Ether Chan proudly presents:

Can't Deny Love © Eternal Dream Chowz

Disclaimer: Masashi Kishimoto

No Plagiat It's Trully From my Brain

Pairing: Sasuke U x Hinata H, slight SasuSaku, SasoHina, NaruSaku

Genre: Hurt/Comfort, Romance, humor

Rate: T

Warning: OOC, AU, Semi-canon, alur kecepatan

Summary: Aku Hyuuga Hinata adalah heiress klan Hyuuga, bersamaan dengan kerabat jauhku, Haruno Sakura, kami harus meluluhkan hati pangeran sombong bernama Uchiha Sasuke dari klan Uchiha. Tapi kami tidak tahu bahwa rantai takdir telah terjalin sejak dulu, saat kami belum ada di dunia ini.

.

.

.

.

Suara gesekan beberapa bilah logam panjang terdengar menggema dari sudut lorong di kediaman Hyuuga. Sampai salah satu dari benda itu terpelanting ke tanah diikuti suara ambruknya tubuh beberapa prajurit berbadan tegap ke tanah berdebu di lapangan pelatihan. Yang mengalahkan mereka tak lain adalah gadis mungil berambut indigo yang dari wajahnya akan tampak bahwa ia tak akan mampu membunuh seekor semut sekalipun. Gadis itu mengulurkan tangannya, diraih oleh sang prajurit lalu berdiri tegap di hadapan gadis yang tingginya hanya mencapai tinggi bahunya.

"Kalian lengah. Konsentrasi pecah. Kerja sama tim juga kurang. Pergilah berlatih dengan Jenderal Kakashi." Ujar gadis bernama Hyuuga Hinata yang hanya menatap datar prajurit-prajurit itu dengan mata lavendernya. Para prajurit itu mengangguk patuh, sebelumn pergi mereka ber-ojigi tanda hormat. Setelah mereka pergi, Hinata berlatih sebentar. Setelah merasa cukup, Hinata menyusuri roka menuju kamarnya, di belakangnya hanya ada satu pelayan bernama Ten Ten yang selalu bersama Hinata. Hinata mengganti pakaian berlatihnya dengan kimono berwarna ungu dengan motif abstrak. Hinata adalah putrid satu-satunya dari Hyuuga Hiashi sang ketua klan Hyuuga. Ia adalah seorang putri dan juga seorang panglima perang di klan yang sangat tersohor akan strategi perang mereka. Seorang putrid lemah yang menjadi kuat setelah merasakan jatuh bangun di dunia perang dan juga dunia cinta. Cinta menyakitkan antara dirinya dan pria bodoh yang mengecewakannya. Ah, Hinata menggeleng pelan, untuk apa ia mengingat itu semua, karena yang lalu biarlah berlalu.

Ia keluar dari kamarnya bertepatan dengan munculnya beberapa pelayan yang tampak tergesa-gesa, "Nona, segera datang ke ruang utama untuk menemui Tuan Besar. Di sana sedang ada tamu istimewa dan kau harus menampilkan beberapa tarian penyambutan. Itu pesan dari para tetua." Ujar para pelayan dengan cepat, Hinata kembali ke kamar dan segera mengganti yukata non formalnya dengan kimono furisode berwarna merah, tak ada waktu mengeluh karena ini darurat. Meski dalam hati ia bertanya-tanya, siapa kiranya tamu kehormatan itu sampai-sampai para pelayan harus datang dengan sangat tergesa-gesa. Dengan dibantu oleh Ten Ten, Hinata berusaha mengganti pakaian dan mengatur tatanan rambutnya secepat mungkin.

Can't Deny Love © Eternal Dream Chowz

.

.

.

Hinata sampai di ruang utama. Perlahan ia menggeser shoji, menunggu izin dari sang ayah. "Masuklah, Hinata." Hiashi mempersilahkan Hinata masuk. Hinata menyeret langkah perlahan sampai ke tengah ruangan. Tampak di depannya tirai bambu yang tak sepenuhnya tertutup, menandakan sang tamu berada di dalam sana. Entah apa tujuan dari acara ini, yang pasti Hinata harus tampil sebaik-baiknya. Musik pengiring telah dimainkan maka dengan gerak luwes, Hinata menampilkan beberapa kombinasi gerakan halus dan gemulai. Setelah beberapa menit, sebuah tarian penyambutan tamu telah selesai ditampilkan Hinata, ia menggeser posisinya dan duduk di samping ayahnya. Tirai belum di buka, artinya masih ada acara penyambutan lain yang akan ditampilkan, shoji kembali digeser, kali ini yang masuk adalah seorang gadis seumuran Hinata yang tampak unik, rambutnya berwarna merah jambu dan iris matanya berwarna emerald, jelas-jelas bukan orang Jepang. Gadis itu menampilkan tarian yang lincah dan tampak semangat, tubuhnya yang dibalut kimono berwarna peach dengan motif bunga sakura tampak tak kesulitan saat menampilkan gerakan yang rumit dan indah, membuat Hinata makin penasaran akan gadis itu. Setelah tariannya selesai, gadis itu duduk di sebelah Hinata sambil tersenyum sumringah yang dibalas Hinata dengan senyum tipis.

Setelah agak lama, beberapa pengawal tamu itu maju ke depan dan membuka tirai bambu itu dan membawanya keluar, tampaklah seorang pria tegap berambut raven dan iris onyx kental yang sangat dikenal Hinata. Dia adalah Uchiha Sasuke, seorang pangeran angkuh dari klan Uchiha yang sangat terkenal di Jepang. Ia mengenakan hakama dngan lambang Uchiwa yang khas. Hinata menghela napas, ia sudah bosan dengan kedatangan pria yang dulu selalu membuatnya sakit hati dan merasakan pahitnya rasa cinta. Ayahnya jelas-jelas tahu bagaimana hubungannya dengan pria aneh itu dan masih tetap menyuruhnya melakukan penyambutan. Apa ini tidak salah?

Sasuke menyeringai sinis melihat Hinata, dan kepada gadis pinky itu ia malah memberi senyum cassanova nya yang sangat jarang dilihat Hinata. Hinata hanya memandang bosan sedangkan gadis pinky itu tersenyum manis sebagai balasan kepada Sasuke. dengan sedikit berdehem Hiashi memulai pembicaraan, "Mungkin kalian sudah saling mengenal tapi terlebih dahulu perkenalkan diri kalian masing-masing. Hinata?" Ucap Hiashi membuat Hinata mengangguk patuh.

"Hyuuga Hinata. Heiress klan Hyuuga." Dengan nada datar Hinata memperkenalkan dirinya, membuat senyum remeh hadir di wajah Sasuke. "Haruno Sakura. Heiress klan Hyuuga, ibuku keturunan Prancis dan ayahku keturunan Jepang. Aku adalah kerabat jauh klan Hyuuga." Ucap Sakura menjawab rasa penasaran Hinata, sekaligus membuatnya cukup bingung dengan kata 'kerabat'.

"Aku Uchiha Sasuke. aku yakin kalian sudah mengenalku, jadi apa maksud pertemuan ini?" Tanya Sasuke dengan nada tak peduli. Hiashi tak langsung menjawab dan menyuruh seorang pelayan membagikan tiga buah gulungan pada mereka bertiga. Satu gulungan putih kepada Hinata, gulungan merah untuk Sakura dan gulungan biru tua untuk Sasuke. mereka bertiga membuka gulungan itu dan membacanya, membuat mereka seketika terbelalak kaget. "Apa ini?" Tanya Sasuke sambil meremas gulungan itu agak emosi, Hinata hanya diam, lidahnya terlalu kelu untuk mengeluarkan sepatah kata. Sakura menggulung gulungan itu dan tersenyum tipis tanpa disadari oleh siapapun. Hiashi menarik napas perlahan lalu menatap Sasuke, "Itu adalah perjanjian yang dibuat oleh ibu kalian, Haruno Mebuki, Hyuuga Hikari dan Uchiha Mikoto. Sebuah perjanjian yang telah disepakati dengan darah. Janji darah antara ibu kalian yang tak boleh dilanggar. Maka oleh karena itu aku mengumpulkan kalian hari ini untuk memberitahukan hal ini. Bahwa kalian bertiga, Sakura, Hinata dan Sasuke telah ditunangkan oleh ibu kalian saat kalian masih belum lahir. Terimalah ini sebagai takdir dan jalanilah. Siapa yang mampu meluluhkan hati Sasuke, maka kalianlah pasangan takdir yang telah ditentukan sejak dulu." Hiashi selesai dengan perkataannya, Hinata berdiri dan berjalan menuju shoji, "Gomen, Tou-san. Aku tak akan menyetujui hal ini meski ibu telah menyetujuinya dengan darah ibuku dan darah ibu mereka. Sumimasen, Haruno-san, Uchiha-san, mungkin kalian saja yang akan menjalani hal itu karena aku tak berkenan." Hinata berkata dengan nada sarkatis, pandangan lavendernya tampak dingin, emosinya hampir meluap. Ia menggeser shoji agak kasar, jika ini yang dimaksud mendiang ibunya dulu dengan sebuah takdir masa depan yang telah disiapkan untuknya maka ia akan dengan segera menyerah. Tak mau tersakiti untuk kedua kalinya. Tersakiti oleh Sasuke untuk kedua kalinya.

.

.

.

Can't Deny Love © Eternal Dream Chowz

Di ruang utama, Sasuke segera berdiri menyusul Hinata keluar dari ruangan itu tanpa berucap sepatah kata pun. Ia tidak menginginkan hal ini setelah kejadian beberapa tahun lalu terjadi dengan meninggalkan luka sayatan pada hati Hinata. Ia tak ingin melukai Hinata untuk kedua kalinya. Sedangkan Hiashi hanya tersenyum tipis pada Sakura lalu pergi keluar setelah menyampaikan permintaan maaf karena sikap Hinata dan Sasuke. Meski Hiashi tak rela akan hubungan janji darah antara Sasuke dan Hinata, ia pun tak sanggup mengecewakan istrinya yang telah tiada. Saat ruang utama telah sepi, Sakura tersenyum lebar dan beranjak keluar. "Fufufu, kita akan bersaing Hinata nee-san." Ucapnya sambil terkekeh sarkatis.

.

.

.

To Be Continued

A/N: Hai minna! Ether terserang WB dan akhirnya membuat fic baru, dan lagi-lagi ini akan menjadi MC. Hahaha, gomen ne ide sangat banyak di otak Ether tapi ngelanjutin fic lagi ga selera juga. Ah, gomen ne, janji tetap janji dan Ether akan tetap update fic lain bulan Sept jadi tetap setia menunggu ya! ^.^

MIND TO

R

n

R

?

[/o]/ Thanks for all of your supports for this newbie \[o\]

Thanks for all readers, reviewer, and siders,

Arigatou minna!