, awal musim dingin.

Terlihat seorang pemuda berusia 21 tahun yang tegap dan tinggi berlari-lari kecil dibawah guyuran hujan, Kris Wu namanya. Ia menyembunyikan puncak kepalanya dengan tas ransel yang dibawanya.

" aishh.. kenapa aku lupa membawa mobilku tadi?!" rutuknya kesal karena kecerobohannya yang tidak membawa payung. Ia baru menyelesaikan kelas terakhir di universitasnya dan sekarang ia harus segera menuju ke sebuah restoran Jepang yang cukup berkelas untuk menemui seorang perempuan, yang dijodohkan kedua orang tuanya padanya.

Ya ampun! ia bahkan belum pernah berfikiran untuk berpacaran sama sekali karena akan focus dengan pelajaran kuliahnya terlebih dahulu namun kedua orang tuanya malah menginginkan ia segera bertunangan dengan wanita kelas atas yang merupakan anak tunggal dari kolega perusahaan ayahnya itu.

Phiew..

Kris bingung bagaimana untuk menolak secara halus perempuan tersebut, ia tentu tidak ingin berbuat bodoh hingga dimarahi kedua orang tuanya nanti.

Namja tampan itu bersembunyi dibawah sebuah toko ketika ia merasakan hujan tersebut semakin deras, ia mengosokkan kedua tangannya berusaha menghangatkan dirinya yang semakin menggigil meskipun sudah memakai jaket dan syal tebal, tampaknya ia harus meminta perempuan itu untuk menunggunya lebih lama.

Belum sempat ia mengeluarkan ponselnya dari kantung celananya, kedua mata elangnya menangkap sesosok anak kecil berpakaian lusuh berdiri tidak jauh darinya, anak kecil berambut merah berantakan yang panjangnya sebahu itu mengelus-elus lengan super kurusnya. Seluruh bulu kuduknya meremang ketika angin menerpanya, ia mengigit bibir bawahnya sesekali mengerang kedinginan ketika rintik-rintik hujan yang dibawa angin itu muncrat ke tubuhnya. Tubuh kecil nan putih itu hanya berbalutkan tshirt mickey mouse tipis berwarna kuning yang sudah sangat kotor dan hanya memakai celana pendek di tengah cuaca buruk seperti ini, bekas-bekas luka terlihat jelas di sekujur kedua kakinya dan lengan kirinya. Pipi putih kemerahannya yang entah kenapa tetap gembul itu terdapat beberapa noda kehitaman dan hidung mungilnya berwarna merah di ujungnya itu kembang kempis pengaruh cuaca buruk.

" h..hatsyiiih"

Melihat anak kecil itu semakin meringkuk kedinginan membuat Kris menjadi tidak tega, ia perlahan mengeluarkan jaket extra yang dibawanya dari ranselnya dan menyampirkannya pada pundak mungil itu, tidak memperdulikan jaketnya yang sungguh sangat kebesaran itu akan menenggelamkan sosok kecil tersebut.

" ini pakailah, kau kedinginan bukan? Tidak usah dikembalikan juga tidak apa-apa kok" kris berjongkok untuk menyamai tingginya lalu menyelimutinya dengan jaket miliknya dan mengancingkan kancing teratas agar jaket tersebut tidak terlepas dari tubuh anak itu.

Perlahan anak mungil yang daritadi meringkuk seraya memeluk erat tubuh mungilnya sendiri pun menengadah, membuat Kris tanpa sadar meneguk ludah ketika sepasang mata angelic yang besar menatapnya tanpa berkedip, begitu polos dan suci.

indah- itulah kesan pertama yang Kris dapatkan ketika menatap sosok malaikat kecil tersebut.

" d.. daddy… daddy!"

dipeluknya erat leher jangkung itu hingga membuat sang empunya terjungkal ke belakang karena kaget. Kris mendadak bingung ketika menemukan anak tersebut tiba-tiba memanggilnya dengan sebutan 'daddy' dan mendekapnya erat lalu menangis kesegukkan di ceruk leher kanannya, yang menahan rindu selama 8 bulan dan berharap suatu hari daddy nya akan menjemputnya, kini harapannya telah terkabul ketika melihat daddynya kini berada di hadapannya.

" hiks.. jangan ninggalin myeonnie.. lagi ya.. hikss..myeonnie rindu daddy.. myeonnie sayang daddy"

TBC/ DEL?

Lagi-lagi buat ff baru #plak, aku minta dihajar kali ya belum namatin satu buat seribu -.-"

Bagaimana tanggapan readers terhadap ff ini?