Hunt in.

Jujur, saya sangat tidak rela jikalau manga Naruto bentar lagi mau tamat. Tapi apa mau dikata, saya cuma penikmat saja. . . Dan saya tertarik dengan cross DxD. Siapa yang menyangka cross itu sangatlah Banyak. Ok itu saja, maaf jika ini abal atau bagaimana, saya baru kali ini membuat Naruto DxD, Masih minim pengetahuan akan dunia DxD . . .dan ingat saya mengambil first scene di manga Naruto chapter 689 !

Warning: typo, semi canon, ooc, strongNaru!

pair: Naru x ?

#Sumary:

"Semua Shinobi berjuang bersama, tak mengenal lelah walau siksa menerjang raga. Aku selalu berjuang dan berjuang melawan ketidakadilan untuk mencapai kedamaian. Terdampar didalam sebuah dimensi sang lawan, ditemani rekan tim yang dulu menjadi lawan dan sekarang menjadi teman. Serta Sensei dan sahabatnya -atau mungkin ku sebut mantan rekan tim nya yang sudah memudar bersama lenyapnya raga rapuh nya. Kami semua memiliki masa lalu yang sulit, Sasuke, Sakura, Kakashi-sensei, dan Obito. Bahkan lawan kami pun mempunya masa lalu yang sulit diterima oleh nya sendiri. Saat dimana sercercah harapan akan kedamaian hampir kami raih di depan mata, saat itu pula semua awal dari sebuah cerita lahir dari sebuah akhir."

Susano'o Sempurna berdi di hadapan sebuah monster yang berukuran dua kalilipat dengan wujud Susano'o itu. Sang pencipta dunia shinobi yang berwujud biju dengan 2 tanduk mengias di kepalanya dengan 3 mata mengias wajahnya. Mahkluk perwujudan dari Sang pencipta dunia Shinobi, Kaguya Õtsutsuki itu menggeram kearah Kakashi yang berdiri di dalam Armor Susano'o nya. Setelah kesedihan nya karena sang sahabat telah gugur dalam perang yang ia ciptakan bersama Madara Uchiha. Obito kembali menolong nya dengan memberikan mata kanan nya pada kakashi. Dan itulah mengapa ia bisa menguasai Susano'o. Pengendalian yang cukup sempurna dalam Doijutsu itu selama perang dunia shinobi ke tiga mampu untuk nya memahami kegunaan dari mata sharingan yang di berikan Obito. Walaupun tubuhnya tak mampu bertahan lama jika menggunakan hadiah dari sahabatnya, tapi Kakashi akan semaksimal mungkin menggunakan mata kirinya, sampai titik darah penghabisan.

Dan sekarang, dengan bersatunya 2 kekuatan yang dulu terpisah. Ia kini mampu membangkitkan Susano'o. Hal yang tak mungkin terjadi karena dirinya bukanlah keturunan Uchiha. Namun siapa yang menyangka bahwa dirinya mampu melawan hal yang terbilang mustahil itu?

"Dia datang!"

Tangan atau ekor dari makhluk itu menuju Kakashi, dengan ganas. Tak tinggal diam, Kakashi langsung berkonsentrasi penuh dengan jurus yang akan ia keluarkan. Baginya, ia tak akan tinggal diam dan melihat murid nya berjuang dengan penuh kekuatan. Ia akui mungkin Ia tertinggal oleh murid didikan nya. Namun, bukan berarti dirinya tak bisa mengejar akan ketertinggalan itu.

"Bagaimana dengan yang ini!." Kakashi mulai melakukan jurusnya, dari ketiadaan munculah 2 buah Shuriken dari kedua tangan nya. shuriken itu berbentuk seperti kedua bola mata nya.

"Kekuatan Kamui!." Kakashi berteriak, Lalu susano'o nya mulai melempar Shuriken itu dengan kencang kearah tangan atau ekor dari perwujudan monster itu.

2 ekor yang menuju kearahnya dan muridnya pun terpotong dan menyerap 2 ekor tersebut kedimensi kamui yang Kakashi miliki.

"Sudah kuduga dengan kekuatan Rikudou, mata-ku semakin kuat." Kakashi menoleh kearah Sakura yang berada dalam armor Susano'o nya yang kini menatap kakashi dengan terkejut dan heran akan perubahan Kakashi.

"Sharingan Obito? Kenapa Kakashi-sensei memiliki nya?." Sungguh, dirinya sangat terkejut dengan kakashi yang baru saja menyelamatkan nya. Apa lagi mengingat Obito yang telah gugur.

"Uwoooohh! Lebih keren dari punya Sasuke!." Naruto berteriak kagum akan Susano'o sempurna milik kakashi, rasa kekagumanya mengalahkan rasa keganjilan nya sementara.

"Cakra ini?!" Sasuke pun tak luput dari keterkejutanya ketika merasakan Cakra yang tak asing lagi baginya. Belum sempat ia merasakan kekaguman nya dengan perubahan mantan guru nya, Ia melihat ke bawah mengikuti monster perwujudan dari Kaguya.

Ekor-ekor monster itu memamjang kearah tanah dan langsung menabrak tanah sehingga tanah itu luput mengalami keretakan hebat sampai bergunjang bagaikan gempa bumi.

"GROOAAARR!."

Teriakan monster itu menggema hebat ditandai udara di sekitar terhempas dengan dahsyat. Saat itu pula, tubuh monster yang pada dasarnya terlihat tak berbentuk solid itu mengembang dan terus mengembang hingga menyerupai sebuah bola raksasa. Perlahan, kulit dari monster iu menghilang dan munculah sebuah bola hitam yang besar. Mungkin itu lah mengapa tubuh monster itu berubah bentuk.

Kaguya muncul dari bawah bola hitam atau kumpulan energi itu melepas dirinya secara perlahan ia masih memandang datar kearah lawan seakan pertempuran sebenarnya telah datang. Dengan tangan kirinya yang putus, ia tak sedikit pun mempermasalahkanya.

"...yang. Memiliki seluruh cakra alam dan batasan darah." Sebuah mahkluk berbentuk wajah dari dalam bayangan baju lengan kiri Kaguya yang tergeletak dan tertusuk di tanah angkat bicara dan memandang 'ibu' nya yang keluar perlahan dari bawah Godoudama nya.

"...Angin, api, tanah, petir, kayu, Yin dan Yang... Sebuah Godoudama raksasa..." gumam nya lagi masih tak lepas dari sosok 'ibu'nya

"Dimensi pertama dimana Infinite Tsukuyomi bisa menyerap secara langsung cakra Shinobi, adalah wilayah khusus ibu!. Bijuu sudah mulai stabil dan ibu telah mengeluarkan Godoudama miliknya."

"...-Ini adalah Awal dari Dimensi yang baru. Dan kalian akan berkorban demi hal itu!."

Aku tak pernah merasa kan kebahagiaan yang sejatinya. Bahagiaku ku tukarkan dengan kebencian untuk mendapat apa itu kebahagiaan. Dulu ku berpikir; dengan bekerja keras dan pantang menyerah adalah jalan yang terbaik. Dan itu kulakukan untuk terus mencoba meraih sebuah pengakuan. Pengakuan untuk di anggap berarti bagi mereka yang memandang benci hanya karena perbuatan mahkluk di dalam tubuhku yang bahkan bukan sepenuhnya kesalahan dari mahkluk itu.

Aku pun selalu berlatih dan berlatih untuk bisa menjadi kuat. Tekadku semakin besar saat ku menyadari bahwa aku tak sepenuhnya sendiri, masih ada mereka yang selalu memandang ku ada, menyangi ku selayaknya keluarga, dan tak pernah memandang ku sebelah mata.

Satu persatu mereka yang berjuang bertujuan melindungi ku dengan alasan aku lah sang kunci untuk keselamatan dunia pun gugur di depan mata ku. Entah berapa nyawa yang hilang dari raganya aku tak tahu.

Perasaan sesak ku bertambah mengingat ku hanya bisa diam dan tak bisa berbuat apa-apa di dalam sebuah ruangan yang dulu ku belajar mengunakan cakra kurama.

Dan saat itu pula, aku menentang mereka bahwa aku bukanlah hal yang pantas untuk di lindungi. Karena aku lah, Uzumaki Naruto yang harus melindungi mereka. Karena dalam hati ini, mereka adalah teman ku! Teman seperjuangan ku! Teman yang harus ku lindungi, walau nyawa ku taruhan nya. Aku akan tetap berjuang dan berjuang demi aliansi shinobi, demi konoha, demi teman-temanku, demi Ero-sennin, demi Nagato, Demi Tsunade-baa-chan, Dan DEMI MEREKA YANG AKU SAYANGI !

Namun sekali lagi, butuh sebuah pengorbanan yang cukup besar untuk bisa menerima hasil yang setimpal, yaitu; kedamaian yang harus di selamatkan dengan bayaran sebuah nyawa.

"Sekarang!" Sasuke berteriak sembari menyerang Kaguya yang sedikit lengah akibat goresan di lengan kanan nya yang di buat oleh Kakashi.

"Jangan lupakan aku! Kita juga sesama perempuan! Shanaaroo!" Sakura datang dari atas dan melayangkan pukulan monsternya kearah kepala kaguya. "Yeaaahh!" Naruto dari samping kiri pun mencoba lebih mendekat, berlawanan dengan Sasuke. Lubang dimensi terbuka di depan Sasuke dan Naruto, lubang dimensi yang muncul dari ketiadaan itu memunculkan batangan besi yang siap mengarah ke Sasuke dan Naruto.

Kakashi yang melihat murid nya menyerang kaguya dari atas, samping kiri, dan kanan. Pun membulat ketika melihat dengan jelas batangan besi terbuka dari lubang dimensi.

"Aku tidak akan membiarkan mu! KAMUI !."

Lubang dimensi itu lenyap di pindahkan ke dimensi yang dimiliki Kakashi. Ia tak peduli bahwa dirinya kini melawan gravitasi, ia tak akan menyianyiakan kesempatan untuk bisa menyegel perempuan kelinci itu, setidaknya itulah panggilan Naruto kepada Kaguya.

Kakashi tersenyum melihat team 7 kini bersatu dan melancarkan serangan secara bersamaan. Dengan kemampuan ajaran dari 3 sannin ninja konoha yang kuat, ia seperti melihat renkarnasi dari 3 Sannin itu. Sangat keren, penuh tekad api, dan ia tak pernah sebangga ini sebelum nya. Sampai senyum yang benar-benar tulus terukir dari balik masker nya.

"Kalian sangat keren! Aku menyukai kalian!."

entah bisa di dengar oleh mereka atau tidak, ia tak peduli. Yang terpenting adalah kehangatan dalam hatinya tersalurkan dengan tulus.

kakashi tetap tersenyum walaupun ia jatuh dari atas langit setelah susano'o nya lenyap. Masih menatap mereka yang masih berjuang keras.

"[RIKUDOU FUIN!]"

Itulah, sebuah AWAL yang lahir DARI sebuah AKHIR...

:::::

BUUUUMMMM!

"Kyaaaaa!."

"Haaaaarrrggg!."

"Ada meteor jatuh!."

"Selamatkan diri kalian!."

"Cepat panggil polisi dan ambulance!."

Ya. Akihabara, adalah pusat perbelanjaan yang terkenal akan karya jepang dalam hal animasi, manga, dan sejenisnya yang sangatlah ramai akan pengunjung yang berbondong datang untuk mencari apa yang mereka inginkan.

Mereka yang berteriak adalah dikarenakan tiba-tiba saja mendengar sebuah ledakan dari sesuatu benda yang jatuh menghantam bumi. Bagai meteor yang sama sekali tak di sadari oleh mereka. Asap dari partikel-partikel tanah yang hancur bersama aspal menghalangi pandangan.

"Aaaarrrggg! Brengsek kau perempuan kelinci! Kau bawa aku kemana lagi sih?!"

"Ini akibat ulahmu bocah. cih, miris sekali aku kini tersegel lagi. Untung saja segel mu tak sepenuhnya bisa mengurungku."

"Apa maksudmu? Aku tak mengerti -dan hei! Dimana Sasuke? kakashi-sensei? Sakura-chan? Aaaarrrggg! Di sini banyak sekali warga sipil yang berteriak -ttebayo! Kepalaku pening!."

"Kau memang transmigrant dari Ashura. Penuh semangat dan bodoh."

Asap mulai menghilang, tercipta sedikit kawah 2 meter yang cekung kedalam aspal dan menekan tanah sehingga terbentuk seperti mangkuk.

Disana 2 orang berdiri saling berhadapan. Yang satu dengan jaket kuning yang sedikit compang camping, dan yang satu lagi dengan baju atau jubah putih dan kedua tanduk di kepala dan memiliki 3 mata .

"Hei ! Di sana ada 2 orang cosplayer!."

"Apa yang mereka lakukan!."

"Hei kalian! Menyingkir dari situ!."

"Kalian berisik! Membuatku pening saja." Naruto berteriak kearah sekumpulan warga yang membundar memandangi mereka berdua heran.

"Cepat lepaskan segel ini, agar aku bisa membunuhmu dan menarik cakra milik ku dari tubuh mu." Kaguya Õtsutsuki memandang datar kearah Naruto yang menatap kaguya bingung.

"Segel? Heh ap-.." sebelum Naruto melanjutkan kalimatnya, Ia pun membuka kembali perutnya.

"Se-segel nya berubah!."

"...-itu be-berarti kau tersegel di tubuh ku? Yatta! Hahaha akhirnya aku berhasil! Teme, Sakura-chan, Kakashi-sensei. Kita berhasil!."

"Kau sangat berisik." sungguh, jika saja ia terlambat sedetik saja. Mungkin ia tak bisa merasakan dunia luar lagi. Tak menyangka dirinya terikat oleh segel Rikudou fuin yang di lancarkan pemuda kuning itu padanya. Sebelum sepenuhnya ia tersegel, Ia pun mebuka celah dimensi dengan asal karena keadaan memaksanya untuk bertindak cepat. Dan kini, ia tak ada beda nya dengan seekor bijuu yang tersegel di dalam sang inang jinchuriki nya. Namun untuk kasus seperti dirinya, jelas lah berbeda. Karena ia hanya [terikat] dan tak sepenuhnya tersegel.

Tak ingin membuang kesempatan, Kaguya pun bergerak cepat kearah Naruto yang masih terlarut dengan kebahagiaanya. Mencengkram erat leher Naruto, lalu Kaguya lemparkan kearah gedung tinggi sampai menembus gedung itu seperti sebuah bola meriam.

Sangat cepat hingga warga sipil yang menyaksikan sampai tak bisa melihat aksi mereka berdua. Yang mereka lihat hanya sebuah siluet bayangan dan tiba-tiba saja sebuah [benda] melubangi sebuah gedung.

"S-sial, bijuu mode tak bisa di gunakan. Godoudama ku menghilang bersama senjutsu ku yang menipis. Perempuan kelinci itu, cih..." pandanganya menggelap, hal yang terakhir ia lihat adalah Kaguya yang terbang kearahnya dengan cepat.

'Shukaku, Matatabi, Isobou, Son, kokou, saiken, chumei, gyuuki, dan kurama... Kalian dima-... Na...'

gelap. Ya, pandangan nya mulai menggelap dan itu berarti kesadaranya mulai hilang. Entah apa yang akan terjadi nanti pada dirinya, yang ia tak tahu. Yang pasti, Perempuan kelinci itu tak akan berani membunuhnya, karena itu sama saja dengan membunuh dirinya sendiri.

Kaguya mencengkram leher Naruto yang tak sadarkan diri. Ia terbang menuju bagian barat menjauhi kota yang penuh akan gedung menjulang tinggi itu.

Sejujurnya, ia bisa saja membatalkan segel yang melekat pada dirinya. Namun, sebuah tujuan baru telah lahir setelah ia menurunkan Naruto di atas tanah yang di rimbuni oleh pepohonan yang cukup lebat. Seperti nya ini sebuah hutan di pinggiran hutan.

"Kau adalah transmigrant Ashura. Penuh tekad, pantang menyerah, selalu bekerja keras dalam meraih keinginan. Kau menggagalkan rencana ku untuk menghancurkan dunia shinobi yang telah ku ciptakan sendiri...-"

Sebatang besi keluar dari lubang dimensi yang muncul di samping nya. kaguya pun menarik besi putih itu lalu mengarahkan bagian tajam nya kearah jantung Naruto.

"Aku bisa saja membunuhmu sekarang juga... Tapi aku ingin tahu, seperti apa dirimu tanpa [penyangga tiang] yang selalu menopang mu, hidup sendirian di dimensi [kesalahan] ini." ucap Kaguya pelan dan datar. Dirinya mengingat suatu hal yang tak bisa ia terima. Sampai air bening mengalir di kedua mata bulan nya.

"Ara? Buchou, kita menemukan mahkluk yang aneh."

"Ma-ma-mata nya ada tiga!."

"Apa kah anda iblis?."

"Hei koneko-san, k-kenapa kau bergetar seperti itu?."

"Kekuatanya, mengerikan."

Kaguya menatap datar sekumpulan orang yang menghampirinya. Bukan, bukan orang. Yang pasti ia merasakan mereka bukanlah manusia.

"Bangsa Iblis..." Dirinya pun memudar, kembali memasuki inang nya yang kini tak sadarkan diri.

"dia menghilang?."

"Issei, kau bawa pemuda itu. Lalu Asia kau sembuhkan luka nya."

"Khu khu khu bukankah ini menarik, Buchou~."

lingkaran merah khas keluarga Gremory pun muncul di bawah kaki mereka dan langsung menelan mereka begitu pula dengan Naruto yang di bopong issei.

:::::

"Naruto? Naruto! DIMANA NARUTO!."

"Sasuke...-Kun."

"Apa yang terjadi? Sasuke, Sakura? Apa kalian berhasil?." Kakashi memandang curiga mantan murid nya yang kini menatap kesana kemari mencari sesuatu. Tunggu dulu, ia tak bisa merasakan cakra Na-...

"Aku yakin, Naruto telah menyegel Kaguya. Tapi aku tak bisa merasakan cakra nya. Kemungkinan terbesar adalah Naruto di kirim ke dimensi yang berbeda lagi."

"Naruto..."

Sakura diam, begitupun Kakashi. Mereka bingung, senang, dan sedih secara bersamaan. Sedih apakah mereka bisa bertemu dengan Naruto lagi, senang karena lawan berhasil di kalahkan, dan bingung mengapa bisa Naruto di pindahkan ke dimensi lain setelah berhasil menyegel Kaguya? Dan bagaimana mereka mencari jalan agar Naruto dapat kembali?

"Untuk sekarang, Sasuke apa kau masih memiliki cakra? Aku hanya bisa membuka kamui satu kali lagi. Mungkin kau bisa membawa kita ke dimensi tempat alianshi shinobi."

"Akan ku usahakan. Sakura, mendekatlah dan kau buka kamui lagi. Aku akan memindahkan mu dengan menyelaraskan dimensi kamui dengan jurus perpindahan ku dan mencari titik pusat dimensi Shinobi."

Kakashi pun menuruti apa yang dikatakan Sasuke. Sedikit kecewa sebenarnya karena mantan murid nya itu masih enggan memanggilnya dengan nama, melainkan dengan sebutan 'omae(kau)'

"Cepatlah, aku tak yakin ini bertahan lama."

"Pegang tanganku!"

Dengan angin yang terhempas oleh tekanan Jurus Sasuke, mereka bertiga berpindah ke dimensi Shinobi dengan Jurus Kamui milik Kakashi sebagai perantara dan jurus perpindahan Sasuke sebagai mediasi jembatan menuju dimensi Shinobi.

Jatuh dari ketinggian 4 meter, mereka terhempas di depan seluruh Shinobi. Dan pandangan senang sekaligus sedih terpancar jelas dimata mereka. Karena sang mentari tak bersama mereka bertiga. Bersorak sorai aliansi shinobi mendekat kearah Kakashi, Sasuke, Dan sakura.

Tanpa menyadari, salah satu dari mereka menangis. Ya menangis karena ia tak melihat sang mentari yang selalu mengisi teduh di hatinya. Dan ia selalu ingat, bahwa ia akan selalu berjuang bersama sembari menggaet tangan berdua.

"Naruto...-kun."

mungkin, mereka akan segera menyadari sang pahlawan shinobi tak lagi di dunia shinobi. Bukan berarti tak hidup, hanya ia hidup bukan di dunia ini. Entah bagaimana Kakashi, Sasuke, dan Sakura bisa menyampaikan kabar yang pahit ini pada semua aliansh shinobi. Terutama, Shinobi Konoha. Yang sejatinya adalah tempat dimana sang pahlawan Shinobi lahir...

:::::

Aku tak mengerti, dimana Kurama dan yang lain? Apa yang terjadi?

"Kurama? Kurama! Son Goku! Shukaku? Dimana kalian semua?." Tak ada jawaban, aku menatap gerbang jeruji yang dulu di singgahi Kurama. Jeruji itu kembali tertutup? Bukankah dirinya sudah melepas segel itu? Ah, aku ingat. Aku telah menyegel kaguya di tubuhku dengan Rikudou fuin. Tapi dimana Kurama dan Yang lain? Bukankah mereka sempat berjuang bersama ku?

"Kau sangat berisik Gaki(bocah)."

Siapa itu? Aku tak pernah mendengar suara ini sebelum nya. Suara ini suara perempuan, apa itu suara kaguya?

"Dimana kau? Dan siapa kau?." aku kembali mengedarkan pandanganku kearah suara yang berasal dari balik jeruji.

"Kaa-san? Kaa-san! Apa itu kau?." aku tak menyangka bisa bertemu lagi dengan sesosok wanita berambut merah di balik jeruji itu. Dan mengapa kaa-san ada di balik jeruji? Apa yang -hei! Kenapa kaa-san telanjang?

"Aku bukan orang tua mu bocah. Salahkan wanita gila itu yang menambah sesak tempat ku saja karena kau mengurungnya di sini. Dan dialah penyebab ku menjadi sekarang."

"T-tunggu dulu? Kau bukan kaa-san! Mata kaa-saan bukanlah merah kekuningan seperti milikmu, dan wajahmu lebih cantik -eh bu-bukan itu! Maksudku, apa ini ada penyebabnya dengan Kaguya? Lalu kau siap-."

"Dia kurama. Delapan biju ku lepas dan kubiarkan kembali ke dunia shinobi. Karena kau terikat dengan kurama, itulah alasan ku tak bisa menarik nya dengan mudah. Ya walaupun tak begitu sulit untuku memisahkanya dengan jinchuriki-nya."

Satu lagi suara asing terdengar, lalu munculah sesosok Kaguya yang berbaring dengan kedua tangan yang menopan kepalanya, dan ia berbaring di udara, layak nya mengambang di atas air. Tidak mengejutkan sih, mengingat ini adalah alam bawah sadar ku sendiri. Lagi pula aku lebih terkejut akan fakta yang tak begitu terpikirkan dulu olehku.

"Kau? Kau si bola bulu! Tidak... Tidak mungkin bola bulu berubah menjadi wanita secantik ini! Tidak! Aku tidak terima! Karena sejatinya bola bulu itu me-me-miliki batangan!." aku histeris, karena ini sangat membingungkan ku. Pertama, aku tak tahu sekarang dima aku. Kedua, kurama si bola bulu berubah menjadi wanita cantik bertubuh sexy dengan oppai yang menantang! Singkirkan yang bagian mesum keparat kau Erro-sannin! Kebiasan mengintip onsen-mu menular padaku. Keempat, para biju tak ada. Kelima, bagaimana caranya aku bisa kembali?

"Haaaarrrrggg Kepala ku mau pecah!." ku remas dengan kuat rambut di kepalaku berharap itu bisa mengurangi kenyataan yang mempuyengkan kepala ku.

"Cih, dari dulu juga aku ini perempuan bocah. Hanya si nenek kelinci itu -sebutan mu padanya lah yang membuatku berubah seperti sekarang. Aku bisa menjelaskan semua nya, dan kita bi pula- Hhmmpt hhmmptt!." Kaguya menutup mulut kurama dengan tangan nya berusaha agar Kurama tak memberi informasi.

"Kau ku kirim ke dimensi ini, karena ku ingin melihat. Bagaimana kau bisa bertahan tanpa ada nya penyangga tiang yang menopang mu."

apa maksudnya? Sial! Ini lebih memusingkan. Ck, brengsek kau perempuan kelinci!

:::::

sakit, uughh~ tubuhku terasa ngilu di semua persendian. Ah~ apakah ini efek akibat perang tanpa henti ? Entah berapa hari ku tak terbuai kealam mimpi, rasanya aku sangat merindukan empuknya kasur usang apartemen ku. Hei, walaupun usang begitu juga rasanya masih empuk dan layak pakai.

"A-aa..." Sial! Suara ku tak bisa keluar, perih, nyeri dan haus jelas kurasakan di tenggorokan ku.

Mataku mengerjap beberapa kali setelah sepenuhnya terbuka. Sialan kau perempuan kelinci! Dia membuatku sulit berbicara akibat serangan terakhir yg kuingat dia mencekik ku dengan kuat dan melemparku dan melubangi sebuah gedung.

Aku pun bangun dan duduk dari tidur ku, meregangkan pelan tubuhku. Dan langsung mengambil air yang ada di samping ranjang tempat ku berada. Tunggu dulu, ini dimana?

"Ara? Makhluk kuning-san sudah sembuh ternyata."

seorang perempuan berpakaian ketat berambut biru datang menghampiri ku. Setelah aku tahu pandanganya berubah yang tadinya sensual dan sekarang pandanganya menggoda kearahku. Lantas kuraba tubuhku.

Sial! Aku tak memakai baju, tapi setidaknya aku masih memakai celana.

"Nde~ boleh ku tahu namamu? Atau ku harus memanggil mu dengan sebutan Makhluk-kuning-san terus?."

Hoi hoi! Aku akui rambutku kuning, tapi tidak enak juga mendapat seseorang memanggilku seperti itu.

"Na- Uhuk, uhuk, Haahh Na-Naruto." ya setidaknya aku berhasil mengeluarkan sedikit suara. Walau tak menyangkal rasa haus masih di rasa tenggorokan ku.

"Naruto...-kun kah? Nama yang unik. Pasti orang tua mu sangat menyukai Ramen sampai beliau menamakan anaknya dengan bahan pelengkap ramen."

Bagaimana ia tahu bahwa orang tua ku sangat suka ramen? Ah aku lupa bahwa nama ku juga sama dengan bahan makanan pelengkap ramen yang selalu ku makan di teuchi-jii-san.

"Baiklah, kurasa kau butuh minum yang banyak setelah pertarungan panjang mu."

Dia tahu lagi? Aku mulai curiga denganya sekarang. Aku melompat mundur menghindari wanita itu yang masih duduk di tepian ranjang ku tadi. Memasang fose siaga siap bertarung, aku pun mencoba bernegosiasi lagi sebelum ku mengeluarkan jurus.

"Hei, aku bukanlah lawan mu. Tenanglah, jika aku lawan mu, mungkin menyerang saat kau tak sadar adalah hal pertama yang ku lakukan."

Benar juga apa katanya, aku menurunkan kesiagaanku. Tapi masih tak sepenuh percaya pada lawan bicara ku. Lagi pula aku ini shinobi, pengalaman dari petualangan bersama erro-sannin dan pengalaman dari perang great war shinobi 4 cukup bagiku mengerti mana lawan yang sebenarnya dan mana kawan yang sesungguhnya. Contoh saja zetsu putih yang menyamar menjadi aliansi shinobi dengan menyerap sedikit cakra dan kalian ingat hasilnya? Bukan sedikit aliansh shinobi yang gugur karena itu.

"Siapa kau? Dan apa yang kalian lakukan padaku?."

"Jelas saja menolong mu, bukan?."

"Dengan tujuan?."

"Apakah menolong seseorang butuh sebuah alasan tertentu?."

"Terima kasih telah merawat ku, Aku pergi. Aku harus mencari jalan pulang."

"Tunggu dulu!."

"Apa lagi? Kau mengharap imbalan? Maaf saja, aku sama sekali tak memegang uang seperpun. Dan ji-."

"Tubuhmu, aku menginginkan tubuhmu."

Heh?

"A-apa? Apa maksudmu?."

Apa maksudnya menginginkan tubuhku? Jangan-jangan dia adalah janda yang kesepian? Huuwwaaa aku perjaka yang menyedihkan jika harus menyerahkan keprawananku pada seorang janda!

"Sudahlah Akeno, jangan menggoda nya."

Siapa lagi itu? Woow mirip Tsunade Baa-chan, tapi rambutnya merah sama seperti kaa-san dan Kurama.

"Naruto-san, kau tak boleh pergi dulu. Sebelum kau menjelaskan siapa dirimu dan kau juga belum boleh pergi dengan keadaan seperti itu."

Dia tahu namaku? Hei aku bahkan hanya memberi tahukan wanita yang di panggil Akeno itu pada wanita berambut hitam biru itu. Ahh~ dia mengingatkanku dengan Hinata. Kuharap ia baik-baik saja.

"Kau tahu namaku?." aku lebih memilih bertanya dari pada mengucapkan sejuta kalimat penuh pertanyaan yang kini hinggap di kepala ku pada gadis berambut merah itu.

"Aku mendengar semua nya, dan Perkenalkan. Dia adalah Himejima Akeno, dan aku Gremory Rias."

woow, hebat juga ia bisa mendengar percakapan ku dengan Himejima-san di ruangan yang tertutup. Ngomong-ngomong aku baru sadar bahwa ruangan ini bernuansa classic. Tapi tak menyangkal bahwa teknologi di duni ini sepertinya sudah lebih maju tenimbang di dunia Shinobi.

"Aku hanya orang yang tersesat dan di lempar entah dimana oleh perempuan kelinci itu."

"Sebutan untuk wanita bermata tiga dengan dua tanduk di kepalanya?."

eh? Dia tahu Kaguya ?

"Darimana kau tahu?." entah berapa kali ku mengucap kalimat ini. Tapi aku cukup terkejut mereka melihat sosok kaguya.

"Ya kami melihatnya setelah tak jadi ingin membunuhmu dengan mengarahkan batangan besi tajam kearah jantung mu. ok, bisa jelaskan sebentar? Aku ingin mengetahui, siapa dirimu, apa dirimu, dan darimana kau berasal."

jelas saja ia tak akan bisa membunuhku, karena ia sendiri terikat dengan diriku. Sama hal dengan kurama.

"Aku? Aku Uzumaki Naruto, Aku manusia biasa yang mencari kedamaian. Dan darimana aku berasal, aku tak bisa memberi informasi lebih. Karena dalam dunia shinobi, memberi informasi tentang dirimu sendiri adalah sama hal nya kau mengantarkan nyawa mu sendiri. Jadi aku boleh pergi kan, Gremory-san."

Setelah ku mengatakan semua seperlu nya saja. Mereka malah menatapku seorang pembohong yang jelas sudah ketahuan berbohong.

"Terlibat dengan mahkluk aneh yang kau sebut -perempuan kelinci- itu menunjukan bahwa kau bukanlah manusia biasa bukan? Ah atau kau bisa jelaskan tato di perutmu itu? Atau hanya sekedar tato saja? Jujur, aku bisa merasakan hawa berbeda pada manusia umum nya. Bagaimana? Masih ingin menyangkal lagi dengan mengatakan bahwa kau hanya manusia bias yang tersesat?"

kami-sama~ aku mohon, aku hanya ingin cepat pulang! Aku tak tahu harus berkata apa lagi untuk bisa berdebat dengan Gremory ini. Ia sungguh pintar untuk menjadikan asumsi sebagai pertanyaan yang telak. Dan apa yang dia maksud makhluk di dalam tubuhku adalah kurama? Kaguya? Dan tentang segel...

"Oh~ ini adalah tato yang keren bukan? Hehe tadinya aku ingin buat di lengan kanan ku."

"Kau belum menjawab pertanyaan lain nya Uzumaki-san, maaf karena tak sopan memanggil nama depan mu."

"Hn." aku lebih memilih jawaban seperti yang biasa di pakai oleh teme. Karena jujur saja, aku tak tahu harus bagaimana.

"Ara ara~ Buchou, sepertinya Mahkluk-kuning-san ini lebih memilih menyembunyikan jawabanya."

"Baiklah, kau boleh saja tak menjawab pertanyaanku. Tapi apa kau mau menjadi budak ku?."

Budak? Pesuruh? Pelayan? Jangan bercanda! Aku adalah manusia terhormat, walaupun sedikit mesum juga setidaknya aku memiliki harga diri.

"kutolak. Maaf aku tak tertarik menjadi budak, pelayan, atau semacam nya." jelas bukan jika aku ta mau? Hoi, siapa yang mau jadi budak seseorang? Sekalipun orang yang meminta nya aku akui bahwa ia kelewat cantik.

"Bukan budak yang seperti di kepalamu, tapi budak dari Perrage ku, keluarga ku, dan kami berdua juga bukan manusia." gadis merah itu kembali bicara dengan santai.

B-bukan manusia terus kalian itu apa? hantu?.

"Kami adalah Iblis..."

Iblis.

Iblis.

Iblis.

Iblis semacam hantu kan? Ya kan?

Aku bergerak mundur dengan mata terbelalak lebar menatap 2 wanita cantik yang ternyata jelmaan iblis.

"I-iblis... Hantu... Gyaaaaaaa jangan makan aku! Ampuni aku! Gyaaaaa!."

:

:

:

:

to be continue

A/N bagaimana? saya akui ini masih sangatlah jelek, dan saya mengharap kan review dan masukan,,, jujur saya masih minim pengetahuan di dunia DxD... ok silahkan berkomentar di kolom review... gomen jika kurang memuaskan...

hunt out.