Hari ini (aku) merasa hampa saat melihat langit

(aku) masih mencoba membayangakan wajahmu

Bibirmu hingga pupil matamu

(Rasanya) menyenangkan dibandingkan dengan semua hari

Namaku Lee Sungmin, usiaku 22 tahun. Aku sudah menjadi yatim piatu sejak lahir, itu artinya aku dibesarkan tidak pada orang tuaku asli.

Aku tinggal bersama dengan sebuah keluarga kecil nan sederhana yang sangat aku sayangi dan aku cintai.

Aku sekarang kuliah di salah satu Universitas ternama di kota Seoul.

Eh, jangan kira aku ini orang kaya, kkkk~ aku hanya orang biasa yang bisa kuliah mengingat otakku yang bekerja di luar batas teman-temanku lainnya hehe... Aku mendapatkan beasiswa sekolah di Universitas unggulan.

Ah, sebaiknya aku tak menceritakan apa-apa lagi. Aku yakin kalian akan tahu siapa dan bagaimana aku jika kalian mengikuti cerita abal dan amatir dari author yang mengaku sebagai JOYer itu... Kkkk~ enJOY it^^


Should I confess

Cast : Lee Sungmin, Cho Kyuhyun, Kim Neul (Ahjumma), Kim Ryeowook, etc..

Genre : Romance, Hurt, Drama

Gender : Yaoi

WARNING! ABAL, AMATIR. DON'T LIKE, EXIT PLEASE!


"Lee Sungmin! Antarkan pesanan ini kemeja nomor 7! Cepat!" teriakan khas dari seorang wanita berumur sekitar 40 tahunan terdengar dengan jelas hingga memekakan telinga siapa saja yang mendengarnya.

Senyuman tulus terukir dari bibir namja mungil dengan kacamata tebal di wajah putihnya. Dengan segera ia meletakkan buku-bukunya dan segera berlari menuju sumber suara.

"Mana pesanannya Eomma?" tanyanya yang langsung di balas dengan tunjukan pada sebuah nampan besi yang sudah terisi lengkap oleh beberapa makanan dan minuman.

"Itu cepat antarkan"

Yang di suruh hanya menyunggingkan senyuman dan berlalu untuk mengantarkan senampan makanan itu.

Melihat sang sepasang pengunjung itu melemparkan senyum tanda kepuasan itu membuat Sungmin membalasnya dengan senyuman pula.

"SUNGMIIIN!"

"Ah ne Eomma!" sahutnya mendengar suara teriakan yang sudah sangat ia hafal. Dengan langkah cepat namja berambut hitam legam dengan poni manis menutupi dahi putihnya itu bergegas menemui sang Eomma.

"Chagi, tolong antarkan ini ne" ucapnya lebih lembut dari sebelumnya.

Senyuman tulus terkembang di wajah polos Sungmin. Dengan sedikit menaikkan kacamatanya ia segera mengambil nampan tersebut dan mencari meja bertuliskan angka 13.

"Ah, ini dia pesanan anda. Cha silahkan menikmati~" ucapnya dengan manis. Layanan ramah Sungmin membuat seorang namja tampan dengan tubuh kekar atletis itu turut menyunggingkan senyumannya.

"Ah gomawo.. Ini pasti enak sekali" ucapnya dengan menatap penuh nafsu pada sekelompok makanan penggugah selera makan itu.

Mendengar pujian halus itu Sungmin tersenyum dan kembali menaikkan kacamatanya.

"Ne, masakan Eomma sangat enak, tak salah kau masuk kantin disini kkkk~ selamat menikmati, aku pergi dulu. Jika masih ada keperluan, panggil saja aku ne"

"Chakkaman! Si-siapa namamu?"

"Lee Sungmin" ucapnya dengan tersenyum, kemudian ia melanjutkan perjalanannya yang sempat tertunda.

Senyuman lebar menampilkan lesung pipit yang tercipta di pipi tirusnya membutnya semakin mempesona. Menyadari tingkah konyolnya ia pun kembali duduk di bangkunya dan menggaruk tengkuknya tak gatal.

.

.

"Kyaaaaaaa... Prince Cho sudah tibaaa..."

"Kyaaaa... Dia sangat tampan sekaliii!"

"Kulitnyaaaa aku tak kuat aaaaaahhh"

Suara teriakan fanatik menyambut kedatangan seorang namja berkulit putih pucat dengan postur tubuh jangkung dan sedang, tidak terlalu kurus tak juga terlalu gemuk.

Rambut coklat kehitaman itu tersingkap dibagian dahi menampilkan dahi putih yang sangat mempesona, belum lagi proporsi wajah dan segala bagian-bagiannya tak kuasa sang author mendiskripsikannya. Halaaah kalian pasti sudah tahu bagaimana sempurnanya wajah sosok tersebut.

Cho Kyuhyun berumur 20 tahun, anak seorang pengusaha terkaya nomor 3 seKorea Selatan.

Anak Pemilik saham terbesar di kampus yang sekarang ia tempati. Menjadikan ia sangat terkenal bak artis yang disanjung-sanjung disana-sini.

Sosok dengan sifat dingin, misterius, serta cuek kebangetannya membuat siapa saja yang ingin menjadi temannya harus memikirkan kembali keputusannya sebelum benar-benar siap menjadi temannya.

Kecuali 2 orang sahabatnya.

Lee Hyukjae dan Lee Donghae, sahabatnya dari waktu dia masih menggunakan jempolnya sebagai dot, dan saat ia masih menjadikan sang Eomma sebagai tempat berlindungnya.

.

.

Sosok tersebut tengah berjalan santai penuh pesona dengan 2 namja lain disamping kanan dan samping kirinya.

Yang berada disamping kanan Lee Hyukjae namja berusia 21 tahun itu terlihat sangat tampah dengan rambut hitam jabriknya. Senyuman gummy-nya membuat yeoja manapun siap menyajikan tubuhnya untuk laki-laki tampan nan nakal seperti Lee Hyukjae atau lebih sering di panggil Eunhyuk.

Dan disebelah kirinya seorang namja tampan dengan rambut coklat yang tertata rapi

Serta senyuman manis lebar yang sedari tadi ia pajang sepanjang koridor yang ia lewati untuk menarik perhatian para wanita penggilanya.

Sebut saja ia playboy berwajah kalem. -_-

.

.

.

Sementara koridor yang tengan ricuh dengan datangnya 'Pangeran' yang dielu-elukan itu, lain lagi dengan keadaan Kantin sekolah.

Kantin dimana Sungmin berada, keadaan jauuuh lebih sepi dari waktu lalu, hanya menyisakan 2 butir(?) orang yang masih setia dengan makanannya tanpa rasa tertarik untuk melihat sang 'Pangeran'

'Pangeranku sudah datang, ah jika saja aku bisa melihatnya pagi ini' batin seseorang yang sedang terpekur menyenderkan kepalanya di tembok putih dengan wajah tertekuk.

Wanita paruh baya yang masih sibuk membereskan sisa-sisa makanan itu menatap penuh tanya kearah putra Sulungnya.

"Sungmin, kau baik-baik saja?" tanya-nya setelah membereskan piring-piring kotor dari masing-masing meja di kantin.

Sungmin yang merasa dirinya terpanggil mulai membenahi posisi berdirinya agar lebih tegak dan memamerkn senyuman khasnya kepada yeoja bermata hitam itu.

"Aku baik-baik saja Eomma, oh iya eomma butuh bantuanku?" tanyanya dengan wajah cemas.

Sang Eomma tersenyum mendapati sikap rajin sang Anak.

"Aniyo, semua sudah beres. Cha! Masuklah sebentar lagi kau ada kelas kan?" ucapnya dengan mengusap wajah manis putranya.

"Aish mianhe Eomma, tadi Sungmin tidak membantu Eomma malah melamun, huh" bibir mungil itu terpout sempurna mengingat kebodohannya membiarkan sang Eomma bekerja sendiri tanpa bantuannya.

Tanpa menyadari seseorang lain menatapnya geli. Lalu melanjutkan kegiatannya lagi.

"Tidak apa-apa, kau sudah banyak membantu Eomma hari ini. Kau pasti lelah"

Ucapan penuh sesal itu membuat Sungmin menangkap tangan sang Eomma dan menatapnya lembut.

"Ani, Sungmin tidak lelah jika itu bersama orang yang sungmin sayangi" ucapnya dengan lembut.

Sang yeoja paruh baya itu tersenyum haru dan segera mengecup kedua pipi putranya.

"Baiklah, kau harus masuk kekelasmu. Nanti kau terlambat"

"Ne eomma"

'Ya tuhan berilah anakku kebahagiaan yang abadi, agar dia bisa selalu tersenyum manis seperti itu' batin Neul sembari menatap punggung sempit putra Sulungnya.

.

.

.

'Ya tuhan kuatkan hatiku, Sungmin hwaiting!' nasehat dirinya dalam hati sebelum ia memasuki ruangan kelas.

Terlihat ia menghembuskan nafasnya pelan dan mencoba mengatur arah gerak matanya agar tak menatap sosok sempurna yang sedang sibuk memainkan game-nya itu.

Tapi, apa boleh buat naluri hati yang bertautan erat dengan otot syaraf matanya membuat ia beberapa kali menatap sengaja Kyuhyun.

Sikap anehnya justru membuat kedua sahabat Kyuhyun bertatapan dan saling melempar satu semester ia menangkap gelagat aneh namja berkacamata namun berwajah manis itu. Bisa mereka pastikan jika NAMJA MANIS BERKACAMTA ITU MENYUKAI SAHABATNYA.

catat itu.

.

.

"Kyu, sudah kubilang ia memang menyukaimu" ucap namja bernama Eunhyuk.

Namja yang masih memegang erat PSPnya itu menoleh dan menatap malas sahabatnya.

"Terserah kau saja hyung aku tak tertarik" ucap Kyuhyun acuh.

Membuat kedua sahabatnya itu saling menghadikkan bahu mereka.

Tak mau tahu kelanjutannya, mereka diam menyadari sudah ada seorang Dosen di depan mereka.

Skip

"Kyu, kau tak pulang?" ucap Eunhyuk.

"Katanya kau mau ke game center?" tanya Donghae ikut menimpali.

Kyuhyun menatap malas kedua sahabatnya.

"Sebentar lagi, aku masih mencatat" ucapnya cuek.

"Aishh.. Mencatat kapan-kapan sajalah! Ah, hey kau Lee Sungmin" ucapan Eunhyuk membut namja yang bertempat duduk di depan itu menoleh dan mengangkat sebelah alisnya.

"Kau memanggilku?" tanyanya dengan menunjuk dirinya sendiri yang membuat keduanya memutar bolamata mereka malas.

"Ya iyalah, siapa lagi disini makhluk bernama Lee Sungmin, eoh?" ucanya sarkastis.

Kyuhyun hanya kembali menatap buku catatanya dan sesekali menatap kedepan, kearah whiteboard.

"Kau catatkan materi tadi di buku Kyuhyun" ucapnya dengan menarik buku catatan Kyuhyun. Membuat sang empu mengeluarkan protes akibat tindakanya.

"Mwo?"

"Aish apa perlu aku ulangi lagi?" tanya Eunhyuk menaikkan sebelah alisnya.

Namja bernama Sungmin itu menggeleng dan menatap Eunhyuk yang mulai mendekanya.

"Ini catatkan semua, jangan sampai terlewat" ucapnya telak.

Mau tak mau Sungmin mengangguk dan membenahi letak kacamatanya.

Menatap sosok bertubuh tegap yang sudah hilang akibat berbelok arah.

Lalu pandangannya jatuh pada sebuah buku catatan dengan tulisan tangan khas.

"Jantungku" ucapnya sambil memegang gemetar buku Kyuhyun. Lalu membawanya kearah indera penciumannya lalu jatuh di dekapannya.

Namja itu memejamkan matanya membayangkan jika buku yang tengah ia peluk erat itu adalah Kyuhyun.

.

.

END?

Mian klo juleeek, typosnya buanyaaaak, ceritanya pasaraaan, huweeee..

Bukanya ngelarin yg atunya malah buat lagi. Sy orgnya moody jadiii jangan timpuk sayaaaa?!

Give your respon, End or not?

^Δ^