Previous chapter:

"Aku tinggal di apartement itu..." Baekhyun sedari tadi diam tiba-tiba bersuara. Telunjuk lentiknya menunjuk gedung apartement mewah di samping kirinya.

"Di lantai 5, kamar nomor 93."

Chanyeol menoleh kearah bagunan yang ditunjuk Baekhyun.

Itu gedung apartement yang ditinggalinya. Dan kamar Chanyeol terletak di lantai 5 nomor 92.


Cast: Park Chanyeol x Byun Baekhyun

Genre: Romance, School-life, Friendship.

Disclaimer: EXO punya siapa? Lupa gue nama agensinya.

Warning: Boys Love, AU, Typo(s), OOC. DON'T LIKE, DON'T READ.


Sudah satu minggu sejak Baekhyun menjadi siswa baru di sekolahnya dan untungnya Baekhyun bisa membaur dengan keadaan disekitarnya. Terima kasih untuk kerja keras Kyungsoo karena namja bermata bulat itu sudah banyak membantu Baekhyun. Kyungsoo memberitahu yang tidak Baekhyun dapatkan dari guru homeschooling-nya. Seperti piket kelas.

"Apa kita belajar di sekolah untuk menjadi pembantu?" Tanya Baekhyun pada hari ketiganya di sekolah. Kyungsoo yang saat itu akan memberinya sapu melongo.

"Kalau memang iya, kenapa Saem di rumahku dulu tidak pernah memberitahuku ya?"

Melihat wajah Baekhyun begitu polos membuat Kyungsoo sweatdrop. "Tidak, Baekhyun-ah. Kita sekolah bukan untuk menjadi pembantu." Ujar Kyungsoo.

"Ini namanya piket. Setiap orang yang belajar di sekolah pernah melakukannya. Kita akan membersihkan kelas berdasarkan jadwal yang diberikan oleh guru, itu bertujuan agar kelas kita tetap bersih sehingga kita belajar di kelas menjadi nyaman. " terang Kyungsoo panjang lebar.

"Kau mengerti?"

Baekhyun mengangguk. "Eung~ aku mengerti, Kyungsoo-yah~"

"Jadi apa yang akan kita lakukan?"

"Menyapu tentu saja. Ditanganmu ada sapu, tidak mungkinkan kau mengepel dengan itu?"

"Ah ya, kau benar."

'Oh Tuhan, tolong kuatkan aku…' batin Kyungsoo berdoa.

.

.

Saat ini sedang berlangsung pelajaran olahraga. Untuk yang satu ini, Baekhyun baru pertama kali merasakannya. Maka dari itu Baekhyun hanya duduk diam di tepi lapangan, melihat teman-teman kelasnya tengah bermain dodgedball dengan Kyungsoo yang menjadi sasarannya.

Baekhyun tersenyum setiap melihat Kyungsoo mengamuk jika Jongin yang memegang bola. Jongin selalu menggoda Kyungsoo untuk merebut bola ditangannya, sambil berkata, "Ayo, tangkap baby Soo." Yang membuat Baekhyun heran karena hanya Jongin yang memanggil Kyungsoo seperti itu.

"Baby? Bukankah itu artinya bayi? Aku baru tahu kalau Kyungsoo ternyata bayinya Jongin." Gumam Baekhyun pada diri sendiri.

"Tapi panggilan itu manis sekali. Aku juga ingin dipanggil seperti itu oleh Irene-noona. 'Baby Baek~', aku akan meminta noona untuk memanggilku seperti itu."

"Baek? Kau bicara dengan siapa?" Kyungsoo yang menghampiri Baekhyun menatap heran. Baekhyun hanya menggeleng dengan raut wajahnya yang kembali datar.

"Eobseo. Aku bicara sendiri."

"Hee?"

"Kyungsoo sudah selesai bermainnya?"

"Ne, aku kalah. Mereka semua curang, terutama Jongin! Aku tidak bisa merebut bolanya." Gerutu Kyungsoo dan wajah manisnya merengut saat melihat Jongin menghampirinya.

"Makan siang bersamaku?" Tanya Jongin pada Kyungsoo di depannya. Yang ditanya dengan cepat menggeleng. "Aku bersama Baekhyun. Kajja, Baek."

Kyungsoo menarik tangan Baekhyun namun terhenti saat Jongin meraih tangannya yang bebas. Kyungsoo mendongak menatap Jongin yang tengah menatapnya dalam. Alisnya menurun, membuat Kyungsoo yang sempat tersulut meluap seketika.

"Ini sudah dua minggu kau menjauhi, Kyung." Ujar Jongin dengan masih menatap mata bulat Kyungsoo.

Kyungsoo menghela napas.

"Aku tidak akan menjauhimu jika bukan karena kau sendiri, Kai." Desis Kyungsoo dan tanpa bicara lagi beranjak pergi.

.

.

"Kyungsoo, gwaenchana?"

Baekhyun yang sedari tadi diam melihat adegan KaiSoo bak telenovela akhirnya bersuara. Mereka sekarang ini tengah berada di ruang ganti untuk mengganti baju olahraga dengan seragam sekolah. Dan melihat Kyungsoo yang terus menunduk sejak bicara dengan Jongin membuat Baekhyun cemas.

Kyungsoo menoleh kearah Baekhyun dan tersenyum kecil, "ne, nan gwaenchana." jawabnya.

Baekhyun mengangguk-ngangguk dan kembali melanjutkan kegiatannya—melepaskan kaos olahraganya.

"Baek?" panggil Kyungsoo tiba-tiba. Namun Baekhyun tampak tak mendengar. Baekhyun masih sibuk sendiri sambil bersenandung lagu 'Puff The Magic Dragon'.

'Anak SMA menyanyikan anak-anak. Lucu sekali.' Kyungsoo memutar bola matanya.

"Baekhyun!"

"Aw! Appo..."

Baekhyun menjerit saat Kyungsoo menepuk bahunya agak keras. Untuk pertama kalinya anak baru itu menatap Kyungsoo tajam yang tentu saja tidak membuat Kyungsoo takut. Tatapan tajam Baekhyun lebih seperti tatapan anak kucing yang kau ganggu tidurnya.

"Maaf, Baek. Itu yang mau kutanyakan... bahumu kenapa?" Tanya Kyungsoo melihat bahu Baekhyun yang polos tanpa baju namun terdapat warna merah keunguan.

Bukan kissmark. Tentu saja. Itu terlebih seperti lebam.

"Kau kecelakaan? Atau berkelahi?" Tanya Kyungsoo lagi walaupun tidak yakin bahwa orang sepolos Baekhyun bisa berkelahi.

Baekhyun melirik bahunya yang tadi disentuh Kyungsoo. "Luka ini? Aku juga tidak tahu aku punya luka seperti ini sebelum kau memukulnya."

"Maaf, Baek. Apakah sakit?"

"Eoh, kau memukulku. Tentu saja sakit."

"Tapi kau yakin kau tidak tau kenapa kau bisa terluka seperti itu?" Tanya Kyungsoo lagi yang sepetinya masih penasaran. Baekhyun mengangguk.

Kyungsoo menghela napas panjang, "Baiklah… lupakan. Ayo cepat kita makan siang sebelum jam istirahatnya habis."

.

.

Suasana kantin tampak ramai seperti biasa. Disalah satu meja di sana terdapat Jongin dan Chanyeol dengan makanan mereka masing-masing. Chanyeol menghela napas melihat sahabatnya yang sedari tadi diam sambil mengaduk-ngaduk makan siangnya tanpa selera.

"Kyungsoo."

Chanyeol bersuara dan Jongin sontak mengangkat kepalanya. "Dimana?" Kepala Jongin bergerak ke kiri dan ke kanan, mencari sosok kekasihnya.

"Tidak ada. Aku hanya menyebut namanya karena sedari tadi aku memanggil namamu kau sama sekali tidak merespon." Ujar Chanyeol santai, tak mengindahkan tatapan frustasi Jongin padanya.

"Kalian masih bertengkar?"

"Menurutmu?" sengit Jongin. Kini selera makannya benar-benar hilang.

Chanyeol manggut-manggut. "Kau dan Kyungsoo…" namja dengan surai merah itu mengantung kalimatnya, "…sama-sama keras kepala."

"Sama-sama egois. Dan tidak mau mengakui kesalahan masing-masing." Ujar Chanyeol lagi. "Aku heran jika kalian bertengkar terus kenapa tidak putus saja?"

"Sialan!" Jongin sontak melempar sendoknya ke arah Chanyeol yang dengan mudah menghindar.

"Katakan itu sekali lagi maka aku akan menghajarmu. Kau tau aku sangat mencintai Kyungsoo… tidak ada dia disampingku sama saja dengan aku bernapas dengan satu paru-paru."

Chanyeol memutar bola matanya. "Dari mana kau belajar bicara chessy seperti itu? Tak heran Kyungsoo menjauhimu."

"Kau—" Jongin merasa kepalanya mendidih mendengar ocehan Chanyeol. Jongin tahu kalau sahabatnya ini tengah menghiburnya namun dengan kalimat-kalimat tajamnya itu membuat Jongin jengah juga.

"Kau sendiri kenapa tidak mencari pacar saja? Kudengar teman sekelasku ada yang menyatakan cinta padamu kemarin." Jongin mengalihkan pembicaraannya karena dia sudah sakit kepala jika terus membahas soal hubungan percintaannya dengan Kyungsoo. Masalah Chanyeol sepertinya lebih menarik karena Jongin belum pernah melihat Chanyeol menggandeng siapapun padahal ia sangat popular di sekolah.

"Yang rambutnya setengah hijau itu? Aku tidak tertarik padanya." Jawab Chanyeol tak minat.

Chanyeol ingat saat seorang gadis tinggi –tak setinggi Chanyeol tentunya—memberinya sekotak coklat dan mengatakan bahwa ia menyukai Chanyeol saat pertama kali melihatnya.

"Kenapa? Padahal Park Sooyoung cantik. Dia periang dan cukup pintar juga. Di kelasku banyak yang menyukainya, kecuali aku dan Kyungsoo tentunya karena kami saling mencintai—"

"Jongin, stop. Kau membuatku mual."

Jongin tertawa, senang juga menggoda sahabatnya ini. "Sorry, Chanyeol. Kau tahu aku hanya bercanda."

Mengabaikan Jongin, Chanyeol lebih memilih memperhatikan sekitarnya. Dan mata besarnya menangkap seseorang yang selama ini dihindarinya.

"Kau bilang di kelasmu banyak yang menyukai Sooyoung?" Tanya Chanyeol tanpa memandang Jongin.

Jongin mengangguk. "Wae? Kau berubah pikiran? Kau tertarik padanya? Kau mau—"

"Baekhyun. Apa dia juga menyukai Sooyoung?"

"Apa?" alis Jongin mengkerut bingung. Namja tampan dengan kulit tan itu mengikuti arah pandang Chanyeol. Ada Baekhyun di sana, tengah memesan makanan seorang diri. Entah dimana Kyungsoo yang selalu bersamanya.

"Namja aneh itu?" Jongin kembali memandang Chanyeol. "Sepertinya tidak. Bahkan aku tidak yakin dia menyadari keberadaan siswa lainnya di kelasku selain Kyungsoo."

"Apa maksudmu?" Tanya Chanyeol heran.

"Yah, Baekhyun tidak pernah bicara dengan orang lain selain Kyungsoo. Jika ditanya juga dijawab seadanya. Dan kudengar Baekhyun sebelumnya homeschooling, sepertinya karena itu dia menjadi sedikit aneh dan terkesan menutup diri."

Chanyeol sedikit terkejut mendengar ucapan Jongin. Tak habis pikir masih saja ada orang tua yang melakukan program homeschooling untuk anaknya.

"Kenapa kau bertanya? Tumben sekali kau menanyai seseorang seperti ini?" Tanya Jongin.

Chanyeol menghela napas. Jika ia menjawab Jongin pasti terkejut.

"Dia tetanggaku."

"APA?" –tuh kan.

"Bagaimana—"

PRANG!

Ucapan Jongin terputus saat tiba-tiba terdengar suara yang cukup keras yang membuat seisi kantin menghentikan aktivitas mereka dan melihat satu objek yang sama begitu pula dengan Jongin dan Chanyeol.

Di tengah-tengah kantin ada Baekhyun yang entah kenapa bisa berada di lantai dengan makanan tercecer di lantai dan di depan namja mungil itu ada namja lainnya yang Chanyeol ketahui bernama Junggok—Gong Junggok, kapten tim America football di sekolah mereka yang berbadan tinggi dan super besar bak pemain sumo. Tubuhnya tiga kali lebih besar dari tubuh Baekhyun.

"Apa lagi yang dilakukannya?" gusar Chanyeol. Entah kenapa dia merasa khawatir dengan keadaan Baekhyun saat ini.

"Baekhyun sepertinya membuat masalah dengan Junggok. Tamatlah riwayatnya." Ujar Jongin santai.

Tanpa sadar Chanyeol menghela napas panjang. Baekhyun sepertinya memiliki magnet sendiri untuk menarik masalah padanya. Satu minggu yang lalu namja mungil itu menumpahkan minuman pada Chanyeol dan sekarang pada Junggok. Dan sepertinya kali ini Baekhyun tidak akan selamat.

Junggol terkenal emosional. Jika marah seperti babi liar yang mengamuk. Hantam sana, hantam sini, seperti dia bertanding football di lapangan. Setelah ini mungkin saja Baekhyun remuk tertimpa badan besar Junggok.

.

.

Baekhyun meringis sakit karena ia terjatuh ke lantai dengan cukup keras. Sepertinya ia menabrak seseorang karena sibuk melamun.

"Hey, kelinci kecil. Lihat apa yang lakukan padaku."

Baekhyun mengangkat kepalanya dan melihat seseorang bertubuh besar berada di depannya saat ini. Seragam namja itu kotor karena tumpahan dari makanan yang dibawanya tadi—sama seperti yang ia lakukan pada Chanyeol satu minggu lalu.

Baekhyun bergidik ngeri melihat Junggok yang tampak menyeramkan di depannya. Namja besar itu terlihat sangat marah dan seperti ingin memakannya hidup-hidup.

"Kenapa diam saja, heh? Setidaknya ucapkan maaf padaku!" tubuh kecil Baekhyun tersentak saat Junggok membentaknya. Baekhyun rasanya ingin menangis melihat siswa-siswa lain yang berada di sana hanya diam, tidak ada yang berniat membantunya.

Junggok yang tampak geram melihat Baekhyun tak kunjung meminta maaf mengepal tangannya dan melayangkan tinjunya. Baekhyun sendiri hanya memejamkan matanya erat—pasrah dengan serangan Junggok yang akan diterima wajah manisnya.

Namun, setelah beberapa saat Baekhyun tak kunjung merasakan sakit apapun pada tubuhnya. Baekhyun hanya mendengar pekikan beberapa murid wanita yang membuatnya langsung membuka mata.

"P-Park Chanyeol…"

Junggok tampak terkejut begitu pula dengan yang lainnya. Bagaimana tidak? Park Chanyeol entah sejak kapan berada di depannya sehingga Junggok yang akan memukul Baekhyun malah mengenai wajah tampan Chanyeol.

"M-maaf, Chanyeol-ssi… ak-aku tidak berniat me-memukulmu…" sesal Junggok. Nyalinya seketika menciut melihat tatapan Chanyeol.

"Pergi sekarang atau aku akan membalasmu." Ucap Chanyeol dingin. Junggok mengangguk cepat dan berlari dengan perut besarnya yang bergetar.

Seisi kantin mendadak hening. Tidak ada yang berani bersuara. Chanyeol menghela napas panjang, tangannya menyentuh sudut bibirnya yang berdarah. Tenaga Junggok memang kuat saat memukulnya. Entah bagaimana jika pukulan tadi mengenai Baekhyun.

Baekhyun? Chanyeol hampir melupakan murid baru itu. Chanyeol menoleh dan mendapati Baekhyun tengah menatap dengan wajah pucat. Sepertinya shock. Chanyeol baru pertama kalinya melihat Baekhyun seperti itu, karena biasanya Baekhyun selalu menatapnya datar.

"Ikut aku."


ToBeContinue…


Cara saya deskripsikan ceritanya ini hancur ya dan semakin hancur karena ngetiknya sambil dengar berita tentang keluarnya Luhan dari EXO. Tapi setelah tau alasan Luhan keluar jadi ikhlas ngelepas dia. Apalagi setelah liat statusnya yang 'Aku pulang.' kayaknya dia senang banget bisa lepas dari SM dan bisa balik ke Cina.

Untuk HunHan shipper, tetap nulis fic HunHan ya :'] Sehun pasti sedih Luhan pergi nyatanya dia gak nulis OT10 di bio ig nya padahal pas Kris kemarin bio-nya OT11… dan bebrp hari lalu Sehun unfoll semua orang dan sempat nulis inisial 'L' di bio-nya yg saya kira itu inisial EXO-L tapi ternyata maksudnya itu 'Luhan' ya? Dan skrg bio-nya EXO saranghaja krn dia gak bisa nulis OT10 :'] Tetap support Luhan ya~ tonton film nya yg sebentar lagi tayang /kenapapromosi? Orz

Dan chapter kali ini udah panjang ya~ 1.6k lebih lho word nya, gak 2x scroll langsung abiskan? Haha.. makasih udah mampir~

fb: Jolanda Arya

Last Regards,

baekhyungurl