Chapter 1 : Face Up

Ohayou/Konnichiwa/Konbanwa, Minna-san! Ohisashiburi ne~~
O genkidesuka, Minna

Akhirnya chap 1 untuk fict sekuel dari fict pertama saya, Dreamy Cherry Blossom, keluar juga! Saya gak tahu gimana nasib ini fict nanti ke depannya (saya masih inget banget fict pendahulunya yang bingungin tingkat dewa pas di awal-awal, dan saya berharap sih fict ini gak bingungin kayak yang satunya lagi, tapi sepertinya itu sulit.)

Fict ini, menceritakan 50 tahun setelah masa Len dan Rin dulu, dimana Jepang sudah menjadi negara serikat dan dunia dimana dunia youkai dan manusia menjadi satu, jadi bukan youkai bukan manusia, mereka tinggal di satu tempat, di dunia manusia. Tokoh utamanya adalah Yuuma dan IA, seperti yang saya janjikan, tapi jangan khawatir, tokoh sebelumnya seperti Len, Rin, Miku dan Kaito masih ada di fict ini, nanti kalian bakal tahu peran mereka.

P.S.: Saya reupload, yang kemarin rada ngaco gara-gara auto correctnya words :v

Cekidot!

A Fantasy Fict from me

Dreamy Cherry Blossom: Requiem~

Main pair : VY2 Yuuma & Aria, Kagamine Len & Kagamine Rin, maybe a little bit of slight pair and crack pair content

Disclaimer : Vocaloid © Yamaha, and other companies
Story © Me
UTAUloid © Owner creator
Fanloid © Creator

Summary :

"Dalam akhir, dalam penderitaan. Dunia yang kacau, berisi konflik dan perpecahan, disinilah aku, mencari kebenaran, mencari keadilan, dalam sebuah idiom perkataan yang terasa membengkak dalam kehancuran."

Warning : OOC (maybe), typo(s), gaje, pendeskripsian kurang, kesalahan eja 'EYD' dan teman-temannya.

'Abc' (italic): Flashback, kata asing, atau percakapan secara tidak langsung (telepon, email, sms, dll)
"Abc" : Percakapan normal
'Abc' (kutipsatu) : Hayalan, angan, atau (monolog) pikiran karakter.
'Abc'/ 'ABC' (bold atau kapital) : Kata atau kalimat yang diberi penekanan, kata atau kalimat penting.

HAPPY READING!


XOXOX

Normal PoV

Len's Side


5 Januari 20XX

.

"Terkutuk kalian dasar ras rendahan! Terkutuk kau, Akane Len!"

"Ya, iya, terus kutuk aku sampai aku bosan."

Seorang lelaki yang memiliki untaian rambut pirang keluar dari hoodie jubah yang ia pakai, berbalik membelakangi seseorang yang sudah dilumuri darah. Lelaki berambut pirang itu mengangkat tangannya dan memberi perintah terakhir pada pedang-pedangnya yang dibiarkan mengambang di udara untuk turun ke permukaan dan mengakhiri derita orang yang sudah berlumuran darah tersebut.

Lelaki itu menghela nafas kecewa, dia memasukkan kembali tangannya ke dalam jubah yang ia pakai.

"Jadi dia tidak di dimensi ini… Kaito, panggil Miku, kita akan pindah ke dunia selanjutnya."

"Dunia mana yang akan kau jalani sekarang, Len?" Tanya orang yang dipanggil Kaito tadi oleh si rambut pirang.

"Dunia yang sangat kelam di bagian utara, dungeon nomor 13, Arklaph." Jawab si rambut pirang, atau yang kita ketahui bernama Len.

"Kau mau kesana, kau yakin, dia ada di sana?" Tanya Kaito lagi.

"Aku tidak tahu iya atau tidak, lagipula, semenjak memberontaknya Pandora 20 tahun silam, dunia nyata sudah hancur sepenuhnya, jadi Rin tidak mungkin ada di dalam dunia nyata, dia pasti bersembunyi di dalam salah satu dungeon. Lagipula Dark Age, sudah meluas, dunia ini sudah tidak memiliki harapan." Jawab Len.

"Bagaimana dengan orang-orang yang ada di dalam dungeon, apa kau tega terus-terusan menghancurkan mereka semua bersama dengan hancurnya dungeon?" Tanya Kaito.

"Mereka bukan makhluk hidup seperti kita, mereka hanya makhluk yang terbuat dari ingatan seseorang yang menjadi inang dungeon. Aku tidak merasakan apapun ketika membunuh mereka satu persatu. Apa kau sudah selesai memanggil Miku?" Len membalas pernyataan Kaito dengan santai, sekarang dia balas bertanya ke Kaito.

"Sudah, apa kita langsung ke Arklaph atau kau ingin kembali ke dunia nyata terlebih dahulu?" Tanya Kaito lagi.

"Ke dunia nyata, kita akan pergi ke koloni, kita harus membawa persiapan." Jawab Len.

"Baiklah, Miku!"

"Iya, iya, aku masih menyesuaikan gerbang dimensi, aku selalu kesusahan karena harus membuat gerbang dimensi ketika dungeon tempat kita singgah sudah hancur! Bisa 'nggak sih menyuruhku ketika dungeon nya masih utuh?!" Ucap Miku marah-marah.

"Ya kalo masih utuh, buat apa kita ke sini, dasar familiar bego! Kau lupa tujuan kita ke sini?" Balas Kaito.

"'Kan Len bisa menyuruhku membuat gerbang ketika inang belum mati, lalu ketika kita akan keluar, Len bisa langsung menghabisinya dengan serangan terakhir. Itu lebih mudah daripada harus membuat gerbang ketika keadaan sudah tidak stabil!"

"Terserahlah, cepat kita pergi dari sini." Ucap Len angkat bicara.

Dengan wajah kesal, Miku melakukan sentuhan terakhir dan membawa mereka semua pergi dari sana. Ketika sampai di dunia luar, langit gelap seperti akan badai sudah menyambut mereka, mereka melihat hancurnya sebuah bola hitam besar dari luar, itulah dungeon yang sedari tadi mereka bicarakan.

"Rin… Dimana kau?" Ucap Len.


XOXOX

Yuuma's PoV

Yuuma's Side


Aku terbangun pada pagi hari, membuka jendela dan memegangi kepalaku sambil bersandar di tembok. Mimpi-mimpi itu, kembali masuk ke dalam tidurku, mimpi yang tidak ku kenal, tapi terasa tidak asing bagiku. Mimpi tentang seorang perempuan yang seperti ku kenal, tapi juga seperti tidak ku kenal.

Aku mencuci mukaku di pagi hari, menuruni tangga dan mencari beberapa roti di dalam kulkas. Aku memakai seragam sekolahku dan pergi ke sekolah dengan berjalan santai.

Kini, dunia manusia sudah menyatu dengan dunia youkai berkat jasa dari dua pahlawan, Akane Len dan Akane Rin. Mereka menyatukan kedua dunia untuk membuat dunia menjadi damai, dan keadaan ini sudah berlanjut selama 50 tahun.

Mereka, Akane Len dan Akane Rin, kabarnya menghilang dari dunia ini 20 tahun silam, sekarang nama mereka kekal dalam buku-buku sejarah sebagai orang-orang pemberani yang mempertaruhkan nyawa untuk menyatukan kedua dunia.

Di dunia ini, walau youkai dan manusia hidup berdampingan, masih banyak kasus kriminalitas yang melibatkan manusia dan youkai, hingga akhirnya Jepang mengikuti cara negara-negara lain yang mengubah negaranya dari monarki atau republik, menjadi serikat. Semua negara membangun daerah-daerah khusus yang hanya ditinggali youkai saja atau manusia saja, serta daerah yang bisa ditinggali keduanya.

Tokyo, Tokyo Ghetto, adalah wilayah dengan 23 distrik yang dibangun ulang, salah satu tempat dimana youkai dan manusia bisa tinggal bersama, walau begitu masih banyak kriminalitas terjadi di daerah ini.

Aku bersekolah di akademi khusus pelatihan anti terror, Lancelot Academy, sama seperti namanya, kami dilatih menjadi pasukan khusus anti kriminalitas dari kedua kubu, youkai dan manusia, di Tokyo. Sekolah ini melatih secara teori maupun fisik, ada 5 bagian resmi dalam akademi ini.

Yang pertama, Assaulter, pengisi bagian depan yang menggunakan senjata jarak menengah-dekat, mereka yang langsung menangani lokasi daan menangani kejahatan. Kedua, Wanderer, mereka adalah pembantu dari garis belakang, pengguna senjata jarak jauh, terutama senjata api, mereka adalah fraksi yang jam latihannya paling lama karena harus bisa mengendalikan lokasi. Ketiga, Hijacker, monitoring atau mengawasi, itulah tugas mereka, mereka mengawasi dan melacak segala keadaan dan kondisi ketika terjadi kekacauan. Keempat, Sacred, fraksi mata-mata, sebuah pasukan pengintai, kau tidak akan tahu mereka ada dimana ketika mereka mengintaimu. Yang terakhir, Returner, bagian netralisasi paska kekacauan dan yang bertanggung jawab dalam penyembuhan anggota divisi, mereka adalah fraksi yang paling penting karena menguasai teknik pengobatan.

Sekolah ini, dihuni oleh youkai dan manusia. Walau terlihat damai dari luar, banyak sekali penggolongan strata dan pengucilan sepihak di sini karena youkai dan manusia terkadang masih tidak bisa saling menghormati di sekolah ini. Setiap fraksi yang aku sebutkan memiliki tiga tingkat, tergantung kemampuannya, aku di tingkat tiga Assaulter, berarti kalian sudah tahu kemampuanku kan?

"Yuuma! Hoi!"

"Ada apa?"

Orang ini, Hibiki Lui, satu divisi denganku, kami dari divisi 3. Dia juga Assaulter, sama sepertiku.

"Katanya ada murid baru di fraksi Wanderer, perempuan berambut kuning pucat, dia langsung masuk tingkat tiga! Hebat bukan?"

Apa? Tingkat tiga?

"Beneran? Awas kalau kau membohongiku lagi, aku bisa pastikan matamu hilang satu, Lui."

"Beneran!" Jawab Lui kencang.

"Aku jadi ingin melihatnya berlatih…" Ucapku.

"Kalau kau ingin lihat, ayo kita ke sana! Aku juga penasaran!" Ajak Lui.

Kami berjalan ke bagian pelatihan para Wanderer, ketika sampai di sana, aku melihat seorang perempuan yang agak pendek, memegang dua pistol, dia menembaki setiap peraga tembak dengan tepat dan cepat, dan sombongnya, perempuan ini menggunakan penutup mata.

"Heh… Sombong sekali…" Ucapku.

Aku mendatangi kerumunan yang tengah kagum melihat perempuan itu. Aku menepuk pundak perempuan itu, tanpa melepas penutup matanya, dia menjatuhkan pistolnya dan memegang telapak tanganku yang ada di pundaknya, tanpa aba-aba dia membantingku ke depan. Aku tersenyum dengan refleknya, ketika aku hampir jatuh ke tanah, aku menahan tubuhku dengan kaki dan membalas lemparannya dengan menariknya ke bawah supaya aku bisa mengunci pergerakannya.

Tepat ketika kakiku akan mengunci tangannya, dia langsung memutar lengannya seperti tidak ada tulang di sana dan melepaskan diri dariku sembari melompat ke belakang.

"Hebat juga, siapa namamu?" Tanyaku.

"Aria."

Ia mengatakan satu kata tersebut, melepas penutup matanya dan pergi dari hadapanku dengan sombongnya.

"Sombong juga dia… Tapi, tunggu, rasanya aku pernah melihat wajahnya, tapi dimana ya?" Gumamku.

.

.

.

Sekarang aku ada di ruang rapat divisi 3. Aku dan Lui pergi ke ruang divisi karena mendengar ada anggota baru yang akan masuk di divisi 3. Selain aku dan Lui, ada satu Assaulter lagi, dia perempuan bernama Luo, seorang youkai dengan dandanan ala China. Dua Hijacker, yang bertubuh kecil namanya Ryuto, dan satu perempuan yang suka menghisap lollipop, namanya Gumi. Ada seorang Sacred di divisi ku, namanya Hakuo, dia pendiam, malahan sangat pendiam dan seorang Returner bernama Ring. Pembina divisi kami bernama Culnoza, seorang veteran dari fraksi Wanderer.

"Baik anak-anak, kita akan mendapatkan seorang anggota baru yang merupakan murid baru di akademi ini, dia akan mengisi bagian Wanderer!" Ucap Culnoza.

"Seperti apa ya orangnya?" Tanya Ring.

"Aku berharap dia imut." Ucap Luo.

"Pasti dia seorang nee-chan berdada besar, hehe.." Ucap Ryuto.

"Semoga dia tidak bodoh." Ucap Gumi dengan nada merendahkan.

"…" Hakuo diam.

Murid baru ya? Murid baru? Tunggu… Apa dia…

Belum selesai aku memikirkannya, aku melihat orang yang dimaksud memasuki ruangan rapat, aku melihat Aria, perempuan sombong yang tadi pagi ku lihat, sepertinya divisi ini mendapat barang bagus.

"Namanya Nishino Aria, dia blasteran Inggris-Jepang. Aku harap kalian bisa berteman baik dengannya." Ucap Cul.

"Cih!, Bukan nee-chan berdada besar ya." Celoteh Ryuto.

Aria mendatangi orang Ryuto dan dengan cepat menarik pipinya dan mengangkat tubuh kecil Ryuto.

"Dasar bocah…" Ucapnya dengan kesal dan empat sudut menyiku di dahinya.

"Hahahaha! Haha! Hahaha! Pipinya, pipinya melar! Hahaha!" Ring tertawa dengan keras melihat reaksi Ryuto ketika ditarik pipinya, memangnya itu lucu ya?

"Sebenarnya ini bukan hal yang patut ditertawakan sih." Ucap Lui, aku setuju denganmu, mungkin.

Dia orangnya bisa mengikuti suasana? Kukira dia orangnya sombong, aku mendekatinya dan menaruh telapak tanganku di pundaknya, tapi dia menepisnya dengan kasar.

"Jangan sok akrab denganku." Ucapnya dengan nada datar.

Semua orang langsung terdiam melihat reaksi Aria terhadapku, ada apa dengannya?

TILT! TILT! TILT!

"Apa ada masalah?" Ucap Lui.

"Distrik 4, di dekat bank asing, sepertinya perampokan oleh para youkai!" Ucap Gumi.

"Divisi mana yang akan menanganinya?" Tanya Luo.

"Divisi 3 ditunjuk untuk menyelesaikannya." Ucap Ryuto yang entah sejak kapan sudah duduk di mejanya.

"Ini kesempatan bagus untuk menunjukan kemampuanmu Aria, gunakan peluru bius, kita tidak boleh mengeksekusi mati mereka kalau mereka tidak membunuh warga sipil." Ucap Cul.

Tugas pertama anggota baru ya? Sepertinya menarik, aku akan memperlihatkan kemampuanku sebagai 'yang lebih cepat daripada peluru'.


XOXOX

Len's POV

Len's Side


Aku memasuki koloni bawah tanah, tempat dimana manusia dan youkai yang selamat dari bencana Pandora menetap. Dunia atas terlalu berbahaya, jadi kami semua mendirikan koloni di sini.

Aku memasuki bangunan besar di tengah koloni, tempat para petinggi.

"Lapor, kami telah menyelesaikan dungeon ke 17, Kremnin." Ucapku sambil berlutut di hadapan para petinggi bersama Kaito dan Miku.

"Apa yang akan kalian setelah ini." Tanya sebuah suara dari dalam bilik petinggi.

"Kami akan ke dungeon ke 13." Ucap Kaito.

"Ah, satu yang gelap di utara bukan? Kami akan menunggu laporan selanjutnya, kalian boleh pergi." Ucap suara yang lain dari dalam bilik petinggi.

Aku, Kaito, dan Miku keluar dari dalam bangunan itu dan berjalan ke arah barat koloni, ke sebuah kuil dimana keluargaku sudah menunggu.

"Onii-chan!" Ketika aku sampai, aku mendapat pelukan dari seorang perempuan berdada cukup besar dengan rambut yang diikat low twintail , iya, dia Kaai Yuki, adik angkatku.

Dari kejauhan, aku juga melihat Lenka-san tersenyum ketika melihat kedatangan kami.

"Yuki, sepertinya agak aneh memanggilku dengan sebutan onii-chan, lagipula umur kita semua sama, bahkan umur Lenka-san juga sama." Ucapku.

"Nggak mau! Udah terlanjur kebiasaan, lagian nii-chan senang kan dipanggil seperti ini?" Ucap Yuki.

"Terserah deh." Ucapku sambil mengelus kepala Yuki.

Aku memberi isyarat kepada Kaito dan Miku agar menunggu di luar, mereka mengangguk. Aku, Yuki, dan Lenka-san masuk ke dalam rumah di samping kuil, meninggalkan Kaito dan Miku.

"Mau minum teh dulu?" Tawar Lenka-san.

"Tidak, aku akan pergi lagi setelah ini, aku mendapat informasi dari dungeon yang barusan ku taklukan kalau keberadaan 'dia' tercium di dungeon ke 13." Ucapku.

"Kau akan mencari nee-chan lagi?" Tanya Yuki.

"Aku akan segera kembali membawanya kok." Ucapku sambil mengelus kepala Yuki.

"Jadi begitu ya, ini sudah 20 tahun semenjak semuanya terjadi. Bagaimana keadaan Rin ya?" Ucap Lenka-san.

Aku terdiam sejenak ketika mendengar nama itu, lalu aku menjawabnya dengan sedikit candaan.

"Dia pasti masih sama, setelah pemberontakan Pandora, pertumbuhan semua orang berhenti pada umur 18 tahun bukan? Bahkan aku, Yuki dan Lenka-san menjadi muda lagi, pasti Rin juga masih cantik kok! Tapi karena itu juga, Yuki kembali memanggilku dengan sebutan nii-chan." Jawabku dengan senyuman aneh, yang ditanggapi dengan cengiran lebar dari Yuki.

Lenka-san tersenyum sedikit, dia berkata.

"Semoga Rin baik-baik saja."

Aku tersenyum kepada Lenka-san, sambil memegang tangannya, aku berkata.

"Aku berjanji akan membawanya kembali."

Setelah berpamitan dengan Lenka-san dan Yuki, aku akhirnya berangkat menuju dungeon bersama Kaito dan Miku.

"Ah… Walau sudah 20 tahun lamanya, tapi dengan tubuh ini, aku masih merasa baru kemarin menggunakan sihir sebagai familiarnya Kaito." Ucap Miku.

"Mau bagaimana lagi, inilah keadaan dunia sekarang, lagipula aku masih belum bosan melihatmu yang berumur 18 tahun kok." Jawan Kaito atas pernyataan Miku.

Muka Miku memerah, dia memalingkan wajahnya sambil menggembungkan pipinya, membuat Kaito terus mengelus kepala Miku untuk menghilangkan rasa malu Miku. Aku iri melihat mereka, andai Rin ada di sini.

Kami keluar dari koloni dan pergi dengan cepat ke daerah utara yang jauhnya ribuan kilometer dengan teleport, ketika kami semua melihat bola hitam yang lebih pekat dari yang telah kami semua lihat sebelumnya, kami memasukinya dengan terbang pelan ke arahnya.

Rin… Jika kau ada di sana… Tunggu aku di sana…


XOXOX

Normal POV

Yuuma's Side


Yuuma mengeluarkan kedua pedangnya, dan memegangnya terbalik. Seakan tubuh Yuuma menghilang, dia dengan cepat melempar pedangnya ke pundak salah satu youkai pencuri dari bank di distrik 4, dan menariknya lagi dengan rantai di tangannya.

Yuuma melompat ke belakang, mengendurkan pegangan pedangnya dan menggantungya di udara dengan sebuah rantai, dia memutar badannya dengan arah vertikal ke atas, membuat pedangnya membuat tebasan seperti roda yang berputar ke depan.

Youkai-youkai yang menjadi musuh Yuuma mendapat luka parah walau tidak sampai mati, beginilah cara kerja divisi 3, brutal dan menakutkan. Teman Yuuma yang lain, Lui dan Luo juga telah menyelesaikan bagiannya, ketika Yuuma melihat ke arah Aria, dia tercengang dengan pemandangan di depannya.

Para youkai, mayat mereka ditumpuk bersamaan, Aria berdiri di atasnya memegang sebuah pistol dengan darah yang sangat banyak di tubuhnya sendiri. Dia membunuh para youkai, tidak hanya itu, dia juga membunuh manusia yang membantu para youkai pencuri dari bank distrik 4. Dengan tatapan membunuh, dia turun dari atas tumpukan ayat, dia berjalan ke arah kelompok Yuuma, Ring menutup mulutnya ketika melihat tumpukan mayat, sedangkan Luo dan Lui yang ada di barisan depan tidak bisa mengatakan apa-apa.

"Apa yang kau lakukan?! Brengsek! Kita tidak diperintahkan untu membunuh mereka semua!" Yuuma memegang kerah Aria dan membentaknya dengan emosi yang memuncak.

"Apa yang harus ku katakan pada para atasan?!" Yuuma semakin marah melihat Aria yang tidak merespon perkataannya.

Aria menepis tangan Yuuma dengan kasar, dan berjalan pergi.

"Mungkin kau lebih baik mati…" Ucap Yuuma yang kehilangan kesadaran, dia mulai menyeret pedangnya yang membuat suara gesekan yang memekakan telinga.

"Hentikan Yuuma! Kita tidak boleh melakukan hal yang lebih dari ini!" Ucap Lui menahan Yuuma.

"Dia benar! Kita tidak bisa melaporkan hal yang lebih buruk lagi dari ini kepada para atasan!" Ucap Luo yang juga menahan Yuuma.

Aria yang tidak menghiraukan Yuuma, berjalan ke arah Ring yang meneteskan air mata sambil menutup mulutnya melihat tumpukan mayat. Aria mengeluarkan sapu tangan dari kantungnya, dan mengusap air mata Ring.

"Kau takut ya? Maaf, tapi aku harus melakukan ini. Maafkan aku." Ucap Aria sambil terus mengusap air mata Ring.

Ring menatap Aria dengan berkaca-kaca, dia berteriak di dekapan Aria dambil terus memukul-mukul pelan tubuh Aria sambil terus mengatakan 'Mengapa?!' di dekapan Aria.

Yuuma yang awalnya marah, kini ia bingung melihat sifat Aria yang sangat berbeda kepada orang lain selain dirinya.

"Sebenarnya, apa sifatmu yang sesungguhnya…" Ucap Yuuma dengan pelan disamping Lui dan Luo yang juga bingung melihat keadaan yang tengah terjadi.

Yuuma menggigit bibir bawahnya, dia tidak bisa mengatakan ataupun melakukan apa-apa. Dengan satu hentakan, dia berjalan pergi dari sana.

"Yuuma?" Ucap Lui bingung.

Sedangkan Hakuo, dia hanya melihati mereka semua dari atas gedung, seperti yang menjadi tugasnya, dia tidak berhak ikut campur kalau bukan masalah pengintaian.

.

.

.

"Apa maksud orang itu?!" Yuuma memukul tembok bangunan di sampingnya, kini dia ada di sebuah gang sempit, dia mendengar suara sirine mobil polisi yang berusaha mengendalikan keadaan di dekatnya, terdengar suara orang-orang panik yang tidak tahu akan apa yang terjadi sebelumnya.

"Kenapa orang seperti dia masuk divisi ku?!" Teriak Yuuma lagi.

"Sepertinya kau bukan si inang." Ucap sebuah suara.

"Siapa kau?!" Yuuma langsung siaga dengan senjatanya ketika mendengar sebuah suara yang asing di telinganya.

Dari dalam kegelapan di depannya, keluar tiga sosok berjubah dengan rupa yang tidak bisa dengan jelas dilihat Yuuma.

"Siapa kalian?" Tanya Yuuma lagi.

Salah satu orang yang berjubah membuka hoodie jubahnya memperlihatkan untaian rambut pirang di dalamnya.

"Aku adalah Akane Len, penakluk dungeon." Ucap orang itu, Akane Len.

"Akane Len? Apa mungkin… Bohong! Kau bohong! Dia menghilang 20 tahun silam! Sekarang dia hanya sejarah!" Ucap Yuuma tidak percaya.

"Kalau begitu lihatlah ini, kau pasti tahu kemampuan Akane Len kalau kau pernah membaca salah satu sejarah itu."

Len mengeluarkan pedang di tangannya, Mastermune, salah satu pedang andalannya.

"Kemampuan itu… Celestial Weapon… Kemampuan ras Scimitar Master! Apa kau salah satu yang selamat dari ras itu? Ah, bukan, tidak mungkin! Yang selamat dari ras itu hanya satu orang, dan dia adalah-"

"Akane Len, benar?" Ucap Len melanjutkan perkataan Yuuma yang terputus.

Dengan ekspresi tidak percaya, Yuuma menjatuhkan senjatanya.

"Dengarkan aku, ada kemungkinan kau sudah mati, dan kau hidup kembali di dalam dungeon ini karena si inang menginginkan mu untuk hidup. Kau bukanlah makhluk hidup sebenarnya, kau hanya perwujudan dari dirimu yang asli yang sudah mati." Ucap Len.

"Ma-maksudmu?" Tanya Yuuma tergagap.

"Kau ada di dalam dunia palsu, ini bukan dunia yang kita kenal. Dunia yang sebenarnya kita kenal sudah hancur."

Pupil Yuuma mengecil, dia tidak tahu harus berbuat apa, selangkah demi selangkah, dia mundur dari tempatnya berdiri, dan berlari dengan cepat meninggalkan Len karena takut dengan apa yang ia dengar…


XOXOX


Chapter 1 selesai~~

Ngerti sama alur ceritanya? Jadi dunia sebenarnya udah berantakan. Yuuma, Aria dan semuanya yang lain yang Yuuma kenal di dalam dunianya, sebenarnya tinggal di dalam dungeon karena keinginan seseorang. Len datang untuk menghancurkan dungeon tersebut dan mencari informasi tentang keberadaan Rin ^^

Akhir kata, maaf jika ada kata yang kurang berkenan, saya mau tahu komentar kalian soal chapter kali ini, apapun itu, karena bentuk apresiasi dari kalian adalah kebahagiaan untuk saya.

Jaa~~ Matta ne~~ ^^

Best Regards,

Aprian