Stand By You

.

.

A YAOI FANFICTION

PRESENTED

BY

MY BEAUTY JEJE

.

.

.

DBSK FANDOM

PAIRING : JUNG YUNHO X KIM JAEJOONG

WARNING : G.A.J.E, TYPOS, MPreg, ALUR BERANTAKAN, PENCERITAAN NGEBUT, NGACO, DELUSI, DLL. HARAP TIDAK USAH DIBACA KALAU DIRASA MENGGANGGU SYARAF MATA.

Yang alergi dengan MPreg cepat-cepat lari jauh-jauh ga usah baca ya daripada tersiksa.

Menerima bashing secara gentle dengan menggunakan akun resmi, percuma membashing saya dengan menggunakan nama guest, saya sudah biasa dihina, jadi jangan ngimpi mau bikin saya ngambek xD

RATE : M

SUMMARY : Ketika Kim Jaejoong yang tak pernah terkalahkan harus menerima nasib mengandung benih seorang yang baru dikenalnya, yang awalnya tak mengetahui perihal kehamilannya.

.

.

.

.

BUGHHH

DUAGHHH

PRAKK!

DUKKK

DUKKK

KRAKKK!

"Arrghhhh…a-ampun, aku menyerah, h-hentikann aahhh…"

DUAGHHH

KRAKKK!

"Arrghhh…"

"Hyung! Berhentilah, dia sudah menyerah"

"Tidak semudah itu Junsu ya, seharusnya mereka tahu aku bukanlah orang yang mudah!"

"Setidaknya hyung sudah merontokkan giginya, ayolah hyung, apa hyung tidak bosan keluar masuk sel tahanan?"

BUGGHHH!

"Tidak sama sekali."

"Arghhhh…"

"Yah hyung! Sudah, cepat pergi sana, dan jangan sekali-kali melaporkan hal ini kepada polisi kalau ingin nyawamu selamat, dan satu lagi, jangan pernah mengejek Jaejoong hyung dengan sebutan cantik, kau sudah merasakan sendiri akibatnya kan?"

"B-Baik..hhhh"

"Yah, mau kemana Hahh? Kembali! Junsu ya, apa maksudmu menyuruhnya pergi ha? Aku belum selesai tahu!"

"Sudahlah hyung, aku bosan selalu menjadi penjaminmu saat kau ditahan hanya karena menghajar orang yang telah mengejekmu."

"Tapi mereka keterlaluan! Apa kau tidak tahu?"

"Mereka sama sekali tidak keterlaluan, mereka hanya terlalu jujur, hyung."

"Kau bosan hidup ya bebek?"

"Hehehehe"

Wajah imut namja bersuara nyaring mendadak memasang cengiran lebarnya saat wajah namja dihadapannya memasang tatapan datar dan dingin seakan hendak menyayatnya dengan tatapan tajam dari kedua bola mata besar namja yang dipanggilnya dengan sebutan hyung tersebut.

Kim Jaejoong namja yang dipanggil dengan sebutan hyung oleh namja berwajah dan bersenyum imut bernama Kim Junsu itu baru saja menghajar seorang namja dihalaman belakang sebuah kampus yang sepi, tak satupun yang melihat kejadian penganiayaan itu selain Junsu. Jaejoong sengaja menggiring pemuda yang telah terang-terangan merendahkan harga dirinya setelah menghinanya dengan dengan sebutan cantik.

Padahal pemuda tersebut adalah mahasiswa baru, pindahan dari bagian barat Korea, tak sengaja berpapasan dengan Kim Jaejoong saat akan menuju kantin kampus mereka, melihat wajah mempesona milik seorang Kim Jaejoong yang kebetulan adalah seorang pemegang sabuk hitam bela diri Taekwondo merangkap Kingka dikampus tersebut yang belum pernah ada yang mengalahkannya.

Hanya menyuarakan pendapatnya melalui sebuah kejujuran atas apa yang telah dikaguminya, namun berakhir dengan rontoknya susunan gigi atasnya. Benar-benar hari yang naas bagi Lee Jonghyun, mahasiswa pindahan tersebut.

Andai saja sebelumnya ia sudah mengetahui jika Jaejoong sangatlah alergi mendengar kata cantik yang kerap menjadi asal muasal masalah yang sering menjadikannya penghuni tahanan sel polisi, Jonghyun tak akan pernah memuji namja yang menurutnya memiliki wajah sangat bersinar itu.

"Hyung, ini." Junsu mengulurkan sekaleng minuman dingin kepada Jaejoong yang sudah menyandarkan punggungnya ditembok belakangnya. Jaejoong cepat menyambut dan membuka tutup kaleng minuman bersoda tersebut.

Jaejoong meneguk minuman itu dengan rakusnya, rupanya menghajar pemuda tadi cukup menghabiskan energinya. Junsu memperhatikan sahabatnya yang sudah dianggapnya sebagai hyung-nya sendiri, lantaran mereka sama-sama berada ditingkat 2 di Sogang University yang terletak dipusat kota Seoul tempat mereka berada dengan jurusan yang sama, yaitu Bisnis.

"Ahhh…" Jaejoong mendesis nikmat saat merasakan air dingin berkarbonasi tersebut melewati tenggorokannya yang kering. Kembali Junsu hanya dapat memperhatikan leher mulus Jaejoong yang nyaris tanpa jakun tersebut saat menikmati minumannya.

'Hahh…wajah seperti putri kahyangan seperti itu ingin dikatakan manly dan gagah…bahkan jakun-pun kau tidak memilikinya, hyung.' batin Junsu saat 'menikmati' wajah Jaejoong tampak samping selagi menikmati minumannya.

"Berhenti menatap wajahku seperti itu Junsu ya, atau kau mau bernasib sama seperti namja sialan tadi ?" lirih Jaejoong masih menikmati tegukan demi tegukan minuman kalengnya, sedang Junsu disebelah hanya tersenyum tipis, mengarahkan pandangannya keatas pohon akasia rindang dihadapan mereka.

"Hyung seharusnya merasa bersyukur dianugerahi kelebihan yang tidak semua manusia memilikinya"

"Maksudmu apa Junsu ya? Aku dengan senang hati mau bertukar wajah denganmu jika kau mau"

"Manusia memang tak pernah merasa puas, eoh?" Junsu tersenyum tipis.

"Tidak usah menyindirku Junsu ya, kau tidak pernah merasakan bagaimana menjadi aku yang harus selalu menghiraukan tatapan penuh heran orang-orang yang bingung akan genderku saat melihat wajah dan tubuhku, apa aku harus setiap saat menjelaskan kalau aku ini laki-laki sejati? Dan kau tahu bagaimana aku selalu diejek tenam-temanku saat kanak-kanak dulu, dan bagaimana rasanya dengan penuh keterpaksaan belajar bela diri hanya untuk menghindari usaha pelecehan yang kerap dilakukan para laki-laki brengsek jika aku harus pulang malam, aku bosan Junsu ya, apa aku tidak boleh menyesali kekuranganku ini?"

"Hyung harus percaya jika kelebihan yang hyung anggap sebagai kekurangan itu kemudian hari malah akan menguntungkan, bahkan membahagiakan hyung, aku yakin itu, Tuhan pasti memilki maksud dengan mempercayakan keistimewaan tersebut kepada hyung."

"Cihh, bahkan tak ada satupun yeoja yang menginginkanku."

"Kata siapa hyung? Kemarin Yoona menanyakan nomor ponselmu kepadaku, kemarinnya lagi Jessica malah meminta alamatmu, bahkan Jihyo terang-terangan ingin menanyakan sesuatu tentangmu hyung"

"Huh? Menanyakan apa?"

"Menanyakan merk lipglossmu, ia penasaran dengan warna merah alami bibirmu, hyung, hahaha"

"Yah! Sudah bosan hidup kau Kim Junsu!"

Plak!

"Ishh hyung kejam sekali" Junsu mengusap pipinya yang merah bekas tamparan Jaejoong yang tidak bisa dikatakan pelan.

"Sekali lagi kau menghinaku, akan kurontokkan gigimu seperti namja malang tadi!" desis Jaejoong menyeramkan, Junsu hanya dapat memajukan bibirnya saja. Susah berhadapan dengan sahabatnya yang tidak mau menerima anugerah Tuhan dengan lapang dada.

Tes

Tes

"Hyung…" wajah Junsu terfokus tepat pada sesuatu yang tiba-tiba menetes dari salah panca indera Jaejoong, Jaejoong sama sekali tak menyadarinya dan tidak mengindahkan panggilan Junsu, sibuk memainkan kaleng bekas minumannya yang telah kosong.

Tes

"Hyung…" kali ini Jaejoong mengarahkan pandangannya kearah Junsu yang malah terlihat senyum-senyum tak jelas.

Sreettt~

"Ini…pantas saja emosi hyung tidak stabil, hehehe"

"Eh?" Jaejoong tampak kebingungan melihat Junsu yang tengah menyodorkan selembar tissu kepadanya, seakan mengerti reflek ibu jarinya mengusap sesuatu berbau amis yang dirasa keluar dari rongga hidungnya.

"Hhhhh…merepotkan" mendesah kesal, Jaejoong segera menyambar lembaran tissu dari genggaman Junsu langsung mengusapnya tepat kearah kedua lubang hidungnya yang mengeluarkan tetesan berbau anyir berwarna merah pekat.

"Sepertinya tamu bulanan hyung sudah datang, pantas saja hyung tak bisa mengendalikan emosi"

"Ck, aku titip absenku untuk tiga hari kedepan" Jaejoong beringsut dari duduknya setelah menyumpal hidungnya menggunakan gulungan tissu yang diberikan Junsu, sedangkan Junsu namja imut itu masih setia pada posisinya.

Jaejoong melangkah menjauhi junsu yang terus memandangi tampak belakang tubuhnya. Junsu menarik nafas dalam-dalam, sebelum kemudian menghembuskannya kembali.

"Hhhh…tak terbayangkan merepotkannya jika menjadi seperti dirimu hyung, wajar saja kau selalu memprotes Tuhan yang menjadikanmu seperti ini"

Junsu beralih posisi kebawah pohon akasia rindang dihadapannya, merebahkan tubuhnya mencoba memejamkan kedua matanya, melupakan jika masih ada dua mata kuliah yang mesti diikutinya hingga sore hari nanti, rasa enggan mendadak timbul mengingat Jaejoong hyung yang selama 3 hari kedepan tak akan bersamanya dikampus, dikarenakan tamu bulanan yang rutin mengganggu aktifitas Jaejoong setiap bulannya.

Junsu dan Jaejoong telah bersahabat sejak kecil dan mereka telah mengetahui setiap kelebihan dan kekurangan didiri sahabatnya.

Sejak berumur 14 tahun atau ketika memasuki masa pubertas Jaejoong yang dulunya selalu diolok-olok oleh teman sepermainan mereka karena memiliki wajah cantik melebihi kecantikan seorang wanita didiagnosa seorang dokter ahli lantaran penyakit mimisan yang kerap timbul secara rutin ditiap bulannya, membuat Mr Kim ayah Jaejoong khawatir setengah mati.

Setelah melakukan rangkaian pemeriksaan dirumah sakit terbesar kota Seoul maka Jaejoong ditetapkan mengidap suatu gangguan hormon yang menyebabkan lebih banyaknya hormon progesteron ditubuhnya yang membuat fisiknya lebih menyerupai kaum hawa meski ia memiliki sesuatu yang 'panjang' dibawah sana.

Lihatlah, kulit yang putih mulus, halus tanpa bulu-bulu sedikitpun, bahkan ketiaknya tak memiliki satu helai bulu-pun. Wajah cantik, warna merah alami pada bentuk bibir penuhnya dengan bagian atas yang mencebil persis bibir seksi milik model wanita saat menjadi bintang iklan lipstik terkenal, dua bola mata yang menyerupai mata rusa betina, begitu bening berkilat.

Sungguh melihat tampak luar Jaejoong tak akan satu-pun yang menyangka jika ia adalah seorang namja pemegang sabuk hitam taekwondo, kingka dikampusnya bahkan seringkali keluar masuk tahanan karena terlibat perkelahian diluar maupun didalam lingkungan kampusnya.

Gangguan hormon yang disebut dokter ahli dengan 'Male Pregnancy" itu semakin hari semakin merepotkan Jaejoong yang saat ini tercatat sebagai mahasiswa Sogang University karena keadaannya yang terlahir dengan sebuah rahim diperutnya, belum lagi tamu bulanan yang berbentuk 'mimisan' kerap mengganggu aktifitasnya, karena ia harus rela membolos kuliah disaat siklus haid yang berupa mimisan itu tengah banyak-banyaknya, yaitu pada hitungan hari kedua dan ketiga.

Dokter menjelaskan jika seorang Male pregnancy akan mengalami 'datang bulan' layaknya wanita pada umumnya, namun karena tidak memiliki vagina maka ia akan melewati rongga hidungnya. (Maaf saya ngaco sodara-sodara)

Dan Jaejoong harus menerima itu dengan lapang dada. Beruntung ia memiliki seorang ayah yang penuh pengertian. Meski seorang single parent, Kim Hyunjoong sangat menyayangi putra tunggalnya walaupun tak bisa secara penuh memperhatikan sang putra selama 24 jam karena kesibukannya sebagai pemilik perusahaan keluarga turun temurun untuk memenuhi kebutuhan Jaejoong yang gemar belanja.

Untuk menutupi kekurangannya itulah Jaejoong membentuk pribadinya sebagai pribadi pemberontak, keras, ugal-ugalan, pemabuk, dan kaku.

Bahkan seumur hidupnya Jaejoong tidak pernah mengenal sosok ibunya sama sekali, jika ditanya Hyunjoong hanya akan tersenyum dan menanyakan apakah kasih sayangnya selama ini masih kurang? Dan Jaejoong mulai berhenti mempertanyakan masalah ibu kandungnya semenjak ia masuk kuliah bersama Junsu sahabat sejatinya.

Bisa dikatakan Junsu adalah bayangan Jaejoong yang mengetahui luar dalam Jaejoong secara utuh.

Junsu merasa sedikit beruntung dari keadaan Jaejoong, paling tidak ia masih memiliki orang tua lengkap dan ia tak pernah direpotkan dengan siklus bulanan yang Jaejoong miliki. Hanya keadaan ekonomi keluarganya yang pas-pasan membuatnya selalu menumpang kendaraan pribadi Jaejoong setiap saat kemana saja mereka pergi.

.

.

.

"Hyuuuuung, bogoshippo…ottokhe? Apa masih keluar? Ini hari kelima, eoh? mengapa masih memakai masker?"

"Yah cerewet! Bisa-bisa rahasiaku ketahuan jika kau teriak-teriak begitu"

"Hehehe, mian hyung, soalnya tak biasanya hyung memakai masker dihari kelima hyung datang bu…hhmppptt."

Junsu gelagapan saat telapak tangan Jaejoong sukses membungkam mulut cerewetnya yang hampir membongkar aib Jaejoong.

"Sekali lagi kau cerewet, kurontokan gigimu biar tidak bisa bicara sekalian! Ini lihat!" Jaejoong membuka sekilas maskernya mempertontonkan sumpalan tissu dikedua lubang hidungnya.

"Omoo, tidak biasanya banyak hyung, sepertinya hyung dalam masa subur, hehehe berhati-hatilah hyung bisa…pssstt…psssttt" Junsu meneruskan kalimatnya dengan berbisik ditelinga Jaejoong, ia tak mau ambil resiko ketampanannya berkurang akibat gigi depannya rontok ditonjok sahabat galaknya.

Junsu tertawa lebar saat melihat reaksi wajah memerah Jaejoong saat mendengar bisikannya, demi apa saja, wajah Jaejoong yang paling menggoda adalah disaat ia merona seperti itu.

"Yah Junsu! Aku masih suka yeoja tahu! Dan aku tidak akan berada dibawah! Catat itu!" bentak Jaejoong yang dibalas cengiran khas Junsu.

"Eung kyang kyang…kapankah hyung akan menerima semuanya, aku yakin suatu saat hyung akan menerima posisi hyung sebenarnya"

"Selamanya tidak akan terjadi Junsu ya, aku bersumpah, bahkan Tuhanpun tak akan memutar balikkan takdirku" jawab Jaejoong yakin sembari mengejar Junsu yang berlari mundur berusaha mengejeknya.

"Hyung kau bahkan telah mendahului Tuhan, eung kyang kyang…" Junsu mengeluarkan tawa khasnya dan segera membalikkan badannya bermaksud mengambil langkah seribu.

"Yah mau kemana kau lumba-lumba! Berhenti! Akan kukuncir mulut cerewetmu itu!" Jaejoong siap mengejar Junsu yang dengan slow motion akan membalikkan badannya, namun sesuatu berbentuk besar yang berada dibelakang Junsu menghentikan gerakannya seketika.

BRUKKK!

"AHHH…" Dan Junsu sukses terjengkang dilantai koridor kampus mereka.

"Kau! Berani menyentuh Yunho sama!"

DUKKK!

"Arghhhh…"

"Junsu ya! Yah kalian! Berani sekali menyentuh sahabatku! Kalian cari mati rupanya!"

Jaejoong mengepalkan erat genggamannya saat melihat Junsu terkapar kesakitan setelah mendapat tinju dari salah satu dari tiga orang yang tak mereka kenal lantaran Junsu telah menabrak salah satu dari tiga namja berbadan atletis yang tiba-tiba muncul dihadapan mereka.

Salah satu dari tiga namja itu yang memiliki postur paling pendek dan berjidat lebarlah yang telah menyarangkan bogemnya diwajah Junsu hingga terjengkang kebelakang.

"Kurang ajar!"

BUAGHH

DUAGHH

PLAKK!

PLAKK!

Tendangan, pukulan bertubi-tubi pun tak dapat ditahan oleh sang kingka pemegang sabuk hitam taekwondo tersebut, Jaejoong melepaskan jurus bela dirinya kepada sasarannya sijidat lebar yang hanya mengelakkan dirinya saja dari pukulan mautnya tanpa berusaha membalas sedikitpun.

Anehnya tak ada tanda-tanda kesakitan sedikitpun yang dialami namja berjidat lebar tersebut, ia hanya terhuyung beberapa langkah saja padahal Jaejoong biasa merontokkan gigi dan mematahkan tulang siapa saja yang pernah merasakan pukulannya itu.

Jaejoong melepas masker beserta sumbatan tissu dihidungnya dan membuangnya kesembarang arah.

"Yah, ayo maju lawan aku!"

BRUGHHH

DUKKKK

PRAANGG

SRAKKK

Kali ini sasaran Jaejoong adalah namja berwajah kecil yang berada ditengah-tengah ketiganya yang telah ditabrak junsu barusan, namun pukulannya segera dihadang oleh namja disebelahnya yang berbadan paling tinggi menjulang, ia bermaksud menghalangi Jaejoong dengan membentengi namja berwajah kecil itu dengan tubuhnya sendiri, dan anehnya namja tiang itu malah sama sekali tak bergeser dari posisinya, berbeda dengan namja berjidat lebar yang sempat sedikit terhuyung.

Hahh…hahh…

Jaejoong menyeka keringat yang mulai membasahi pelipisnya, meski merasa mendapat lawan yang tangguh tak sedikitpun gentar didalam hatinya.

Perlahan ia melangkah mendekati pria ditengah yang seolah dilindungi oleh kedua temannya tadi. Pria itu memberi isyarat kepada temannya yang masih membentenginya agar menyingkir dan memberikan jalan kepada Jaejoong untuk mendekat.

Jaejoong melangkah dengan tatapan tajam mengarah kedua mata musang milik pria berwajah kecil dan aneh menurutnya.

"Hey alien! katakan kepada teman-teman anehmu ini, jangan sekali-kali mengganggu ketenangan kingka kampus ini, dan suruh temanmu yang berjidat lapangan parkir itu untuk minta maaf kepada temanku!" Jaejoong mengumpat tepat didepan wajah pria berwajah kecil itu dengan menunjuk-nunjuk tepat didepan hidung mancung pria tersebut.

"Singkirkan tanganmu dari wajah Yunho sama" namja bertubuh jangkung berusaha menyingkirkan jari telunjuk Jaejoong yang berada tepat dihidung temannya, namun pria itu hanya mengangkat sebelah tangannya menghalangi perbuatan sijangkung disebelahnya.

"Biar saja Changmin shi" pemuda jangkung itu menurunkan tangannya dengan sedikit tak rela.

Pria berwajah kecil itu tanpa diduga malah mengambil langkah maju kedepan hingga dadanya dan dada Jaejoong bersentuhan, membuat Jaejoong kaget bukan kepalang apalagi dengan jarak sedekat ini semakin terlihat jelas perbedaan tinggi mereka yang amat mencolok, kepala Jaejoong hanya mampu mencapai bahu pria yang diakuinya memang tampan dan berkharisma dengan garis rahang tegas meski tanpa senyuman menghiasi wajahnya sama sekali.

"Yah! M-mundur!" tentu saja Jaejoong merasa canggung dengan jarak sedekat ini, ia sangat mengkhawatirkan warna mukanya saat ini, rasa panas pada wajahnya cukup menjelaskan warna yang tengah menghiasi kulit putih mulus pada wajahnya itu.

Wajah dingin pria bersorot mata musang itu tak memberikan reaksi apa-pun atas bentakan peringatan Jaejoong, pandangannya sedari tadi hanya fokus pada daging lembut berwarna merah darah yang terus bergerak-gerak karena kecerewetan pemiliknya.

"Kalian tahu siapa aku, hah? Kalian telah mencari mati dengan berurusan denganku dikampus ini! Apalagi telah melukai sahabatku, dan..hmmphhftt, mmppffttt"

"Uwoooo Hyung, aahhh mataku."

Junsu sontak menutup mata dengan kedua tangannya tak menyangka jika pria tinggi tegap yang berada tepat dihadapan Jaejoong itu malah menyambar bibir sahabatnya tanpa ampun, bahkan ia tak memberi kesempatan Jaejoong menyelesaikan kalimatnya sampai habis.

"Mmphtt, humpphhtt, mmhh, hhhaaahh…K-kurang ajar, yah apa yang kau lakukan!"

PLAKKK

PLAKKK

PLAKKK

Tiga kali tamparan bertubi-tubi tak ayal mampir dipipi pria tegap tersebut setelah Jaejoong berhasil melepaskan tautan bibir mereka, untung saja pria tersebut tidak sempat memasukkan lidah basahnya kesela-sela bibir Jaejoong yang memberontak sekuat tenaga.

"Kau cari mati!" Jaejoong mengusap bibirnya yang dipenuhi saliva pria dihadapannya dengan punggung tangannya, sementara pria tersebut hanya tersenyum tipis seolah tak merasakan tamparan yang baru saja diterimanya, bahkan keadaan wajahnya sama sekali tidak menunjukkan jika ia baru saja terkena tamparan keras.

Pria tampan tersebut kembali tersenyum kecil merespon ancaman Jaejoong yang tidak main-main sama sekali, kemudian ia mulai berlalu dari hadapan Jaejoong yang masih memasang tampang mengerikannya.

Sreettt

"Baru berciuman saja sudah mimisan" Pria tampan berbibir hati itu mengusap darah yang menetes dari lubang hidung Jaejoong dengan ibu jarinya sebelum melangkah lebih lanjut dengan memasang wajah datarnya. Lupakan Jaejoong yang kepalanya sudah mulai berasap.

"Yah, mau kemana, kembali dan ayo lawan aku, kalian semua banci tidak ada yang berani melawanku!" Jaejoong terus mengumpat sementara ketiga pemuda itu telah melangkahkan kaki jenjang mereka mulai menjauh dari sosok Jaejoong yang murka dan junsu yang masih terbengong-bengong.

"Maaf kami tidak mau melukai wanita" ujar pria berbibir hati dari kejauhan yang masih jelas terdengar ditelinga kedua orang dibelakang mereka.

"KURANG AJAR!"

"Eung kyang kyang"

.

.

.

Ottokhe? Tbc? End? Delete?

Segera menyusul lanjutan ff saya yang lainnya, gomawo…

Twitt : Peya_ok

Palembang, 8/21/2014

3:50 PM