Chapter eleven : I'm Back !

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Sehun memastikan bahawa mafela hitam keabuan yang sedang terlilit kemas di leher jenjangnya itu menutup separuh dari wajahnya. Tidak ingin siapa pun melihat kehadiran nya di dalam kerumunan orang ramai. Suasana gelap namun berkat cahaya warna warni yang sedang dipegang oleh majoriti semua yang ada di sana memudahkan Sehun untuk terus tembus ke depan demi melaksanakan tujuannya.

Tujuan nya untuk berdiri di barisan paling depan konser EXO Showcase. Meskipun suara fans sedang berteriak fanatik, ianya tidak mematahkan semangat seorang Oh Sehun yang lengkap dengan T-Shirt tulisan EXO We Are One, snap bag merah yang sempat ia culik daripada Chanyeol dan juga beberapa stick lampu khusus barangan EXO yang sering menjadi pujaan para fans - mereka bahkan mengorbankan uang jajan mereka untuk ini -.

Singkatnya, siapa saja yang melihat luarannya, mereka pasti menyimpulkan bahawa Sehun adalah sama seperti fans yang lain. Mereka tidak akan sadar bahawa dialah Oh Sehun, maknae EXO tersayang mereka yang kini diuar-uarkan sedang sakit.

" Kyaaaa ~~~ Kris oppa sangat tampan ! Kris, I wanna have your babiessss !"

Sehun mengerinyit kegelian mendengarkan fans yang sedang berteriak histeris sembari menatap Kris di atas pentas yang lagi sibuk menebar pesona alias sok 'cold guy' walhal pemuda warganegara Cina itu tidaklah se'cold' mana pun.

Menggeleng kecil, Sehun kembali menembusi himpunan fans yang berteriak histeris. Setelah berdiri tepat di barisan paling hadapan, ia bisa melihat EXO member dengan jelas.

" Yixing oppa ~ Saranghaeee ~~"

" Senyuman Kyungsoo oppa menembusi jantungku."

" Oh tidak. Jongdae oppa, kau harus bertanggungjawab."

" Taeoh's appa, Jongin oppa."

" Ugh, Baekhyun oppa semakin tampan aja."

" Kyaa, Chanyeol oppa melihat ke arahku."

" Tao ! Tao oppa ~ "

" Joon Myeonie ~~ Kau imut sekali ~ "

" Minseok oppa dan Lu Han oppa kelihatannya melihat ke sini deh."

" Sayang sekali Sehunnie oppa tidak ada di sini."

Komentas dari para fans sekelilingnya itu membuatkan Sehun tersenyum kecil. Meskipun mereka yang lain - EXO - tidak bisa mendengarnya, Sehun bersyukur karena fans masih tetap setia kepada mereka.

Ia menatap satu persatu para hyungdeul nya, rasa rindu itu menyerang. Ini sudah masuk satu bulan ia tidak bertemu dengan mereka semenjak Manager hyung menghantarnya ke rumah.

' Aku juga kan ingin menari di atas sana !' Batin Sehun. Ia menghembus nafas putus asa sebelum ia ikut membawa naik stick light yang ada di tangannya itu. Para fans yang berteriak membuatkan telinganya terasa bingit namun cukup memberitahu Sehun betapa mereka masih tetap mendukung EXO walau apa jua rintangan.

Sehun memanjangkan leher nya dan menemukan manager hyung sedang berdiri di pingir pentas. Perlahan ia menembusi ribuan fans yang masih bertenaga untuk tetap berteriak. Sedikit lagi dan Sehun tersenyum jahil saat melihat manager hyung terlalu fokus melihat ke atas pentas.

" Hyung !"

Seperti dugaannya, sang manager terperanjat dan hampir memberikan Sehun teknik martial arts nya yang dipelajari dari Tao itu. Sehun terkekeh kecil.

" Sehun ? Astaga, Sehun ! Apa yang kau lakukan di sini ?" Sang manager menekap kedua pipi Sehun yang sedikit tembam.

" Hyung, lepashhkanhh. Akuhh tidak bisahh berbicaraa !" Meskipun begitu, sang manager tetap masih memegang pipi Sehun yang sedikit berisi. Ini semua berkat eomma nya yang sudah membuatkan ia semua jenis makanan.

Sang manager merusak surainya sembari tersenyum lebar. Melihat Sehun seperti ini membuatkan ia yakin bahawa gadis itu sudah sihat seratus persen. Ia memberi pandang ke atas pentas sekilas dan seketika timbul ide bernas dari otaknya.

Keke~ persiapkan diri kalian anak muda.

" Sehun, kau akan kembali ke dorm kan ?"

Sehun mengangguk bagi menjawab pertanyaan lelaki yang tua darinya itu. Sebelah tangannya mengusap pipinya yang sedikit perih akibat cubitan sang manager tadi.

" Hyung menghantar ku ke sini. Sebenarnya aku ingin kasih kejutan untuk kalian tapi kalian malah tiada di dorm. Jadi aku meninggalkan koper ku disana dan terus ke sini."

" Baiklah. Konser akan berakhir sebentar lagi. Bagaimana kalau kita berikan kejutan untuk mereka ? Lagian.. " Manager hyung mendesah putus asa membuatkan Sehun menatap lelaki itu dengan sedikit heran. " ... mereka seperti mayat hidup selama kau tiada. Lagi-lagi Lu Han. Gahh, untung satu bulan kau absen. Kalau bertahun ? Mereka sudah tentu jadi mayat beneran."

Sehun terkekeh kecil walhal jantungnya berdetak sedikit laju saat nama Lu Han di sebut. Hahh, apa dia sihat-sihat saja ? Ugh, jika bukan karena Sehyoon yang menyita ponselnya pasti ia tidak gila seperti ini. Satu bulan pamirsa. Satu bulan. Ia tidak berhubung dengan Lu Han ataupun member yang lain. Hanya si manager hyung yang dibenarkan untuk menghubunginya.

" Jadi, hyung. Apa rencana mu ?"

Manager hyung tersenyum jahil. Ia sempat melirik para EXO member yang lain yang masih betah berinteraksi dengan para fans tanpa sadar bahawa dua makhluk itu sedang merencanakan sesuatu.

" Kau pulang ke dorm duluan. Kita akan memberi kejutan di sana. Okey ?"

Sehun yang realitinya ingin ikut menjahili EXO member, menggangguk antusias. Ia melirik ke atas pentas dan hatinya menghangat melihat mereka.

" Baiklah. Ayo berikan kejutan untuk mereka."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Suasana di dalam kedua van yang membawa idol itu suram dan kelam. Bahkan duo happy virus itu juga tidak pernah riuh setelah kepergian seseorang yang katanya hanya seminggu dua pulang ke rumah. Nyatanya orang yang ditunggu itu belum juga pulang ke dorm. Ah, mereka membutuhkan vitamin mereka itu !

" Hyung, oh hyung hyung hyung hyung..." Jongin dengan wajah tampan nya yang semakin gelap menyandarkan pipinya ke bangku Junmyeon. Memanggil sang leader dengan nada tidak bersemangatnya berulang kali meskipun sang leader tidak mempedulikan nya.

" Hyung, kapan Sehun akan pulang ?" Kini Baekhyun ikut menyandarkan kepalanya di bangku Junmyeon. Ah kasihan sekali.

" Aku rasanya ingin terjun ke dasar sungai, hyung. Aku sudah tidak ingin hidup lama, hyung. Suho hyung, apakah kau mendengarkan ku ? Yakk hyung !" Chanyeol dengan suara nyaringnya mengisi van hitam itu.

" Bisakah kalian diam ? Suho hyung juga mengharapkan Sehun pulang. " DO yang duduk di kerusi yang sering Sehun duduki itu mulai bersuara. Memandangi mereka dengan pandangan kejam nya.

Junmyeon sendiri menghela napas kasar. " Menjauhlah dari ku, Jongin. Dan Baekhyun kau bukan nya anak kecil. Chanyeol suaramu menyakitkan telinga. Kyungsoo, bukan hanya aku mengharapkan Sehun pulang ! Bisakah kalian bertindak sedikit normal ? Argh, aku jadi panasaran apakah aku tinggal bersama manusia atau zombie !"

Bebelan Junmyeon itu membuatkan Jongin menyandarkan punggungnya dan berdecih kecil karna ia tidak mahu dilabel sebagai dongsaeng kurang ajar. Manakala Baekhyun mempoutkan bibirnya dan menjeling tajam pada DO yang sempat meliriknya. Chanyeol sendiri bersiul-siul pelan.

Ahh, kapan Sehun akan pulang dan membiarkan semuanya kembali menjadi normal ?

" Ah, Suho, untuk tiga hari kedepan kalian tidak punya jadwal. Jadi terserah kalian ingin lakukan apa. Mau libur atau tetap di rumah saja." Manager hyung menyembunyikan senyuman jahil yang sememangnya sudah lama terbentuk mengingatkan rencana yang sudah dilakukan bersama Sehun tadi.

" Hmm, liburan tiada guna jika Sehun nya tiada di sini." Gumam Jongin, cukup kuat sih karna dalam diam mereka yang lain ikut menyetujui kata-kata maknae itu.

.

.

.

.

.

.

.

Van putih yang membawa EXO M itu juga tiada bedanya. Semua manusia yang ada di sana begitu kelam dan suram bahkan lagu-lagu yang terpasang melalui corong radio juga begitu menyedihkan. Sangat sesuai untuk mereka.

" Hahh, meskipun si manager hyung mengatakan ada libur sama sekali tidak membantu." Ucap Tao lemah. Padahal anak itu selalunya paling senang jika sudah manager hyung mengatakan mereka libur. Baginya libur berarti ia bisa tidur sepanjang hari seperti beruang yang sedang hibernasi. Tetapi tidak sekarang karna ia lagi merindukan sosok yeoja yang mereka inginkan itu.

" Jika saja Sehun ada. Libur pasti asik. Kita bisa main di pantai atau piknik atau ngedate atau..."

" Coba saja kalau kau mau mati di tangan ku, Jongdae."

" Hahh, memangnya kapan Sehun akan pulang, Lu ? Apa kau tidak meneleponnya ? Aku pernah beberapa kali mencoba menghubungi nya tapi nihil. Semuanya masuk ke peti suara." Xiumin menunjukkan ponselnya sendiri sebelum kembali menyandarkan punggungnya lemah.

" Kan dia lagi istirahat. Mungkin saja dia tidak ingin di ganggu."

" Lay benar. Jangan terlalu khawatir. Sehun pasti akan pulang." Sahut Kris. Mencoba memberikan semangat kepada member nya yang lain. Meskipun tidak memberi sebarang efek karna aura kelam dan suram itu masih saja mengisi van mereka.

Lu Han harus akui kebenaran kata-kata dari Lay dan Kris itu meskipun dia sendiri sudah kehabisan cara untuk menghubungi Sehun. Ahh, apakah kekasihnya itu masih ingat akan dirinya ? Dia tidak selingkuh kan ?! Buru-buru ia menegakkan badannya. Mata rusa yang layu tadi membesar. Otaknya memikirkan perkara yang tidak ia inginkan.

Bagaimana kalau Sehun menjumpai pria lain ? Yang lebih tampan darinya ? Yang lebih tinggi darinya ? Ah tidak ! Tidak bisa !

Namja kelahiran China itu mengigit hujung kukunya. Menggeleng untuk menidakkan itu semua.

" Xiumin, Sehun tidak akan selingkuh padaku kan ? Anak itu benar-benar mencintai ku kan ?!" Ia menarik lengan sang teman.

" Lu, memangnya apa yang ada dalam pikiran mu ?"

" Hyung, jika benar Sehun ingin selingkuh, lebih baik ia selingkuh dengan ku. Aku sih lebih keren darimu." Tao sukses mendapat headblock dari Lu Han. Mengabaikan teriakan daripada panda itu meskipun Kris ingin meleraikan nya.

" Hahhh, liburan yang menyedihkan." Bisik Lay sembari membuang pandangan ke luar jendela mobil.

.

.

.

.

.

.

.

.

Sehun memerhatikan makanan-makanan yang sudah ia sediakan itu. Lumayan banyak, meskipun bukan Sehun sendiri yang memasak. Makanan itu tentunya buatan eomma nya tapi Sehun sedikit sebanyak ada membantu. Seperti mengupas bawang atau merasakan setiap makanan itu ? Yeah, meskipun usahanya tidak banyak tapi ia sudah menyumbang tenaga kan.

Setelah memastikan semuanya sudah selesai. Sehun mengelap tangannya pada apron bermotif bunga bunga yang sedang memeluk tubuh mungilnya. Surai dark brownnya diikat seperti bun dan beberapa helaian rambutnya masih saja terjatuh walaupun ia sudah mengikatnya.

Bunyi 'ding' menandakan bahawa ada pesanan yang masuk. Ia mengeluarkan ponsel putihnya itu dan mengekeh saat membacanya.

From : Manager hyung

Sehunna, para zombie ini sudah bersiap sedia ingin masuk. Cepat ke pintu dan kejutkan mereka. Oh dan jangan khawatir jika sampai ada yang pingsan karna aku akan mengheret siapapun yang pingsan itu ke rumah sakit. Jadi tenanglah !

Okay, Manager hyung sedikit berlebihan. Sehun baru saja ingin membalas pesanan itu namun terbantut karna ia sudah mendengar bunyi password dorm mereka yang ditekan. Dengan terburu-buru ia memasukkan ponselnya kembali dan membawa kek buah yang ia beli tadi lalu berlari menuju ke pintu utama.

Clek

Secerah mentari, seindah musim bunga dan secantik bidadari, Sehun tersenyum manis. Mempamerkan eyesmile cantiknya.

" Selamat pulang, hyungdeul !"

Dan ia sukses mendapatkan pelukan beramai-ramainya sehingga ia terjatuh dan ditindih dengan sebelas tubuh yang lain.

Terima kasih kepada manager hyung yang sempat mengambil kek berharga itu daripada tangannya.

.

.

.

.

.

.

.

.

Junmyeon turun daripada van dengan sangat lemah. Ia lelah namun bukan itu yang menjadikan alasan mengapa ia selemah ini. Mungkin alasan yang membuatnya selemah ini sama dengan mereka yang lainnya. Kesebelas namja itu berjalan seperti zombie. Padahal jadwal hari ini tidak terlalu padat karna mereka hanya menghadiri show sahaja.

Dengan mengheret barang mereka masing-masing, boy group EXO itu mulai menaiki dorm mereka. Manager hyung yang berjalan di sebelahnya tersengih-sengih sembari menaipkan sesuatu di ponselnya.

Ah, mungkin saja pacar nya. Jongin akan menggoda manager hyungnya itu jika saja ia tidak menjadi zombie seperti ini.

" Arghhh, kenapa Tuhan menghukum ku seberat ini !" - Jongin.

" Aku inginkan bidadari Sehun sekarang juga !" - Tao

" Um, andai saja.." - Jongdae

" Kapan sih Sehun ku kembali ?!" - Baekhyun

" Baekhyun ! Ku peringatkan untuk yang keseratus kalinya ! Sehun punya ku !" - Chanyeol

" Oi, Oi ! Kalian happy virus, mau aku gantung malam ini ?" - Lu Han

" Berisik. Jika Sehun ada, sekurang-kurangnya bisa mendiamkan mereka." - Lay

" Sememangnya kapan sih Sehun akan pulang ?" - DO

" Jawapan nya saja aku tidak bisa cari, Kyungsoo. " - Junmyeon

" Aku jadi bingung apa mereka masih waras atau tidak." - Kris

" Mungkin separuh waras dan tidak, Kris." - Xiumin

Sang manager hanya mampu tertawa jahil. Ia mengetik pesanan saat melihat mereka sudah menghampiri pintu utama dorm.

To : Sehunnie

Sehunna, para zombie ini sudah bersiap sedia ingin masuk. Cepat ke pintu dan kejutkan mereka. Oh dan jangan khawatir jika sampai ada yang pingsan karna aku akan mengheret siapapun yang pingsan itu ke rumah sakit. Jadi tenanglah !

Junmyeon menekan password dorm mereka. Memegang tombol pintu sementara Lu Han yang ada di sisinya sibuk menarik-narik Baekhyun yang sepertinya tidak berhenti melabel Sehun dengan embel-embel 'ku' sedangkan Chanyeol kelihatannya sedang berdiri layaknya patung saat Suho berhasil membuka pintu dorm mereka.

" Selamat pulang, Hyungdeul !"

Apakah Tuhan sudah mengkabulkan doa mereka ? Tuhan sudah berbaik hati mengembalikan malaikat mereka !

" Sehunnnnnnn !" Tanpa berpikir panjang Junmyeon langsung memeluk tubuh mungil Sehun diikuti dengan mereka yang lain.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Acara makan malam itu berjalan lancar. Oh, jangan lupakan rasa kasihan kepada sepuluh namja yang ada di sana tatkala melihat Lu Han yang enak nya disuap terus oleh Sehun. Memangnya lelaki China itu lagi patah tangan kah ?! Pikir Jongin kesal.

Dan kerana kekesalannya itu, ia yang sememangnya duduk di samping Sehun membuka lebar mulutnya. " Sehunna, aku juga. Aku ingin disuapi oleh mu. "

Sehun menoleh ke arah temannya itu sebelum mengambil bibimpap dan memasukkannya ke dalam mulut Jongin. Tersenyum manis saat melihat temannya itu mengunyahnya dengan pandangan berbinar tanpa mengetahui nasib Jongin yang sepertinya akan bertambah buruk setelah ini.

" Ah, ini tidak adil. Sehunnie, kau seharusnya menyuapi ku juga !" Pinta Baekhyun. Ia mengabaikan tatapan mematikan daripada Lu Han dan melakukan seperti apa yang Jongin lakukan barusan iaitu membuka mulutnya dengan lebar. Saat tangan mulus Sehun sudah bergerak ingin menyuapi namja eyeliner itu, mulut Chanyeol sudah menyambar.

" Yak, Yoda ! Sehun kan bukan menyuapi mu ! Kau berani sekali mengambil makanan yang Sehun ingin suapi untukku itu !" Bentak Baekhyun. Ia memukul ringan kepala sang teman tanpa menghiraukan apakah sakit atau tidak. Sekali lagi ia berusaha ingin disuapi Sehun yang sudah mengambil bibimpap. Sebelah tangannya menghalang Chanyeol, sebagai langkah berjaga-jaga.

Dan sialnya kali ini si Jongdae yang merampas.

" Jongdae bodoh ! Jangan mencurinya dariku !"

" Hyung, tenang sedikit. Kan ini meja makan."

Seharusnya Jongdae berterima kasih kepada Sehun karna jika tidak Baekhyun baru saja ingin menuang air panas karna sudah berani-beraninya merampas bibimpap daripada Sehun.

" Sehun, bagaimana hari-harimu di rumah ? Menyenangkan ?" Mengabaikan ketiga happy virus tersebut, Junmyeon memilih untuk berbicara kepada Sehun. Matanya tidak lepas daripada sang gadis karna jujur saja, Junmyeon ingin memeluk tubuh mungil itu sekali lagi saking rindunya pada sosok seorang Sehun. Ah, meskipun ia juga merindui sosok Sehun sebagai seorang namja.

" Tidak buruk, hyung ! Lagian aku sering ke pasar dan melihat poster kita di sana. Dan kau tau hyung, ahjuma di sana baik sekali. Mereka sering memberikan ku ekstra setiap kali aku dan eomma ke sana. " Sehun menjelaskannya bersama nada antusias yang membuat mereka tersenyum.

' Akhirnya malaikat ku kembali juga...'

' Ohh, senyuman yang kurindukan pulang ke pangkuanku !'

' Ya Tuhan, mati sekarang juga tidak apa. Eh bercanda, hehehe.'

Lu Han memberi tatapan mematikan kepada mereka. Menghantar pesanan melalui sinyal matanya untuk tidak mendekati Sehunnya. Meskipunya ianya sia-sia karna Tao bahkan dengan sengaja memeluk lengan kecil Sehun.

" Mungkin kau bisa membawa ku ke rumah dan bertemu bibi Oh. Dan kau bisa menunjuk album mu sewaktu kecil. "

Sehun tertawa pelan. Ia mengusap puncak kepala Tao dan baru saja ingin memeluk temannya itu namun terhenti karna lehernya yang dipeluk oleh Jongin.

" Aku begitu merindukan mu, Sehunnie. Menatap wajah-wajah hyungdeul hanya membuat ku kambuh. Bahkan tidak selera untuk makan." Adu si kulit hitam itu. Apa dia tidak sadar aura membunuh yang menguar daripada Lu Han sudah semakin membesar ?

" Hyung ku titip salam. Kapan-kapan dia akan kemari."

Sontak ke sebelas namja yang lain saling berpandang. Mereka hampir lupa bahawa Sehun mempunyai seorang kakak laki-laki.

" Okay, jika sudah selesai makan. Aku ingin mengemas meja. " Satu-satunya gadis yang ada di sana bangun dari posisinya. Membawa piring yang sudah kosong itu ke ruangan dapur sebelum kembali ke ruang makan.

" Biar aku membantu mu, Sehunna."

.

.

.

.

.

.

.

.

Suasana ruang dapur sedikit hening meskipun nyatanya di ruang tengah sangat berisik. Berbeda sekali jika ingin dibandingkan dua tiga hari yang lalu. Ah bukan dua tiga hari, lebih tepatnya semenjak seorang yeoja yang menyinari hidup mereka hilang dari sana.

Sesekali melirik gadis yang sedang mengelap piring-piring yang ia cuci, DO tersenyum kecil. Tangannya yang dilapisi sarung tangan getah berwarna merah jambu masih ligat mencuci piring mangkuk yang mereka gunakan untuk makan malam.

" Hyung, apa hyung baik-baik saja ? Mereka yang lain ada ikut membantu mu ?"

Sontak DO lagi mengukirkan senyuman. Menatap mata indah sang gadis sebelum melarikan tatapannya. Rasa itu masih sama dan ia tidak mau rasa itu semakin membesar. Biarkan seperti ini, ya Tuhan.

" Seperti biasa, Hun. Kadang mereka membantu dan kadang mereka hanya membantu dengan melihat saja. "

Kata-katanya itu sukses mendapat kekehan daripada Sehun, ahh, DO sedikit terdiam karna bisa kembali mendengar tawa indah itu. Setelah satu bulan ia tidak merasakan kehadiran Sehun, hatinya menghangat.

" Aigoo, kukira mereka akan ikut membantu mu, Hyung. Lagian kapan sih mereka akan belajar mandiri ?!" Bahkan saat Sehun mengerucut bibirnya kedepan pun masih kelihatan cantik di matanya.

Tidak, jauhkan perasaan ini. Tuhan, jauhkan.

" Sehunna ! Ayo kedepan. Lagian DO hyung bisa melakukannya. Ayo~"

Tanpa aba-aba Jongin dan Tao datang ke ruang dapur lalu menarik lengan Sehun yang protes karna menarik-nariknya.

" Jongin ! Biarkan aku membantu Soo hyung ! "

" Aish, piringnya sudah tidak banyak, Sehunna sayang. Jadi biarkan DO hyung yang menyelesaikannya." Tao ikut menahan Sehun yang ingin kembali ke ruang dapur.

DO menggeleng pelan sembari mengukir senyuman kecil. Ia memberi sinyal kepada Sehun ' tidak apa-apa' dan setelah itu sang gadis sudah di heret pergi ke ruang depan oleh kedua temannya.

Dan ruang tengah semakin berisik.

' Selamat kembali, Sehunna.'

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Jadi aku kembali dengan chapter baru. Maafkan Chiey karna sudah terlalu lama menyepi. Untuk fanfic yang lain, Chiey akan usaha untuk update.

Im so sorry, peoples _

Please forgive me.

Dan maaf untuk chapter nya yang pendek _