Pacar Pura-Pura

Disclamer : Kuroko no Basuke © to Fujimaki Tadatoshi, Story to Me

Pair : AoAka (again)

Genre : humor (maybe), romance.

Warning : sho ai, garing, ooc, typo, aneh, crossdress dll

A/N : *nyengir* hola readers-san saya datang :3

Saya bawa AoAka lagi :3

Summary : Akashi menjadi pacar pura-pura Aomine. Dan si kaisar gunting rela menjadi crossdresser. Bagaimana kisahnya?

Tertarik? Silahkan review :D

Tidak Tertarik? Silahkan klik tombol 'Back'

Tertarik, tapi gak mau review? Silahkan 'Fav' XD

Tidak tertarik tapi mau review ? Ampun jangan Flame DX

Reader and Silent Reader, welcome :D

Enjoy Reading Minna :D

.

.

.

"Aaaarrgh!" si pemuda berambut biru tua menggeram kesal, bentonya terabaikan.

"A-aominecchi ka-kau kena-kenapa-ssu?" si pirang yang berada disampingnya takut sendiri.

"Mine-chin lagi stress ya?_kraus_munch-munch." Si ungu menatap jengah pemuda berkulit kecoklatan itu.

Satu-satunya gadis diantara mereka mendesah panjang."Haaaa, minna Dai-chan sedang stress karena ibunya." Ucapan gadis pink itu sukses membuatnya menjadi pusat perhatian.

"Ibunya? Kenapa dengan ibunya nanodayo?" pemuda hijau dengan syal pink polkadot itu bertanya.

"Ibunya Dai-chan menyuruhnya untuk membawa pacarnya ke rumah." Jelas Momoi –gadis pink itu, dan si biru sukses mendapat tatapan aneh dari teman-temannya.

"Jangan menatapku seperti itu!" teriak si biru tua, untung mereka sedang berada di atap sekolah jadi tak ada yang terganggu dengan suara kolosal si tan.

"Sejak kapan kau mempunyai pacar nanodayo."

"Kau berbohong Mine-chin?"

"Tega sekali-ssu."

"Kau anak durhaka Aomine-kun."

Aomine- si biru tua, merasa terpojok."Aku bilang sudah punya pacar karena jika aku berkata jujur dan bilang belum mempunyai pacar orang tuaku akan mengenalkan ku dengan putri dari sahabat ayahku. Dan kalian tau akhir dari itu? Orang tuaku pasti akan menjodohkan kami seperti di dorama-dorama! Aku tidak mau!"

Teman-temannya yang tadi memojokkannya menaruh sedikit simpati. Perjodohan itu melanggar hak asasi, pikir mereka serempak.

"Kenapa tidak berpacaran dengan Momocchi saja-ssu?" saran Kise –si pirang.

"No way!" sanggah Momoi cepat, diacungkannya sumpit yang bertengger manis di kotak bentonya.

"Kenapa-ssu kalian 'kan dekat." Kise masih bersikukuh dengan sarannya.

"Ka_" belum sempat gadis itu mengeluarkan kata-kata, si dim sudah mendahuluinya.

"Pertama aku tak mau mempunyai pacar cerewet, kedua aku bosan melihat Satsuki terus, ketiga aku tak mau berpacaran dengan orang yang nggak bisa masak!" Aomine menjawab dengan cepat.

Buuuaaakk

Sebuah tonjokan manis mengenai wajah Aomine."Aku juga tak mau berpacaran dengan orang aho sepertimu." Ekspresi kesal terpampang diwajah cantiknya.

Aomine bangkit dari posisi terjengkangnya gara-gara ulah Momoi tadi. Mengusap kasar wajahnya."Sialan kau Satsuki!"

"Kau yang mulai duluan Aho!" si gadis tak mau kalah. Dan terjadi adu mulut antar keduanya.

"Jangan bertengkar-ssu!" lerai si pirang, namun sayang tak ada yang memperhatikannya.

"Kenapa tidak pacaran bohongan saja Aomine-kun?" adu mulut berhenti seketika.

"Apa maksudmu Tetsu?"

Pemuda yang dipanggil Tetsu mengedikkan bahunya."Yah, hanya menyuruh seseorang untuk menjadi pacar Aomine-kun. Tujuan utamanya 'kan hanya untuk meyakinkan orang tua Aomine-kun saja bukan?"

Mereka mengangguk faham."Bisa juga nanodayo. Daripada kau harus memaksa seorang gadis untuk menjadi pacarmu. Bu-bukannya aku peduli jangan salah paham nanodayo!" Midorima –si hijau, menaikkan kacamatanya.

"Kraus_kraus... daripada menyuruh gadis menjadi pacar Mine-chin kenapa tidak menyuruh Kise-chin atau Kuro-chin untuk berpakaian seperti wanita saja?"

"Uhuk! Ohok! Murasakicchi apa maksudmu berkata seperti itu!" Kise tersedak telur dadarnya.

Murasakibara hanya melirik kearah Kise sebentar dengan tatapan malas."Memangnya ada gadis yang mau sama Mine-chin?"

Jleb

"Mukkun kata-katamu sangat sadis sekali!" teriak Momoi."Tapi ada benarnya juga sih." gadis itu mengangguk membenarkan.

"Sialan kau Satsuki!"

"Usul Murasakibara bisa digunakan nanodayo. Jadi untuk apa menggunakan gadis sungguhan... mereka pasti tak akan mau."

Jleb (again)

Teman-temannya ini benar-benar tidak punya perasaan. Mereka dengan mudahnya mengatakan hal semacam itu yang mampu membuat seorang Aomine Daiki pundung.

"Tapi kalau kita menggunakan Ki-chan untuk jadi pacar Dai-chan apa itu tidak mencurigakan?"

"Mencurigakan kenapa nanodayo? Bukannya aku kepo hanya saja daripada diam aku bertanya." Mereka mencoba maklum dengan setiap jawaban yang dilontarkan si hijau.

"Ki-chan terlalu tinggi untuk seorang gadis, meskipun wajahnya cantik, bukan begitu?"

Dalam hati si pirang kini tumbuh ribuan bunga warna-warni. Terima kasih kami-sama, dia tak perlu menyamar jadi pacarnya si 'ore-sama'.

"Kalau Tetsu-kun, itu juga tidak mungkin. Orang tua Dai-chan sudah kenal dekat dengan Tetsu-kun. Jadi siapa yang akan menjadi pacar pura-puranya Dai-chan?"

Kuroko yang sedari tadi menahan nafas kini menghembuskannya lega. Syukurlah dia tak jadi bahan percobaan teman-temannya ini.

"Bagaimana kalau Akashi-kun?"

Byuuuurrr

Aomine menyemburkan minumannya."Kau gila Tetsu!"

"Sayangnya tidak Aomine-kun." Jawabnya datar.

"Aka-chin ya? Hm sepertinya bisa juga, lagian dia juga cukup manis." Murasakibara menyimpulkan sebuah senyum tipis.

"Tapi bagaimana cara memintanya nanodayo?"

"Kita harus bilang langsung padanya, Midorima-kun."

"Akashicchi menyeramkan-ssu aku tak ingin terlibat apapun dengannya." Kise menutup wajahnya dengan telapak tangan.

"Bagaimana Dai-chan, kau setuju kalau kita akan meminta bantuan Akashi-kun?" Momoi melirik kearah sahabat masa kecilnya.

"Aku ingin mengakhiri hidupku saja."

Teman-temannya menatap iba kepada Aomine Daiki. Tapi ini semua 'kan semata-mata hanya untuknya!

"Pembicaraan kalian serius sekali, sampai tak menyadari kedatanganku." Mahkluk warna-warni itu menoleh patah-patah pada sosok pend_kaisar Teiko yang berdiri dibelakang mereka.

Entah karena si raja mulai coba-coba menggunakan misdirectionnya Kuroko atau mereka memang sedang fokus-fokusnya menyelesaikan(merunyamkan) masalah Aomine? Entah.

"Jadi, kenapa kalian membawa-bawa namaku, hm?" gunting itu mengincar pipi mereka!

Semuanya dia seribu bahasa. Entah kemana perginya keberanian mereka.

"Ano, Akashi-kun." Dewa penyelamat! Ingatkan mereka untuk membelikan Kuroko milkshake vanila kesukaannya.

"Ada apa Tetsuya?" suara sang kaisar berambut merah itu merendah.

"Kami memerlukan bantuanmu."

"Hm? Bantuan? Katakan lebih detail Tetsuya."

"Pertama-tama bolehkah, guntingmu diamankan lebih dulu?" Akashi mengernyitkan alisnya. Namun dia tetap menurut, disodorkannya gunting merah itu.

"Kise-kun, tolong simpankan."

"Ha-ha'issu!"

Suasana berlangsung hening.

"Jadi apa yang kalian mau?"

"Mine-chin ingin menjadikanmu pacar Aka-chin, kau mau?"

"Murasakibara-TEME!"

"Eh? Bukannya itu benar Mine-chin." Si ungu masih memasang tampang tanpa dosa.

"Benar begitu Daiki." Akashi menatapnya datar.

"Ka-ka-kau salah paham Akashi!" Aomine menggeleng cepat.

"Shintarou tolong jelaskan dengan detail."

"Ibunya Aomine menginginkan dia untuk membawa pacarnya ke rumah. Kau tau 'kan kalau Aomine tidak mempunyai pacar, jadi dia bingung nanodayo. Dia tak mau jujur karena tak ingin dijodohkan dengan putri teman ayahnya nanodayo. Lalu kami memberinya beberapa saran.

Saran kami adalah mendandani Kise atau Kuroko untuk menjadi wanita tapi ternyata itu percuma nanodayo. Karena Kise akan sangat mencurigakan saat menjadi gadis jika tingginya seperti itu. Kalau Kuroko kata Momoi orang tua Aomine sudah mengenal baik Kuroko. Lalu Kuroko menyarankan untuk memintamu menjadi pacar pura-pura Aomine nanodayo." Jelas Midorima panjang lebar. Akashi terdiam tak berekspresi.

Anggota tim basket Teiko plus sang manager memasang wajah pucat. Takut-takut jika si kapten akan meledak dan melempari mereka dengan gunting yang lain.

Menghela nafas pendek, Akashi memperhatikan satu persatu anggotanya."Aku akan membantu, tapi aku mengajukan syarat." ujar Akashi kalem.

Mulut-mulut itu menganga. Benar-benar tak menyangka dengan respon si merah."Apa itu?" Aomine yang bertanya paling awal.

"Kau harus rela menjadi budakku selama satu bulan." Aomine keringat dingin. Tidak! Tidak! Mending dia jujur pada ibunya daripada harus menjadi budak setan merah ini.

"Dai-chan menerimanya!"

"AAPA!"

"Deal-ssu!"

"O-oi kalian jangan sembarangan!"

"Sudah terima saja Mine-chin, daripada kau frustasi."

"Jadi Kau dan Akashi-kun hanya tinggal berakting saja."

"Masalah terselesaikan nanodayo."

.

.

.

To be Continue

Hahahaha saya bkin multichap lagi XD

Tapi tenang ini multichap Cuma sampe 2 atau 3 chapie doank dan chapie 2 sudah proses pengerjaan, saya usahakan tidak terlantar lagi XDD

Saya sedang semangat karena saya ingin mempopulerkan AoAka yang sangat jarang sekali di fandom KnB Indonesia. Padahal Akashi ikut juga loh kalau jadi uke u3u

Oke sekian~

Ne, minat mereview? :3

Jyaa~

RRNRd