Kuroko nembak cewek? Hellooo… nembak bola ke ring aja belum tentu masuk. Apa lagi nembak cewek! Tapi sodara-sodara percayalah padaku, kali ini masuk! 3 point. Tidak, tidak. Bukan 3 point. Tapi 9 point! Emang ada? Gak tau. Ada-ada-in aja.

Disclaimer tokoh : Tadoshi Fujimaki-sensei

Daku author baru di dunia per-ff-an KnB jadi mohon RnR nya ya! Kalau jelek, silahkan protes pada Takao #eh?. Yaudah dari pada banyak ngobrol, silahkan dibaca, ssu!

Pagi hari, jam 10.00 ketika istirahat, di lorong kelas 1A.

Kuroko Tetsuya, tumben sekali hari itu tidak membaca buku sambil berjalan seperti biasanya. Kali ini buku itu tidak terbuka dan masih berada ditangan kanannya. Matanya tertuju pada sesosok perempuan kecil berambut hitam panjang kuncir dua berponi yang juga mengenakan seragam yang sama. Namanya Yoshino Chinami, teman sekelasnya. Anaknya pintar, baik, dan sopan.

"ehm…" Kuroko memegang bukunya erat. Kenapa ia jadi gugup begini? Yoshino berjalan kearahnya.

Dug

Dug

Dug

Kurang ajar! Jantung Kuroko berdetak sangat sangat cepat dan kencang. Saking cepatnya, jantung Kuroko bisa dilombakan di motoGP melawan Lorenzo dan Rossi #alay. Kuroko memegang dadanya. Tidak. Ini bukan Tetsuya, ini bukan aku. Ujar Kuroko dalam hati.

"anoo… Yoshino-san…" mulut Kuroko mengeluarkan suara tanpa ia perintah.

"eh? Ada seseorang? Hehehe… gomenasai. Ada apa?" Tanya Yoshino sambil tersenyum kecil. Aduh, udah kecil aja bikin Kuroko melayang ke langit ke-10.

"aku menyukaimu" apa? Sampai kapan mulutku bicara sendiri? Yoshino kaget, lebih-lebih Kuroko yang kaget atas ucapannya sendiri.

"apa?"

"aku menyukaimu, maukah kau menjadi pacarku?" sudah cukup! Kegilaan hari ini sudah cukup! Apa yang sebenarnya terjadi padanya? Kuroko merasa badannya panas dingin.

"oke"

Oke!

Oke?

Oke?!

Dia cuman bilang oke?

Cukup! 3 kata itu cukup bagi seorang Kuroko! Dia punya pacar!

….

Esoknya, Kuroko lupa satu hal dalam pacaran yang begitu penting. Dia gak punya nomor hape Yoshino! Naniiii? Tetsuya, dirimu bodoh sekali! Baru kali ini Kuroko menyesal telah dilahirkan. Bagaimana mungkin dia lupa. Lebih parah lagi. Bagaimana mungkin dia lupa kalau dia pacaran sampai tadi malam Kagami mengirim sms.

Cieee… yang pacaran. Lagi sms-an nih yeee…

Dan Kuroko membaca pesan itu sambil menangis dan berkata dalam hati.

Kagami-kun… aku lupa minta nomor hapenya. Aku lupa punya pacar! Aku bodoh sekali T.T

Ternyata malah ia kirim dan hasilnya.

Anoo… Kuroko-kun. Kenapa kau bodoh sekali?

Ah, bahkan ia diejek oleh Bakagami.

"Ohayo!"

"Ohayo..o.o.o.o" Kuroko kaget melihat seorang perempuan menepuk bahunya yang tak lain dan tak bukan adalah Yoshino.

"ehehe… aku lupa. Siapa namamu tadi?" Tanya Yoshino. Helloooo… mereka udah satu kelas selama 7 bulan dan perempuan itu lupa nama Kuroko. Yang bener aja?

"Kuroko Tetsuya, maaf aku tidak bisa menjadi pacar yang baik…" ujar Kuroko.

"ah… daijobu, daijobu… aku juga lupa. Hehehe… ayo tukaran nomor hape!" Yoshino segera mengeluarkan hapenya dan mereka pun mulai melakukan transaksi barang haram, eh nomor hape maksudnya.

"oh ya, Kuroko-kun, boleh aku lihat kau latihan?" Tanya Yoshino.

"boleh. Tapi, hari ini kami ada pertandingan latihan dengan Akademi Touou" jawab Kuroko sambil mengangguk pelan. Oi oi, Kuroko, apa kau lupa? Kalau disana ada…

…..

"TETSU-KUUUUNNN…" Serta merta Momoi memeluk Kuroko erat begitu ia melihat rombongan Seirin datang. Kali ini Kuroko tidak lagi diam seperti biasa. Matanya menatap Yoshino yang kaget dengan tingkah Momoi.

"Momoi-san, yamette kudasai…" pinta Kuroko.

"oi, Satsuki, kau berlebihan…" laki-laki tinggi berkulit gelap menegur Momoi. Dia tahu Kuroko sudah pacaran. Sok tau eh kok tau? Ya taulah… Aomine gitu. Biar hitam gitu, dia apdet banget kalau temannya punya pacar. Lha wong Kuroko kalau apa-apa curhat sama Aomine. "Tetsu sudah punya pacar!"

"mooouuu…. Tetsu-kun, benarkah itu?" Tanya Momoi yang di jawab dengan anggukan Kuroko. "hah? Siapa? Siapa pacarmu?" Momoi mengedarkan pandangan dan menemukan sesosok perempuan mungil nyempil di samping Kagami.

"Yoroshiku, Yoshino Chinami desu!" Yoshino malah memperkenalkan diri disituasi ini.

"ne ne ne… Tetsu-kun! Aduh (pegang tengkuk), kok suka sama dia sih? Ukurannya aja B kayak mbak pelatih!" kok malah bahas ukuran? Yoshino segera menutupi dadanya.

"kenapa malah bahas…"

"oi, kok aku dibawa-bawa?" Tanya Riko tidak terima.

"Tetsu-kun. Nande? Kenapa gak sama aku?" rengek Momoi.

"katanya, kalau sama kau itu sesak. Dia suka yang ukuran itu…" jiahh… sang otak mesum berbicara. Sebenernya rating FF ini berapa sih? Kok bahas begituan.

"eh?" wajah Yoshino memerah. Kuroko juga. Semua, kecuali Aomine dan Momoi, menjadi malu mendengarnya.

"aku tidak pernah bilang begitu, Aomine-kun." Ujar Kuroko meluruskan hal yang wajib diluruskan. Lagian sejak kapan Daiki ember gitu? Itu memang ada dipikiran Kuroko, tapi dia tidak pernah… ah, dia lupa. Sahabatnya ini OMes, Otak Mesum.

"Horra horaa… ayo kita masuk. Nanti gak mulai-mulai…"

….

Hari minggu, hari yang ditunggu oleh si samar-samar eh Kuroko maksudnya. Ia sudah berjanji akan mengajak kencan Yoshino. Kencan pertama. Dia sudah mendapat banyak saran dari semua teman di Seirin. Dan hanya saran dari Tsuchida-senpai yang ia ambil. Ya iyalah, ia hanya mau menerima saran dari orang yang udah pernah pacaran. Ngapain minta saran sama jomblo? Hehehe… oh ya, dan juga saran dari pelatih, selaku perempuan. Iya kan?

"gomenasai, aku terlambat…" Yoshino berlari kearah Kuroko yang duduk dibangku halte. Yoshino tampak cantik, sangat cantik dari hari biasanya. Ia tidak menguncir rambutnya dan membiarkannya tertiup angin. Memakai baju santai dan rok selutut berwarna krim. Kuroko hanya bisa tersenyum.

"daijobu, aku juga baru tiba…" jawab Kuroko padahal dia udah nunggu 1 jam loh! Alay emang dia. Dan Yoshino hanya tersenyum. Mereka pun memulai kencan. Date start!

….

"beli takoyaki yuk, aku lapar" ajak Yoshino "aku yang bayar!"

"tidak usah, biar aku saja yang bayar…" jawab Kuroko.

"he em… aku merasa tidak enak. Gak papa kok. Tidak menjatuhkan harga dirimu" jawab Yoshino yang segera memesan Takoyaki di kedai terdekat, Takoyaki tidak terjual terpisah. Eh kok jadi iklan?

Kuroko hanya tersenyum melihat Yoshino. Tiba-tiba datang 4 orang laki-laki mendekati mereka. Mari kita sebut mereka cowok 1, 2, 3 dan 4. Hehehe. Gak punya nama lagi gue.

"wah, adik kecil, kau lapar ya? Mau kakak traktir?" Tanya cowok 1. Yoshino hanya diam.

"kau dari sekolah mana? Sama kakak yuk…" ujar cowok 2.

"kok gak jawab sih? Jual mahal nih…" cowok 3 nimbrung.

"sumimasen, aku bersamanya…" Kuroko pun nongol, merasa tersinggung. Baru kali ini dia tersinggung tidak dianggap. Ye, salah sendiri aura lemah gitu #plak.

"uwahh… ternyata dia bersama kakaknya, gomen ne aniki, kami pinjam adikmu ya…" ujar cowok 4 sambil mengusap kepala Kuroko. Dan muncullah persimpangan dikepala Kuroko.

"sumimasen, aku adalah pacarnya, kalau begitu, kami pergi…." Menggunakan misdirectionnya, Kuroko menghilang bersama Yoshino di kegelapan, ini siang kaleee…

"gomen ne, Kuroko-kun." Ujar Yoshino ditengah pelarian mereka. Cieee… #kokcie?

"harusnya aku yang minta maaf. Merepotkanmu… ini sudah yang keempat kalinya kau diganggu.." jawab Kuroko sambil menghentikan langkahnya.

"ehehehe… iya ya, dari mulai kita jalan. Hem. Kalau ada yang ganggu lagi, bisa-bisa aku dapat tiket gratis ke pemandian air panas. Hahaha…" Yoshino tertawa, namun Kuroko tidak. Yoshino berdeham. "gomen ne…"

"Yoshino-san…" tiba-tiba Kuroko mengeluarkan suara, eh.

"hem?"

"kenapa kau mau jadi pacarku?" Tanyanya.

"ehm kenapa ya? Entahlah. Memangnya menyukai orang itu perlu alasan ya? Lagi pula, kau sendiri kenapa menyukaiku?" boomerang! Salah sendiri nanya gitu! Kuroko merutuki dirinya sendiri.

"aku…"

"horra… ayo kita ketempat makan. Aku lapar…"

"Oi Kuroko!" Kagami menegur Kuroko yang bermain basket sendirian di sekolah. Memang sudah kebiasaannya untuk bermain 15 menit setelah latihan untuk mencoba tembakannya.

"eum. Ada apa Kagami-kun?" Tanya Kuroko sambil terus melempar bola.

"akhir-akhir ini kau tampak berbeda…"

"berbeda bagaimana?"

"kau tampak lebih tenang…"

"aku selalu tenang, Kagami-kun."

"eh, iya ya!" lah, apa-apaan Bakagami ini? Dia lalu berfikir lagi. "ie ie, berbeda. Kau jarang melakukan hal konyol. Apakah efek dari orang yang jatuh cinta?"

"jomblo tidak usah komentar…" jawab Kuroko datar.

"TEME! APA MAKSUDMU HAH?" Kagami naik darah. Buat apa coba Kuroko nyinggung-nyinggung ke-jomblo-an-nya?

"Kagami-kun…"

"eum? Ada apa? Apa yang ingin kau katakan pada jomblo ini" cieee yang ngambek.

"apa sebaiknya aku putus saja dengan Yoshino-san?"

"oi oi oi Kuroko! Pikirkan baik-baik. Kenapa kau bisa berfikir untuk putus dengannya? Memang apa yang salah? Kau sudah bosan dengannya? Dia selingkuh? Cuek? Jahat atau bagaimana?"

"dia anak yang baik."

"lalu?"

"aku hanya saja tidak mau menyakitinya lebih jauh lagi…"

"apa maksudmu tidak mau menyakitinya? Apa yang sudah kau lakukan?" Kagami mendadak jadi seorang penasehat cinta pribadi Kuroko.

"aku tidak bisa menjadi pacar yang baik untuknya… lagipula aku juga sibuk pada basket. Mungkin aku akan putus dengannya…"

"Kuroko, aku tidak pernah menyangka bahwa kau ini bijak juga. Aku terharu… hiksu" Kagami mulai lebay. "tapi apa menurutmu Yoshino mau? Bukankah itu malah membuatnya sakit hati?"

"karena itu, aku minta bantuan pada Aomine-kun."

"bantuan? Kau minta bantuan pada si mesum?"

"ya, dan aku juga minta bantuanmu, Kagami-kun…"

…..

Esoknya, mereka pun melakukan rencana nista itu. Jadi rencanaya, hari ini Kuroko mengajak Momoi kencan. Plus tak ketinggalan bodyguard Momoi a.k.a Aomine. Nah, Kagami mengajak Yoshino. Kok Yoshino mau? Ya, mau lah… Kagami bilang…

"Yoshino-san, maukah kau menemaniku membeli beberapa keperluan tim basket? Aku seharusnya pergi dengan Kuroko-kun, tapi dia sedang sibuk besok. Padahal keperluan sangat mendesak, dia pake acara sibuk lagi…"

"oh iya, dia bilang besok dia sibuk makanya aku dan dia tidak jadi kencan juga!"

"benarkah?" gila, Kuroko, masa' dia membatalkan kencan dan malah berencana untuk putus dengan Yoshino? Aku kok gak dikasih tahu bagian itu? Pikir Kagami.

"jadi?"

"ehm, jadi… mau menemaniku? Tidak apa-apa kan? Katakan saja pada Kuroko!"

"eum. Tidak perlu…" geleng Yoshino. "akhir-akhir ini aku jarang bicara dengannya juga…"

"benarkah?" Kagami kaget (lagi). "mau ya?"

"ya. Boleh…"

Nah, begitulah percakapan canggung itu. Dan sekarang Kagami berjalan bersama Yoshino menuju TKP. Suasana mencekam menusuk dijantung Kagami. Bagaimana ini? bagaimana? Mana Kuroko-teme itu? Mana dia? Eh itu dia. Hem.

"eh? Itu Kuroko, apa yang dia lakukan disitu?" ujar Kagami sambil menunjuk Kuroko yang bersama Momoi. Pura-pura kaget ceritanya. Pasti Aomine lagi pergi entah kemana. Jadi tampak hanya Kuroko dan Momoi saja.

"hem? Iya. Mungkin dia sibuk. Ayo masuk!" Yoshino menoleh sedikit lalu kembali masuk ke toko olahraga.

"oi! Matte yo!" gawat! Mesti beli apa gue? Kagak ada uang ini? Kebohongan yang bodoh. Kenapa gak bilang kalau makanan gue gak ada aja? Kagami merasa paling bego sedunia. Emang.

Mereka pun akhirnya membeli dua bola basket. Jiahhhh uang dari mana? Uang Kagami lah. Yah, hitung-hitung buat latihan. Kagami melihat dompetnya sambil menangis. "huhu… Kuroko-teme. Kau harus mengganti uangku!"

"Kagami-kun."

"eum?"

"aku mau pulang. Antar aku ya!"

"oke!" jawab Kagami "oh ya, kau tidak menghubungi Kuroko?"

"sebentar…" Yoshino mencoba menghubungi Kuroko. Tapi sayang, 1000 kali sayang. Kuroko tidak menjawab dan tidak membalas sms Yoshino sejak mereka pergi. "dia sibuk"

"ehm. Sibuk bersama Momoi-san yah. Ups" Kagami mencoba jadi kompor.

"…" Yoshino hanya diam.

"ah, apa-apaan Kuroko itu! Ayo kita kesana Yoshino!" Kagami menarik tangan Yoshino. Ceritanya dia mau labrak Kuroko. Eh, yang pacaran siapa, coba?

"tidak. Tidak perlu Kagami. Kepala ku pusing. Aku mau pulang" Yoshino menggeleng tapi tidak bisa, Kagami menarik tangan Yoshino erat dan dengan terpaksa Yoshino pun ikut. Karena jauh didalam hatinya, meski ia tidak mau ikut, ia ingin bertemu Kuroko. Menanyakan hal yang sebenarnya dan mengatakan bahwa ini hanya bercanda.

"TEME! APA YANG KAU LAKUKAN DISINI?" Tanya Kagami sangar pake banget. Momoi dan Kuroko terkejut pake bohong.

"Kagami, apa yang… Yoshino…" Kuroko menatap Yoshino. Jujur. Hati Kuroko yang kecil tidak sanggup melihat keadaan Yoshino seperti ini.

"Kuroko, ternyata kita bertemu disini. Aku baru saja menemani Kagami untuk membeli keperluan tim. Aku dengar kau sibuk. Hehehe… jadi aku akan pulang dengan Kagami. Ayo!" Yoshino berbalik. Kuroko segera meraih tangannya.

"kau pergi dengan siapa?" Tanya Kuroko "membeli 2 bola basket kau bilang membeli keperluan tim?" Kuroko mencoba membuat Yoshino marah. Dan benar saja. Yoshino terdiam dan berbalik. Untung saja Kagami membeli 2 bola. Kalau tadi beli 10 bola, gak punya uang dia, eh maksudnya, jadinya kan Kuroko gak punya alasan.

"kau sendiri, apa yang kau lakukan dengan Momoi-san?" Tanya Yoshino mulai marah.

"aku? Aku pergi dengan teman lama…" jawab Kuroko gugup pake bohong.

"cotto matte. Kau bilang kita kencan!" ralat Momoi. Bagus Momoi, kau memperkeruh suasana. Ujar Kuroko dalam hati.

"aku pulang…" ujar Yoshino pada mereka bertiga. Kuroko kaget, kali ini pake beneran. Kok iya Yoshino gak bilang putus? Kagami melihat kegalauan di wajah Kuroko. Ia mengejar Yoshino.

"Oi Yoshino. Kau tidak putus dengan Kuroko?" Tanya Kagami.

"tidak"

"kenapa?"

"tidak tahu…"

"heh?"

"Kagami-kun! Aku masih menyukainya. Lagipula Momoi-san memang suka mengatakan pacaran dengan Kuroko-kun padahal tidak. Anggap saja ini ujian. Aku mau pulang." Kali ini Kagami yang terkejut. Yoshino, kau terlalu baik buat Kuroko-teme (T.T).

"Yoshino-san…" suara ini, suara ini bukan dari Kagami. Suara ini berasal dari Kuroko. Yoshino dan Kagami menoleh.

"ayo kita putus…" kata-kata Kuroko langsung menghujam tepat ke dada Yoshino. Bukankah Yoshino sudah melupakan masalah tadi itu? Bukankah Yoshino tidak marah pada Kuroko? Sudah jelas kan kalau Yoshino tidak mungkin selingkuh dengan Kagami?

"kenapa?"

"aku bosan padamu…" jawab Kuroko. Kagami tidak mengenal orang ini. Siapa dia? Mengapa ia bisa berubah dengan cepat. Tapi Kagami dapat melihat tangan Kuroko mengepal dengan kuat. Dia masih Kuroko yang sama.

"bohong!"

"benar. Aku rasa, lebih baik aku dengan Momoi-san. Aku bosan denganmu. Momoi-san lebih sering memperhatikanku dan juga dia lebih cantik daripadamu"

"Tetsu-kun, kau terlalu berlebihan…" Kali ini Momoi tidak menggunakan nada tinggi dalam bicaranya. Ia sendiri melihat Yoshino hampir menangis. Naluri wanitanya muncul.

"apa?"

"aku ingin kita putus…" ujar Kuroko.

"…" Yoshino menundukkan kepala. Lama sekali. Kuroko memalingkan wajahnya. Ia tidak sanggup melihat Yoshino seperti ini. Momoi bahkan tidak mengucapkan sepatah kata pun dan hanya diam. Begitu pula Kagami. Dia tidak mengerti mengapa Kuroko mengambil keputusan ini.

"tidak" ujar Yoshino akhirnya "bukan kau yang akan memutuskanku"

"…"

"…"

"…"

"aku yang putus denganmu" ujar Yoshino pada Kuroko "sayonara."

….

Beberapa hari setelah adegan itu, Kuroko benar-benar hancur. Ah, dibilang 'benar-benar' itu tampak berlebihan. Kuroko sering kali tidak focus. Beberapa pemain Seirin memakluminya. Namun tidak bagi Kagami. Dia marah besar. Dasar tidak peka!

"oi Kuroko-teme! Maka dari itu aku tidak setuju pada keputusanmu! Lihat, kau tampak hancur!" ujar Kagami sambil menodongkan cermin padanya ketika mereka berganti baju.

"Kagami-kun. Kau mengejutkanku. Pelankan suaramu." Ujar Kuroko sambil mengelus dada dan hanya menatap diam pantulan wajahnya dicermin.

"lihat! Kau bahkan kaget! Biasanya aku yang kaget, tau! Uh (pegang tengkuk), bagaimana bisa kau seperti ini?" Kagami mencak-mencak. Tahan ya teriak-teriak gitu?

"aku tidak tahu, Kagami-kun. Aku tidak tahu…" jawab Kuroko. Naas sekali anda!

"Kuroko-kun. Bukan berarti aku memarahimu, tapi kau sendiri sakit, bagaimana bisa kau katakan ini yang terbaik. Yoshino bahkan tidak mau memandangmu tau!"

"ya, dia bahkan lupa namaku ketika dia mengembalikan buku di perpustakaan padaku" angguk Kuroko. Sebenarnya Kagami ingin tertawa, tapi berhubung situasi dan kondisi tidak mendukung. Ia mengurungkan niatnya.

"kau masih menyukainya?"

"aku masih menyukainya. Tidak. Aku semakin menyukainya. Melihatnya sudah membuatku tidak bisa melakukan apa-apa. Aku tidak mengerti. Padahal aku sudah tidak bersamanya lagi" Kuroko memegang dadanya yang tidak sakit. Tapi entah kenapa, ia merasakan sakit. Sebenarnya bagian mana yang sakit itu?

"yah, tapi jangan sampai itu mempengaruhi permainan-mu. Minggu depan ada pertandingan penting! Kau akan dibunuh pelatih kalau sampai membuat Seirin kalah" ujar Kagami akhirnya. Ia sudah tidak tahu harus mengatakan apa.

"aku tahu, Kagami-kun." Jawab Kuroko sambil tersenyum. Mereka berdua lalu keluar dari ruang ganti dan betapa terkejutnya mereka setelah melihat…

"Yoshino-san"

PLAK

Pipi kiri Kuroko ditampar Yoshino. Kagami kaget namun tidak dapat melakukan apa-apa.

"Baaka!" ujar Yoshino padanya.

"…" Kuroko tidak mengeluarkan kata-kata namun dalam hatinya ia senang melihat Yoshino. Ia senang Yoshino mungkin saja mendengar apa yang baru saja ia dan Kagami bicarakan. Ah, kenapa? Kenapa ia senang? Apa sebenarnya yang ia harapkan?

"Baaka" Yoshino menangis! Kuroko terkejut. Kagami terkejut.

"anoo… aku pergi duluan!" Kagami tahu diri, ia pergi. Ini bukan urusannya. Iya kan?

"Yoshino-san… kenapa…"

"kenapa? Kenapa kau melakukan itu padaku? Apa salahku padamu? Baaka!" Yoshino menangis. Duh, Kuroko beneran gak tahan lihat cewek nangis. Apa yang harus ia lakukan? Apa? Apa? Duh. Dimana Tsuchida-senpai ketika ia dibutuhkan?

"apa? Aku tidak mengerti?" Kuroko benar-benar tidak mengerti.

"aku baru saja bertemu dengan Momoi-san… dia menceritakan semuanya padaku" jawab Yoshino sambil menangis. "kau kejam! Kau manusia paling kejam, Kuroko-kun!" Yoshino memukul bahu Kuroko beberapa kali. Kuroko terkejut. Namun dalam hatinya, ia bersyukur Momoi memberitahukan hal itu pada Yoshino. Ah, sebenarnya apa yang ia harapkan?

"dia…"

"Hidoi! Kirai na!" Yoshino tetap saja menangis. Kuroko benar-benar tidak tahan dengan situasi ini. Tangannya tanpa sadar meraih Yoshino dan memeluk Yoshino. Hatinya sakit melihat perempuan ini menangis. Lagi pula, dia tidak pernah berharap Yoshino menangis. Ada apa sebenarnya?

"gomenasai" ujar Kuroko "aku tidak tahu. Aku tidak tahu harus melakukan apa. Aku benar-benar tidak tahu. Aku tidak mengerti bagaimana caranya untuk menjadi orang yang baik bagimu. Karena itu…"

"baaka. Putus denganku bukan berarti kau orang yang baik." Disela tangisnya Yoshino sempat memarahi Kuroko.

"gomenasai, hontou gomenasai" ujar Kuroko lagi. "hanya saja, aku tidak mengerti kenapa…"

"aku menyukaimu. Aku menyukai Kuroko-kun… aku menyukaimu ketika sedang berjuang dalam bermain basket. Aku menyukai senyumanmu. Aku menyukai auramu yang lemah. Aku menyukai ketika kau marah padaku. Aku menyukai ketika kau menasehatiku. Aku menyukai semuanya. Tidak masalah kalau aku sering diganggu orang, atau kau melupakanku ketika bermain basket." Semua yang ada didalam hati Yoshino keluar begitu saja tanpa ia bisa tahan lagi.

"…"

"karena aku suka pada Kuroko-kun"

"…"

"aku tarik kata-kata putus itu. Aku ingin kembali denganmu…" ujar Yoshino.

"…"

"tidak." Jawab Kuroko sambil melepaskan pelukannya. Yoshino berhenti menangis.

"aku juga ingin mengatakan sesuatu… aku merasa kesal ketika Yoshino-san terlalu baik padaku. Aku merasa kesal ketika Yoshino-san tersenyum padaku. Aku merasa kesal ketika Yoshino-san selalu memaafkanku. Aku merasa kesal ketika Yoshino-san seperti ini. Tapi aku menyukainya."

"…"

"…"

"jadi, aku yang ingin kembali padamu" Kuroko tersenyum "tadaima!"

"huaaaa…." Yoshino menangis lebih kencang.

"ah, ano ano.. gomenasai. Gomenasai. Ano Yoshino-san!" Kuroko panik. Tapi dia tersenyum melihat Yoshino yang menangis. Kali ini dia tersenyum.

"cukup. Hiks hiks. Jangan panggil aku Yoshino-san. Kurasa karena ini kita tidak dekat!" ujar Yoshino.

"lalu? Aku harus memanggilmu apa?" Kuroko mulai tegang.

"panggil aku Chinami, dan aku akan memanggilmu Tetsuya. Mengerti? Aku tidak mau kalah dari Momoi-san!" ujar Yoshino sambil menggembungkan pipinya. Imut. Kuroko menundukkan kepala lalu tersenyum.

"eum, Chinami-hani"

Kagami : hiksu, hiksu, [T.T] aku terharu to the max!

Momoi : aku juga, Tetsu-kun sudah dewasa. Hiksu hiksu [T.T]

Aomine : oi, kalian berdua. Norak tauk! Hoaamm… ayo kita pulang Satsuki! Hiksu (nangis juga -.-)

…..

Gimana? Bagus gak? Aku buat ini sambil bilang, kya kya kya, setiap kali liat Tetsu sama Yoshino. Kya kya. Senyuman Tetsu gak nahan! Imut banget. Minta dijitak! #eh?. Okedah, RnR nya plissss… chapter selanjutnya siapa ya?