Unpredictable

Chapter One.

JJ (Jaebum x Junior), MarkNior (Mark x Junior -selingan-) and another couple..

AU (Alternative Universe), etc.

Rate: M aka Mature aka Dewasa

!WARNING!

Ini fanfic pertama saya, jadi kalau jelek ataupun banyak typo mohon dimaklumi

Kritik? Boleh saja. Asal jangan menghina castnya.

Don't forget to RnR

"Jadi bagaimana?" Partner itu bertanya pada sang fotografer atau dengan bahasa lain, sang bos.

Fotografer yang berada di hadapannya itu hanya mengangguk pelan. Nama fotografer itu adalah JB alias Jaebum, bukan Justin Bieber ataupun Joko Bodo.

"Memangnya tidak ada konsep lain?" Tanya JB, mencoba menolak ide sang partner alias Jackson. Jackson hanya mengedikkan bahu, pertanda ia tidak tahu.

"Entahlah hyung, satu-satunya daily activity sehabis summer hanyalah back to school. Dan staff yang lain juga ingin menulis artikel tentang sekolah"

"Memangnya majalah kita ini majalah anak-anak?"

Jackson menggeleng heran, dalam hatinya ingin sekali ia menjitak JB yang sangat keras kepala dan berlidah tajam.

"Yasudahlah, persiapkan semuanya. Besok kita akan melakukan pemotretan di SOPA" ujar JB seraya mengambil tasnya yang berisi lensa dan kamera. Ini sudah saatnya istirahat dan menikmati waktu luang sejenak.

Sang partner menghela nafas, bosnya yang satu ini memang semaunya sendiri. 'itulah yang membuat wanita menjauhinya' batin Jackson. "oi wang, ayo makan siang bersama. Biar aku yang traktir" JB mengajak Jackson tiba-tiba dan membuatnya terperangah. Sejak kapan bosnya ini menjadi baik? Ah sudahlah, yang penting dia ditraktir.

.

.

.

Bau harum tercium di restoran itu. Restoran yang ada tepat diseberang kantor JB dan Jackson. Restoran itu cukup mewah, namun karena kurang bersih membuat restoran itu tidak ada bedanya dengan restoran murahan yang lain.

Di meja nomor 22 terdapat dua orang pria yang sedang menunggu pesanan mereka. Untuk mengusir rasa bosan dan rasa canggung, mereka-pun mengobrol layaknya seorang teman.

"Hyung, umurmu itu sudah 20 tahun. Apakah kau tidak ada rencana untuk memiliki seorang pacar?"

Coughs.

Pertanyaan Jackson berhasil membuat Jaebum batuk karena kaget. Jarang sekali Jackson menanyakan hal pribadi semacam ini. Itu semua karena Jackson harus menghormati JB sebagai bosnya. Tapi sekarang adalah jam istirahat, tidak ada kata bos dan bawahan di luar jam kerja.

"eng.. begitulah. Aku sedang tidak ingin mempunyai pacar"

JB memang berbicara jujur. Tidak ada yang dia bohongi, dia memang sedang tidak ingin mempunyai pacar. Kenapa?

Karena dia mempunyai alasan untuk itu.

o0o

besok paginya…

"Hana, dul, set"

Lampu blitz kembali menyala selama beberapa detik saat JB menekan salah satu tombol yang berada di kamera kesayangannya. Kamera itu terus 'menangkap' aktifitas-aktifitas yang dilakukan anak-anak sekolah. Ada yang saling mengobrol, ada yang bermain, ada yang berolahraga dan ada juga yang sedang belajar bersama.

Namun hanya satu objek yang menarik perhatian JB..

Seorang pria yang (mungkin) sedang mendengarkan lagu menggunakan earphone berwarna biru. Pria itu tersenyum, tatapannya kosong. 'Seperti sedang senang tapi disisi lain dia terlihat frustasi' batin JB. Tentu saja JB tahu, karena dia telah memotret ribuan model dengan ribuan ekspresi.

'JEPRET'

Kameranya berhasil menangkap moment itu. JB sangat yakin orang itu akan merasa terganggu. Tetapi ia tidak peduli, yang terpenting sekarang adalah pekerjaannya cepat selesai.

"Jangan ganggu pacarku"

Seseorang dengan rambut merah menghampirinya. Butuh beberapa saat untuk JB supaya dia bisa menyadari siapa yang sedang berada didepannya saat ini. Orang ini adalah pria, dan dia mengakui bahwa model yang JB foto itu adalah pacarnya.

"PFFFTTTT" Tawa JB seakan ingin meledak. "dia pacarmu? Aku tidak menyangka bahwa sekolah ini memperbolehkan adanya pasangan gay"

JB mengarahkan lensanya ke arah pria dengan earphone biru tadi, dan lagi-lagi ia memotret pria itu tanpa memperdulikan tatapan tajam pria yang ada dihadapannya.

"Maaf, tapi aku tidak suka main-main" Pria itu menarik kamera JB secara paksa lalu menghempaskannya ke tanah. Dan kamera itu langsung.. rusak. Tentu saja.

"ige mwoya.." JB langsung mencengkram kerah seragam pria itu.

Kamera bermerk Canon itu sudah menjadi teman dan sahabatnya sejak ia baru memasuki dunia fotografi, bahkan JB pernah berkata bahwa ia akan menjaga kameranya seperti ia menjaga anaknya kelak.

Namun sekarang kamera kesayangannya itu pecah, rusak, dan telah menjadi barang rongsokan.

"MARK YIEN TUAN! KAU BERULAH LAGI!"

Seorang pria paruh baya menghampiri mereka berdua lalu menjewer telinga pria yang dipanggil Mark Yien Tuan itu. JB berusaha mati-matian untuk menahan tawanya.

"tapi.. dia menganggu-"

"APA? MENGANGGU PACARMU? MEMANGNYA PACARMU ADA BERAPA SIH? CEPAT KE KANTOR GURU"

Akhirnya, pria baruh baya itu membungkuk dengan maksud meminta maaf kepada JB. JB hanya tersenyum tipis pertanda bahwa itu tidak apa-apa. Mark hanya menatapnya kesal lalu berjalan gontai ke arah barat, tepatnya ke kantor guru.

"m-maaf…"

JB menoleh ke belakang dan dia mendapati seorang pria bermata sipit yang sedang menunduk. Dia adalah Junior, atau biasa disingkat Jr. dialah yang menjadi model JB tadi.

"Katakan pada pacarmu kalau dia harus mengganti kameraku yang sangat berharga ini"

"Baiklah. Ini murni kesalahanku, jadi-"

"kalau begitu kau harus menggantinya" ucap JB ketus.

Jr menghela nafas, seakan-akan ada banyak masalah yang sedang dihadapinya. "Tolong simpan nomorku" Dia menyodorkan secarik kertas berisi angka-angka dan beberapa huruf. Tanpa basa-basi, JB mengambil kertas itu.

"oh, namamu Junior. Untuk apa kau memberikan nomormu? Supaya kau bisa menghubungiku lalu menjual tubuhmu agar bisa mengganti kameraku? Sayang sekali, aku bukan seorang gay sepertimu. Aku tertarik pada gundukan boobs besar dan aku sama sekali tidak tertarik pada bokong kenyal seorang lelaki." Ujar JB kasar dan penuh penekanan.

Pipi Jr berubah menjadi merah, dia menggigit bibirnya untuk menahan amarah.

"Aku hanya ingin kau memberikan nomormu juga. Agar aku bisa menghubungimu ketika aku mempunyai uang untuk mengganti kameramu"

Tanpa wajah berdosa, JB mengeluarkan kartu nama dan langsung menyelipkannnya ke kantong Jr.

"ini"

Jr mengepalkan tangannya. Dia merasa harga dirinya dijatuhkan kembali. dan ini karena dua orang..

Mark dan JB.

.

.

.

"Satu hal yang harus kau ingat,

Aku gay.

Tetapi aku masih punya sopan santun"

To Be Continued

HUAAAAAAAAA WEIRD YA?

Baiklah. Ini memang sangat-sangat weird karena ini fanfic pertama saya. Kritik dan saran sangat sangat sangat sangat saya perlukan.

Oh iya, karena saya baru berkecimpung di dunia fanfiction(?), mari kita berkenalan. Nama saya Chika Salsabila. Panggil saja Chi. Saya adalah seorang ELF dan I GOT7 dan juga fxstan dan juga storia, dan saya FUJOSHI! \m/ well yeah sebenarnya saya juga otaku, tapi saya tidak bisa menulis ff dengan cast anime. Gomen=w=

OTP saya di SJ? KyuMin ofcourse! Tehehehe. Dan OTP saya di GOT7 itu JuniorJaebum. Junior seme dan JB uke. Oke ini memang aneh. Menurut saya, fisik jaebum itu kayak seme tapi kelakuannya kayak uke. Dan Junior juga begitu, fisiknya uke tapi sifatnya seme. Padahal banyak yang bilang Junior itu cute ya? Ah memang sayanya aja yang aneh wkwk

Oke maafkan saya yang bacot ini. Sampai ketemu di chapter selanjutnya!