aa

disclaimer
kuroko no basuke © tadatoshi fujimaki
fanfiction © pindanglicious

no profits gained

warning: crispy humor krenyes krenyes random semi plotless nyampur nyaris alay lebay brocon!shun tapi semoga suka :')

sum: cinta aa kepada kazu terbentang lebih lebar dari sayap elang dan garuda. [sibling!shun/kazunari]


Kazu, inget gak pas kamu baru lahir?

Aa nggak inget, da waktu itu mah masih umur satu tahun. Tapi gapapa. Ini biar dramatis aja.

Waktu masih bayi kamu lucu banget. Pipi kamu gembul kayak buntelan karung. Kerjaannya tidur di dada mama. Aa gak tau kamu dulu modus mesum atau emang alaminya butuh ASI. Aa gak mau suudzon.

Dulu Kazu apet banget sama Aa, sampe cebok aja minta dicebokin. Pulang pergi sekolah barengan. Kerjain PR barengan. Dimarahin Mama barengan. Ngelawak barengan. Tidur barengan, mandi barengan, baju samaan kayak kembar bahkan sampe ke daleman-daleman. Apa kita kurang mesra?

Sekarang Kazu berubah, ya. Umur udah enam belas, setahun lagi mau punya KTP—maksudnya Kartu Tanda Perjaka. Kamu udah lebih tinggi dua senti dari Aa—sebenernya Aa gak sudi nulis ini. Poni kamu yang dulu sama kayak Aa berubah jadi alay. Kamu bahkan nggak mau satu SMA sama Aa. Parahnya daleman helo kiti kita yang seragam udah tanggal di anu kamu. Kamu teh kenapa? Ada masalah apa sama Aa? Mari bicarakan baik-baik :')

Tapi gapapa, Kazu. Biarpun Kazu sekarang udah bermetamorfosis dari nimfa menjadi kecoa dewasa, Aa tetap sayang. Maaf Aa bukannya homo ya tapi ini murni sayang Aa ke dedeknya. Dedek kandungnya yang sedarah, sebangsa tanah dan sebangsa air.

Cepet-cepet pulang kampung ya Kazu. Aa kangeeen pisan sama Kazu. Sekali ini aja pengen ketemu. Aa stress habis pemilu presiden dan banyak rusuh sana-sini. Bentar lagi juga lebaran, Aa belum maaf-maafan sama kamu kalau dulu Aa pernah bertindak asusila memerosoti celana Kazu di depan anak-anak Shutoku. Hampura pisan.

Shun
7 Juli 2014

.

Kazunari melotot frustasi.

Sindrom brocon telah dialami oleh seorang Shun selama tujuh belas tahun dia memijakkan kaki di dunia. Terbukti sampai sekarang dari bagaimana caranya menulis surat cinta.

Semuanya berawal tak jauh berbeda dari cerita roman klasik.

Bayi Shun yang menunggu Mama dan Papa selama tiga hari di rumah nenek dan pulang-pulang dibawakan seorang adik. Itulah awal benang merah kedua saudara elang-rajawali tersebut dipertemukan. Shun yang berusia setahun sebulan langsung terpesona dengan Kazunari yang baru berumur sembilan jam. Dia yang baru belajar berbicara pun berceloteh, "Ka … jyuuu~" (makhluk mungil apa ini?!)

Pertemuan awal kita adalah saat kau masih seorang bayi merah; sedang aku seorang bayi lemah yang baru belajar berdiri dan memerosoti popok yang basah.

Kata Mama, Kazunari adalah hasil kloningan Shun yang sempurna. Dari ujung kepala sampai ujung jempol kaki semuanya mirip. Dua-duanya punya mata elang dan rajawali, dua-duanya punya rambut hitam pekat mengkilat dan mudah disikat, dua-duanya berzodiak scorpio dan dua-duanya satu jenis anu.

Shun sayang Kazunari.

Dia sangat bahagia, bahkan lebih bahagia dari kabar kulit manggis yang kini sudah ada ekstraknya, memiliki adik lucu dan imut macam Kazunari.

Singkat kata Shun sudah terlalu cinta Kazunari dari sejak lelaki itu lahir karena dia adalah anak lucu dan unyu. Karena dari dulu selalu bersama seperti upil yang merekat erat di tembok kamar mereka berdua. Karena mereka sangat dekat seperti Aomine dan dakinya tercinta.

Ya gitu deh.

.

"Ahh,"

Si bungsu membuang napas berat ke udara. Mata bermanik kelabu memutar searah jarum jam, kemudian kembali tertuju pada layar genius phone pemberian abangnya saat ulang tahun keenam belas.

Kazunari tiba-tiba galau, haruskah dia membalas surat elektronik yang baru saja disampaikan Shun? Kakaknya itu pernah bilang kalau membalas pesan adalah amanah dan amanah tidak boleh dibantah. Karena tanda-tanda orang munafik ada tiga—dan melanggar amanah adalah salah satu dari ketiganya.

"A Kazu tengsin tau kalau harus ngebales SMS panjang Aa yang alay banged," keluh laki-laki pemilik hairstyle belah tengah tersebut. Di lain latar, Shun tengah bersin kencang tanpa sebab.

Di samping tempatnya duduk, seorang senior—Miyaji Kiyoshi namanya—menggeleng-gelengkan kepala seraya berdecak. "Ckckck, Kazunari. Tabiat alay yang elu punya lebih bikin frustasi. Plis lah, sadar diri dikit!"—dia mengibas rambut indah ala ikemen masa depan.

Kazunari manyun kecut.

"Aa saya brocon level dewa, Kang Miyaji. Iya sih dulu deket banget. Tapi aduh plis ya, sekarang udah beda dong. Saya udah mimpi basah, apa masih pantes dibilang bocah?" tukasnya keras kepala. Pipinya yang tembam menggembung bagai mochi khas sukabumi yang isinya bervariasi. Miyaji jadi ingin gigit. (Sssh jangan mesum.)

Sambil sesekali memerhatikan kawan-kawan klub basketnya berlatih di gymnasium, Miyaji masih setia menemani Kazunari yang belakangan ini berwajah suram di bangku pemain. Mereka sudah menghabiskan waktu setengah jam untuk sekadar mengobrol obrolan ringan sampai yang panas-panas. Seperti politik, misalnya.

"Elu lagi masa-masanya ngelawan sih. Gini ya, harusnya syukur punya abang perhatian. Kisah persaudaraan kalian lebih indah dari Itachi dan Sasuke," Miyaji mendadak fanboying dan mengoceh soal serial animanga favoritnya sejak pakai popok.

Kazunari poker face aja deh.

Oke, lebih indah dari dua saudara di fandom sebelah nun jauh sana ya….

Ingat sewaktu di PAUD, TK, SD, sampai SMP, Shun dan Kazunari tidak pernah pisah sekolah. Sepulang menimba ilmu mereka akan mengganti baju dan bergegas bermain layangan. Setelah bosan bermain layangan mereka akan bermain basket, dan ujung-ujungnya bermain bola bekel serta congklak. Sungguh masa kecil yang sangat bahagia.

Tapi semenjak SMA, Kazunari mulai menemukan jati diri yang sebenarnya. Dia sadar dia bukan anak ayam yang setiap hari mengekor induknya. Tapi dia adalah rajawali yang terbang bebas di angkasa.

["Kazunari, mau SMA ke mana?"

"Shutoku A itu yang di deket pentolan ojek tea,"

"APA KENAPA HARUS DI SANA KAZUNARI? ITU KAN JAUH BANGET KAMU HARUS NGEKOS! AA TIDAK BISA MENGAWASIMU LAGI!"

"A Kazu sudah SMA,"

"TIDAAAAAAAAAAAQ!"

"…"]

Setelah kembali dari flashback-nya, Kazunari menghela napas panjang.

"Bosen Kang disamain melulu sama si Aa. Sok geura tanyain tetangga saya Kang mana si Shun mana si Kazunari. Kalau saya gak ngorbanin poni ini jadi alay mah Kang, pasti pada lieur," tutur si pebasket SMA Shutoku bertubuh paling mungil itu. "Sampe sekarang kita sama! Masuk klub basket, jadi point guard, punya mata burung. Tau gak Kang horoskop saya sama Aa saya itu juga sama! Kan kita bukan Upin Ipin!"—kemudian dia jadi curhat alay.

"Heh denger ya, orang mah seneng kalau punya sodara serasi teh—"

"Tapi Kang kalau sampe sempak aja serasi kan gak lucu keleuss!"

—Miyaji menarik lagi kata-katanya tadi.

Intinya curhat mereka sia-sia.


Jarak dari Seirin ke Shutoku itu ibarat dari Bogor ke Cimahi. Sudah seperti pindah negara (kalau buat Shun yang notabene tak bisa jauh dari adiknya).

Sewaktu Kazunari memutuskan untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke SMA negeri elit itu, Shun sudah pusing kelabakan. Dia memang tidak mengurusi administrasi dan pembayaran masuk—karena Mama yang urus semuanya. Tapi dia panik bukan main saking tak mau berpisah dengan sang adik.

"KAZUNARI! TANPA KEHADIRAN AA DI SAMPINGMU EMON-EMON BARU PASTI AKAN MENDEKATI!"

(Shun itu cuma normal di sekolah. Kalau di rumah, urat nadi dan sarafnya putus semua.)

Suatu hari Hyuuga Junpei teman sekelasnya minta pinjam hape. Karena Shun jaim di sekolah, dengan gaya ikemen ganteng dia menyerahkan benda mungil itu pada sang kawan, tanpa mengetahui niatan jahat yang terlintas di otak picik si kapten klub basket.

Semua yang ada di ponsel Shun itu normal, bersih dari konten porno. Wallpaper-nya bergambar hutan belantara yang masih hijau karena Shun adalah pecinta alam. Namun kemudian image seorang point guard kecenya Shun runtuh seketika saat Hyuuga mengobrak-abrik pesan privatnya di aplikasi wassap.

shun05: Dedek Kazu ayo pulang Aa sudah sedia makanan yang kamu suka, apa kamu mau disuapin chayankz :*

kazunari10: Aa aku lelach bacanya :'( masih di sekolah, pliz deh tiap hari gini kok aku pulang pas liburan palingan

shun05: Hujan tau gak? Jangan latihan melulu nanti kamu xaqid, masuq ahngin :(

kazunari10: Aa plis a …

(Sekarang giliran Hyuuga yang memijat kening.)

"Eh woi. Lu gak pernah bilang kalau elu brother complex gini," komentar si kapten kacamata seraya menutup layar nista ponsel flip tersebut. Shun memuncratkan susu kaleng bergambar beruangnya ke jendela.

"No no no no. Jangan bilang elu buka yang nggak-nggak,"

"Ha? Gue iseng buka wA elu dan … ya gitu. Idih elu ya udah alay garing brocon pula,"

(Shun langsung ayan di tempat.)

"Kalau gitu kita latih tanding di SMA Shutoku minggu depan biar elu bisa ketemu si dedek."

(Shun batal ayan.)

Iris kelabu elangnya berbinar-binar ceria dan senyuman lebar polosnya mengalihkan dunia. "BENERAN, HYUUGA? BENERAAN?!" serunya berapi-api sambil mengguncang bahu kaptennya kencang.

"Iya ish berisik! Ini kan tinggal rapat koordinasi sama advisor dan anggota kita aja. Lu wakil gue harus ikut rapat juga, jangan kabur nyet! Cari kontak info kaptennya dan tinggal bikin keputusan mutlak hari dan tanggal. Gampang 'kan?"

"YESS HYUUGA PENGERTIAAAN! AKOMODASI BIAR GUE YANG URUSS!"

"Terserah!"

"HYUUGA BAIIIIK!"

.

.

.

Malamnya Shun menggoreskan pena di atas diary dengan hati yang bersemi.

Terima kasih, Hyuuga. Shun dan Kazunari kini selangkah lebih dekat.

Rindu ini sudah enam bulan lamanya mencekat.


.tbc.


ini rencananya mau dibikin twoshoot, jangan khawatir sama ending di atas kalau kesannya gantung. insya allah deh secepetnya diberesin da saya juga gak mau atuh nunggak ff mah :(( /jangancurhat
maaf untuk kealayan dan gaya kepenulisan yang tidak eyd-ish(?), karena ini semua dibuat semata-mata untuk hiburan (walau segaring coretizukicoret kripik singkong)

sampai jumpa di chapter depan muah :*