Tittle :

Secret of My Heart

Cast :

Byun Baek Hyun, Park Chan Yeol, And Other

Genre :

Romance, Friendship, Hurt/comfort

Author:

Me & Dobi (thanks a lot ma friend)

ChanBaek, Boy's Love, little ByunTae conflict, Don't Like Don't Read


Rahasia hatiku, kau yang mengerti
Terkadang setiap orang ingin melarikan diri


~XXX~

Seorang pria mungil tengah berjalan menuju kamarnya. Ia menghela nafas kasar setelah apa yang terjadi sepanjang hari ini. Sangat berat dan begitu buruk. Namun, kehadirannya yang mengharapkan ketenangan di tempat ini jauh dari bayangan. Pria kecil itu lantas membulatkan mata menatap pemandangan nanar di ruangan ini. Pada akhirnya...

...

PLAK

Sebuah tamparan mendarat mulus di pipi tirus seorang pemuda jangkung. Tidak terlalu keras, hanya saja cukup untuk menyadarkan pemuda itu dari kegilaan sesaatnya. Lihat saja, ruangan ini sudah berantakan, akankah pemuda itu membuat semakin hancur seperti baru saja terjadi tragedi tenggelamnya kapal Titanic?

"Apa yang merasukimu, Park Chan Yeol!" Pemuda lain yang bertubuh mungil tampak menahan nafas di sampingnya. Terlihat jelas kekesalan dari raut wajahnya. Ia tak habis pikir dengan tingkah pemuda jangkung itu, Park Chan Yeol.

Chan Yeol hanya mendengus kesal, nafasnya terlihat memburu, tangannya terkepal masih memendam amarah. Ia tak menyahut, justru sekarang ia memakan korban lagi. Satu-satunya meja yang masih berdiri di ruangan itu ia tendang sekuat tenaga.

"Astaga! Apa yang terjadi padamu? Jangan rusak properti, Dobi!"

Dobi, panggilan yang sering pemuda kecil bernama Byun Baek Hyun itu berikan pada Chan Yeol, setelah era Wolf. Mata Baek Hyun hampir keluar saat melihat tingkah anarkis yang lagi-lagi Chan Yeol lakukan. Ia benar-benar tak habis pikir.

Sesaat setelah Baek Hyun pulang dari pertunjukan musikal "Singing The Rain" ia mendapati kamar dorm mereka berantakan. Tak ada yang utuh, setidaknya hanya televisi yang masih bertengger indah di kamar mereka. Benar sekali, Chan Yeol dan Baek Hyun memang sekamar. Siapa yang tak kenal mereka? Duo pembuat keributan di EXO K maupun EXO, si happy virus dan si eyeliner yang terkenal sebagai ChanBaek couple.

"Terserah!" Mata pemuda itu nyalang menatap sekitar kamar yang cukup berantakan. Kursi belajar yang belum rubuh akhirnya menjadi korban terakhir dari amukan Chan Yeol. Sungguh, sebenarnya dia kenapa?

"Hei hei hentikan! Itu belum lunas kubayar, eoh!" Ternyata Baek Hyun membelinya saat pameran furniture minggu lalu dan masih dalam tahap kredit/? Dan kursi cantik yang akhir-akhir ini menjadi favorit Baek Hyun itu harus terjatuh dengan indahnya di lantai yang tak bersalah. Oke abaikan deskripsi yang terakhir ini. Kembali pada ChanBaek yang masih terlihat bersitegang.

"Dobi kau kenapa!?" Baek Hyun mengacak rambutnya frustasi. Ia sudah jengah melihat kelakuan aneh Chan Yeol yang urakan. Hanya deru nafas setelah keheningan sesaat menguasai kamar itu. Chan Yeol tampak meredupkan tatapan matanya. Ia menatap lekat Baek Hyun yang masih kesal di sisinya. Apakah ini kerusakan terakhir yang akan Chan Yeol buat?

Sayang sekali Baek Hyun, Chan Yeol masih butuh pelampiasan yang lain. Entah setan apa yang merasuk, lagi-lagi Chan Yeol meraih tumpukan buku terdekat dan hendak membantingnya.

"Aku cemburu kau dengan Taeyeon Nuna!"

BRUKKK

Baek Hyun kini mengerti. Ia lantas berjongkok memunguti buku-buku yang bertebaran di kamar itu. "Jadi, kau tidak percaya padaku?" Baek Hyun meletakkannya di dekat rak televisi yang masih kokoh. Belum menjadi sasaran Chan Yeol. Ia kemudian memutar tubuh dan menghadapi tubuh jangkung Chan Yeol yang terlihat mulai tenang.

"Aku bahagia jika kau bahagia..." Kalimat itu meluncur tiba-tiba dari bibir Chan Yeol. Ia menatap sendu ke arah Baek Hyun sambil memegang dadanya yang terasa nyeri. Entahlah ia tak tahu kenapa.

Chan Yeol merasa kesal sungguh, Baek Hyun tak memberitahu apa pun padanya, dan ia merasa seperti dibodohi. Terlebih setelah ia tahu bahwa hubungan Baek Hyun dan Tae Yeon sunbae mereka adalah sepasang kekasih, dan ia mengetahuinya dari internet. What the hell?

Sejak kapan? Ia tidak tahu. Jadi, apa artinya ia di mata Baek Hyun selama ini? Terlebih lagi bukan hanya itu, sepertinya ia merasakan api cemburu yang membara di hati. Tapi ia tak mau mengakui. Chan Yeol terlalu gengsi mengakui perasaannya. Ia tak mau kehilangan sahabat terbaik seperti Baek Hyun, atau kah ada perasaan lain?

"Apa maksudmu, Dobi? Bagaimana jika aku tidak begitu?" Baek Hyun mencoba menatap iris mata Chan Yeol tapi pemuda itu memalingkan wajah.

"Aish aku tidak percaya."

Yeah, Chan Yeol memang keras kepala. Pikirannya masih dipenuhi dengan gosip-gosip yang dibacanya satu jam yang lalu. Ia termakan mentah-mentah berita yang beredar, terlebih setelah masalah itu dikonfirmasi oleh agensi-nya. Ia merasa terkhianati.

"Lihat ke sini, kau sedang bicara padaku!" Baek Hyun tampak gemas melihat tingkah pemuda teman sekamarnya ini. Ia langsung meletakkan kedua belah tangan lentiknya ke pipi Chan Yeol. Menatap mata Chan Yeol yang terlihat berkabut. "Apa yang harus kulakukan agar kau percaya?" tanya Baek Hyun lirih. Haruskah ia menahan semuanya sendiri, bahkan Chan Yeol pun sama saja seperti yang lain.

"Kau memiliki benda yang sama, kalian mempunyai panggilan sayang. Dan..." Chan Yeol sengaja menghentikan kalimatnya, dadanya benar-benar sesak namun ia berusaha melanjutkan. "Kau juga jarang menghubungiku." Chan Yeol menundukkan kepalanya.

Baek Hyun terdiam sesaat. Jadi itu alasannya.

"Astaga Dobi, jadi kau benar-benar cemburu pada Taeng nuna?" Baek Hyun melongo. "Kau kan tahu aku penggemar fanatiknya." Baek Hyun mendecak. Harusnya Chan Yeol bisa sedikit berpikir positif. Terlebih masalah mereka jarang bertemu karena kesibukan masing-masing, Baek Hyun dengan musikal, MC, dan kegiatannya, lalu Chan Yeol dengan syuting roommate dan variety shownya yang lain. Bagaimana bisa mereka bertemu? Untuk tidur dalam satu kamar mereka saja jarang akhir-akhir ini.

Baek Hyun menegakkan wajah Chan Yeol agar menatap langsung pada iris hazel miliknya. Namun, Chan Yeol masih terlihat sedih. Raut seperti itu membuat Baek Hyun ikut merasakan pedih di hatinya. Mana senyum yang biasa kau tunjukkan untukku? Batin pemuda mungil itu.

"Maafkan aku..." Baek Hyun menyerah. Ia juga bersalah tak bisa mengatakan hal yang sejujurnya pada Chan Yeol.

"Aku memaafkanmu, tapi aku benci fansmu. Mereka mengucilkanmu." Chan Yeol terlihat geram, sorot mata kini penuh amarah, dan ia terlihat cemberut. Sebenarnya ekspresi yang lucu, tapi tidak untuk saat ini. Masalah fans ini ternyata juga terdengar sampai telinga Chan Yeol.

Baek Hyun hanya tersenyum miris. Belum sehari berita ini memenuhi seluruh media Korea tapi sudah menimbulkan ledakan yang takkan Baek Hyun bayangkan sebelumnya. Banyak yang meneriakinya, mengatainya, bahkan memprotes masalah ini.

"Aku membutuhkan dukungan orang-orang yang benar-benar menyayangiku..." Baek Hyun terlihat menghela nafas panjang, beban di pundaknya sungguh berat, tapi ia tak mau Chan Yeol sedih karenanya, ia langsung mengomentari pemuda itu. "Kenapa kau cemberut seperti itu, jelek tahu!" Baek Hyun berusaha mencairkan suasana tegang dengan menggoda Chan Yeol.

"Hmm... Maaf." Chan Yeol langsung memeluk Baek Hyun penuh kasih sayang. Sungguh pemuda jangkung ini tak bisa berlama-lama marah pada pria pendek di depannya. "Kalau begitu jangan dengarkan fansmu..." ucapnya kemudian.

Baek Hyun membalas pelukan itu dan tersenyum simpul. Hangat. Berada di dalam dekapan Chan Yeol seperti ini sangat membuat Baek Hyun merasa nyaman. "Terima kasih. Walau bagaimana pun mereka tetap pernah mencintaiku."

"Chan Yeol, Baek Hyun..." Terdengar suara Suho dari luar pintu kamar mereka. Chan Yeol dan Baek Hyun segera melepaskan pelukan mereka, namun Suho terlanjur membuka pintu kamar dan ia menatap horor kamar ChanBaek.


~XXX~

"Uhh telingaku lelah mendengar ceramah Suho hyung." Chan Yeol terlihat merengut, ia mengorek sedikit telinga, sedangkan Baek Hyun tampak tersenyum kecil di sampingnya. Chan Yeol yang ekspresif sangat Baek Hyun sukai.

"Salah sendiri kau yang membuat kekacauan itu," cibir Baek Hyun. Ia lantas mendahului Chan Yeol dan membuka pintu kamar mereka. Astaga. Baek Hyun baru sadar, tempat ini benar-benar kacau. Tsk, pantas saja tadi Suho hyung mengomeli mereka.

Baek Hyun mulai membereskan kursi yang terbalik. Chan Yeol dengan wajah pasrah langsung mendirikan meja yang ia tendang tadi. Namun, ekor matanya mengawasi Baek Hyun. Pria mungil yang rapuh, saat ini ia mendapat hujatan dari berbagai pihak. Bahkan tadi Chan Yeol sempat membaca, banyak cacian yang mereka tujukan untuk Baek Hyun. Mengapa Chan Yeol merasa ingin sekali melindunginya?

Mereka dalam keheningan beberapa lama, kamar mereka sudah mulai rapi karena Chan Yeol dan Baek Hyun yang fokus membersihkan kamar mereka, tanpa kata hingga sebuah suara menginterupsi.

"Baek..." panggil Chan Yeol. Baek Hyun tak menatapnya, ia hanya menggumamkan "Hm..." untuk membalas panggilan Chan Yeol dan tetap sibuk menata buku-buku ke meja.

"Kau tahu, aku benci mereka mengataimu pengkhianat."

Baek Hyun menghentikan aktivitasnya menyusun buku-buku itu yang sebelumnya akan ia susun sesuai alfabet. Ia menutup matanya, sebenarnya tak ingin membahas masalah ini lagi tapi Chan Yeol memancing kembali.

"Mereka hanya terluka. Seperti yang kau rasakan, bukan?"

Tepat sekali. Bagaimana bisa Baek Hyun membaca perasaan Chan Yeol.

"Tapi mereka berlebihan. Kenapa kau dikucilkan seperti ini~ Aku tidak tega." Chan Yeol lantas menghampiri Baek Hyun. Ia ingin sekali membuat pria mungil ini melihatnya, tapi Baek Hyun tetap pada posisinya, membelakangi Chan Yeol. Ia tetap fokus pada kegiatannya.

"Itulah betapa berbahayanya wanita yang patah hati, Dobi."

Chan Yeol sebenarnya bingung, tapi dia mencoba mencerna kata-kata Baek Hyun. Patah hati, mengucilkan, marah, kecewa, dan jadilah benci.

"Oh jadi yeoja jika patah hati seperti itu hum.. Arra." Ia mengangguk kemudian tersenyum cerah pada Baek Hyun. "Aku akan melindungimu Byun Baek Hyun." Ia lantas mengusak rambut Baek Hyun. Baek Hyun mau tak mau berbalik dan menatapnya sebal, tapi dia kemudian tersenyum.

Akhirnya Baek Hyun bisa menyunggingkan senyuman tulus pada hari ini.

"Benarkah kau akan melindungiku?"

"Tentu saja! Kalau kau terluka EXO hanya akan tampil bersepuluh." Kata-kata itu membuat Baek Hyun yang semula berbinar-binar kini hanya menatap datar ke arah Chan Yeol. Ia bahkan hampir membanting buku-bukunya karena kesal, tapi Baek Hyun memilih tertawa datar.

"Aku bisa menjaga diri sendiri!"

Lantas kekesalannya ia lampiaskan dengan menenandang kaki Chan Yeol.

"Aww..." rintih Chan Yeol. "Haish hyung... Kau ini kenapa?" Chan Yeol mengelus kakinya yang menjadi korban tendangan Baek Hyun. Sakit juga.

"Tidak apa-apa!" Baek Hyun membuang muka, lalu buru-buru pergi meninggalkan kamar itu. Ia kesal sangat kesal.

Chan Yeol yang ikut kesal juga semakin mengompori. "Ya sudah sana sama Taeyeon nuna dan aku akan dating bersama Nana!" Ia membalas teriakan Baek Hyun.

Baek Hyun memutar bola matanya, lantas menyambar jaketnya. "Terserah! Lakukan saja yang kau suka!" teriak Baek Hyun ketika melewati ruang tengah.

"Oke akan ku lakukan!" Chan Yeol berteriak lagi, tapi Baek Hyun pura-pura tuli.

Se Hun dan Kai yang sedang menonton televisi tampak terkejut mendengar teriakan keduanya. "Ada apa hyung?" tanya Se Hun.

Baek Hyun mendengus, tak mengindahkan perkataan sang magnae, ia hanya berlalu pergi keluar menuju pintu dorm. Kyung Soo yang saat itu tengah bergelut di dapur membuat cemilan untuk duo magnae tampak mendecak. Pasti ChanBaek sedang bertengkar.


~XXX~

Chan Yeol menghela nafas gusar. Ia mengusak surai hitamnya frustasi. Baek Hyun terus memenuhi kepalanya tapi pertengkaran tadi membuat keadaan semakin memburuk. "Dasar keras kepala."

Chan Yeol lantas melangkahkan kaki ke balkon. Ia dapat melihat bintang-bintang di langit kota Seoul meski tidak terlalu terang, cahayanya kalah oleh lampu-lampu dari bangunan di kota metropolitan ini. Pandangannya terpaku ke bawah mengawasi siluet pria kecil yang tampak berjalan sendirian di bawah sana. Langkah yang cepat.

Mata besar Chan Yeol terus mengawasinya. Ada perasaan khawatir terselip di sudut hati. Tiba-tiba mata besar itu tampak membulat. "Astaga!"


~XXX~

"Mereka kenapa?" Sehun mencoba bertanya pada Kai yang tidak terpengaruh kepergian Baek Hyun beberapa menit yang lalu. Pemuda berkulit Tan itu mengendikkan bahu dan terfokus pada acara yang terpampang di depannya dan sesekali tertawa. Sehun mengurucutkan bibirnya menghadapi tingkah Kai yang menonton Mr. Bean seperti orang gila.

"Tidakkah di sini ada yang mengkhawatirkan hyung kita itu?"

'Hyung kita' yang Se Hun maksud tentu saja adalah Baek Hyun. Semua sudah tahu apa yang terjadi dan posisi Baek Hyun saat ini benar-benar sulit. Se Hun khawatir. Namun, mengapa di saat seperti ini ChanBaek masih sempat bertengkar? Mengherankan.

Suho yang keluar dari kamarnya langsung duduk di sebelah magnae. "Ini hanya sebuah ujian agar kita lebih dewasa, Sehun-ah." Senyum malaikat Suho menghentikan kekhawatiran Se Hun.

"Maksud hyung?"

"Baek Hyun memang sedang mengalami masa sulit, tapi kau bisa melihat, karena Chan Yeol ia bahkan tidak terlihat terlalu bersedih hari ini.

"Bukankah mereka bertengkar?"

"Sebentar lagi pasti Chan Yeol hyung akan menyusulnya." Kai yang sedaritadi belum angkat bicara tampak yakin. Se Hun bingung. Tapi segala pertanyaan dalam pikirannya terjawab ketika melihat Chan Yeol tergesa-gesa turun dari lantai atas sambil memakai jaket dan topinya. Pemuda jangkung itu lantas keluar dorm dengan langkah terburu-buru. Bahkan ia tidak menyadari bahwa ada mereka di ruang televisi.

"Jadi begitu..." Se Hun tersenyum simpul. Chan Yeol tetap mengkhawatirkan Baek Hyun sekalipun mereka berada dalam pertengkaran.

"Aku tidak sabar menunggu kelanjutan drama ini." Kai menatap kepergian Chan Yeol dengan menyeringai, ia mengalihkan tatapan pada Suho. "Jadi hyung, kau memihak siapa?"

Suho tampak memasang wajah datar. Ia selalu mendapat peran antagonis jika dikaitkan dengan peran leader yang patuh. "Akan kupikirkan nanti."

"Cemilan siap..." Kyung Soo membawa nampan berisi kentang goreng, lalu menghidangkan di depan ketiga pemuda yang tengah sibuk dengan pikiran masing-masing itu.


~XXX~

Baek Hyun berjalan sendirian pada malam itu. Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam KST, belum terlalu larut tapi udara musim panas saat malam hari mulai menjadi dingin. Ia memasukkan tangan mungilnya ke dalam jaket yang tidak terlalu tebal. Baek Hyun memang tidak tahan dengan hawa dingin.

Tak jauh dari sana, dari arah berlawanan Baek Hyun melihat sekumpulan yeoja. Baek Hyun tetap berjalan santai. Ia berharap takkan dikenali. Namun sayangnya, saat diamat-amati lebih lanjut Baek Hyun merasa yeoja-yeoja itu mulai mendekatinya. Gawat. Baek Hyun bahkan baru sadar ia tidak memakai penyamaran apapun. Terlebih ketika melihat pandangan yeoja-yeoja itu, terlihat kesal penuh amarah dan kecewa.

"Mengapa mereka terlihat seperti ingin membunuhku..." Baek Hyun terlihat mulai was-was. Ia lantas mundur teratur ingin menyelamatkan diri. Berharap sasaran dari wanita-wanita itu bukan dia tapi Baek Hyun salah.

"Lihat itu Baek Hyun!"

"Bukan! Dia Baek Hyum!"

Baek Hyun hanya bisa meremas dadanya. Ia sakit mendengar itu, namanya diplesetkan menjadi Baek Hyum yang artinya kotor dan menjijikkan. Apakah mereka adalah wanita-wanita yang patah hati itu? Mungkin saja.

Baek Hyun segera berlari menjauh. Yeoja-yeoja itu tetap mengejar Baek Hyun sambil meneriakinya. Bukan teriakan penuh dambaan yang biasa ia dengar dari fans, tapi entah mengapa semua teriakan itu penuh kekecewaan dan kebencian. Baek Hyun kau benar-benar bodoh karena mengorbankan mereka.

Baek Hyun lantas memacu langkahnya semakin cepat. Ia lelah, benar-benar sangat lelah hari ini. Nafasnya bahkan sudah mulai terputus-putus, oksigen di rongga dadanya telah menipis. Jika ia berhenti tertangkaplah ia dan akan menjadi bulan-bulanan dari para yeoja yang patah hati. Baek Hyun tidak mau mengambil resiko itu sehingga ia tetap memacu langkahnya tanpa henti.

Baek Hyun tak mempunyai fokus, hingga seseorang tiba-tiba menghentaknya, menarik menuju sebuah ruang sempit. Belum hilang keterkejutan Baek Hyun oleh lengan yang tiba-tiba menariknya itu, kini ia dipaksa untuk patuh dan masuk ke dalam dekapannya.


~To be continue~


Annyeong readers-nim. Ini hanya sebuah karya yang berasal dari pemikiran saya dan teman saya Dobi. Dia benar-benar mengambil peran besar dalam terciptanya kisah ini.

Lalu, bagaimana dengan nasib Baek Hyun selanjutnya?

Jika ingin segera dilanjutkan jangan lupa RnR-nya ya~ Respon dari kalian menentukan kelanjutan cerita.. Gomawo *bow*