Ron dan Seamus melongo, bukankah itu suara Malfoy—Draco Malfoy dan Harry, Harry Potter guru biologi mereka. Apa maksud Malfoy 'Ayolah Harry, disini kan sepi, tidak akan ada yang tahu!'. Jangan-jangan mereka...

ooo

Haa? Cinta Terlarang?

Disclaimer: J.K Rowling

Aurorafalter

ooo

Harry Potter

Hari ini adalah hal yang paling sial setidaknya untuk seminggu kebelakang ini. Tidak hanya direpotkan masalah guru-guru yang meminta kenaikan gaji pada pihak yayasan dan Lucius yang kerjaannya marah-marah karena guru-guru yang mulai membanjiri email dan kantor kerjanya dengan surat permintaan kenaikan gaji, Harry malah harus menghadapi masalah yang amat krusial dan bisa membahayakan nyawanya sendiri.

Draco Malfoy

Tunggal dari sahabat kentalnya, Lucius Malfoy. Murid yang paling menyebalkan yang pernah Harry temui semenjak dia dilahirkan didunia ini oleh ibunya yang membuat Harry harus berfikir untuk request untuk kembali masuk kandungan. Murid yang seenak jidatnya mengklaim Harry sebagai miliknya, calon suaminya dan terus-terusan gentayangan disekitarnya untuk menggerecoki segala persendian hidupnya, bahkan Harry curiga mungkin kalau ada kesempatan, Malfoy cilik itu bahkan akan mengikutinya sampai liang lahat. Murid yang sudah membuat jantung Harry jumpalitan dari Cannes ke Nice ke Côte d'Azur, dan membuat emosinya seolah sedang menaiki Festus ketika dia mabuk udara, okay yang terakhir memang benar-benar salah ruang.

"Ya Tuhan, bahkan dalam mimpipun hal itu terdengar sudah sangat mengerikan, apalagi ini nyata," pikir Harry getir. Bagaimana bisa bocah belum genap dua puluh tahun itu bisa berpikiran seperti itu pada gurunya sendiri. Bukankah malah terlihat seperti Harry adalah paman atau ya setidaknya kakaknya ketimbang dijadikan pacar atau tambatan hati? Persetan dengan hal tersebut, Harry hanya malas digelandang ke komisi perlindungan anak karena dituduh telah melakukan praktek sekte pedophilia kepada anak-anak dan mengotori track record catatan baik kepolisiannya.

"Ayolah Harry, disini kan sepi, tidak akan ada yang tahu!"

Harry hanya bisa menyimpan tonjokannya dibalik saku mantel yang tengah ia gunakan. Bisa-bisanya setan Malfoy ini meminta Harry untuk membobol loker Snape hanya gara-gara iphonenya disita Snape gara-gara ketahuan sedang streaming video tips dan trik menggaet pasangan yang berumur lebih tua darimu, dijamin seminggu bakal lengket saat pelajaran tengah berlangsung. Imajiner Harry sedang menayangkan adegan dimana dia sedang membenturkan kepalanya ke mading yang berada di sebelah kanannya sambil berteriak frustasi.

"Tapi itu melanggar aturan sekolah, Mr. Malfoy."

"Oh ayolah kita sudah membicarakan ini berulang kali, Draco, Harry. Jangan panggil aku seperti itu. Tapi, itu semua kan demi kebaikanmu juga Harry, video itu kan aku tonton juga untukmu," ucap Draco memelas.

"Tetap saja tidak bisa, aku tidak bisa mengambil resiko dan mendapat amukan dari Professor Snape. Lagi pula itu untuk pembelajaran kedepannya agar kau bisa lebih menghargai gurumu," kata Harry sambil menghela napas. Namun alasan sebenarnya adalah, dia ingin segera cabut dari sekolah dan lepas dari anak titan macam Draco. "Lagi pula, aku juga harus segera pulang, ini sudah cukup sore untuk berlama-lama tinggal disekolah dan lagi aku harus memberi makan kucingku, permisi..."

ooo

Draco Malfoy

Hari ini adalah hari yang paling sial, setidaknya seminggu belakangan ini. Aku tertangkap basah sedang memainkan iphoneku, padahal aku sudah berpesan kepada Blaise untuk memberitahuku semisal Snape mendekati bangku kami yang berada di pojokan belakang. Namun malang, Blaise sendiri malah ketiduran ngorok sampai ilernya menetesi buku teks Theo yang hari ini pura-pura sakit diare hanya demi menghindari pelajaran bersama Snape. Snape memergokiku ketika khusuk tengah streaming video salah satu platform penyedia situs video online berbayar. Serta merta dengan suara khasnya Snape yang licin seperti rambutnya memberikan hadiah berupa teguran manis berbonus penyitaan handphone, uh fuck! Semua ini karena Harry aku rela membuat diriku sendiri yang agung ini dipermalukan diseluruh penjuru kelas. Untung saja pelajaran Snape adalah pelajaran sore yang hanya sedikit siswa mengambil pelajaran ini. Ya ampun, aku memang sudah benar-benar gila.

Entah bagaimana aku bisa benar-benar tergila-gila dengan guruku sendiri, Harry Potter. Awalnya sungguh keisengan semata ketika pertama kali aku menggodanya, namun sepertinya Harry mempunyai charm yang membuatku tidak bisa untuk tidak berhenti menggodanya. Walaupun dia berusia lumayan jauh dari umurku, Harry terlihat seperti anak malaikat yang perlu dihujani segudang limpahan kasih sayang. Wajahnya yang terlihat beberapa tahun lebih muda menjadikannya tidak terlihat seperti guru, malah seperti mahasiswa semester awal yang menggemaskan. Dengan tinggi tubuh yang bahkan lebih tinggi diriku padahal umur kami terpaut cukup jauh, membuat insting untuk melindunginya makin menggebu-gebu.

Aku bahkan rela mengorek informasi pribadinya kepada father yang langsung menaikkan alisnya pertanda dia sedang heran atau malah sedikit curiga. Bahkan father sempat mewanti-wantiku untuk tidak berbuat iseng atau aneh pada Harry karena beliau sangat menghormati Harry. Aku sudah mafhum karena aku mendengar cerita dari mother Harry adalah satu-satunya yang membantu study father dengan ikhlas dan tulus ketika father cukup frustasi karena tidak ada seorangpun yang berkompeten untuk membantunya. Terlepas dari hal tersebut, keluarga kami berteman baik dengan James dan Lily, orangtua Harry.

"Ayolah Harry, disini kan sepi, tidak akan ada yang tahu!"

Aku hanya bisa memberikan puppy eyes terbaikku yang mungkin terlihat sangat gagal karena tidak sinkron dengan kepribadianku. Sebenarnya alasanku memintanya mengambilkan handphoneku adalah kamuflase, aku hanya ingin berduaan dengannya. Peduli goblin amat dengan handphone itu, toh aku hendaknya bersyukur karena dengan begitu ada alasan untuk membeli seri keluaran terbaru.

"Tapi itu melanggar aturan sekolah, Mr. Malfoy."

"Oh ayolah kita sudah membicarakan ini berulang kali, Draco, Harry. Jangan panggil aku seperti itu. Tapi, itu semua kan demi kebaikanmu juga Harry, video itu kan aku tonton juga untukmu," ucapku sambil menaikkan alisku sebelah sambil melihat reaksi yang akan dikeluarkan oleh Harry.

Bingo! Wajah Harry memerah setelah tahu aku menyebutkan bahwa tadi aku sedang streaming video tips dan trik menggaet pasangan yang berumur lebih tua darimu, dijamin seminggu bakal lengket. Harry terlalu polos sehingga aku sungguh tidak bosan untuk menggodanya.

"Tetap saja tidak bisa, aku tidak bisa mengambil resiko dan mendapat amukan dari Professor Snape. Lagi pula itu untuk pembelajaran kedepannya agar kau bisa lebih menghargai gurumu, lagi pula, aku juga harus segera pulang, ini sudah cukup sore untuk berlama-lama tinggal disekolah dan lagi aku harus memberi makan kucingku, permisi..."

Tapi sebelum dia berbalik menuju parkiran, aku sudah sigap untuk memegang tangannya dan menyeretnya menuju ruang loker guru yang tidak terkunci.

"Mari kita lihat apakah kau bisa kabur dariku, Harry..." bisikku pada telinganya ketika dia berada diantara loker dan tubuhku.

TBC

Oh ya hello gaes, long time no see hahaha... am so sorry karena update yang luar biasa lama ini. Ketika sudah mulai mengetik saya selalu teringat dengan kerjaan yang lain dan terpaksa harus mangkrak lagi. Dan pas malem takbiran ini, saya kepikiran untuk ngetik sambil mengerjakan pesanan desain yang menyebalkan hahaha silahkan tinggalkan kesan pesan cacian atau apapun yang ingin kalian sampaikan. Dan untuk alur yang terkesan slow, saya ya hanya bisa manggut-manggut karena memang begitulah adanya. See ya next chapt!