A/N : Cerita baru, masalah baru. /tolong hajar ini author satu/

Aku bikin cerita lagi padahal cerita yang lain dan multy chap belum ada yang selesai satupun. *nanges*

Gomeeeeeen! Aku nggak bisa tahan buat publish cerita satu ini setelah ngeliat begitu banyak cover lagu asia dengan MV KiseDai. T,T~ = dia kesemsem

Lets Enjoy, ttebayo!

.

,

,

Disclaimer : Tadoshi Fujimaki-sensei

Pair : GoM x Kagami Taiga

Slight : AnyCouple~

Warning!

AU, harem! Kagami, OOC, EY(T)D [Ejaan Yang (T)idak Disempurnakan], Sexual Content, May be Explicit, Typo and this warning's for chapter arlert.

Nick Say FuckerShit For Kagari's present

Kiseki no Sedai Boy Band

...

Chapter 1 : Prolog

Kiseki no Sedai Boy Band

...

Riuhan suara teriakan dan seruan dari pekikan memenuhi gedung besar berkapasitas lebih dari sepuluh ribu orang. Gedung itu padat, sesuai kapasitasnya, sepuluh ribu orang saat ini memadati ruangan gedung besar itu. Melompat, mengangkat kedua tangan yang tengah memegangi lampu neon panjang yang diacung-acungkan sesuai hentakan musik yang mengalun menghampiri telinga.

Semua mata tertuju ke atas sebuah panggung seluas dua puluh kali lima belas meter di depan mereka. Histeris dengan gerakan beberapa orang yang berada di atasnya –menjadi pusat perhatian- menampilkan liukan tubuh cepat sesuai beat musik. Kaki yang menghentak, tangan yang bersingkronisasi satu-sama lain. Dan suara merdu yang keluar dari bibir yang bergerak menyenandungkan lagu.

Mata yang bagai menerkam mangsa menyorot kearah penonton di bawah panggung, menguntai tantangan dengan mata lalu berbalik dan bertepuk dengan partner di samping. Berjalan ke tengah panggung dengan tangan mencabik kaus hitam digulung di atas tumit dibagian dada.

Para penonton memekik, menyerukan nama seorang yang begitu mempesona.

"Akashi-sama!"

"Aomine, makan aku!"

"Kyaaa! AKASHI KAU MEMBUATKU GILA!"

"Midorima nikahi aku!"

Atau, saat pemilik surai merah yang diserukan namanya sebagai 'Akashi' itu menarik pergelangan tangan orang di dekatnya yang bersurai baby blue hingga menubruk tubuh bagian depannya dan memberikan tatapan tajam pada penonton dengan tangan yang meraih bahu Si surai baby blue, menggerakannya ke bawah hingga kembali pada pergelangan yang dicengkramnya tadi. Bibirnya tetap melantunkan lagu tanpa gangguan.

"Kuroko-kun! Kyaaaaa!"

Teriakan riuh semakin membahana dengan seruan lebih memekakan telinga menyaingi musik keras yang mengalun.

Surai ungu bergerak halus dengan gerakan memutar tubuh pada pemuda bersurai pirang sebagai poros, saling bersitatap sebelum mengerling pada para penonton.

"Kise-sama! Aku mencintaimu!"

"Murasakibara! Maibou cintaku!" –yang ini hampir membuat Si surai ungu melupakan gerakan selanjutnya.

Bibir yang terkatup menyeringai untuk sesaat sebelum melepas tangan yang menggenggam kedua tangan porselen. Kakinya melangkah cepat untuk kembali ke depan panggung diikuti dengan 'pusat perhatian' lain yang juga ikut mendekat kearahnya. Dan saat alunan musik tiba-tiba berhenti, suara sunyi untuk sesaat sebelum kedua tangannya terangkat ke samping. Telunjuk dan jari tengah diluruskan dengan ibu jari mengarah ke atas.

BANG!

Suara tembakan terdengar bersamaan dengan kelima orang, tiga di kanan dan dua orang kirinya jatuh terkapar di lantai panggung dengan ia yang menyeringai.

"KYAAA!"

Suara pekikan dan teriakan memuja menggema diruangan yang seharusnya dipasangi peredam saking kuatnya volume masa.

Lampu panggung mati, dengan teriakan terakhir yang menyerukan satu julukan untuk mereka yang diagungkan berada di atas panggung.

"KISEKI NO SEDAI!"

.

.

.

.

.

.

"Aku ingin berhenti,"

Dalam sekejap ruangan khusus yang tadinya menjadi aksi keributan dari orang-orang berkepala merah-kuning-hijau-biru-biru tua-dan ungu senyap sunyi tanpa suara. Semua orang di sana menatap satu orang yang baru saja mengucapkan kata tabu alias kemungkinan besar mereka salah dengar.

"Aku salah dengar ya?" pertanyaan itu datang dari pemilik surai biru tua, tatapannya mengedar pada kepala-kepala warna-warni sebelum kembali mengarah pada pemuda bersurai baby blue yang berdiri dua meter darinya. Ia mengorek kupingnya, kanan dan kiri seakan telinganya itu sedang dalam keadaan bermasalah.

"Kurokochi sakit-ssu?" pemuda lain yang mempunyai surai kuning –pirang- berjalan mendekat dan menyentuhkan punggung tangannya pada kening Si pemilik surai baby blue. Mata emas bergaris seperti kucingnya menyipit untuk merasakan rambatan panas yang biasa-biasa saja di sana. "Tidak panas,"

"Aku tidak sakit, Kise-kun," tangan putih menyingkirkan tangan yang menyentuh kening.

"Kalau begitu, Kuro-chin lapar? –kraus-" suara kunyahan keripik kentang mengakhiri pertanyaan yang berasal dari pemuda jangkung beramput ungu. Bungkus keripik ditangannya mendekat pada orang yang ia panggil 'Kuro-chin'.

Kuroko Tetsuya, nama sebenarnya dari pemilik surai baby blue menggeleng pelan. "Aku juga tidak lapar, Murasakibara-kun,"

"Terus yang tadi itu apa, Tetsu?" Biru gelap menatap dengan tuntutan jawaban.

"Aku hanya ingin berhenti, itu saja," Biru laut berpandangan dengan biru gelap, datar dan tak bisa dibaca.

Tubuh berbalut jaket putih berbanding terbalik dengan kulit gelap Si pemakai beranjak dari sofa, melangkahkan kakinya hingga sampai tepat dihadapan pemuda yang lebih pendek darinya. "Bercandamu itu tidak lucu –" kepalanya menoleh ke belakang, "Oi! Akashi, katakan sesuatu pada Si bodoh ini!"

Semua mata mengarah pada pemuda yang dipanggil. Melihat pemuda yang tengah duduk tenang disofa single dengan cangkir teh ditangan yang isinya baru saja dicecap. Sepasang mata dwi warna mengarah pada orang-orang yang menatapnya lalu mata itu fokus pada sepasang biru laut tanpa emosi.

"Jika itu keputusanmu, Tetsuya. Aku akan membicarakannya dengan manager nanti,"

Berpasang mata melebar, pandangan mereka menatap tak percaya pada ucapan pemuda bersurai merah darah. Satu dari mereka, Kise Ryouta yang pertama kali memecah kesadaran dari rasa keterkejutan. Pemuda bersurai pirang itu dengan cepat memeluk erat tubuh kecil dari pemuda bersurai baby blue. Matanya berkaca-kaca dengan pekikan keluar dari mulutnya.

"Iieeeee! Kurokochi! Jangan berhenti-ssu! Kenapa kau tega sekali padaku! Jangan tinggalkan aku! Huweee!"

Dan akhirnya air mata tumpah membasahi pipinya dengan derasnya. "Akashichi, seharusnya jangan bilang begitu-ssu! Kurokochi jangan pergi!" raungan semakin keras dengan pelukan yang semakin kencang.

"Kise-kun, aku tidak bisa bernapas," nada datar itu semakin membuat Kise histeris. Ia memeluk Kuroko kebih erat dengan suara-suara seperti 'jangan pergi' di tengah rengekannya.

"Akashichi, hidoi-ssu! Aominechi, Midorimachi, Murasakibarachi lakukan sesuatu! Kurokochi tidak boleh berhenti!"

Aomine Daiki menatap Sang leader dengan pandangan tidak setuju, "Akashi, apa maksudnya ini? Kenapa kau menyetujui keinginannya? Apa kau gila, tidak mungkin Kuroko berhenti saat kita sudah seperti ini,"

"Aomine benar, Akashi. Kita bicarakan ini dulu, Kuroko juga tidak boleh berhenti begitu saja –nanodayo. Bukan apa-apa, hanya saja bagaimana nanti reaksi media masa dan fans?" Midorima Shintaro membenarkan kacamata berframe hijau lumut yang dipakainya.

Merah darah dan emas melirik sekilas pemuda dim yang membuat gestur perlawanan, "Aku hanya mengabulkan apa yang diinginkan Tetsuya. Jika kau ingin dia tetap di sini, katakan hal itu pada yang bersangkutan, Daiki," satu tegukan teh dicangkir setelah ucapan itu selesai.

"Dan Daiki, aku akan berpura tidak mendengar kata 'gila' darimu," Aomine bergidik, ia menelan ludahnya saat melihat cangkir di tangan Akashi dibalikan dan isinya tumpah ke atas piring kecil di atas meja.

"Huweee! Kurokochi~ jangan tinggalkan aku sendiri-ssu!"

Kuroko menatap Akashi, "Terima kasih, Akashi-kun. Tour kali ini akan menjadi yang terakhir untukku,"

"..." Akashi bungkam.

Ruangan itu berubah menjadi tidak mengenakan, anggota Kiseki no Sedai terdiam saat mendengar ucapan terakhir dari Kuroko sebelum semuanya diam. Hanya Kise yang masih merengek dan memeluk Kuroko meski yang bersangkutan sudah berusaha menjauhkan dirinya sejak tadi.

Beberapa bulan setelahnya, berita yang pengunduran dirinya Kuroko Tetsuya dari boyband Kiseki no Sedai merebak dimasyarakat. Pemuda berusia enam belas tahun itu berhenti dengan menyatakan keinginannya untuk melanjutkan studi di luar negeri dan sudah menjadi keputusan bulat. Setelah permintaan maaf dan kata-kata terakhir sebagai bagian dari Kiseki no Sedai, Kuroko Tetsuya pergi. Hal itu menjadi berita utama selama berminggu-minggu setelahnya tanpa henti. Terutama dengan berita mengenai 'alasan dibalik hengkangnya personil termuda' mereka yang merebak menjadi-jadi. Benarkah untuk melanjutkan studi atau ada alasan lain yang sengaja ditutupi. Terlebih dengan adanya wacana untuk pencarian personil baru yang membuat berita itu semakin panas.

.

.

.

To be Continue... or not?

A/N : Yoho~!

Anak baru difandom KuroBas! Nick desu! Yoroshiku onegaishimasu! XD

Ini GoMxKagami Taiga, artinya Kagami is uke here! Aku lagi suka dia jadi uke.

Ah, di chapter satu dia belum muncul. Lagi pula ini masih prolog aja dengan Kuroko yang mengundurkan diri dari KiseDai :"v

Huhuhu... Kuroku sayang, kamu jadi tumbal dulu untuk sementara ya~ nanti kalau butuh aku munculin lagi. Xda

Terakhir, Review?

Rabu, 06/08/2014 WIB