"Sejak tadi aku ingin bertanya, tapi melihat [Name] yang tidak keberatan dengan keberadaan kalian sempat membuatku lupa. Kalian siapa? Kenapa kalian disini?" tanya Taiga.

Ada pandangan terluka pada iris pemuda warna-warni. Semuanya menunduk, entah kenapa. Ruangan itu senyap, bahkan suara detak jam bisa terdengar.

"Kami harus menjemputnya pulang!" ujar Shintarou.

"Ya, kami harus tahu kebenaran dari kejadian malam itu" lanjut Seijuuro.

.

.

.

'KISEKI'
Kuroko no basuke bukan milik Ricchan,
kalau Ricchan yang buat ntar ujung-ujungnya jadi
cerita fangirl gaje XD
tapi fic 'Kiseki' murni milik Ricchan
dan hanya dibuat demi kesenangan semata

[genre : romance, school life, harem]

[pair : kisedai + kuroko X OC/reader]

[Setting : SMA Seirin]

.

.

.

Name menggeliat resah. Tubuhnya terasa panas dan lengket. Matanya mengejab perlahan, namun justru kelam yang kembali ia temui. Kepalanya pusing, dan dunia terasa mendengung.

"Pergilah Name! Aku akan menjaga Kiseki Corp. yang kakek tinggalkan. Kau tak ingin aku mengirimmu ke dunia yang sama dengan kakek, bukan?"

Sekilas suara yang paling tak ingin dia dengar mengusik. Name membuka selimut. Tak peduli dengan rasa pusing, gadis itu berhanjak menuju kamar mandi. Dia ingin berendam.

.

.

.

Pemuda warna-warni itu benar-benar menyeret Name ke lapangan basket di dekat kompleks. Minggu pagi membuat banyak orang menghabiskan waktu dengan berolahraga. Tak sedikit orang yang bermain basket di lapangan yang sama.

Sekelompok pemuda kompleks bermain streetball. Mereka menyapa Taiga ramah. Taiga cukup terkenal di kompleks. Sebenarnya hanya terkenal dengan nafsu makan dan kemampuan basketnya saja.

"Siapa mereka, Kagami?"

"Sepupunya" jawab Taiga menunjuk Name yang duduk di tepi lapangan.

Keenam Kiseki tampan duduk mengelilingi sang gadis. Mereka mengobrol ringan. Meski si kuning dan navy yang lebih aktif bicara.

"Want a match?" tawar salah seorang pemuda itu.

"Tentu saja!" ujar Daiki semangat.

Tim dibentuk lima lawan lima. Akashi menyatakan keberatannya bergabung. Akhirnya diputuskan pemuda kompleks yang se tim dengan Taiga akan melawan lima Kiseki lainnya. Mereka sedikit terkejut dengan kehadiran Kuroko yang mendadak.

Pertandingan berlangsung stabil dan berirama. Prodigy basket itu tidak menunjukkan taring mereka. Sekedar bermain basket dengan santai untuk minggu yang cerah.

Name mengerutkan keningnya. Rasa pusing itu kembali datang. Tangan gadis itu memijat pelan dahinya, namun dia justru merasa dunia makin berputar.

"Kau tak apa? Wajahmu pucat!" Seijuuro menggantikan kedua tangan gadis itu di dahinya.

Name menggeram tertahan.

"Bertahan dan melawan adalah pelajaran pertama untuk selamat di dunia macam ini Name. Tapi kau naif. Kau membuat sendiri banyak celah bagi musuhmu untuk masuk!"

Sialan!

Name merasakan tubuhnya oleng. Dia benci rasa sakit ini. Terlebih pada suara yang sering kali terngiang di telinganya saat tubuhnya mulai hilang kesadaran. Tubuhnya tepat terjatuh dalam pelukan si Kaisar.

...

Name masih duduk di kantor saat jam menunjukkan pukul 11 malam. Pekerjaannya telah lama selesai. Namun ia belum bisa meninggalkan tempat ini, tidak sebelum dia datang.

Langkah kaki menggema di lorong. Name menghela nafas panjang, mencoba menenangkan deguban jantungnya yang keterlaluan. Dia tak takut, hanya bingung. Pemuda yang mendatanginya bisa saja menjadi malaikat mautnya malam ini.

"Selamat malam, Name!" sapa lelaki itu.

Name menatap tak suka. Matanya tajam dan mengancam. Untuk jaga-jaga, gadis itu telah menyelipkan sebuah pistol lengkap dengan peredam suara di balik jasnya. Tentu rekaman CCTV dari berbagai sudut sudah dia persiapkan matang-matang. Meskipun dia menembak, tapi dia hanya akan menjadi korban. Terpaksa menembak untuk pertahanan diri.

"Aku tahu apa yang ada di balik jasmu. Kau tak perlu khawatir. Aku hanya datang untuk berbicara" ucap lelaki itu mendekat. Name mundur selangkah demi selangkah. Saat gadis itu terhenti akibat dinding, lelaki itu pun ikut berhenti.

"Apa yang ingin kau bicarakan pada gadis lemah sepertiku?" tanya Name sarkatis. Lelaki itu tertawa, keras dan lepas.

"Ayolah! Aku tahu kau lemah. Tapi aku juga tahu bahwa kau tak bodoh."

Lelaki itu makin mendekat. Name mengeluarkan pistolnya, mengarahkan tepat di jantung lelaki itu. Tatapan matan Name memerintah agar lelaki itu menjauh, namun dia tak peduli.

"Ayo kita buat sebuah kesepakatan!"

...

Shintaro mengganti kompres yang ada di dahi Name. Sudah lebih dua jam gadis itu belum sadarkan diri. Seijuuro dan Tetsuya duduk di tepi ranjang, sesekali menyentuh tangan Name. Daiki memutuskan duduk di balkon, dia tak terbiasa dengan suasana sensitif seperti sekarang. Dari dapur tercium aroma bubur yang dimasak Atsushi.

"Padahal kita baru menginap semalam, tapi Namecchi sudah sakit" ujar Kise. Suaranya tenang, jauh dari kata berisik dan semangat seperti biasa.

"Name tidak demam. Tekanan darahnya rendah –nodayo"

"Stess?" tanya Seijuuro.

"Tidak mungkin! Kemarin dia masih terlihat baik-baik saja" Tetsuya tak setuju dengan pendapat Seijuuro. Shintaro diam. Dia belum bisa menyimpulkan lebih lanjut.

Nnnggghhh...

Name menggeliat sebelum membuka mata. Cahaya menyilaukan matanya. Berkali-kali ia mengedip untuk membiasakan diri.

Gadis itu tersentak saat mendapati Kiseki mengelilinginya. Tubuhnya mendadak bergetar hebat dengan nafas tak beraturan.

"Keluar!" desis Name hampir tak terdengar.

"Keluarlah! Kumohon!" ujarnya terisak. Air mata jatuh begitu saja. Mimpi singkat itu membuat seluruh tubuhnya bereaksi spotan. Keenam Kiseki tampak bingung, cemas dengan gadis yang baru sadar dan tiba-tiba menangis.

"Keluarlah! Aku ingin sendiri!" teriak Name. Suaranya melengking dan serak di saat bersamaan. Tangisnya pecah, sesekali dia melempar apa saja yang ada di dekatnya.

Taiga memasuki kamar saat mendengar tangisan histeris itu.

"Taiga, aku takut" ujar Name memelankan suaranya. Kedua tangannya menjambak rambut. Name duduk di sandaran tempat tidur, kedua kakinya terlipat.

Taiga mendekat, memeluk Name seerat yang ia bisa. Name masih menggumam. Takut, takut, takut.

"Keluarlah Kiseki! Aku akan menjaga Name"

Keenam Kiseki saling pandang. Akhirnya mereka mengangguk, meski dengan sorot mata yang jelas terluka. Mereka ingin gadis itu dalam pelukan mereka. Bukan lelaki aneh yang baru mereka temui kemarin.

"Ada apa denganmu, Name?"

TBC

Doumo!
Akhirnya Ricchan ga molor update fic XD
terimakasih buat yang udah review, fav and follow..
etto,, ada yang bingung ya dengan fic ini?

Ricchan kasih gambaran umum deh, terkhusus buat Kuga-san –wajib baca #maksa #plak

Jadi ceritanya Name itu pewaris dari Kiseki Corp cabang utama. Selebihnya juga pewaris tapi Cuma cabang perusahaan. Name pergi dan bersembunyi karena alasan tertentu. Ada yang mengancamnya, tapi orangnya masih dirahasiakan :D

Kasihan Kiseki, baru sehari Name udah teringat masa lalunya karena kedatangan mereka. #yang buat kan author!

Ya gitu deh~~

Intinya tetap baca dan review! Ricchan jadi semangat kalau banyak yang review #author banyak bacot

See you next time desu...!