Title : Kisedai Love Camp

Author : Uchiha Ryuko (Last Chapter only )

Genre : YAOI, Romance, a bit comedy

Rate : Teen – MATURE

CHAPTER 10

"Kise !"

Tanpa banyak berpikir, Aomine melompat ke dalam sungai untuk menyelamatkan Kise. Bersyukurlah pada kemampuan 'gila' Aomine di segala bidang. Tak hanya basket,kemampuan sang Ace dalam berenang pun tak dapat diragukan lagi.

Singkat cerita, Aomine berhasil membawa Kise keluar dari sungai dan membawanya kembali ke tenda dengan susah payah. Ia melihat tenda milik orange yg seharusnya ditempati Kise-Kuro diterangi lampu. Well. Itu artinya tenda itu ada penghuninya kan?

Aomine membawa Kise ke tenda merah yang seharusnya ia tempati bersama Akashi. Ia membaringkan si blonde lalu menyelimuti Kise yang masih tak sadarkan diri, Oke, Aomine bingung apa yang harus dilakukan.

Lalu , ia memutuskan untuk mencari obat dan beberapa plester untuk mengobati luka gores di sekujur tubuh si blonde. Dan beruntung ia menemukan kotak P3K di sana.

Tantangan pertama, Aomine harus mengganti baju kise yang basah kuyup dengan baju kering. Fuuhh...ia menarik nafas sejenak, lalu mulai melepas baju si blonde satu per satu . Oh my...tubuh kise begitu putih seperti susu, belum lagi wajahnya yang begitu sempurna seperti manekin2 cantik yang terpampang dalam gelas2 kaca(?). Bahkan luka2 gores di sekitar tangan dan pipi sang model tak mengurangi nilai estetika si blonde. Oh, jika saja aomine bisa mencicipi tubuh indah itu-lagi ?

hard too resist !

*Gulp* Oh, apa aomine baru saja menelan ludah ? Sadarlah wahai Aomine Daiki ! bukan saatnya berfantasi yang tidak –tidak !

Oke, menghapus semua fantasi yang diciptakan oleh sang author, Aomine sudah berhasil mengganti baju sang blonde 'tanpa terjadi apa-apa'. Mengobati lukanya dengan cepat. Ia lalu mendekatkan diri pada Kise yang terlihat kedinginan. Meraih tubuh ringkih itu dalam pelukannya dan mendekapnya lembut.

"Kise..." panggil Aomine pelan. Ia mendekatkan bibirnya pada telinga si blonde untuk menggigit-ah maaf, maksud authoor untuk membisikan sesuatu padanya.

"Maaf...seharusnya aku lebih jujur pada diriku sendiri." Lanjut sang Ace. Lalu tangannya menyentuh pipi Kise yang tergores saat tenggelam tadi. Ia menghela nafas sedih, seolah merasa bersalah karena telah melukai karya Tuhan yang begitu indah.

"Seharusnya saat itu, aku jujur padamu. Aku ...menginginkanmu Ryouta. Aku tak bisa melepasmu, aku-terikat padamu Ryouta," lanjut Aomine, mengecup bibir dingin kise yang masih menutup.

Dan Aomine sangat berharap bahwa Ryouta bisa mendengar pengakuannya saat itu.


Sakit... sekujur tubuhnya terasa sakit. Kepalanya terasa berat dan matanya sangat berat untuk dibuka. Tubuhnya kedinginan, tapi sebuah kehangatan tengah mendekapnya dan membuatny merasa lebih baik. Kehangatan yang membuatnya enggan bergerak dari posisi saat ini.

"Kise..."

Suara khas itu memaksa kise membuka matanya dan menatap sepasang mata navy blue yang hanya berjarak sepersekian senti dari manik madu miliknya. Ia dapat merasakan sebuah tangan besar dan hangat tengah mengelus surai pirangnya yang lembut. Aroma maskulin dari pria di depannya juga membuat Kise semakin yakin bahwa saat ini mungkin ia sedang berada di surga.

Apa dia sudah mati ?

"Aominecchii.." panggilnya serak. Jujur saja, berbicara saja terasa begitu sulit karena tenggorokannya yang terasa sakit. Kepalanya terasa berat dan ia dapat merasakan suhu tubuhnya sendiri yang meninggi.

"Kau sudah sadar?" Aomine mempererat pelukannya pada sosok di depannya. Seolah tak mau melepaskannya apapun yang terjadi. Aomine mengecup pelan dahi Kise yang terasa bak besi panas. Suhu 40 derajat tidaklah main-main.

"Uhuk..uhukk.. Aominecchi? Apa yang terjadi-ssu ?" tanya Kise lemah.

"Ssstt...semuanya baik-baik saja, sebaiknya kau istrahat saja. Demammu tinggi sekali." Aomine mnegelus lembut helai pirang Kise untuk membuat sang model merasa nyaman.

Tiba-tiba Kise mengingat kejadian di gua. Sosok kuroko yang tertimbun longsor.

"Ah Kurokocchi ! ouch .." Kise bangkit dengan tiba2 membuat kepalanya kembali berdenyut nyeri.

"Oi Kise jangan bangun tiba-tiba ! Kau masih sakit tahu !" Seru Aomine sambil membantu Kise kembali tidur. "Jangan memaksakan dirimu. Kau membuatku takut ..." Aomine kembali mengecup ddahi Kise dengan lembut. Membuat pipi sang model merona merah. Tubuhnya terasa semakin mendidih,Entah karena demam atau karena sengatan misterius yang baru saja dikirimkan Aomine padanya.

"Aominecchi? Bagaimana Kurokocchi?" bisik Kise khawatir.

"Akashi sudah mengurusnya. Kau tenang saja," jawab Aomine singkat.

"Apa dia baik2 saja?"

"Apa keberadaan Akashi di samping Tetsu tak cukup membuatmu yakin? Kau tahu bagaimana sifat Akashi kan?"

Kise tersenyum kecil. Aomine benar, keabsolutan Akashi akan membuat kuroko baik-baik saja(apa hubungannya?)

"Aominecchi...aku ..masih me-hmmphh..." Entah apa yang merasuki Aomine tapi laki2 itu membuangkamm bibir Kise yang hendak mengatakan sesuatu. Ciuman itu terasa panas dan menghipnotis Kise.

"Jangan bicara lagi, cepat tidur." Perintah Aomine. " Katakan semuanya saat kau sudah sembuh."

"Aominecchi ?" panggil kise dengan suara yang masih serak.

"Hmm?"

"Aku bermimpi indah ssu..." bisik Kise pelan. Iris topaz bertemu dengan saphhire dalam beberapa detik. "Aku bermimpi bahwa Aominecchi bilang *uhuk* dia menginginkanku dan tak bisa melepasku ssu..."

"... " Aomine hanya terdiam dan tersenyum tipis, menyentuh pipi sang Kise penuh sayang.

"Kau mau mimpi itu ku ubah jadi kenyataan?"

"Eh ?" Iris madu itu terbelalak tak percaya. Oh Tuhan, Kise tak sedang bermimpi kan? Apa Aomine akan membalas perasaannya kali ini?

"Aominecchi serius-?"

"Tapi kau harus sembuh lebih dulu, Baka !" Aomine mengusap surai blonde Kise lembut.

"Katakan sekarang ssu ! Mou aku sudah *uhuk* sembuh !"

"Sssstt!"

Lagi2 bibir kise dibungkam secara paksa oleh Aomine. Hanya sebuah kecupan ringan naun dalam untuk membuat si blonde menurut.

"Ryouta ! Tidur dan lanjutkan perdebatan ini besok !" Oh astaga, Bahkan jika sudah serius, Perintah Aomine di mata Kise pun bisa menjadi se absolute sang emperor/

"Mou..Daikicchi tidak asik ssu !" Kise merengek, tapi toh ia menurut dan kembali memejamkan kedua matanya.

"Ah Kise, aku lupa ! " Aomine mengambil sebutir obat dan segelas air. "Minum obat demam mu, mumpung kau sadar .."

Kise kali ini pura2 tidur dan tak mau merespon perintah sang Ace. Namun Aomine tak kehabisan akal, ia menggigit obat itu lalu menempelkan bibirnya pada bibir kise. Ia menggunakan mulutnya untuk membuka paksa bibir sang blonde, lalu memasukan obat itu pada mulut kise dan memaksa kise untuk menelannya.

Pahit ? Ah, Kise tidak tahu bahwa rasa pahit bisa begitu memabukan. Ia tak pernah menyukai obat, namun jika cara meminum obat bisa memabukan seperti ini,mungkin Kise Ryouta akan kecanduan.

"Mmmhh...aaomminecchii...pahitt.." Kise mengeluh saat obat itu berhasil masuk namun masih ada sisar rasa pahit di bibirnya.

Lalu Aomine memberikan segelas air untuk menetralisir rasa pahitnya.

"Itu salahmu karena tidak mau minum obat dengan cara normal!" protes Aomine.

"Hidoiii ssu!" Kise merengek.

"Sudah, cepat tidur !' Aomine mengecup dahi Kise yang masih panas ,lalu kembali memeluk sang blonde agar cepat tertidur.

Kali ini kise tak memberontak perkataan Aomine karena ia juga sudah terlanjur lelah dengan semuanya. Dengan keberadaan Aomine di sampingnya, ia percaya everything will be alright...

Ah, Semoga Kise bisa melanjutkan mimpi indahnya ..

-END-

Nah, untuk AoKise endingnya cukup ya?

Tolong jangan minta adegan lemon, author ini sedang dalam kondisi writer block akut

Ah, Kalau untuk yang lain, mungkin akan ada versi omake, atau sequelnya saja.

Tapi begini aja end gapapa ya 8D

Oke, terima kasih untuk reviewnya~~

Regards

Ryuko