UNFAIR

.

.

Chap. III

.

.

Pengusiran Kouki oleh Tetsuya menjadi bahan pembicaraan yang ramai di antara pelayan-pelayan istana, terlebih sikap Tetsuya yang biasanya dikenal baik hati dan juga ramah berubah menjadi dingin dan menyeramkan. Bahkan sampai beredar isu kalau Kouki dirantai layaknya hewan. Isu-isu negatif semakin ramai dan tentunya mengganggu Seijuurou yang sebenarnya malas mengurusi hal-hal yang tidak penting. Mengganggu karena Seijuurou tidak ingin Tetsuya merasa tertekan dengan isu-isu itu karena tentu tidak baik untuk kondisi kehamilannya. Seijuurou sendiri tidak menanyakan alasan Tetsuya mengusir Kouki dari Istana utama karena bagi Seijuurou semua yang Tetsuya lakukan sudah benar karena hanya seorang ratulah yang bisa tinggal di istana utama.

"Penggal kepala orang yang sudah membuat isu negatif tentang Tetsuya, aku sudah jengah dengan isu-isu busuk itu."

Satu titah Seijuurou dan membuat semua pelayan istana bungkam untuk tidak membicarakan isu-isu tentang Tetsuya kembali.

.

.

"Tet-chan."

Tetsuya menoleh dan menemukan sosok Ogiwara yang kini sudah duduk dibangku yang berada disebelahnya.

"Doumo Ogiwara-kun."

"Bagaimana kabarmu Tet-chan ?"

"Seperti yang Ogiwara-kun lihat, aku baik-baik saja, Sei-kun sudah sangat baik menjagaku."

"Baguslah."

Tetsuya terus memperhatikan sosok astral yang duduk disebelahnya. Tetsuya tahu kalau ada sesuatu yang ingin Ogiwara sampaikan padanya namun Ogiwara terlihat ragu untuk menyampaikannya.

"Kalau ada yang mau Ogiwara-kun katakan lebih baik katakan saja, aku mau mendengarkan ko semua cerita Ogiwara-kun."

"Hah… Sulit memang menyembunyikan sesuatu darimu Tet-chan. Tapi aku ragu sekali mengatakannya tapi entah kenapa kalau tidak aku katakan kelak akan menjadi sesuatu yang buruk padamu."

"Aku mendengarkanmu Ogiwara-kun jadi katakanlah."

"Ini tentang Kouki."

"Kouki ?"

"Iya, selir itu entah kenapa setiap kali aku melihatnya di menara ia selalu saja dikelilingi aura menyeramkan bahkan saat aku pertama kali melihatnya pun demikian. Aku merasa kalau Kouki berbahaya jadi lebih baik Tet-chan harus berjaga diri, aku pasti mengawasinya untuk Tet-chan hanya saja Tet-chan harus bisa lebih menjaga diri."

"Ogiwara-kun, terima kasih sudah mengkhawatirkanku. Sebenarnya aku merasakan hal yang sama. Malam itu saat kembali ke istana dan aku melihat Kouki rasanya aneh, ada aura negatif yang berada didekat Kouki itulah alasanku memindahkannya ke menara belakang istana. Aku sudah meminta Kazunari untuk mencari tahu tentang Kouki, terima kasih kalau Ogiwara-kun mau membantuku untuk mengawasi Kouki."

"Sudah mengatakannya pada Sei-chan ?"

"Belum, kalau Sei-kun mengetahuinya, bisa dipastikan kalau ia akan memerintahkan seseorang untuk memenggal Kouki dan bukankah itu tidak adil, Sei-kun yang membawa Kouki ke dalam istana dan Sei-kun juga yang membunuhnya, setidaknya bila akhirnya Sei-kun membunuh Kouki harus ada alasan yang jelas."

"Jadi itu alasan Tet-chan memindahkan Kouki ke menara belakang ?"

"Ya. Tapi aku sendiri ragu apakah keputusan itu tepat atau tidak."

"Tet-chan melakukannya untuk melindungi selir itu, jadi aku rasa harusnya selir itu tahu diri untuk tidak menyalahkanmu."

"Tetsuya ?"

Tetsuya menoleh dan menemukan Seijuurou yang berjalan menghampirinya dan ketika ia melihat bangku yang diduduki oleh Ogiwara sebelumnya kini sudah kosong.

.

.

Menara belakang istana, adalah tempat yang tidak pernah dijamah oleh penghuni istana sejak terjadi kebakaran besar didalamnya. Tempat itu dibiarkan kosong walau sudah mendapat renovasi, tempat pos penjagaan untuk mengawasi aktivitas didalam istana dulunya yang kini sudah dipindahkan ke bangunan baru yang terletak cukup jauh. Menara yang jauh keberadaannya dari hiru-pikuk kehidupan didalam istana nan megah kerjaan Teiko.

Didalam menara itu kini terisi oleh seorang selir istana yang baru saja menginjakan kakinya di kerjaan Teiko yang bahkan belum genap satu minggu. Semuanya karena titah sang ratu, selir itu tinggal dan menetap didalam menara dengan penjagaan ketat dan aturan yang ketat. Selir, dikerjaan manapun harusnya mendapatkan tempat yang layak dengan pelayanan baik selayaknya seorang ratu didalam istana, bukan malah diperlakukan layaknya tahanan istana. Tidak adil memang, tapi itulah titah yang ratu untuk si selir.

Pemuda dengan surai coklat bernama Furihata Kouki atau kini lebih tepatnya Akashi Kouki tengah duduk dengan teh hangat juga beberapa cemilan didepannya. Makanan dan juga minuman yang berada didepannya, tidak membuatnya merasa ingin mencicipi makanan itu yang sudah pasti sangat lezat. Kouki muak dengan semua yang terjadi kepadanya. Menara kotor kini menjadi tempatnya dan penjagaan ketat kini mengawasinya, sungguh sudah layak dikatakan ia adalah seorang tahanan bukan selir.

PRANG

Semua makanan dan minuman diatas meja terjatuh. Beberapa pelayan istana yang berada diluar pintu ruangan Kouki pun masuk dan langsung membereskan pecahan juga makanan yang berserakan. Sudah tidak aneh bagi pelayan yang memang diutus untuk melayani si selir yang sejak kepindahannya ke dalam menara, senang sekali membuang makanan yang disajikan padanya bahkan tidak jarang pula selir itu menangis meraung-raung dan kemudia tertawa menakutkan.

"Hei kau pelayan, katakan pada paduka raja untuk menemuiku."

"B-baik, Kouki-sama."

Kouki merebahkan dirinya diatas kasur didalam ruangan, ia menyeringai karena tahu kalau permintaannya hanyalah angan-angan kosong karena tidak sekalipun seorang Akashi Seijuurou menemuinya ditempat terkutuk ini.

"Nii-san, apakah sudah waktunya ? Aku lelah sekali, sungguh." Gumam Kouki sembari memandangi kaca besar yang berada disudut ruangan miliknya.

.

.

Midorima Shintarou kini memandangi pendamping hidupnya yang tengah duduk didepan meja kerjanya dengan kepala yang direbahkan diatas meja, berkali-kali Midorima Kazunari menghela nafas panjang. Bisanya Shintarou akan mengabaikan semua tingkah yang dilakukan oleh Kazunari dan tetap terfokus pada pekerjaannya tapi kali ini Shintarou tidak bisa fokus dengan Kazunari yang terlihat gelisah didepannya.

"Minta cuti pada Tetsuya atau Akashi kalau lelah."

Tidak ada tanggapan dari Kazunari atas perkataan Shintarou. Shintarou meletakan pulpen ditangannya dan mulai mengelus surai hitam milik Kazunari.

"Ada apa, Kazu ?"

"Teruslah seperti ini Shin-chan, aku mohon."

Shintarou tidak menjawab dan terus melanjutkan elusannya pada surai Kazunari. Bagi Shintarou, sosok Kazunari adalah sosok yang selalu ceria dan bila tengah dalam kondisi gundah seperti saat ini pastilah ada suatu masalah serius yang tengah di hadapinya.

"Bagaimana dengan Kopi dan Cake, aku bisa minta pelayan untuk membawakannya kesini ?" Tawar Shintarou dan ditanggapi dengan anggukan oleh Kazunari.

Dua gelas kopi juga cheese cake tersaji didepan Shintarou dan Kazunari. Shintarou hanya perlu menunggu sampai Kazunari mau mulai bercerita karena memaksa untuk Kazunari menceritakan masalahnya adalah pilihan buruk.

"Shin-chan, kau tidak akan percaya dengan fakta yang baru aku temukan tentang selir istana itu."

"Fakta ? Apa itu sesuatu yang buruk ?"

"Sangat buruk dan aku tidak tahu bagaimana bisa Sei-chan menjadikan dia sebagai selirnya."

"Maksudmu ?"

.

.

T.B.C

Kyaaaa akhirnya bisa update walau mungkin terlalu pendek

Sebelumnya saya, mengucapkan banyak terima kasih untuk semua yang sudah membaca dan mereview cerita ini dan maaf kalau saya tidak bisa membalasnya satu-persatu

Ah yah, sepertinya akhir ini ada salah satu akun yang eksis menjadi seorang flamers dibeberapa fanfic didalam fandom Kurobasu. Ya, semuanya memang berhak untuk berpendapat tentang apa pun tapi tetap saja walau bebas ada aturannya, ya mungkin tata krama dan saling menghargai aturan dasarnya hehehe…

Oke, sekian cuap-cuap dari saya. Diusahakan cepat untuk bisa update karena tugas akhir semester mulai terkikis satu demi satu hehehe…

Sankyu, Jaa na