A/N :ini ff harry potter pertamaku,dengan pasangan utama Severus dan James.

Cerita berlangsung setelah perang di castil Hogwart dengan beberapa twist dan kematian Harry .

Cerita ini juga tidak akan mengikuti alur di buku ataupun film-nya..

Warning : AU/Perjalanan waktu dan beberpa bahasa kasar dan Mpreg tersirat.

Disclaimer :I don't own Harry Potter.

Akhir Pertempuran Hogwarts 2 Mei 1998

Severus Snape-Prince merasa seakan seluruh hidupnya telah sia-sia,tidak berarti dan kesalahan besar.

Apa yang diperjuangkannya selama ini hanyalah sebuah bualan,tidak lebih dari olok -olok para penyihir cahaya.

Kenapa takdir begitu kejam padanya?mengapa hidupnya harus seperti ini?mengapa?

Berulang-ulang kata-kata itu berteriak dalam pikirannya,namun sama sekali tidak ada jawaban.

Sekarang,di sini ia berlutut memeluk satu-satunya alasan hidupnya.

Harry Potter.

Ah,tidak….mungkin sekarang ia bisa memanggilnya anaknya.

Yah,satu-satunya keluarga yang tersisa dan satu-satunya anak kandungnya.

Siapa yang akan menyangka?berdarah Harry Potter sang juru selamat dunia sihir adalah putra dari Severus Snape?master ramuan dan mata-mta terbaik-yang mengkhianati tuannya sendiri untuk anak ini?yang beralih sisi untuk anak yang ia anggap adalah milik Lily,sahabatnya yang ia anggap sebagai seorang adik.

Tidak ada siapapun yang akan mengira.

Bahkan tidak dirinya tahu!

"Kenapa kau tidak memberi tahuku Harry?"

Suaranya bergetar saat ia memeluk putranya.

"….."

Sama sekali tidak ada jawaban.

Hanya sebuah napas berat yang tersendat terdengar di telinga Severus

"Harry?"

Severus merasa hatinya sakit saat melihat putranya sekarat seperti ini.

"A..akhu..ugh..hanya ingin kau aman..terima kasih dad"

Suara yang lembut putranya tersendat sendat dengan darah yang ikut keluar dari mulutnya.

"Oh Merlin,Kumohon Harry bertahanlah"

Cengkramannya semakin erat saat napas putranya semakin cepat.

"Tidak..tidak bisa..dad aku tidak akn bisa bertahan…ia sudah mati..tidak ada yang bisa dilakukan lagi"

Severus semakin memeluk erat tubuh Harry.

Ia tidak tahu disaat seperti ini apa yang harus dilakukan.

Dirinya merasa tak berguna dan rentan.

Apa gunanya menjadi seorang master ramuan dan duelist terbaik bila menyelamatkan anaknya sendiri tidak bisa?!

Harry..harry..kumohon tetaplah bersamaku..harry putraku"

Harry Potter ,sang juru selamat dunia sihir,defeated dark lord,merasa sebuah beban dari pundaknya terangkat saat mendengar perkataan ayahnya.

Untuk pertama kali dalam hidupnya selama tujuh belas tahun,ayahnya menyebut ia putranya.

Ayahnya yang indah dan kuat,ayahnya yang selalu ia kagumi secara rahasia,ayahnya yang selalu melindunginya dari bayang-bayang gelap.

Ayahnya memanggilnya- putranya.

"Aku mencintaimu,kau tahu itukan?aku selalu mencintaimu,menyayangimu dan aku selalu berharap kita bisa hidup bersama sebagi keluarga dengan 'ayah'"

Senyuman Harry,meskipun indah namun tampak menyedihkan dimata Severus.

'Oh Merlin,Tuhan atau apapun yang ada disana..tolong selamatkanlah nyawa putraku'Jerit severus dalam hati.

Seakan bisa mendengar pikiran Ayahnya,Harry membelai pipi Severus yang terasa lembut meski dingin dengan sisa-sisa kekuatan terakhir.

"Aku tidak bisa diselamatkan,kau tahu itu dan setelah aku mati..kau –"

Oh ayahnya juga akan mati,namun ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

"Harry dear..kau akan hidup..aku akan melakukan apapun untuk itu,karenanya bertahanlah"

Harry menggelengkan kepalanya lemah.

Dia tidak akan selamat dan jauh didalam hati ayahnya,pria itu juga tahu hal ini.

Mereka yang telah kehilang belahan jiwanya dan terlebih membunuhnya sendiri akan kehilangan kehidupannya-menyusul sang pasangan.

Ini adalah anugrah sekaligus kutukan di dalam keluarga Prince.

Ayahnya mungkin hidup dan dapat selamat saat pasangannya mati,tapi itu semua karena ia memiliki seorang anak yang juga memegang sebagian jiwa,darah dan sihirnya untuk terikat di bumi.

Saat ia mati,Harry tahu Severus ,ayahnya akan segera menyusulnya.

Dan para penyihir cahaya sialan akan sialan menang.

Tapi ia bukan apa-apa untuk disebut Harry Potter sang 'juru selamat dunia sihir'.

Masih ada cara untuk mempertahankan kehidupan ayahnya.

Satu cara yang tentu saja tidak akan disetujui sang ayah,tapi itu tidak masalah untuk Harry.

Perlahan ia meletakan tangan kanannya tepat di dada kiri Severus.

Memejamkan mata dan berkosentrasi pada inti sihirnya.

'Dari alam yang mengalir ketubuhku,dari darah yang memenuhi tubuhku,dari surga yang memberi kekuatan suci,dari neraka yang memberi kekuatan gelap.

Untuk sihir dari tubuh yang telah diberikan,untuk kekuatan kehidupan yang dianugrahkan..Aku Harry James Potter Snape Prince memberikan sisa sihirku,maka jadilah'

Severus menatap ngeri tidak percaya pada anaknya saat melihat cahaya hijau keemasan mulai menyelimuti keduanya.

"Tidak!jangan berani kau,Harry James Potter!Harry!"

Severus berusaha membatalkan apa yang dilakukan tahu betul hal seperti ini akan terasa menyakitkan seribu kali lipat daripada kutukan crucio untuk Harry.
"Balaskan dendamku pada Albus Dumbledore, dendam ku,pasanganku,keluarga kita"

Itu adalah hal terakhir yang didengarnya sebelum ia sadar bahwa Harry benar-benar meninggalkannya-selamanya

Putranya satu-satunya,mataharinya,mati.

"ARGHHHHHHHHHHHHHHHHHH"

Severus tidak pernah berteriak ataupun menangis pilu dalam hidupnya.

Untuk pertama kalinya dalam hidupnya yang menyedihkan,Severus Snape prince berteriak pilu saat kehilangan anggota terakhir keluarganya.

Tampa disadari Severus sebuah cahaya terang mulai melahapnya dan membuatnya menghilang dalam sekejap

Hogwarts 2 mei 1974

"ARHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH"

Sebuah teriakan menyakitkan dari salah satu kamar asrama Slytherin membuat hampir semua orang di asrama ular terbangun kaget.

Terutama Lucius Malfoy,yang kini berada di tahun ke enamnya.

Pewaris malfoy tersebut segera bangun dari tidurnya dan berlari keasal suara barusan.

Lebih tepatnya mungkin pada pasangan sekamarnya-Severus.

Ia segera membuka tirai tempat tidur Severus setelah terlebih dahulu melakukan kontra kutukan yang sebelumnya selalu dipasang sang sahabat agar tidak ada seorangpun yang bisa masuk ketempat tidurnya.

Terkadang Lucius berpikir,Severus terlalu Paranoid.

Hal pertama yang dilihat saat membuka tirai adalah sebuah cahaya putih yang menyakitkan matanya.

Bersamaan dengan cahaya menghilang,jeritan Severuspun terhenti.

"Se..Sev?Kau-"

Semua kata-kata yang ingin diucapkan Lucius melayang begitu saja saat melihat penampilan baru teman sekamarnya.

Bukannya medapati sang anak dengan hidung bengkok dan rambut hitam berminyak,yang dihadapannya seperti gabungan vela dan Elves.

dengan rambut hitam panjang yang menampakan cahaya kebiruan ,hidung sempurna dan kulit sepucat bulan.

Bisa dikatan Penampilan Severus itu luar biasa Indah.

"Severus?"

Tanya Lucius setelah sadar dari masa trans mengagumi sahabatnya,meski ia tidak akan mengakui itu.

Tidak ada jawaban dari sirambut hitam.

Severus masih berbaring dengan menatap kosong keatas langit-langit.

Tangannya mencengkram seprai tempat tidur dan bibirnya membentuk garis tipis .

"Aku bersumpah akan membunuh Albus Dumbledore"
Suara itu datar dengan intonasi tegas dan bukan sekedar ancaman kosong.

Lucius yang medengarnya merasa bulu-bulu dilehernya berdiri dan hawa dingin mengalir ke setiap tulangnya.

Ini adalah kali pertama ia melihat wajah penuh kebencian dan membunuh dari sahabatnya.

Bukan wajah cemoohan atau cibiran saat menghadapi anak-anak bodoh Gryfindor-terutma kelompok anak-anak sialan Marauders.

Tidak…ini adalah wajah pembunuh yang menjanjikan rasa sakit tak terhingga.


...

tbc