He is Yeoja?!

Author
Minori Tsukiyoru

Disclaimer
Cast bukan milik saya. Namun fict dan ide milik saya sepenuhnya.

ChanBaek Fiction

Rating : -masih bertahan~ #jengjeng!- T

Genre : Romance, Fantasy, & little Humor

Summary
Byun Baekhyun seorang namja cantik, memiliki wajah manis seperti yeoja. Park Chanyeol, namja berandalan yang terobsesi dengan Baekhyun dan merupakan tetangga Baekhyun. Sering mengklaim Baekhyun miliknya dan menggoda Baekhyun sebagai yeoja, membuat Baekhyun kesal bukan main. Namun bagaimana jika Baekhyun berubah menjadi yeoja karena sihir?/ "Ini gila!"/ "Wow... Kau membuatku diabetes, Baek."/ ChanBaek fiction. Yaoi + GenderSwitch-Baek! RnR?

WARNING!
AU. Fict Yaoi bercampur GS! Sedikit—atau lebih—mesum! Freak. Typo's! Bahasa blasteran! Dan lain-lain.

.

.

No Silent Readers! No Bash! No CopyPaste! No Plagiat! Please!

Enjoy!

.

..

...

..

.

"PARK BAEKHYUNNNN~!"

Seorang namja brunette yang sedang duduk di pojok kelas XI-3 menundukkan matanya. Ia membaca rangkaian tulisan di buku tepat diatas meja didepannya. Meski terlihat membaca, namun pikirannya berkelana bagaikan kuda liar. Ia berusaha mengalihkan pikirannya dari namja idiot yang seenak bulu kakinya mengganti nama marganya.

XoXo High School, sekolah terfavorit sekota itu menjadi tempat bersekolah namja manis bernama Byun Baekhyun sekarang. Situasi SMA itu kini ramai dengan para siswa-siswi yang berkeliaran keseluruh penjuru sekolah. Hal itu wajar karena sekarang adalah waktu yang sangat membahagiakan bagi mereka. Apalagi kalau bukan waktu dimana mereka melepas penat sejenak setelah menuntut ilmu?

Waktu istirahat, atau istilah bahasa inggris; break time.

Bunyi gesekkan antara kursi didepannya dan lantai marmer yang ia pijak menjadi bukti bahwa kursi itu tengah diduduki seseorang manusia tinggi yang sedang menyengir bodoh didepannya. Namja brunette itu mencoba untuk mengabaikan namja yang menurut para yeoja tampan mengalahkan guru kimia mereka yang katanya paling ganteng diantara para guru lainnya, Kim seonsanim.

Namja tiang tersebut duduk menghadap namja manis bernama Byun Baekhyun. Ia duduk manis dengan kedua tangan yang lengkap trisep-bisep terlipat rapi diatas meja milik namja Byun itu. Ia tersenyum ceria.

"Baekhyun!"

Baekhyun mendengus pelan tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang entah dibaca atau tidak. "Hn..."

Namja tampan yang selalu ceria bernama Park Chanyeol mempoutkan bibir sexynya melihat reaksi namja cantik nan manis didepannya. Tangan kanannya yang nakal dengan jahil mencolek dagu lancip Baekhyun menggunakan jari telunjuknya. "Tatap aku, chagiya~" serunya manja dengan seringai tipis terpahat dibibirnya. Ia terkikik pelan ketika melihat wajah namja ke yeojaan yang sedang memberengut kesal didepan matanya.

"Berhenti memanggilku 'chagiya', Ol!" ucap Baekhyun melotot kesal kearah Chanyeol dan dengan kasarnya memanggil nama namja tinggi itu dengan sangat singkat. Kelewatan singkat malah. Dari C-h-a-n-y-e-o-l menjadi o-l.

Chanyeol tidak peduli dengan panggilan super duper singkat dari Baekhyun. Asalkan suaranya selalu menerpa telinga Chanyeol dan tidak mengabaikannya, tak masalah. "Wae? You're is mine!" klaim Chanyeol tegas. Siswa-siswi yang melihat mereka hanya menggelengkan kepala dan maklum.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa Park Chanyeol selalu nempel bersama Baekhyun bagaikan lem. Namja tinggi yang selalu menggoda namja manis itu dan selalu mengklaim Baekhyun adalah miliknya seorang. Bahkan dengan urat malu yang sudah putus, ia berteriak bagaikan tarzan ditengah lapangan dengan mengatakan; "BAEKHYUN IS MINE! YU NOW?! SO, IF YOU NEAR WITH MY BAEKKIE LOVEY DOVEY STRAWBERRY HOLIC—Fak yu—GO TO THE HELL!"

Gila?

Memang. Chanyeol terobsesi dengan Baekhyun tanpa memandang gender.

Tapi naasnya,

Baekhyun mengaku seorang straight alias heteroseksual.

Poor Chanyeol...

Baekhyun yang asyik mengusap dagu hasil colekan Chanyeol mendelik tajam. Buku diatas meja terlantar karena sang Tuan terfokus pada alien tampan bermarga Park itu. "Sudah kubilang berapa kali kalau aku normal, eoh? Aku bukan homoseksual sepertimu, Tuan Park."

Chanyeol memutar manik coklat gelapnya. "Dan aku bukan homoseksual, Nyonya Park" ujarnya dihadiahi tatapan kesal dari namja manis didepannya. "Aku menyukaimu, you know?"

Baekhyun menghela nafas pasrah. Tidak bermanfaat jika ia tetap melanjutkan argumen mereka. Entah nasib atau takdir, ia dipertemukan dengan insan yang menjabat sebagai tetangganya itu. Sifatnya yang menurut Baekhyun idiot itu sudah cukup mengganggu hidupnya, namun itu tidak cukup. Selain sifat idiot, hal lainnya yang semakin membebani adalah Chanyeol yang mengaku menyukainya. Meski dikatakan status orientasi seksualnya normal-normal-dan-normal, namun urat keras kepala Chanyeol tidak putus untuk mendapatkan namja malang yang dianugrahi wajah cantik nan manis itu.

"Tapi aku tidak, Yeol." Ucap Baekhyun menatap lurus Chanyeol yang masih duduk manis didepannya. Seharusnya kalimat itu membuat seseorang menyerah, namun Chanyeol tidak. Ia terlihat santai sambil terkekeh kecil dengan suara baritone kebanggaannya.

"Dan aku akan membuatmu menyukaiku—oh! Atau mungkin tergila-gila padaku seperti aku tergila-gila padamu."

Pemaksaan.

Baekhyun pasrah. Ia memijat pelan dahinya untuk mengurangi rasa sakit dikepalanya. Sesekali menggerutu kesal tanpa suara. Sedangkan namja didepannya masih setia menatapnya penuh cinta.

Chanyeol mengagumi Baekhyun. Mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki. Rambut coklat gelap yang bersinar indah jika diterpa sinar matahari, mata yang dihiasi bulu lentik dengan manik yang sangat indah dan cemerlang, hidung mancung namun terlihat mungil, bibir tipis yang menggairahkan, leher jenjang yang mulus, tubuh mungil jika berada direngkuhannya, tangan lentik yang cantik, kulit putih yang selalu ingin ia sentuh, dan kaki jenjang seperti yeoja. Semua yang dimiliki Baekhyun Chanyeol suka. Jika saja ia namja hidung belang, mungkin Baekhyun sudah berakhir di atas ranjang.

Oh... imajinasi liar Chanyeol kumat.

"Park Baekhyun..." Chanyeol tersenyum kecil, tidak peduli tatapan galak Baekhyun yang protes dengan nama marganya itu. Ia berujar manja sambil mendekatkan wajahnya pada namja yang ia obsesikan itu, "Boleh aku menciummu? Kau sangat manis sayaangg~"

Dan sapaan hangat tangan cantik yang Chanyeol kagumi mendarat pada pipinya.

PLAK!

.

..

.

"Tugas kelompok untuk kalian adalah mencari bahan materi bab 3. Tulislah di kertas folio sebanyak dua lembar kertas. Boleh cari di perpustakaan pusat karena disana jauh lebih lengkap fasilitasnya dari perpustakaan sekolah kita. Tugas ini untuk nilai tambahan kalian." Jelas Guru Shin datar. Para siswa kelas XI-3 mulai berbisik-bisik dengan siapa mereka akan berkelompok. Begitu juga Baekhyun.

Baekhyun menoleh ke sebelah kanannya, dimana salah satu temannya duduk. Ia namja bermata bulat bernama Do Kyungsoo.

"Kyungsoo, mau sekelompok denganku?"

Kyungsoo tersenyum tipis. "Ne—"

"Baekhyun! Kau sekelompok denganku!" seru namja tinggi yang duduk dipojok juga, besebrangan dengan Baekhyun yang duduk di pojok kanan. Ucapan itu membuat Kyungsoo menunggu Baekhyun menentukan keputusannya. Baekhyun mendelik pada Chanyeol. Bibirnya bergerak tanpa suara.

"Ti-dak a-kan."

Chanyeol cemberut dan kembali mengajukan protesannya pada Baekhyun. Baekhyun menulikan pendengarannya sambil tersenyum hangat pada Kyungsoo. Senyuman itu mampu membuat Chanyeol diseberang sana jelaous.

Guru Shin kembali membuka suara dengan mimik datar. "Satu kelompok hanya boleh dua orang. Dan saya sudah menentukan siapa kelompok kalian."

Ucapan itu mengundang desahan kecewa dari para murid. Ingin sekali mereka protes, namun guru Shin tidak mudah terpengaruh. Jika ia mengatakan 'A' maka jawaban selanjutnya akan tetap 'A'. Baekhyun dengan tidak sabaran menunggu dan menebak siapa teman sekelompoknya. Baekhyun harap bukan 'dia'.

"Choi Minho dan Lee Jinki."

"Lee Shira dan Seo Hyeri"

"Hye Ra dan Lee Taehyun"

"Do Kyungsoo dan Kim Joonmyun."

Kyungsoo menatap Baekhyun, "Mianhae..." Baekhyun hanya tersenyum menanggapi.

"Park Bum dan Jung Soojung."

Terdengar pekikan senang setelah kedua nama itu disebut. Baekhyun jadi berdebar menunggu.

"Byun Baekhyun dan—" Baekhyun menahan nafas. "—Park Chanyeol."

"YEEEEAAHHH!" Chanyeol melompat dari kursinya dengan senyuman amat lebar menghiasi wajah tampannya. Ia melambaikan tangannya pada Baekhyun yang sedang koma ditempat duduknya. Kemudian namja itu menatap Guru Shin. "Gomawo, Shin seonsanim! Love you so much—setelah Baekhyun tercintaku tentunya! Muahahaha!"

Guru Shin menarik sudut bibirnya sedikit melihat tingkah kekanakkan dan abnormal namja tinggi yang sedang melambaikan lambaian dua jarinya pada Baekhyun yang memukul-pukulkan kepalanya pada meja. Ia kembali melanjutkan membacakan nama siswa.

Baekhyun mendengus kasar menerima cobaan itu. Ia menatap tajam Chanyeol yang tidak bisa diam ditempat saking gembiranya. Chanyeol tersenyum gembira kearahnya sambil melemparkan kiss bye pada Baekhyun. Baekhyun menangkap kiss bye berupa simbol cinta dari Park Chanyeol dan meremasnya kuat hingga tak berbentuk dan menginjak ciuman penuh cinta tak langsung Chanyeol itu dengan geram.

Kebahagiaan untuk Park Chanyeol dan kesialan untuk Byun Baekhyun.

Hidup memang tidak adil.

Huh...

.

..

.

Bug!

Pengunjung perpustakaan yang berada pada asal bunyi terdekat menoleh. Terlihat namja brunette menutup buku dengan cukup keras hingga terdengar di perpustakaan pusat yang sunyi ini. Baekhyun menutup mata dengan alis berkedut kesal. Disebelahnya seorang namja tiang menyandarkan dagunya pada bahu mungil namja itu. Tujuannya untuk melihat isi buku yang Baekhyun baca.

Padahal ia banyak buku lain yang minta dibaca. Itu mah mau dekat-dekat Baekhyun!

Chanyeol modus!

Chanyeol mengangkat kepalanya dari bahu Baekhyun dan menatap namja cantik dengan titik kekesalan yang sedikit naik itu. Tatapan matanya yang –sok- polos membuat Baekhyun muak.

"Mwo?" tanya Chanyeol super pelan agar tak mengganggu kenyamanan pengunjung perpustakaan lainnya. Baekhyun menggerling kearahnya.

"Jangan terlalu dekat denganku, Tiang! Kau mengganggu kenyamananku" ucap Baekhyun kesal namun setengah berbisik. Chanyeol mengernyit sambil sedikit memajukan bibirnya.

"Tapi aku tidak bisa jauh darimu, Baek..." ujar Chanyeol dramatis. Beberapa pengunjung perpustakaan melihat kearah mereka karena kebisingan yang mereka buat. Sebagian ada yang mendumel kesal karena pasangan BaekYeol itu mengganggunya, ada yang tertawa pelan, ada yang terpesona dengan Chanyeol ataupun Baekhyun, sisanya memilih mengabaikan namja itu.

Baekhyun sadar bahwa mereka sudah menjadi pusat perhatian. Lagipula tugas mereka sudah selesai sejak beberapa menit yang lalu. Sebuah buku novel yang tengah Baekhyun bacalah yang membuatnya terpaksa berlama-lama di perpustakaan bersama Chanyeol. Namun sekarang mood membacanya hilang. Baekhyun bangkit dari tempat duduknya tanpa memperdulikan Chanyeol dan berjalan untuk mengembalikan buku novel itu ke tempatnya. Sedangkan Chanyeol agak kaget melihat pergerakan Baekhyun dan berdiri dari kursi.

"B-Baek! Kau mau kemana?!"

Pengunjung perpustakaan mendelik pada Chanyeol. Namun Chanyeol tidak peduli. Ia berharap Baekhyun berbalik dan memberikan senyuman manis yang memukau untuknya.

Baekhyun tetap melangkah. Alih-alih ia menjawab, "Mau pulang." Ucapnya tanpa peduli tatapan tajam dari pengunjung perpustakaan, terlebih lagi penjaga perpustakaan.

Chanyeol yang mendengar itu secepat kilat membereskan buku-buku dan lembaran kertas hasil kerja mereka. Ia dengan gopoh mengekori Baekhyun. Ketika Baekhyun berhenti untuk meletakkan novel ditangannya, Chanyeol ikut berhenti. Setelah selesai, Baekhyun berbalik dan terkejut ketika melihat namja tiang itu berada dihadapannya dengan tiga tumpukan buku beserta buku folio tipis yang menyelip kertas untuk tugas mereka. Tak lupa tas selempang kecil Baekhyun tercangklong dibahu tegap Chanyeol. Namja itu tersenyum kepada Baekhyun.

Baekhyun mendengus. Ia bahkan lupa jika membawa tas kesini.

"Bantu aku mengembalikan ini ya, chagiya~?" pinta Chanyeol lembut. Baekhyun mendengus. Namun, merasa harus bertanggung jawab mengembalikan buku yang ia ambil dan kasihan kepada Chanyeol yang membawa tumpukan buku—yang menurut Baekhyun—berat, Baekhyun menyetujui ajakan itu.

Senyum lebar Chanyeol pun terpampang diwajahnya.

.

..

.

"Duduklah dulu!"

Baekhyun menggembungkan pipinya kesal, namun mematuhi ucapan Chanyeol. Ia dan namja tampan didekatnya seharusnya sedang dalam perjalanan pulang. Namun Chanyeol malah mengajaknya menyinggahi taman kota dan bersantai dahulu. Mau tak mau, Baekhyun menurutinya setelah Chanyeol mengancam akan menelanjanginya di pusat keramaian ini.

Memang, itu hanya omong kosong. Chanyeol tidak mungkin tega menelanjanginya atau mungkin tidak akan berani.

Tetapi jika ia nekat? Habislah.

Baekhyun menuruti bukan karena ancaman Chanyeol saja. Sebab, Chanyeol memberinya jaminan akan membelikan minuman strawberry untuknya. Berhubung ia haus karena tak minum selama berada di perpustakaan, kan lumayan menghemat uang tabungannya.

Licik? Maybe~

"Aku sudah duduk! Mana minumanku?" tanya Baekhyun ketus. Chanyeol mencubit pelan pipi putih Baekhyun dengan seringai tipis, membuat namja cantik itu melebarkan matanya.

"YA!"

Chanyeol tertawa. "Tenang chagiya~ Aku akan mengabulkan permintaanmu asal kau mau menunggu, tuan Putri~"

"Berhenti memanggilku 'chagiya' dan jangan memanggilku 'tuan putri'! Aku namja, bodoh!"

"Tapi dimataku kau tetaplah princess-ku, cha-gi-ya~"

"Kau...—ugh!" Baekhyun kehilangan kata untuk meladeni Chanyeol. Namja berambut ikat itu terkekeh pelan lalu mengacak surai coklat gelap indah milik Baekhyun yang duduk manis di kursi panjang itu. Baekhyun menepis tangan Chanyeol.

"Tunggu disini ya, jangan kemana-mana. Aku akan mencari minuman itu!" ucap Chanyeol dengan santai setelah Baekhyun menepis tangannya. Ia sudah biasa diperlakukan bergitu oleh Baekhyun. Namja tinggi itu berjalan menjauhi Baekhyun untuk memenuhi jaminan yang ia katakan. Alih-alih ia menatap Baekhyun dengan sedikit khawatir, takut namja itu menghilang dari sana.

Manik dark brown milik Chanyeol menjelajah seisi taman kota. Cukup banyak pedagang yang berjualan di taman kota. Selain halaman cukup luas, di taman kota sangat banyak pengunjung. Hal itu bisa memungkinkan mereka untuk mendapatkan hasil yang lebih banyak.

Chanyeol menghela nafas. Sejak ia berjalan sedari tadi, ia tidak menemukan penjual minuman berbau strawberry di taman kota ini. Sebenarnya Chanyeol sudah membeli minuman botol untuknya sendiri disalah satu pedangang di taman kota, namun minuman Baekhyun belum ia dapatkan hingga sekarang. Haruskah ia keluar dari taman untuk membelikan susu itu di supermarket yang lumayan jauh dari taman kota? Itu akan membutuhkan waktu yang lama. Bagaimana jika Baekhyun malah diculik? No! Ia tak mau itu terjadi. Tetapi Baekhyun bisa marah jika ia tak membawa minuman strawberry kesukaannya.

Serba salah jadinya.

"Beraneka macam susu. Dijamin segar."

Chanyeol menoleh ke sumber suara. Ia tersenyum sumringah ketika melihat gerobak susu di dekat pohon cemara disana. Chanyeo bergegas menghampiri gerobak itu.

"Adakah susu strawberry disini?" tanya Chanyeol. Pedagang yang memakai topi jerami dan jaket tebal itu mengangguk. Chanyeol agak mengernyit melihat pakaian itu. "Kalau begitu beli satu."

Pedagang itu menyerahkan sebotol susu strawberry dan memberikannya pada Chanyeol. Ketika Chanyeol akan menyerahkan uang, pedagang separu baya yang seperti ahjumma itu berkata, "Jangan bayar, nak. Ahjumma berikan untukmu gratis."

Chanyeol berbinar. "B-benarkah?"

Ahjumma yang wajahnya sedikit tertutupi topi jerami itu mengangguk. Chanyeol tersenyum lebar . Uangnya terhematkan sekarang. "Gomawo ahjumma" ucapnya dan pergi menjauhi gerobak itu, menemui Baekhyun.

Tanpa diketahui siapapun, ahjumma itu menyeringai kecil sambil menatap minuman susu yang ia berikan pada namja itu.

"Selamat meminum ramuan hasil percobaanku, wahai sosok yang malang..."

.

..

.

"LAMA!" seru Baekhyun kesal. Chanyeol meringis disela kekehannya dan duduk disamping Baekhyun.

"Mianhae," ucap Chanyeol sambil memberikan botol susu strawberry kepada Baekhyun. "agak susah mencarinya."

Baekhyun merebut botol itu dan secepatnya meminum minuman itu. Ia sudah haus, ditambah harus menunggu Chanyeol membawakan minuman jaminan itu. Secepat kilat ia meneguk susu dengan rasa kesukaannya itu. Chanyeol tersenyum senang melihat Baekhyun. Sekilas, manik dark brownnya melihat kilatan warna hijau bening dari minuman berwarna merah muda itu.

Chanyeol berkedip tiga kali.

Apa itu tadi?

Uh, mungkin ia berhalusinasi.

"Aahh~ Abasta~" seru Baekhyun dengan nada imut. Chanyeol menelan ludah paksa ketika melihat Baekhyun menjilat bibirnya yang ranum itu. Tanpa sadar, Chanyeol menjilat bibir atasnya dengan sedikit nafsu.

Chanyeol menggeleng pelan. Argh! Hentikan pikiran liarmu Chan! Bersabarlah! Bersabarlah! Tunggu tanggal mainnya!

"...yeol! Chanyeol!"

Chanyeol agak tersentak dan menatap Baekhyun. Kini Baekhyun menatapnya dengan heran. Chanyeol tersenyum kaku. "Ne?"

"Kau kenapa sih?" tanya Baekhyun kesal karena agak dicuekkan oleh Chanyeol tadi.

"O-Oh... Aku hanya memikirkan sesuatu—iya! Hahaha..." Chanyeol tertawa hambar. Baekhyun memandang curiga, namun sedetik kemudian tatapannya berubah.

Baekhyun membekap mulutnya dengan tangan lentiknya. Ia merasa mual. Tubuhnya berubah suhu, ditambah keringat dingin yang mulai muncul. Apakah ini karena susu yang ia minum tadi?

"Baek?" Chanyeol menatap khawatir Baekhyun. Ia memegang kedua sisi tubuh Baekhyun. "Gwencana?"

Beberapa detik kemudian, rasa mualnya hilang. Tubuhnya kembali normal. Baekhyun agak mengernyit. Ada apa dengan tubuhnya sebenarnya?

"G-gwencana..." Baekhyun menepis halus kedua tangan kekar Chanyeol yang berada dikedua sisi tubuhnya. Chanyeol tersenyum lega melihatnya, meski masih sedikit khawatir.

"Lebih baik kita pulang. Kajja!" ucap Chanyeol dan bangkit. Baekhyun mengangguk pelan dan menjauhkan pantatnya dari kursi panjang di taman kota itu. Mereka pun pulang dan berjalan berdampingan.

.

..

.

Baekhyun menghempaskan tubuhnya di ranjang queen sizenya. Tas selempang kecilnya sudah ia lemparkan entah kemana. Tidak tahu kenapa, tubuhnya terasa lelah.

Ini adalah kamar Baekhyun. Memiliki luas 8 meter x 10 meter, yang didalamnya terdapat ranjang queen size, meja belajar, jendela, lemari kaca, kosmetik khusus pria dan wanita juga ada, meja nakas, pintu ke kamar mandi, dan perabotan pribadi Baekhyun lainnya. Kamar itu bernuansa putih dengan lantai marmer yang indah. Jika Baekhyun mau, ingin sekali ia mengganti cat dinding kamarnya dengan warna merah muda dan tertempel gambar buah strawberry disana. Namun orang tua Baekhyun melarangnya dengan keras. Mereka bilang, kamar yang Baekhyun idamkan itu mirip kamar yeoja. Akhirnya Baekhyun melupakan kamar idamannya itu setelah mendengar kata yeoja.

He is namja, okay?

Baekhyun melepaskan nafasnya. Ia menatap langit-langit kamarnya. Kali ini ia tinggal sendiri di rumah. Orangtuanya pergi bertugas ke China. Sedangkan kakaknya, Byun Baekboem kuliah ke London. Alhasil Baekhyun tinggal sendiri sekarang.

Tinggal sendiri di rumahnya? Ia tidak takut! Ia kan namja!

Tapi agak ngeri sih...

Baekhyun merasakan sakit pada perutnya. Namja itu menghadap kesamping sambil melengkungkan tubuhnya untuk meredakan rasa sakit. Ia tidak tahu kenapa tubuhnya begini. Apakah ini karena makanan yang ia makan? Kalau tidak salah ia tidak makan apapun sore ini. Ia hanya minum susu strawberry dari Chanyeol.

Apakah karena susu itu? Apa Chanyeol memberinya susu basi?

Shit!

Baekhyun semakin melengkungkan tubuhnya untuk menahan sakit di perutnya. Sakitnya seperti kram. Baekhyun memejamkan mata erat ditengah kesakitannya. Jika nanti ia bertemu Chanyeol lagi, akan ia binasakan namja itu!

Beberapa menit kemudian, sakit pada perutnya menghilang. Baekhyun mengelap keringat dingin di pelipisnya sambil menghela nafas lega. Untung saja sakitnya cepat menghilang. Baekhyun bersyukur atas itu.

Baekhyun menelentangkan tubuhnya kembali di ranjang. Rasa kantuk menyerangnya membuat matanya minta ditutup. Baekhyun memejamkan matanya dengan tenang.

Sesaat setelah itu, Baekhyun merasakan aneh pada seluruh tubuhnya. Seluruh kulitnya seperti ditarik. Dadanya terasa naik dan pinggangnya seperti dipersempit. Baekhyun mengernyit sedikit. Ia sedikit mendesah saat merasakan organ vitalnya secara perlahan—...menyusut?

Kelopak mata itu terbuka lebar, menampakkan manik cemerlang nan indah milik Baekhyun. Ia reflek terduduk dan melihat tubuhnya.

"I-Ini..." bibir ranum itu bergetar. Matanya semakin melebar seakan ingin membuat bola mata indah itu keluar dari rongganya. Ia segera berdiri dan menghampiri lemari kaca. Ketika sampai, Baekhyun syok melihat dirinya di kaca. Suara lengkingan indah pun membahana di kamar tersebut.

"NOOOOOOOOOOOOO!"

.

..

.

TBC!
#TebarBaekhyunChanyeol


Annyeonghaseyo! :) Kali ini saya datang dengan fict absurd hasil imajinasi saya. Fict bergenre fantasy dan romance. XD

Jangan tipuk saya! Dx Seharusnya saya menyelesaikan fict lainnya yang belum complete. Salahkanlah tangan terindah saya #cielah. Tangan ini sudah gatel mau ngetik ide terupdate -_- kalau saya numpukkin ide sakit juga lho kepala. #gaknanya

Yosh! Sepertinya banyak typo. Jika memang ada tolong diberitahu, jika memang tidak ada—alhamdulillah, sesuatu! #alay

One more, please no siders, no bash, no copas, no plagiat. Hargai para Author. :) Jangan lupa tinggalin jejak. :D

Mind to REVIEW? ^^