Pesan Author: Terima Kasih Sudah menyukai fanfic ini.

Ini Dia lanjutannyaa...

Nisekoi masih milik Naoshi Komi

Chitoge masih dalam kondisi sakit, pengeliatannya buram dan masih merasakan sakit di kepalanya, ia memegang kepalanya dan menidurkan kembali tubuhnya.

Raku yang merasa ada yang bergerak didekatnya langsung terbangun dari tidurnya.

" Chitoge, kau sudah sadar?" Raku yang baru bangun masih seperti ngelindur dan mengusap-usap matanya.

" Ya aku sudah sadar." Jawab Chitoge yang membuang muka karena merasa malu.

" Syukurlah kau sudah sadar. Hoaammm." Seru Raku.

" Tadi kau bilang apa? Aku sudah sadar. Memangnya aku tidak sadarkan diri berapa lama?" Seru Chitoge terkejut dan heran.

" Sudah Dua hari kau tidak sadarkan diri." Jawab Raku sambil membangunkan badannya merentangkan kedua tangannya ke atas.

" Heehhh.." Seru Chitoge yang juga merasa heran sendiri. Raku tanpa kata-kata ingin keluar dari kamar rawat Chitoge.

" Kau mau kemana, Raku?" Tanya Chitoge.

" Aku mau mencari dokter agar bisa memeriksa keadaanmu." Jawab Raku dan langsung meninggal kamar rawat Chitoge. Chitoge hanya tersenyum dengan mendengar kata-kata itu.

Tidak lama ada seseorang yang membuka pintu kamar rawat Chitge dengan perlahan.

" Siapa itu?" Seru Chitoge.

Seorang perempuan rambut bondol tapi dia sangat cantik melihat Chitoge dengan sangat senang sekali, melangkahkan kakinya untuk berjalan kearah Chitoge dan langsung memeluk Chitoge.

" Tuan Muda, akhirnya kau sadar juga." Seru perempuan itu dengan penuh haru.

" Sudah Tsugumi tidak usah mengharukan seperti itu, aku kan sudah sadar." Jawab Chitoge.

" Hmm, iya tuan muda." Seru Tsugumi melepaskan pelukkannya dan mengusap air matanya.

" Kata Raku aku sudah tidak sadar selama 2 hari. Apa betul?" Seru Chitoge.

" Iya memang benar. Kata dokter panas demam di tubuhmu sudah hampir lebih 40 derajat dan membuatmu hampir mati tidak sadarkan diri dan setelah itu kau sering mengigau."Jelas Tsugumi.

" Apa? Mengigau?" Seru Chitoge dengan kaget.

" Iya. Kau memanggil nama Raku Ichijou terus menerus." Seru Tsugumi dengan polos.

" Apa? Yang benar saja tidak mungkin." Seru Chitoge wajahnya memerah.

" Ya, tapi itu kenyataannya tuan muda." Seru Tsugumi sambil merapihkan buah-buahan pada lemari meja besi disamping tempat tidur Chitoge.

Chitoge wajahnya langsung merah padam mendengar pernyataan dari Tsugumi. Tsugumi hanya melihat Tuan Mudanya sambil memotong buah-buahan yang dibawanya.

" Tuan Muda tidak perlu merasa malu seperti itu." Seru Tsugumi.

" A-Aku tidak malu kok." Jawab Chitoge sambil membuang muka.

" Orang tua Tuan Muda, Ayahnya Raku Ichijou, dan juga teman-teman yang lain juga mendengar anda mengigau, Tuan Muda." Jelas Tsugumi.

" APA?!" Chitoge dengan keras berteriak sangking kagetnya, hingga Tsugumi yang sedang memegang buah langsung terlempar karena sangat terkejut dengan teriakkan Chitoge.

" I..iya Tuan Muda.. Jadi Setiap 2 jam sekali pasti mengigau dan pas banget sama kedatangan mereka." Jelas Tsugumi.

" Tsugumi, aku bisa-bisa malu inii!" Seru Chitoge yang cemas.

" Buat apa malu, Tuan Muda. Kan kau memang sedang sakit dan tidak sadarkan diri. Dan berkat kau mengigau nyonya besar tidak jadi memboikot Raku Ichijou." Jelas Tsugumi sambil menghela nafas.

" Oh ya, mama mau memboikot Raku? Pasti itu sangat menakutkan." Jawab Chitoge.

" Begitulah.." Seru Tsugumi yang mengetahui sifat nyonya besarnya itu.

Tak lama Raku datang ke kamar rawat Chitoge membawa dokter dan suster yang selama dua hari sering memeriksa keadaan Chitoge.

" Nona Kirisaki sudah bangun ya.." Seru Dokter.

" Hem, iya dok." Jawab Chitoge.

" Saya periksa ya, nona." Seru Dokter itu sambil memegang tangan Chitoge. Chitoge menurut saja, sementara Dokter memeriksa Chitoge dengan Stethoscope.

" Sepertinya nona Kirisaki keadaannya sudah membaik." Seru Dokter.

" Memangnya Chitoge sakit apa dok?" Seru Raku.

" Dari cerita Hana-san, dia tidak makan selama seminggu. Jadi daya tahan tubuh nona Kirisaki ini lemah dan terjadi lah demam." Jelas Dokter kepada Raku.

" Chitoge kenapa kau begitu bodoh tidak mau makan karena kau sakit hati? Bukankah kau wanita yang kuat?" batin Raku melihat Chitoge yang sedang diperikasa tensi tubuhnya oleh suster.

" Raku Ichijou?" Tsugumi memanggil. Raku langsung sadar dari lamunannya.

" Kau kenapa? Tiba-tiba melamun begitu." Lanjut Tsugumi.

" Ahh, tidak apa-apa." Jawab Raku.

Keesokan harinya

Pada pagi hari yang cerah Chitoge melatih dirinya untuk berdiri dan berjalan dengan seorang suster di tengah-tengah taman rumah sakit.

" Kau hebat nona kirisaki, baru kemarin sore kau latihan untuk berdiri sekarang sudah berdiri sendiri dan sudah sedikit-sedikit berjalan." Seru Suster.

" Aku tidak mau lama-lama sakit. Dan aku tidak mau melakukan hal yang memalukan selama aku tidak sadar 2 hari kemarin." Jawab Chitoge sambil melihat langit.

" Menurutku itu tidak memalukan." Seru Suster sambil tersenyum.

" Apa maksudmu?" Seru Chitoge yang bingung dan melihat suster itu.

" Menurutku itu biar membuktikan kalau kau memang mencintai dia." Jelas suster dengan tersenyum. Dari semalam Chitoge selalu ditemanin suster dan Chitoge bercerita banyak tentang dirinya.

Chitoge juga tersenyum. " tapi bagiku itu memalukan walau itu adalah bukti kemunafikanku selama ini, dan tidak menghasilkan apa-apa, karena dia tidak mencintaiku." Chitoge langsung menundukan kepalanya.

" Baik lah.. kalau menurutmu seperti itu. Kau bisa latihan sendiri kan nona Kirisaki." Seru Suster ramah itu.

" Tenang saja aku bisa sendiri. Hihi." Seru Chitoge sambil menyengir.

Setelah 2 jam berlatih. Chitoge bisa membuat dirinya berjalan bahkan dia bisa melakukan olah raga bebas sendiri. Dari kejauhan ada seorang gadis dengan warna rambut warna coklat dengan keadaan marah.

" Kirisaki-san." Seru gadis itu. Chitoge yang sadar akan kehadirannya langsung menatapnya.

" Eh kau, Tachibana. Ada apa kau kesini?" Seru Chitoge.

..HENING..

Dari kejauhan ada yang memantau percakapan Chitoge dan Tachibana. Yang memantaunya tidak jauh yaitu Raku dan Shu.

" Ini akan jadi perdebatan yang seru, Raku." Seru Shuu dengan muka kucingnya itu.

" Diam lah." Jawab Raku.

Kembali ke Chitoge dan Tachibana.

" Kenapa kau selalu jadi pusat perhatian Raku-sama?!" Teriak Tachibana.

" Kenapa kau yang selalu bersama Raku-sama?!"

" Kenapa bukan aku?!"

" Apa kau tidak memberi kesempatan padanya untuk dekat oleh wanita-wanita yang memiliki kunci itu?! Haahh?!"

Chitoge hanya terdiam dan menundukkan kepalanya.

" Apa maksudmu Tachibana?" Seru Chitoge.

" Aku tidak pernah sekali pun tidak memberi dia kesempatan kemana saja. Yang kau tau sekarang kami bukan pacar sungguhan. Kami bersama pada saat-saat tertentu saja. Jadi tarik kata-katamu yang tidak memberika kesempatan."

" Tapi kau terlalu sering dengannya!" Seru Tachibana.

" Dan sekarang Raku-sama selalu menjagamu di rumah sakit."

" Mungkin ini yang terakhir, Tachibana. Kau boleh mengambil Raku, tapi apa kau bisa mengambil hatinya. Yang aku tahu dia menyukai orang lain tapi bukan kau dan aku." Seru Chitoge yang masih menundukan wajahnya dan berjalan meninggalkan Tachibana.

Chitoge yang sudah di lorong rumah sakit langsung bertemu Tsugumi.

" Tuan Muda, kau tidak apa-apa?" Seru Tsugumi.

" Tidak." Jawab Chitoge

Tsugumi merasa curiga terhadap yang terjadi pada tuan mudanya itu. Tsugumi melihat dari kejauhan ada wanita yang sangat dia benci yaitu Tachibana.

" Oh jadi itu orang yang membuat kau seperti ini, Tuan Muda." Seru Tsugumi sambil melangkahkan kakinya tapi tertahan oleh tangan Chitoge.

" Sudah lah. Itu tidak penting. Yang penting sekarang adalah kita harus menyatukan perasaan dua orang untuk menjadi satu." Seru Chitoge lalu berjalan ke dalam rumah sakit.

" Jangan-jangan dia mau menyatukan…" Seru Tsugumi yang berbicara sendiri dan terkejut. Karena dia tau siapa yang mau tuan mudanya persatukan perasaannya. Dan dia langsung menyusul tuan mudanya itu.

Saat di kamar rawat, Chitoge membereskan dirinya dan pakaiannya untuk masuk ke dalam tas. Tsugumi dari kejauhan melihat apa yang dilakukan Chitoge itu. Tsugumi langsung menghampiri Chitoge dengan wajah yang perihatin pada Chitoge.

" Tuan Muda, buat apa kau beres2 seperti ini?" Seru Tsugumi.

" Buat pulang ke rumah lah Tsugumi. Tubuhku juga sudah sehat bukan." Jawab Chitoge.

" Tapi kan kau belum diperiksa kembali oleh dokterkan. Dan kau belum dipastikan sembuh total dan boleh pulang." Jelas Tsugumi dengan wajah yang cemas.

" Maka dari itu aku mohon pertolonganmu supaya aku bisa pulang hari ini." Jawab Chitoge dengan senyumannya.

" Tapi Tuan Muda, aku…"

" Aku tau kau mengkhawatirkanku. Aku akan baik-baik saja kok." Terus Chitoge sambil tersenyum pada Tsugumi.

Tak lama kemudian Raku dan Shuu mesuk ke kamar rawat Chitoge.

" Kalian sudah mau pulang? Apa kau sudah diizinkan dokter untuk pulang, Chitoge?" Seru Raku yang bingung melihat Chitoge dan Tsugumi beres-beres pakaian Chitoge.

Tidak ada jawaban dari Chitoge maupun Tsugumi.

" Iya Chitoge apa kau sudah diizinkan pulang oleh dokter?" Lanjut Shuu.

" Sebenarnya…." Kata-kata Tsugumi terpotong.

" Itu bukan urusanmu." Seru Chitoge sambil membawa tasnya. " dan terima kasih telah menungguku di rumah sakit. Ayo Tsugumi kita pulang." Chitoge langsung berjalan melalui lorong perlahan menyusul Tsugumi yang mengikutinya.

Raku yang melihat kelakuan Chitoge yang seperti itu kesal. Tapi apa daya dia juga masih merasa bersalah.

" Sudah lah Raku, sepertinya kau harus lebih berusaha." Seru Shuu.

" Raku…" Panggil seorang gadis dengan mata biru dan rambut pirangnya.

" Chitoge…" Seru Raku agak terkejut yang tiba-tiba Chitoge menghampirinya.

" Besok, aku tunggu kau dirumah Kosaki-chan, jam 11 siang." Seru Chitoge, lalu ia pergi meninggalkan Raku.

Keesokkan Harinya

Pukul 07.00, Chitoge sudah bangun dari tidurnya dan masih duduk di tempat tidurnya sambil merasakan pusing dikepalanya yang sesungguhnya dia belum sembuh total.

" Kenapa kepalaku masih pusing seperti ini? Mungkin aku baru minum obat itu baru sekali." Seru Chitoge yang berbicara pada dirinya sendiri.

Chitoge langsung berdiri dan menyiapkan dirinya untuk mandi, selesai ia mandi lalu sarapan dan ia meminum obat.

"Chitoge, kau mau kemana? Pagi-pagi seperti ini sudah rapih." Seru sang papa Chitoge.

" Aku mau membereskan masalah yang tak terselesai." Seru Chitoge

" Apa tidak bisa besok saja? Kau masih harus istirahat bukan?" Seru sang papa yang khawatir akan keadaan putri tercintanya itu.

" Tidak bisa ditunda papa. Aku harus cepat-cepat menyelesaikan baru aku bisa beristirahat dengan tenang." Seru Chitoge.

Papa Chitoge hanya melihat anaknya dan tersenyum. " Semoga kau lebih dewasa dan suatu saat kau akan mendapat kebahagiaanmu nak." Batin sang papa Chitoge.

" Aku pergi dulu ya, papa." Seru Chitoge.

" Ya, Hati-hati sayang." Seru sang papa.

Chitoge yang sudah ada di depan toko kue onodera bisa dibilang rumah onodera juga, berhenti dan membuka pintu toko itu.

" Selamat Datang~~" Seru gadis lembut yang bernama Onodera.

" Chitoge-chan, ternyata kau." Seru Onodera.

" Hei, itukan pesaing cintamu kan." Seru Ibu Onodera sambil bisik-bisik.

" Ibu ngomong apa sih?" Seru Onodera sambil bisik-bisik juga, karna tidak enak kalau didengar oleh Chitoge.

"Ehhmm.." Sahut Chitoge yang sudah di depan Onodera dan Ibunya. Chitoge mendengar apa yang dikatakan ibu Onodera. (sejak kapan Chitoge jadi sensitive seperti itu).

" Maaf bibi, aku tidak akan merebut cintanya Kosaki-chan." Seru Chitoge yang terang-terangan.

Onodera dan ibu langsung terkejut dengan kata-kata Chitoge yang ternyata mendengar bisik-bisik ibunya itu.

" Maaf Chitoge-chan bukan maksud bibi seperti itu. Hehe." Seru Ibu Onodera.

" Tidak apa-apa kok bi." Seru Chitoge dengan senyuman.

" Oh ya, ada apa perlu apa kau ke sini Chitoge-chan?" Seru Onodera.

" Bisa kita bicara dikamarmu, Onodera?" Seru Chitoge.

" Oh, bisa, silahkan Chitoge-chan." Seru Onodera.

Chitoge dan Onodera sudah di kamar Onodera dan saling berhadapan.

" Ya, sekarang kau mau bicara apa ya, Chitoge-chan?" Seru Onodera.

" Aku mau bicara tentang Raku." Seru Chitoge to the point.

" Apa Raku?" Seru Onodera yang mukanya langsung memerah.

" Iya Raku." Seru Chitoge.

" Memang ada apa dengannya?" Seru Onodera dengan wajahnya memerah dan panas dingin.

" Kau harus menjadi kekasih sungguhannya dia dan kau harus membahagiakan dia." Seru Chitoge dengan senyuman. Bisa dibilang senyuman yang ikhlas tapi berat untuk dilakukan.

" Apa yang kau katakan Chitoge-chan? Hehe.. sudah lah aku ambilkan the dan cemilan untukmu ya." Seru Onodera yang langsung salah tingkah dan menghindar dari pembicaraan.

"Ada apa dengan dia? Bukannya ini yang dia impikan bisa bersama Raku." Seru Chitoge yang berbicara pada dirinya sendiri.

Onodera yang menghindar dari pembicaraan langsung ke bawah rumahnya dan melihat ibunya sedang kerepotan melayani pelanggannya. Karna ia ingin menghindarinya, ia langsung membantu ibunya.

" Maafkan aku Chitoge-chan, aku tidak bermaksud untuk menghindari pembicaraan ini tapi aku tidak mau melihatmu bersedih, walau yang ku lihat tadi adalah senyuman yang ikhlas tapi aku yakin pasti sulit untuk melakukannya." Batin Onodera.

Ditempat lain Raku sedang bermalas-malasan dirumahnya. Dan pada saat itu juga ada seseorang gadis yang sangat cantik yang bisa dibilang dia kakaknya Raku tapi tidak sedarah.

" Raku ini sudah jam 10 kau tidak bergegas kerumahnya Kosaki-chan." Seru Gadis cantik itu Yui.

" Aku merasa ada yang tidak enak jika aku datang kesana." Seru Raku.

" Apa kau sudah mengatakan perasaanmu yang sebenarnya kepada Chitoge." Seru Yui.

" Entah kenapa aku susah untuk mengatakannya." Seru Raku.

" Yah terserah kau saja Raku. Setahuku Chitoge akan kembali lagi ke Amerika beberapa hari lagi. Mungkin bisa besok." Jelas Yui sambil tersenyum.

" Apa kau bilang, Yui-nee? Chitoge akan kembali lagi?" Seru Raku yang terkejut dengan kata-kata Yui.

" Iya, masa aku bohong. Apa kau mau kehilangan dan menyesal untuk kedua kalinya?" Seru Yui dengan tertawa kecil.

" Kau bisanya meledek aja, Yui-nee. Baik lah aku akan kesana sebelum terlambat." Seru Raku.

" Aku tidak meledek, tapi memang dia harus kembali ke Amerika." Seru Yui. Raku hanya melihatnya lalu pergi meninggalkan Yui. Yui hanya tersenyum penuh arti.

Sementara itu di kamar Onodera. Chitoge masih menunggu Onodera yang masih mengambil minuman dan makanan.

" Kosaki-chan lama sekali. Padahal aku ingin bicara serius. Apa dia lagi sibuk ya?" Seru Chitoge berbicara pada dirinya sendiri. Dengan inisiatif dia langsung memeriksa Onodera ada dimana, lalu ia menemukannya sedang membantu ibunya sedang kerepotan melayani pelanggan, lalu ia langsung kembali lagi ke kamar Onodera mengerti Onodera sedang sibuk.

Setelah beberapa menit pelanggan di toko Onodera sudah sepi. Dengan cepat Onodera masuk ke dapur dan menyiapkan makanan dan minuman. Setelah itu, baru ia pergi ke kamarnya.

" Maaf ya Chitoge-chan, aku lama. Aku tadi membantu ibuku." Seru Onedera sambil menaruh makanan dan minuman di lantai kamarnya.

" Tidak apa Kosaki-chan." Seru Chitoge sambil menguncir rambut dengan kuncir kuda.

Onodera hanya melihatnya dan merasa ada yang janggal pada rambut Chitoge.

" Ano Chitoge-chan." Seru Onodera.

" Iya." Jawab Chitoge sambil minum minuman yang disediakan Onedera.

" Akhir-akhir ini kau tidak pernah memakai pita merahmu lagi? Apa pitanya hilang ya?" Tanya Onodera dengan polos.

Chitoge yang ditanya seperti itu langsung kaget dan sedikit tesedat saat lagi minum.

" Uhuk..Uhuk!"

" Kau tidak apa-apa , Chitoge-chan?" Seru Onodera dengan khawatir.

" Uhuk! Ti.. Tidak apa-apa. Hehe. Soal pita itu ada kok di rumahku." Seru Chitoge sambil menaruh minumannya.

" Kok tidak dipakai? Bukankah waktu itu kau kehilangan pitamu, kau malah sedih ya?" Tanya Onedera.

" Waktu itu pita itu masih penting untukku. Tapi sekarang sudah tidak. Jika aku terus memakai pita itu terus, hidupku tidak akan berubah." Jelas Chitoge.

" Maksudnya?" Seru Onodera penasaran.

" Ahh… Sudahlah.. tidak usah diteruskan. Kau juga tau kan aku memakai itu sesuai dengan buku cerita masa kecil kita. Dan aku ingin melepasnya saja karena kehidupan masa kecilku sudah selesai." Jelas Chitoge dengan senyuman.

" Chitoge-chan, kenapa kau memaksakan diri seperti ini?" Batin Onodera dengan mata yang berkaca-kaca.

" Kosaki, ada Ichijou!" Teriak Ibunya dari bawah rumah.

" Suruh dia langsung ke kamarku saja, bu." Teriak Onodera dari pintu kamarnya.

" Chitoge-chan, Ichijou datang. Kau tidak mau menyambutnya." Seru Onodera sambil tersenyum. Chitoge hanya diam saja. Onodera hanya merasa prihatin pada Chitoge.

" Ya sudah aku mau tambah minumannya dulu ya." Seru Onodera.

Saat diluar kamar Onodera bertemu Raku yang mau ke kamar Onodera.

" Onodera-san, kau mau kemana?" Seru Raku.

" Aku mau ambil minuman dulu buatmu. Ada Chitoge-chan di dalam." Jelas Onodera.

" Oh gitu. Baiklah." Jawab Raku.

" Semoga kalian bisa memperbaiki hubungan kalian, Ichijou-kun, Chitoge-chan." Batin Onodera.

Saat di kamar Onodera.

" Hai, Chitoge, kau sudah lama disini?" Seru Raku sambil mendudukan dirinya. Chitoge yang tadinya memandang ke arah jendela langsung melihat Raku.

" Tidak." Jawab Chitoge dengan singkat.

" Kau ini kenapa? Kau masih marah kepadaku?" Seru Raku.

" Kau bicara apa? Bukannya kita memang seperti ini. Dari pertama kita ketemu di sekolah, kita tidak pernah akur kan." Seru Chitoge dengan jutek.

" Ya.. Iya benar. Tapi kita sudah banyak perubahan. Walau pun kau memang menyebalkan tapi aku terbiasa oleh itu." Jelas Raku.

" Sudah lah Raku, aku sudah lelah berpura-pura. Dan kau sudah lama kan menyimpan perasaanmu pada Kosaki-chan." Seru Chitoge dengan mata yang menyipit.

" Apa maksudmu Chitoge?" Seru Raku yang mulai curiga.

" Aku mau menolongmu untuk menyatakan cinta pada Kosaki-chan." Seru Chitoge.

" APA?!" Seru Raku dengan terkejut.

" Iya, kau harus menyatakan cinta pada Kosaki-chan sekarang juga." Seru Chitoge.

" Kau jangan seenaknya seperti itu!" Seru Raku yang kesal dan langsung berdiri dihadapan Chitoge.

" Kenapa? Kau masih malu? Kan kau menyukainya kau harus cepat-cepat menyatakannya." Seru Chitoge dengan wajah ngeyelnya.

" Itu bukan urusanmu. Dan itu tidak perlu dilakukan, Chitoge!" Seru Raku. Chitoge lama-lama kesal dan berdiri dihadapan Raku.

" Memang itu bukan urusanku! Tapi aku mau menolongmu! Aku masih peduli padamu, dan aku masih ada disini!" Seru Chitoge dengan nada tinggi.

" Aku bilang itu tidak perlu dilakukan, Chitoge!" Seru Raku. Tak lama Onodera masuk ke kamar dan melihat pertengkaran mereka.

" Kau harus melakukannya! Kalau tidak, aku tidak akan memaafkanmu!" Seru Chitoge. Raku hanya diam.

" Sudah-sudah kalian. Apa yang kalian perdebatkan?" Seru Onodera meredakan suana.

" Tidak ada, Kosaki-chan. Aku mau numpang ke toiletmu ya Kosaki-chan." Seru Chitoge sambil melangkah mekeluar kamar Onodera dan menutup pintunya.

" Ada apa Ichijou-kun?" Seru Onodera yang penasaran.

" Tidak ada." Seru Raku sambil mendudukan dirinya.

" Pasti kau bertengkar lagi. Padahal aku berharap meninggalkanmu berdua di kamar, agar kalian baikan lagi." Seru Onodera. Raku hanya diam dan menunduk.

" Onodera-san, aku sesungguhnya senang kau menyukaiku, karena aku sudah lama menyukaimu. Tapi, aku tidak mau kehilangan Chitoge. Maafkan aku, Onodera-san." Seru Raku sambil menundukan kepalanya dan wajahnya yang memerah. Onodera hanya tersenyum dan wajahnya juga memerah.

" Aku mengerti Ichijou-kun. Aku juga tidak mau Chitoge-chan memaksakan diri seperti itu dan aku juga tidak mau kehilangan Chitoge-chan. Bagiku Chitoge-chan termasuk teman dan sahabat yang baik untukku. Aku yakin perasaannya padamu lebih besar dari pada denganku, karena kau sudah melampaui hubungan yang khusus walau itu palsu tapi itu bisa membuat Chitoge-chan lebih mencintaimu." Jelas Onodera.

Raku tercengang dengan kata-kata yang dikatakan oleh Onodera dan dia langsung menatap Onodera dengan lega.

" Terima kasih, Onodera-san." Seru Raku sambil tersenyum.

" IIIAAAAAA!"

Tak lama suara teriakkan terdengar dari kamar mandi.

" Haru!" Seru Onodera sambil bergegas menghampiri suara teriakkan itu dan mengenal suara teriakkan itu. Raku juga reflek dan mengikuti Onodera.

Sementara di tempat suara teriakkan itu. Haru sedang menangis dan membangunkan gadis berambut pirang yaitu Chitoge yang tergeletak di lantai kamar mandi rumah Onodera.

" Kirisaki-senpai, Bangun lah! Hiks.. Hiks.." Isak tangis Haru.

" CHITOGE-CHAN! CHITOGE!" Seru Onodera dan Raku secara berbarengan.

Dengan cepat Raku menggendong Chitoge dan membawanya ke kamar Onodera.

" Ini minyak anginnya, Ichijou-kun." Seru Onodera menyerahkan minyak angin untuk Chitoge.

" Terima kasih Onedera-san." Seru Raku.

" Apa Kirsaki-senpai baik-baik saja, Ichijou-senpai?" Seru Haru yang sangat khawatir.

" Aku juga tidak tahu, Haru-chan." Jawab Raku.

" Bagaimana kejadiannya, Haru-chan?" Tanya Onodera pada adiknya itu.

" Aku juga tidak tau. Saat aku mau ke kamar mandi pintunya tertutup, ku kira terkunci ternyata tidak dan aku melihat Kirisaki-sanpai sudah di lantai." Jelas Haru.

" Aku yakin belum sembuh benar. Bodoh. Dia seharusnya masih di rumah sakit. Besok baru pulang." Seru Raku.

" Jadi dia memaksakan diri untuk pulang, Ichjou-kun?" Seru Onodera.

" Iya."

Tak lama Chitoge membuka matanya.

" Chitoge." Seru Raku yang melihat Chitoge sudah membuka matanya. Lalu Haru dan Onodera melihat Chitoge.

" Raku, aku ingin pulang." Seru Chitoge dengan suara yag lemah. Raku langsung mengiyakan kata-kata Chitoge yang ingin pulang.

Saat di luar rumah Onodera, Raku dan Chitoge berpamitan pada Onodera, Ibu Onodera dan juga Haru karena sudah taksi yang menunggu.

" Bibi, Onodera-san, dan Haru-chan kami pulang ya." Seru Raku sambil membungkukkan badannya.

" Iya, kami pulang ya. Maaf sudah merepotkan orang rumah disini." Seru Chitoge yang membungkukkan badannya juga dengan wajahnya yang masih pucat.

" Tidak kok, lain kali main lagi saja." Seru Ibu Onoedera.

" Iya, Lain kali main kesini yaa." Seru Onodera.

Chitoge dan Raku hanya mengiyakan kata-kata Onodera dan ibunya. Lalu masuk ke dalam taksi dan melambaikan tangan.

Saat di dalam taksi.

" Pasti aku mengganggu pembicara kalian berdua." Seru Chitoge yang secara tiba-tiba.

" Tidak mengganggu sama sekali, Chitoge." Jawab Raku.

" Maksudnya kau sudah menyatakan perasaanmu pada Kosaki-chan?" Seru Chitoge sedikit terkejut.

" Iya, aku sudah menyatakannya." Seru Raku.

" Oh begitu. Baguslah. Apa Kosaki-chan menerimamu?" Seru Chitoge.

" Ya, dia menerima perasaanku." Seru Raku sambil menatap ke jendela mobil taksi yang ia tumpangi sambil tersenyum. Chitoge memandang Raku yang tersenyum.

" Oh. Selamat ya. " Seru Chitoge dengan menahan nangis dan menantap ke jendela taksi.

Raku langsung melihat ke Chitoge. Tapi Chitoge masih menatap yang ada di luar taksi alias melamun sambil menahan tangisnya.

Setelah sampai di rumah Chitoge. Chitoge berjalan ke kamarnya sambil dirangkul oleh Raku Karena dia masih pusing. Rumah Chitoge keadaannya sepi karena semua anak buah ayahnya sudah di bawa semua ke Amerika.

" Rumahmu sepi sekali ya." Seru Raku.

" Ya karena anak buah ayahku sudah di bawa semua ke Amerika." Jawab Chitoge yang wajahnya masih pucat di campur kemerahan karena masih malu-malu dirangkul oleh Raku.

" Rumahku juga sepi seperti ini kalau anak buah ayahku juga tidak ada." Seru Raku.

Tak lama mereka sudah sampai di depan kamar Chitoge.

" Sudah sampai sini saja." Seru Chitoge.

" Kau yakin tidak mau diantar sampai kamar." Seru Raku melepaskan rangkulannya.

" Ya."

Chitoge membuka daun pintu itu. " Raku, Selamat ya. Maaf ya sudah banyak merepotkanmu. Terima kasih atas kehadiranmu dihidupku. Selamat Tinggal." Seru Chitoge sambil dia masuk ke kamarnya. Raku hanya tercengang dengan kata-kata Chitoge.

" Hehh! Chitoge apa maksudmu?" Seru Raku mencoba menahan Chitoge tidak masuk ke kamar tapi sudah terlambat, Chitoge sudah masuk ke kamar.

Chitoge yang sudah masuk ke kamar langsung menangis di depan pintu kamarnya.

" Hei Chitoge! Buka pintunya! Apa maksudmu dengan selamat tinggal?! Hehh Chitoge buka pintunya!" Seru Raku yang mencoba membuka pintu kamar Chitoge dan mengedor-ngedornya.

Chitoge yang ada dibalik kamarnya hanya menangis dan mendengarkan suara Raku.

" Chitoge tolong buka pintunya!" DOR.. DOR.. DOR..

" Pergi!" Seru Chitoge dari dalam kamarnya.

" Apa maksudmu, Chitoge?!" Seru Raku.

" Anak toge ini, kenapa dia masih disitu? Padahal aku sudah mengucapkanya selamat tinggal." Batin Chitoge.

Dengan kesal dan mengusap air matanya dia dan membuka pintunya.

" Akhirnya kau membuka pintunya." Seru Raku lega.

DUUAKKK!

Chitoge memukul Raku hingga kepalanya benjol.

" Apa yang kau lakukan?!" Seru Raku.

" Aku menyadarkanmu. Kau tidak sadar kau bilang perasaanmu sudah diterima oleh Kosaki-chan. Berarti kau sudah menjadi pacarnya. Dan kau tak perlu lagi bersamaku apa lagi memberi penjelasan kalau aku mengucapkan selamat tinggal kepadamu!" Bentak Chitoge. Raku terdiam.

" Soal itu, kau salah paham. Maksudku dia menerima perasaanku itu. Aku menjelaskan padanya aku tidak bisa kehilanganmu, Chitoge." Seru Raku dengan wajah yang memerah.

" Dia mengerti dengan penjelasanku itu."

Chitoge bingung dibuatnya.

" Raku, bukan kah kau menyukai Kosaki-chan, tapi malah kau bilang tak mau kehilanganku?" Seru Chitoge.

" Ya memang aku menyukai Onodera, tapi paling tidak bisa kehilanganmu." Seru Raku.

" Aku tidak mengerti? Menyukai Kosaki-chan dan tidak mau kehilanganku?" Seru Chitoge kebingungan.

Raku yang kesal dibuatnya hingga mengepalkan tangannya.

" Itu berarti aku menyayangimu dan mencintaimu, Chitoge!" Seru Raku.

" Oh gitu." Seru Chitoge.

" Kau Cuma jawab gitu?!" Seru Raku.

" Hahaha… Hahaha…" Chitoge hanya tertawa hingga mengeluarkan air matanya. Raku terdiam kebingungan.

" Aku tidak percaya." Seru Chitoge membalikkan badannya. " Kau pasti bergurau. Kau tidak mungkin mencintaiku. Kan kau bilang aku ini bukan tipemu, cewe yang kasar dan tidak ada manis-manisnya. Jadi tidak mungkin kau mencintaiku." Jelas Chitoge dengan mengeluarkan air matanya dan tersendat-sendat.

Raku melihat Chitoge mengeluarkan air matanya dari kaca yang berada di dinding samping dan mendengar Chitoge dengan suara menangis. Raku tersenyum dan langsung memeluk Chitoge dari belakang. Chitoge langsung terkejut dan terdiam, wajahnya langsung memerah.

" Tapi kenyataannya aku sekarang mencintaimu dan aku baru sadar akan hal itu setelah kau pergi, Chitoge." Seru Raku sambil memeluk Chitoge.

" Benarkah?" Seru Chitoge.

" Sungguh, Chitoge." Jawab Raku.

"ehm. Aku juga mencintaimu, Raku." Seru Chitoge dengan tersenyum dan memeluk tangan Raku.

" Tapi," Seru Chitoge.

" Tapi kenapa?" Seru Raku yang bingung.

" Tunggu aku balik sebentar." Seru Chitoge sambil melepas pelukan Raku dan membalikan badannya.

Sekarang Chitoge dan Raku saling bertatapan sangat dekat. Raku hanya diam saja menunggu jawaban.

" Kami dekat sekali. Dan aku merasa berdetak kencang didadaku." Batin Raku. Mereka berdua saling bertatapan dan wajah mereka juga merah padam.

"Maafkan aku Raku. Aku harus kembali ke Amerika. Mamaku tidak mau melihatku bersedih lagi dan membawaku ke Amerika." Seru Chitoge sambil menundukkan kepala.

" Apa?! Tidak bisakah kau berbicara pada mamamu agar kau tetap disini?" Seru Raku yang terkejut.

" Tidak bisa. Kau tau sendiri mamaku seperti apa." Seru Chitoge.

Raku terdiam dan bisa harus berbicara apa. Yang ia pikirkan yaitu bagaimana membuat mamanya Chitoge tidak membawa Chitoge. Dalam kesunyian itu Chitoge tiba-tiba memeluk Raku, Raku terkejut dan wajahnya memerah.

" Raku. Terima Kasih atas semuanya." Seru Chitoge sambil memeluk Raku.

" Ehh.." Seru Raku.

" Terima kasih telah banyak membantuku dari awal kita bertemu. Walau kita selalu tidak akur, aku mengakui kau sangat baik. Terima kasih sudah membuat dunia SMAku jadi lebih berwarna. Maaf aku selalu berbuat kasar padamu, berkata kasar padamu, dan dengan sifat-sifat anehku. Aku bersyukur telah bertemu lelaki sepertimu, walau kau tidak menyukaiku, aku tetap bersyukur. Sebenarnya aku mau lebih lama lagi disini tapi ya sudahlah. Terima kasih Raku." Jelas Chitoge saat memeluk Raku.

Raku hanya diam dan tidak menyangka dia akan mengatakan hal yang seperti itu. Chitoge perlahan melepaskan pelukannya, tapi Raku menahannya dengan pelukannya.

" Chitoge, aku tidak akan membuatmu kembali lagi ke Amerika. Lihat saja nanti." Seru Raku dengan jantan. Raku langsung melepaskan pelukannya dan pergi meninggalkan Chitoge.

"Hei, Raku, Tunggu, apa maksudmu?" Seru Chitoge saat Raku pergi. Chitoge ingin mengerjarnya tapi dia masih lemah dan ia menyentuh kepalanya yang masih sakit itu.

Dua Hari Kemudian

Hari ini adalah hari dimana Chitoge dijemput oleh mamanya tempatnya di bandara. Disana sudah ada teman-teman Chitoge untuk salam perpisahan. Ada Papanya Chitoge. Dan juga anak buah Mama dan Papanya Chitoge.

" Terima kasih sudah datang kesini. Kosaki-chan, Ruri-chan, Yui-sensei, Tachibana-san, Haru-chan, Fuu-chan dan juga Shuu." Seru Chitoge dengan Senyumanya yang khas dengan sedikit mengeuarkan air mata.

" Chitoge-chan, jangan lupakan kami ya." Seru Onodera yang sedih melihat sahabatnya mau pergi.

" Iya, aku tidak akan melupakan kalian. Oh ya, Raku kemana ya?" Seru Chitoge sambil mencari-cari sosok Raku.

" Oh Raku-chan katanya menyusul, tapi kok dia belum datang ya?" Seru Yui sambil menyentuh daguna dengan jari telunjuknya. Chitoge hanya diam saja.

" Mamamu juga belum muncul-muncul dari tadi saat dia mau ke toilet." Seru Papanya Chitoge.

" Kirisaki-san, selamat jalan ya. Haahh… sayang sekali nanti kaku tidak melihat pernikahanku dengan Raku-sama." Seru Tachibana. Chitoge langsung kesal mendengarnya.

" Apa maksudmu Tachibana?!" Seru Chitoge sambil mengepal tangannya.

" Tidak ada apa-apa." Seru Tachibana dengan mata yang berkaca-kaca. " Huuaaaa… Kirisaki-san… nanti aku tak bisa bersaing lagi denganmu.. Huuuaaa… Hiks.. Hiks.."

Chitoge yang melihatnya hanya tersenyum dan memeluk Tachibana.

" Sudah lah Tachibana, kalau aku bisa kembali aku akan kembali dan bersaing lagi denganmu." Seru Chitoge.

" Iya, aku sedih karena wanita yang cantik yang ada disekelilingku malah berkurang dua." Seru Shuu.

DUUAAKKK..!

" SIAPA YANG MAU DI SEKELILINGMU!" Seru Tsugumi dan Ruri sambil menghajar Shuu.

Dari kejauhan terdengar suara perdebatan yang ketat. Seorang Tsugumi melihat perdebatan itu.

" Tuan, disana sepertinya ada nyonya dan…." Suaranya Tsugumi menjadi heran. " Raku Ichijou.."

" Hahh.. iya ayo kita hampiri mereka." Seru Papanya Chitoge.

Disalah satu tempat Raku dan Mama Chitoge yang bernama Hana.

" Hana-san, aku sekarang bersungguh-sungguh untuk membuat dia bahagia." Seru Raku sambil memegang tangan Hana. Yang tadinya Hana mau meninggalkan Raku saat Raku mau berbicara dengannya, tapi Raku selalu menahannya dan berusaha untuk menyakinkan mamanya sampai dia terlihat babak belur karena Hana selalu memukulnya.

" Kau ini jangan membuat janji yang tak bisa kau tepati! Sudah jangan menahanku!" Seru Mama Chitoge (Hana).

" Mama.." Seru Chitoge yang melihat mamanya membentak lelaki tercintanya Raku.

" Maaf Chitoge sayang, anak ini selalu menahanku. Aku hanya tidak mau kau terlihat sedih dan selalu dibuat sedih oleh anak ingusan ini." Seru Mamanya Chitoge.

" Aku mohon, jangan bawa Chitoge ke Amerika. Apa aku harus bekerja lagi padamu tanpa non-stop? Supaya Chitoge tidak kembali ke Amerika, Hana-san." Seru Raku yang duduk di lantai melihat ke wajah Mamanya Chitoge.

" Itu tidak ada Hubungannya kau tau!" Seru Mamanya Chitoge.

" Sudah lah Raku. Kau tidak usah seperti itu." Seru Chitoge sambil membangunkan Raku. " Terima Kasih, Raku." Seru Chitoge sambil tersenyum.

" Ayo kita berangkat." Seru Mamanya Chitoge.

Chitoge, Tsugumi, Papa Mama Chitoge dan anak buah keluarga itu sudah jauh meninggalkan gedung bandara untuk menuju pesawat mereka.

Raku yang masih tertunduk dan merung hanya diam saja.

" Sudah lah Raku. Kau sudah berusaha dengan baik. Yang penting sekarang kau sudah jujur dengan perasaanmu." Seru Shuu.

" Aku harus melihatnya pergi untuk yang terakhir kali." Seru Raku dan berlari menghampiri Chitoge yang sudah jauh.

Saat di lapangan terbang.

"Sial, mereka sudah masuk ke dalam pesawat." Seru Raku sambil berlari dan melihat pesawat keluarga Kirisaki.

"CHITOGE!"

" Heii! Chitoge! Jaga dirimu baik-baik. Jangan lupakan aku." Teriak Raku sambil melihat kepesawat dan melihat Chitoge yang sedang melihat jendela. Dan Chitoge melihat Raku.

Di dalam pesawat.

Chitoge melambaikan tangan pada Raku yang ada diluar sana. Mama dan Papa Chitoge melihat Chitoge melambaikan tangan pada Raku.

Saat Pesawat sudah terbang Chitoge hanya terdiam.

" Chitoge, Apa kau benar-benar ingin kembali ke Amerika?" Seru Mamanya Chitoge saat Chitoge melamun.

" Tidak." Seru Chitoge yang reflek pas ditanya oleh mamanya. " Ehh.. Maaf Mama. Aku.. Aku.." Seru Chitoge yang sadar dengan apa yang dijawab.

" Kau tidak perlu mengelak. Kalau kau ingin tinggal disini, tinggallah." Seru Mamanya Chitoge sambil tersenyum.

" Benarkah?"

" Iya, tapi ada syaratnya."

" Syarat?"

" Iya, Kau dan Raku harus Kuliah di Universitas Tokyo." Seru Mamanya Chitoge.

" Apa?!" Seru Chitoge.

" Kenapa? Bukankah nilaimu selama ini selalu di peringkat 1-5, Chitoge." Seru mamanya Chitoge.

" Iya, aku tidak masalah. Tapi Raku." Seru Chitoge.

" Ya Sudah. Kalau…"

"Iya aku mau. Aku akan membuat Raku juga akan masuk Universitas Tokyo itu." Seru Chitoge.

Sementata itu, di lapangan terbang. Raku masih berdiri disana melihat pesawat itu sampai menghilang dari langit jepang. Tapi dia melihat seperti benda kecil jatuh dari pesawat itu. Tapi lama kelamaan benda kecil itu menjadi besar dan menjadi seperti orang.

" Rakuu! Awas….!" Seru seseorang yang seperti jatuh dari langit itu.

" Haaahhh! Chito…" Seru Raku.

BRUUUKK!

" Chitoge…" Seru Raku yang terluka karena tertindih oleh benda yang jatuh dari pesawat itu. Posisi mereka saling menetap dan saling tindih dan Chitoge yang diatas.

" Kau kenapa turun dari pesawat dengan terjun payung? Itu sangat berbahaya tau." Seru Raku yang kesal.

" Hahaha… Aku senang bisa tetap disini, Raku." Seru Chitoge sambil memeluk Raku.

" Benarkah."

" Iya, Raku." Chitoge melepaskan pelukannya.

" Bagaimana bisa?"

" Bisa, tapi kau harus bisa masuk ke Universitas Tokyo."

" Apa? Universitas NO. 1 di asia itu."

" Iya, Apa kau bisa?"

" Aku akan berusaha untuk bisa masuk Universitas itu."

" Ehmm." Chitoge tersenyum.

" Lalu kau tinggal dimana nanti?" Seru Raku.

" Aku akan tinggal di tempat Tsugumi. Iya kan Tsugumi." Seru Chitoge.

" Iya benar, Tuan Muda." Seru Tsugumi yang sudah melepaskan alat terjun payungnya itu.

" Tsugumi, tadi kau juga terjun paying?" Seru Raku yang terkejut sudah ada Tsugumi.

" Hehehe…"

" Mereka benar-benar mengerikan. Tapi aku mencintai yang satunya, Chitoge." Batin Raku.

" Ehmm! Tuan Muda, Posisimu." Seru Tsugumi dengan wajah memerah. Chitoge yang diperingati langsung sadar dan salah tingkah. Raku yang juga menyadari wajahnya langsung memerah.

" Ma..Maaf.. Raku.." Seru Chitoge dengan wajah yang memerah.

TUNIT.. TUNIT.. TUNIT..

Suara telpon berbunyi. Suara itu dari hp Raku kemudian ia mengangkat telponnya.

" Hei, Ini aku Hana. Jaga anakku baik-baik, jangan sampai kau buat dia bersedih hingga dia tidak mau makan lagi." Seru Mamanya Chitoge dari hp Raku.\

" Baik." Jawab Raku dari hp itu dengan tersenyum.

Di Malam harinya, Shuu mengusulkan makan malam di rumah Raku. Makan malam ini dimaksudkan untuk kembalinya lagi Chitoge. Raku pun tidak bisa mengelak. Akhirnya Chitoge, Onodera, Ruri, Shuu, Yui, Tsugumi dan Tachibana makan malam di rumah Raku.

" Haahhh… Kenyyaang. Masakkanmu memang enak sekali, Raku." Seru Shuu sambil mengusap-usap Perutnya.

" Oh ya, Chitoge, bagaimana kau bisa diperbolehkan tetap di sini?" Seru Onodera.

" Itu karena aku memang ingin disini dan juga ada syaratnya sih." Seru Chitoge.

" Apa Syaratnya?" Seru Onodera, Ruri, Shuu, dan Tachibana. Mereka semua berpikiran kalau syaratnya itu menikah.

" Syaratnya Raku dan Aku harus masuk Universitas Tokyo." Seru Chitoge. Mereka yang mendengarkannya langsung menghela nafas.

" Hei.. Kenapa wajah kalian jadi lega begitu?" Seru Raku curiga.

" Tidak.."

" Ahaha.. aku kira syaratnya kalian menikah." Seru Shuu blak-blakkan.

" TIDAK MUNGKIN! Kita juga masih muda dan butuh sekolah yang lebih tinggi lagi." Jelas Raku.

" Baiklah baiklah." Seru Shuu.

" Aku juga akan masuk Universitas Tokyo!" Seru Tachibana.

" Emang kamu bisa?" Seru Chitoge.

" Aku pasti bisa!" Seru Tachibana.

" Tidak Mungkin." Seru Chitoge dan Raku sambil melambaikan tangannya. Karena mereka yang selama ini mengajarinya untuk belajar.

Saat Di teras Rumah Raku.

Raku dan Chitge sedang duduk-duduk diteras. Mereka menikmati angin malam dan mengenang masa lalu.

" Raku, kau ingat saat kita pertama kali duduk disini berdua?"
Seru Chitoge.

" Tentu saja aku ingat. Tapi dulu kita jarak duduknya lebih jauh dari pada sekarang." Seru Raku.

" Iya sekarang kita duduk bersebelahan." Seru Chitoge sambil tersenyum.

" Oh ya, bagaimana kita mulai dari awal perkenallan kita secara baik-baik." Seru Chitoge. Raku hanya terkejut dengan apa yang dikatakan Chitoge.

" Baiklah.." Raku tersenyum. " Aku dulu yaa. Perkenalkan Namaku Raku Ichijou. Salam kenal."

" Iya, Perkenalkan namaku Chitoge Kirisaki. Salam Kenal."

Mereka berdua saling tersenyum dan menatap. Sekejap suasana menjadi hening dan mereka masih saling menatap. Dan lama kelamaan wajah Raku mendekati wajah Chitoge.

*CUP*

Mereka saling berciuman dan wajah mereka langsung memerah. Raku pun yang melakukannya langsung melepaskan ciumannya.

" Ma.. Maaf.. Chitoge aku tidak sengaja." Seru Raku ketakutan (Takut dipukul tiba-tiba).

Chitoge hanya diam saja.

" Chitoge…" Raku melambai-lambai di depan wajahnya. Lalu Chitoge tersedar.

" Hehh.. Iya." Seru Chitoge sambil menunduk karena malu.

" Dia sudah berubah." Batin Raku sambil tersenyum.

" Sudah kita kedalam, nanti kita dicariin sama yang lain." Seru Raku.

" I..Iya." Seru Chitoge yang masih tidak menyangka kalau dia akan di cium oleh Raku.

_FINISH_