Discalimer : Tite Kubo

Rate : T

Genre : Romance & Hurt/Comfort

.

.

.

Jika ada yang tidak menyukai cerita ini, baik jalan ceritanya, pair atau apapun Inoue mohon dengan sangat jangan baca Fic ini. Langsung tekan tombol BACK saja dari pada membuat anda kesal, marah dan merusak mata anda karna membaca Fic ini.

WARNING : Typo bertebaran dimana-mana, EYD yang amburaul, Penempatan tanda baca yang tidak sesuai, OOC, Gaje dan masih banyak kekurangannya.

Jadi jika tidak suka dengan Fic ini mohon langsung tekan BACK.

KALAU TIDAK SUKA FIC INI JANGAN DIBACA

.

.

.

X0X0X0X0X0X0X0X

Seorang gadis cantik bersurai orange kecokelatan terlihat duduk menatap sendu pemandangan yang tengah dilihatnya dari balik jendela tandunya, dan pandangan mata gadis itu terhenti saat melihat sesosok mayat gadis kecil, yang tergeletak di dekat sungai.

"Pengawal, bisa berhenti sebentar," teriak sang gadis dari dalam tandu.

Seketika para pengawal, berhenti sejenak dan mendengarkan permintaan dari sang Nona, yang merupakan Putri bangsawan keluarga Kurosaki dan adik dari Ichigo Kurosaki yang merupakan salah satu Kapten di Gotei tiga belas.

"Ada apa Orihime-sama?" tanya salah satu pengawal dengan sopan.

"Bisakah kalian lakukan sesuatu untukku?" pinta Orihime dengan lembut.

"Apa itu Orihime-sama?! Kami akan melaksanakannya," jawab salah satu pengawal dengan membungkukkan badannya.

Mata Orihime menatap sendu dan sedih mayat seorang gadis kecil, "Bisakah kalian, menguburkan jasad gadis kecil itu," pinta Orihime.

"Tapi Ori..."

"Kumohon pada kalian," kedua mata Orihime terlihat berkaca-kaca.

Para pengawal tidak tega melihat wajah Orihime sedih terlebih menitikan air matanya, bisa-bisa nyawa mereka semua akan terancam jika Ichigo dan Isshin Kurosaki mengetahui hal ini.

"Baiklah akan kami lakukan," ujar salah satu pengawal.

"Terima kasih," Orihime tersenyum senang mendengarnya.

Para pengawal pun menggali tanah untuk menguburkan jasad gadis kecil itu. Sementara itu Orihime keluar dari dalam tandunya dan berjalan sendirian kearah pohon sakura yang tumbuh dan mekar didekat sungai.

Diam-diam tanpa sengaja seorang pria terlihat memperhatikan Orihime dari jauh, pandangan mata pria itu terlihat sangat fokus melihat wajah Orihime.

"Gadis itu." Gumamnya.

Setelah dirasa cukup dalam tanah yang digali, para pengawal pun menguburkan jasad gadis kecil itu dengan baik dan memberikan nisan diatasnya.

Tak lama Orihime datang dengan membawa bunga sakura ditangannya, gadis cantik ini duduk bersimpuh didepan makam sang gadis kecil sambil melipat kedua tangannya dan berdoa.

"Semoga kau beristirahat dengan tenang dan damai," ucap Orihime seraya menitikan air matanya.

"Maaf," ujar Orihime dengan bibir yang sedikit bergetar.

"Maaf-kan kami, maaf," isak Orihime dengan pelan.

Gadis cantik bermata abu-abu ini merasa sangat bersalah, karena akibat peperangan melawan para Hollow musuh dari Soul Society, banyak orang yang harus menjadi korban. Andaikan saja peperangan ini bisa dihentikan, Orihime rela melakukan apapun untuk menghentikannya.

"Orihime-sama," gumam para pengawal yang menatap penuh arti pada Orihime.

Para pengawal sangat tahu kalau hati Orihime sangat-lah baik dan lembut, walau-pun berstatus sebagai seorang Tuan Putri dari keluarga bangsawan. Gadis cantik ini selalu bersikap baik, ramah dan lembut pada siapapun tanpa pernah membedakan status mereka.

"Orihime-sama, matahari sebentar lagi akan terbenam kita harus segera kembali sebelum Ichigo-sama pulang," ujar salah satu pengawal.

"Baiklah, kita pulang," sahut Orihime seraya menghapus air matanya dengan tangannya.

Baru juga Orihime dan beberapa pengawalnya hendak kembali ketandu, tiba-tiba saja ada Hollow datang dan menghampiri mereka semua.

"Bau makanan," ujar Hollow itu seraya memamerkan deretan giginya yang tajam.

Para pengawal terlihat berdiri dengan gagah berani didepan Orihime, seraya mengacungkan senjata ke Hollow tersebut, berusaha melindungi dan menjaga sang tuan putri dari Hollow itu.

"Bawa Orihime-sama pergi dari sini, aku akan melawannya," teriak salah satu pengawal dengan gagah berani.

"Ayo Orihime-sama kita pergi dari sini," ajak salah satu pengawal, seraya menarik tangan Orihime untuk menjauh dari Hollow itu.

Awalnya Orihime tidak mau kembali kedalam tandu dan ingin ikut bertarung melawan Hollow itu, namun para pengawal menarik dan memaksanya untuk masuk kedalam tandu.

"Cepat berangkat," ujar salah satu pengawal dengan panik dan takut.

Baru juga mereka semua berjalan beberapa langkah terdengar suara jeritan memilukan dari pengawal yang tadi menghadapi Hollow menyeramkan itu.

"AAAAAAAAAAAA!"

Deg'

Perasaan hati Orihime langsung menjadi tidak enak sekali. Ia berusaha keluar dari dalam tandu dan menolong pengawal itu.

BUUMMM...

Hollow itu telihat berdiri dengan gagah menghadang jalan mereka semua, didalam mulutnya terlihat banyak darah yang bisa dipastikan kalau itu, percikan darah dari pengawal yang tadi berusaha melawannya.

"Sial!" teriak salah satu pengawal yang merasa marah karena temannya dibunuh Hollow itu.

"Apa yang terjadi?" tanya Orihime seraya keluar dari dalam tandu.

"Orihime-sama, sebaiknya anda masuk kedalam tandu anda. Biar kami yang menghadapi Hollow ini," sang pengawal berusaha mendorong tubuh Orihime masuk kedalam tandu, yang menurutnya aman.

"Tidak bisa, aku ingin ikut membantu kalian," tolak Orihime.

"Hamba mohon Orihime-sama, demi keselamatan anda masuklah kedalam tandu anda."

Hollow itu terlihat melangkah maju seraya mengayunkan tangannya yang terdapat kuku yang sangat tajam juga panjang, dengan cepat Hollow itu memakan salah satu pengawal kerajaan yang hendak melawannya.

"AAAAAAAAAAA!"

Lagi-lagi Orihime mendengar jerit kesakitan dari saah satu pengawalnya, gadis cantik ini sudah tak tahan lagi dan langsung keluar dari dalam tandunya, Orihime berdiri dengan gagah berani didepan Hollow itu tanpa rasa takut sedikit-pun.

"Orihime-sama," seru para pengawal yang masih selamat.

WHUS
Disekitar tubuh Orihime terlihat bertebangan Shun-Shun Rikka yang merupakan kekuatan Kotodama atau bisa dibilang kekuatan roh miliknya. Biar bagaimana-pun Orihime pernah belajar di akademi Shinigami walaupun ia tidak bisa menyelesaikan pendidikkannya karena tubuhnya yang lemah.

"Soten Kishun," ucap Orihime.

Sebuah cahaya kuning keemasan menyelimuti tubuh beberapa pengawal yang terluka dan tak lama semua luka ditubuh para pengawal langsung sembuh total bahkan yang kehilangan salah satu tangannya bisa dipulihkan kembali dengan kekuatan Orihime, tak heran jika Orihime dijuluki oleh orang-orang di Soul Society sebagai sang dewi karena kekuatan Kotadama miliknya yang sangat luar biasa dan tak dimiliki oleh siapapun. Bahkan kemampuan penyembuhannya diatas Komandan Unohana dari divisi empat.

"Ternyata kau memiliki kekuatan roh, pasti rasa dagingmu sangat lezat." Gumam Hollow itu dengan tersenyum lebar.

Hollow itu semakin melangkah maju mendekati Orihime dan gadis cantik itu tidak terlihat takut sama sekali.

"Koten Zanshun," ucap Orihime seraya menatap tajam Hollow yang ada didepannya saat ini.

Sebuah cahaya melesat ke arah Hollow itu dan langsung membelah tubuhnya menjadi dua.

"Ini tidak mu-mungkin." seru sang Hollow sesaat sebelum mati dan hancur menjadi debu.

BRUK...

Orihime langsung jatuh terduduk lemas setelah menggunakan kekuatan Kotodama-nya.

"Uekh…" Orihime mengeluarkan banyak darah dari mulutnya.

"Orihim-sama," teriak para pengawal.

Walaupun kekuatan miliknya bisa dikatakan kuat, akan tetapi fisik dan tubuh Orihime tidak kuat saat menggunakan kekuatan Kotodama-nya. Bahkan sang kakak, Ichigo sudah melarangnya untuk menggunakan kekuatan rohnya karena sangat berbahaya untuk dirinya bahkan bisa merenggut jiwanya.

BRUK...

Orihime jatuh pingsan dan tak sadarkan diri setelah menggunakan kekuatan Kotodama miliknya, para pengawal berlarian menghampiri sang Nona. Mereka mengendong tubuh sang Nona dan segera bergegas kembali ke Soul Society.

Tanpa mereka sadari dari jauh pria yang sejak tadi mengintip Orihime saat memetik bunga sakura, terlihat sangat kagum melihat kekuatan yang dimiliki oleh Orihime, dan tak menyangka kalau gadis cantik bersurai orange kecokelatan itu memiliki kekuatan yang sangat ia butuhkan.

"Kekuatan yang sangat menarik dan luar biasa. Aku harus memilikinya." Gumam pria tampan itu.

Tak lama pria itu mengeluarkan kedua sayapnya yang berwarna hitam pekat seperti malam dan terbang masuk ke atas langit yang terbelah dua lalu menghilang.

.

.

.

DRAP...DRAP...DRAP...

Seorang pria bersurai orange terlihat berlarian dengan panik keluar dari ruangan Gotei tiga belas.

"Hei, Ichigo." Teriak seorang pria bersurai putih yang tak lain adalah Toushiro Hitsugaya, Kapten dari divisi sembilan.

Namun Ichigo tidak memperdulikan panggilan dari Toushiro dan terus saja berlari keluar dari ruangannya.

"Mau kemana si bodoh itu? Bukankah malam ini, ia ada tugas untuk memantau daerah di gerbang barat." Dengus Toushiro.

"Entahlah, Kapten." Sahut Rangiku, yang merupakan wakil Kapten.

Setelah tahu sang adik, jatuh pingsan saat berjalan-jalan disekitar Rokungai Ichigo langsung bergegas pulang kerumah untuk melihat kondisi sang adik tanpa memperdulikan pekerjaannya juga tugasnya sebagai salah satu Kapten Gotei tiga belas dan tanggung jawabnya malah diserahkan pada Kira yang merupakan teman sekaligus wakilnya.

"Selamat datang Ichigo-sama." sambut para pelayan dengan ramah saat pemuda bersurai orange itu tiba di rumah.

"Dimana Orihime? Bagaimana keadaannya sekarang?!" tanya Ichigo dengan panik pada salah satu pelayan yang menyambut kedatangannya.

"Orihime-sama berada dikamarnya Ichigo-sama dan..." belum juga sang pelayan menyelesaikan perkataannya Ichigo sudah keburu pergi ke kamar sang adik.

SREK...

Ichigo menggeser dengan kasar pintu kamar sang adik dan langsung menghambur masuk kedalam.

"Orihime," panggil Ichigo dengan cemas.

"Sssttt...Pelankan suaramu Ichigo, nanti kau bisa membangunkannya," omel Isshin yang merupakan sang ayah.

"Ayah bagaimana dengan keadaannya, apakah ia baik-baik saja?" tanya Ichigo dengan cemas.

"Tenanglah Ichigo, ayah sudah mengobatinya dan besok pagi Orihime juga sudah sembuh. Jadi tenanglah jangan khawatirkan tentang adikmu," jawab Isshin dengan tenang.

Ichigo tersenyum lega mendengarnya, "Syukurlah kalau begitu, aku sangat khawatir sekali dengan Orihime,"

Isshin hanya tersenyum seraya menepuk-nepuk pelan pundak sang anak, "Adikmu tidak apa-apa jadi , ya karena kau pulang cepat hari ini, ayah akan menyuruh para pelayan menyiapakn makanan untukmu,"

"Aku tidak lapar ayah, aku ingin disini saja menemani Orihime," tolak Ichigo.

Isshin menghela nafasnya dengan cepat, "Ayah tahu kau sangat mencemaskan tentang adikmu, akan tetapi kau juga harus menjaga kesehatanmu. Ayah akan tetap menyuruh para pelayan untuk membawakan teh dan beberapa kue untukmu. Bagaimanapun perutmu tidak boleh kosong dan harus tetap di isi," ucap Isshin sesaat sebelum keluar dari kamar.

"Terima kasih, ayah."

Ichigo duduk disamping Orihime dan memandangi wajah damai sang adik, tak lama ia mengelus-ngelus pelan rambut panjang sang adik. Ichigo sangat menyangi Orihime melebihi siapapun bahkan dirinya sendiri, banyak yang mengatakan kalau Ichigo itu sister complex tingkat akut dan sangat menjaga Orihime dengan berlebihan.

Itu semua dilakukannya karena kondisi dan fisik Orihime yang lemah dan mudah sakit juga terluka, padahal mereka adalah anak kembar namun kondisi Orihime jauh berbeda dengan Ichigo yang merupakan sang kakak yang bertubuh sehat juga kuat. Ichigo juga merasa bertanggung jawab untuk selalu menjaga dan melindungi Orihime, demi memenuhi janjinya pada mendiang sang ibu, Misaki Kurosaki yang mempercayakan Orihime padanya.

"Tidurlah dengan tenang Hime-chan, kakak akan disini menjaga dan menemanimu." Ucap Ichigo dengan sendu.

X0X0X0X0X0X0X0X

Seorang pria bersurai Emerald terlihat duduk diam menatap pantulan wajah seorang gadis cantik bersurai orange kecokelatan dengan tatapan penuh arti, pria ini sungguh tertarik dan menginginkannya gadis bermata abu-abu itu, yang merupakan adik dari Ichigo Kurosaki musuh baginya dan seluruh penduduk Hueco Mundo.

TAP...

Seorang pria tinggi kurus dengan seorang gadis cantik bersurai hijau disampingnya berjalan menghampiri pria tampan itu.

"Jadi itukah gadis yang kau inginkan Ulquiorra?!" ujar Nelliel yang merupakan istri dari Nnoitra salah satu dari Espada tertinggi di Hueco Mundo.

"Ya," sahut Ulquiorra dengan dingin.

"Jadi kau meminta aku dan Espada yang lainnya datang kesini hanya demi gadis itu?" tanya Nnoitra dengan sebal.

"Ya, apakah ada masalah Nnoitra? Jika kau tidak mau membantuku, kau boleh pergi bersama dengan istrimu," usir Ulquiorra dengan dingin.

Nnoitra sangat sebal sekali dengan jawaban dari Ulquiorra, ingin sekali ia menebas kepala temannya itu. Jika saja Ulquiorra bukan Espada terkuat di Hueco Mundo dan penguasa di kerajaan ini menggantikan Aizen-sama yang mati dalam peperangan lima puluh yang lalu. Sudah pasti Nnoitra tidak akan mau membantunya sama sekali.

Tak lama setelah kedatangan Nnoitra dan Nelliel, para Espada lainnya datang ke istana sesuai dengan permintaan dari Ulquiorra, karena Espada tampan ini ingin membicarakan hal yang sangat penting pada teman-temannya.

"Aku ingin kalian membantuku menculik gadis itu," ucap Ulquiorra dengan lantang.

Semua orang yang hadir didalam rapat ini terkejut dan syok mendengarnya.

"Apa? Kau menginginkan gadis itu?!" tunjuk Syazel tak percaya.

"Ya, apa ada maslah Syazel Aporo?" tanya Ulquiorra dengan dingin.

Espada bersurai merah muda ini menjambak rambutnya dengan pelan, "Tentu saja Ulquiorra, kau pikir siapa gadis yang kau inginkan itu?"

"Adik dari Ichigo Kurosaki, salah satu Kapten di Gotei tiga belas. Orang yang sudah membunuh Aizen-sama lima puluh yang lalu," jelas Ulquiorra dengan santai.

"Jika kau sudah tahu, lalu mengapa kau nekat ingin menculiknya. Apa kau tahu masalah apa yang akan kau timbulkan setelah menculiknya," desis Syazel.

"Aku tahu, tapi aku tetap ingin memilikinya karena kekuatan gadis itu sangat kita butuhkan untuk membangkitkan Aizen-sama," Ulquiorra memperlihatkan serpihan Hyongoku di tangannya.

Semua orang terkesima melihatnya, bagaimana Espada bermata Emerald itu bisa memiliki pecahan dari Hyongoku yang merupakan sumber kekuatan juga kehidupan dari Aizen.

"Dengan mengumpulkan seluruh pecahan Hyongoku ini, kita bisa membangkitkan kembali Aizen-sama."

"Lalu apa hubungannya gadis itu dengan Hyongoku?" tanya Syazel dengan sinis.

"Memangnya apa yang bisa dilakukan oleh gadis itu untuk kita?" tambah Nnoitra ditengah-tengah perdebatan.

Ulquiorra tidak berbicara sepatah kata-pun menanggapi pertanyaan dari teman-temannya dan langsung menujukkan gambar Orihime dengan kekuatan yang dimilikinya. Semua Espada terkesima juga takjub melihatnya, baru sekali ini mereka melihat seseorang memiliki kekuatan yang melebihi para dewa.

"Kekuatan yang sangat luar biasa." Seru Grimmjow, yang merupakan Sexta Espada.

SRUK...

Starrk bangun dari duduknya, "Baiklah, aku akan membantumu membawa gadis itu ke tempat ini." ucap Starrk.

"Aku juga akan membantumu Ulquiorra." ujar Nelliel dengan penuh semangat.

Nnoitra mendesah pasrah saat mendengar sang istri berkata akan ikut membantu Ulquiorra menculik adik dari Ichigo, "Kalau sudah begini, aku juga akan ikut membantu."

"Jadi kapan kita akan menyerang Soul Society?" tanya Nnoitra.

"Kita tidak perlu membuat keributan untuk menculik adik Ichigo, aku sudah membuat rencana dan aku butuh bantuanmu Syazel dan Espada lainnya untuk melancarkan rencana ini."

"Apa yang bisa aku lakukan untukmu Ulquiorra?" tanya Syazel.

"Buat seluruh penduduk Soul Society terlelap beberapa jam lalu aku butuh kekuatan kalian semua untuk menerobos perisai pelindung yang ada di kediaman Ichigo." Jelas Ulquiorra.

Para Espada terdiam dan terlihat menyimak penjelasan dari Ulquiorra setelah paham dengan rencana dari Ulquiorra, mereka semua menjalankan rencana menculik Orihime demi membangkitkan kembali Aizen-sama dan mengembalikan kejayaan Hueco Mundo seperti dulu kala.

.

.

.

Malam ini Seiretei terlihat sangat sepi dan tenang bahkan para penjaga gerbang dan Shinigami yang bertugas terlihat terlelap tidur, mereka tidak menyadari kedatangan dari para Espada yang masuk kedalam Soul Society dengan santainya, setelah berhasil memecahkan perisai pelindung yang dibuat oleh Genryusai Yamamoto untuk melindungi kota ini dari serangan Hollow dan Espada.

Tak terkecuali di kediaman bangsawan keluarga Kurosaki, bahkan Ichigo juga terlihat terlelap tidur disamping sang adik. Pemuda tampan ini tidak menyadari kalau seorang pria bermata Emerald terlihat masuk kedalam kamar dan membawa pergi sang adik.

"Akhirnya aku mendapatkanmu Nona." Batin Ulquiorra.

Espada tampan ini langsung pergi dari kamar Orihime lalu naik ke atas langit, menghampiri teman-temannya yang sudah menunggunya.

"Jadi ini gadis yang kau maksud memiliki kekuatan dewa itu?" Grimmjow memandang tajam wajah Orihime.

"Ya," sahut Ulquiorra dengan dingin.

"Dia sangat cantik sekali Ulquiorra. Lebih baik kau menjadikannya sebagai Ratu di istana dari pada kau membunuhnya nanti." Usul Nelliel.

"Aku tidak berminat dengan mahkluk yang bernama wanita ataupun tertarik dengan sebuah perasaan yang selalu dinamakan cinta atau semacamnya. Yang terpenting untukku adalah membangkitkan Aizen-sama dan menghancurkan Soul Society." Ulquiorra menatap dingin wajah Orihime yang terlelap.

"Cepatlah teman-teman, waktu kita sudah tak banyak. Obat tidurku sebentar lagi akan habis dan bisa gawat jika mereka semua terbangun lalu menemukan kita diatas sini." Teriak Syazel dari dalam portal.

Ulquiorra langsung bergegas pergi dan masuk kedalam portal menuju Hueco Mundo, namun sebelum memasuki Hueco Mundo Ulquiorra memakaikan gelang penekan tekanan roh pada Orihime agar Ichigo tidak bisa menemukan sang adik karena tidak bisa merasakan Reiatsu dari Orihime.

X0X0X0X0X0X0X0X

"Ngh..." lenguh Ichigo seraya merentangak kedua tangannya yang terasa sedikit pegal.

Ia menoleh menatap bingung Futon yang terlihat kosong dan tidak ada sosok sang adik yang tengah terlelap diatasnya.

"Apakah Hime-chan sudah bangun? Tak biasanya ia tidak membangunkan ku juga," Ichigo bangun dari posisi duduknya dan beranjak keluar kamar mencari sang adik yang dipikirnya tengah berada di luar kamar.

"Selamat pagi Ichigo-sama." sapa seorang pelayan dengan sopan.

"Apakah kau melihat Orihime?" tanya Ichigo.

"Pagi ini saya belum melihat Orihime-sama." jawab sang pelayan.

"Apakah didapur kau juga tidak melihatnya?" tanya Ichigo kembali.

Pelayan itu menggelengkan kepalanya dengan pelan, "Tidak Ichigo-sama, pagi ini Orihime-sama belum pergi kedapur."

Deg'

Tiba-tiba perasaan Ichigo menjadi tidak enak dan buru-buru ia bergegas mencari Orihime ke seluruh rumah dan benar saja saat ia mencari hingga ke dalam gudang bawah tanah. Sang adik tidak ditemukan sama sekali di dalam rumah.

"Hime-chan," batin Ichigo.

DRAP...

Ichigo berlari menuju ruangan sang ayah.

"Ayah, ayah..." panggil Ichigo dengan panik.

"Ada apa Ichigo? Kau terlihat sangat tergesa-gesa sekali?" Isshin menatap bingung sang anak.

"Hime-chan, ayah..." wajah Ichigo terlihat panik.

"Ada apa dengannya Ichigo? Bukankah ia berada didalam kamarnya bersamamu," ujar Isshin dengan santai.

"Hime-chan menghilang ayah, aku sudah mencarinya keseluruh rumah akan tetapi ia tidak ada dimanapun," teriak Ichigo dengan frustasi.

Isshin langsung membelakkan kedua matanya, "Apa?! Bagaimana mungkin Ichigo, bukankah rumah ini di jaga ketat oleh para penjaga bahkan dilindungi oleh perisai dari ayah. Bagaimana mungkin Orihime menghilang?" Isshin terlihat mulai panik.

"Aku tidak tahu ayah, bahkan aku tidak bisa merasakan Reiatsu dari Hime-chan," Ichigo jatuh terduduk didekat sang ayah.

"Ikut ayah, kita harus memberitahukan hal ini pada Ketua Yamamoto dan juga para dewan tinggi. Bagaimanapun Orihime harus ditemukan." Isshin langsung bergegas pergi menuju Gotei tiga belas dan memberitahukan hal ini.

Dan betepa terkejutnya Isshin juga Ichigo saat mendngar penjelasan dari ketua Yamamoto Genryusai kalau kemungkinan yang menculik Orihime adalah para Espada karena bersamaan dengan hilangnya Orihime, beberapa pecahana Hyongoku juga ikut menghilang. Dan hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja karena jika para Espada mengetahui tentang kekuatan yang dimiliki oleh Orihime, maka bisa dipastikan kehancuran Soul Society akan segera tiba.

DUK...

Komandan Yamamoto Genryusai mengetuk keras tongkat miliknya.

"Kita harus mencari semua pecahan Hyongoku yang tersebar di Soul Society dan Hueco Mundo, juga menemukan Orihime demi mencegah kehancuran Soul Society." Teriak Yamamoto dengan lantang.

Para Shinigami yang berada diruangan Gotei tiga belas terlihat kaget saat mengetahui Orihime ikut menghilang juga, kecuali dengan Ichigo dan sang ayah yang memang sudah mengetahui tentang hal ini.

"Apa? Orihime ikut menghilang juga!" Juushiro Ukitake terlihat kaget.

"Bagaimana mungkin itu bisa terjadi? Bukankah dikedaiaman Kurosaki sudah di lindungi oleh perisai yang sangat kuat." Ujar Shunsui Kyouraku dengan bingung.

Ichigo hanya terdiam seraya meremas erat kedua tangannya menahan amarahnya, ingin rasanya ia membunuh orang yang sudah berani menculik adiknya. Jika saja orang itu berani melukai seujung jari-pun, maka Ichigo tidak akan segan-segan membunuh orang itu dan menghancurkannya menjadi debu.

.

.

.

Orihime menatap bingung dan aneh pada seorang pria tampan bermata Emerald yang ada dihadapannya saat ini. Pria itu duduk diam menatapnya dengan penuh arti tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

"Anda siapa?" tanya Orihime dengan bingung.

"..." pria itu masih diam menatapnya.

"Dan aku berada dimana? Mana kak Ichi-kun?" Orihime melihat-lihat sekeliling kamar yang didominasi oleh warna putih dan ia sadar kalau ini bukanlah kamarnya.

Lagi-lagi pria tampan itu diam dan tidak menjawab pertanyaan dari Orihime dan semakin membuatnya sangat bingung juga heran pada pria tampan bermata Emarald itu.

Orihime memutuskan untuk turun dari ranjang akan tetapi saat hendak turun, ia melihat kedua tangan juga kakinya tengah dirantai.

"Apa ini?" Orihime menatap ngeri rantai yang membelenggu kedua tangan dan kakinya.

"Itu untuk membuatmu agar terus berada disini dan tidak melarikan diri dari tempat ini," pria itu akhiranya membuka suaranya yang terdengar dingin ditelinga Orihime.

"Mengapa anda melakukan ini padaku? Apa salahku?" Orihime manatap sendu pada pria itu.

"Aku butuh kekuatanmu Nona untuk membangkitkan Aizen-sama," jelas pria itu.

"A-Aizen katamu? Orang yang sangat jahat d..."

BUK...

Pria itu meninju keras tembok yang ada disampingnya hingga retak. Orihime terkejut dan menatap takut padanya.

"Jaga bicaramu Nona, jangan kau menghina Aizen-sama dengan mulutmu kotormu, karena aku tidak akan segan-segan merobeknya dengan pedangku," pria itu menatap tajam Orihime.

Dan gadis bersurai orange kecokelatan ini benar-benar sangat takut sekali dengan tatapan dingin yang ditujukan pria itu untuknya.

Tap...

Pria itu berjalan mendekati Orihime, "Namaku adalah Ulquiorra Schiffer, salah satu dari Espada tertinggi dan pemimpin sementara para Hollow," Ulquiorra memperkenalkan dirinya.

Orihime terdiam kaku menatap sosok Ulquiorra yang tak lain adalah Espada, musuh dari Soul Society juga orang yang pernah hampir membunuh kakaknya lima puluh tahun yang lalu saat peperangan.

"Aku membutuhkan kekuatanmu untuk menyatukan kembali pecahan Hyongoku dan membangkitkan kembali Aizen-sama dari tidur panjangnya," Ulquiorra memperlihatkan beberapa pecahan Hyongoku ditangannya pada Orihime.

"Ini..." Orihime kaget melihatnya.

"Jika kau tidak mau menuruti perintahku, maka aku tidak akan segan-segan menyerang Soul Sociey dan membunuh ayahmu." Ancamnya.

Kedua mata Orihime membelalak sempurna saat mendengarnya.

"I-itu..."

"Pikirkan perkataanku baik-baik Nona." Ucap Ulquiorra sesaat sebelum keluar dari kamar Orihime.

Gadis bersurai orange kecokelatan ini langsung meringkuk menangis diatas kasur meratapi keadaannya saat ini.

"Hiks...Kak Ichi-kun..." isak Orihime.

Saat ini hati Orihime tengah merasa bingung, apa yang harus ia pilih dan lakukan. Jika ia menolak membantu pria itu menggunakan kekuatannya untuk menyatukan Hyongoku maka pria itu tidak akan segan-segan membunuh Ayah dan para penduduk Soul Society yang tidak bersalah tapi jika ia lakukan itu maka itu berarti Orihime akan kehilangan nyawanya.

"Kak Ichi-kun apa yang harus aku lakukan?" batin Orihime.

TBC

A/N : Yee Inoue kembali dengan Fic baru, padahal banyak Fic yang belum selesai dan di update malah bikin Fic baru yang ga jelas kayak gini hehehe # bungkuk badan.

Fic ini terinspirasi dari Fandom sebelah akan tetapi jalan ceritanya akan jauh berbeda, buat kelanjutan Fic ini Inoue ga tahu apa akan di teruskan lagi atau ga itu tergantung dengan respon kalian semua.

Untuk siapapun yang mau membaca Fic ini, Inoue mengucapkan terima kasih banyak dan jika berkenan mohon Read and Riviewnya pleas.

Inoue Kazeka