Feeling

Disclaimer: Harry Potter © JK Rowling

Author: VJMalfoy

Rated: T semi M

Genre: Romance (Sedikit ragu untuk memastikan Hurt/Comfort)

Pair: Dramione

Warning: Typo, OOC, Muggle Dunia

Tidak ada keuntungan apapun yang saya ambil dalam pembuatan fic ini.

Summary: Hermione Granger adalah model terkenal yang sensitif dan rumit dalam masalah percintaan. Sementara Draco Malfoy adalah pemuda yang santai dengan banyak teman, dikelilingi perempuan-perempuan seksi, pemuda yang menggantungkan hidupnya pada dunia malam, bekerja sebagai seorang DJ. Mampukah Draco menjaga perasaan Hermione? Mampukah Draco mengerti posisi Hermione? Mampukah Hermione menjelaskan tiap detail perasaannya? Apa hubungan mereka bisa berlangsung dengan baik? Paparazzi terus mengejar! Bad summary


Hermione tengah bersiap di dalam ruang make up untuk acara talk show yang akan disiarkan secara live dengan dirinya sebagai bintang tamu malam ini. Seorang make up artist tengah menyapukan blush on di pipi gadis muda itu. Make up-nya terlihat natural, dan tidak berlebih. Manager-nya baru saja masuk, membawakannya baju yang akan dia gunakan. "Trims, Elle." Hermione menerima bajunya sambil tersenyum. Elle hanya membalas tersenyum sambil memperhatikan Hermione lewat pantulan kaca. Anak itu benar-benar memiliki daya tarik yang berbeda. Kecantikannya natural tanpa harus dibuat-buat lagi.

Hermione bangkit berdiri untuk mengganti pakaiannya. Dia melepas kemeja yang dikenakannya, dan juga celana jeans panjang yang tadi dia pakai, lalu menggantinya dengan dress warna krem berpadu hitam. Elle keluar dari ruang make up untuk memastikan waktunya. Dia kemudian kembali lagi ke ruang make up setelah diberi tahu oleh salah seorang kru. "'Mione." Elle memanggil yang kemudian dibalas dengan anggukan kepala Hermione. Dia segera berdiri, berjalan masuk ke dalam studio.

Suara riuh tepuk tangan menyapa telinganya saat dia berjalan menghampiri sang host yang tersenyum menyambut kedatangannya. Salah satu kamera menyorot ke arahnya. Hermione kemudian duduk setelah bersalaman dan menyapa sang host. "So, Hermione. How's life?"

"Seperti yang kau lihat. Aku sangat baik." Hermione tersenyum lagi. Dia memang terkenal ramah. Jadi, tidak heran jika dia banyak tersenyum.

"Sebaik ketika kabar kedekatanmu dengan Draco Malfoy tersebar, eh?" Sang host kembali menggoda, membuat Hermione tersipu malu. Sebenarnya, sang host itu hanya berusaha mencairkan suasana. Dan Hermione pun tahu itu. Dia hanya tidak bisa menahan diri untuk tidak tersipu. "Oh, lihat. Dia malu-malu! Hahahaha." Penonton tertawa renyah.

"Mengenai awal karirmu. Bagaimana ceritanya?" Akhirnya sang host mengalihkan pembicaraan. Dia tentu saja enggan melihat bintang tamunya sudah tersipu bahkan ketika acara baru dimulai.

"Well, aku saat itu memang sedang melakukan photoshoot. Tapi hanya foto untuk koleksiku sendiri, dan sekalian membantu temanku yang baru membuka studio foto. Dia butuh model untuk foto-fotonya yang akan dipajang di studionya. Jadi, ya. Sebenarnya hanya membantu. Then, Elle datang menawariku. Dari sanalah lalu terus berlanjut sampai seperti ini." Lagi, Hermione menutup kalimatnya sambil membuang nafas dan tersenyum hangat.

"Keberentungan memang berpihak padamu, ya." Teresa−sang host− tersenyum sambil meletakkan tangannya di paha Hermione, berusaha menjalin kontak fisik yang sederhana untuk membuat suasana kian mencair.

"Ya. I guess. "

"Omong-omong, sudah berapa lama kau benar-benar jadi seorang model seperti sekarang?"

"Um ... sekitar dua tahunan." Hermione terlihat berpikir, menimbang-nimbang jawabannya. "Ya. Dua tahun." Sambungnya lagi, kali ini terdengar lebih yakin.

"Menurut informasi yang kudapat, katanya, seorang Hermione ini susah jatuh cinta, eh?"

Hermione melebarkan matanya terkejut kemudian tertawa. "Ya ampun. Siapa yang mengatakan itu?"

Teresa terkekeh telah berhasil membuat bintang tamunya ini terkejut. "Aku punya banyak mata, sweetie."

"Well, seharusnya aku sadar itu." Para penonton seketika terkekeh mendengar penuturan itu. Membuat suasana kian menghangat. "Sebenarnya, tidak juga."

"Okay...−" Teresa menggantung kalimatnya, melirik kamera dengan tatapan bingung yang sedikit hiperbola. "−kupikir aku harus menyalahkan si pemberi informasi." Teresa mengangkat bahu sambil sedikit memutar matanya membuat penonton tertawa lagi. Teresa membenah posisi duduknya di sofa yang terbungkus kain berbahan beludru itu. "Aku sempat mendengar dua nama. Victor Krum dan Harry Potter. Tapi, akhirnya tak pernah ada kabar selanjutnya. Ada apa sebenarnya?"

"Dari dulu memang tidak ada apa-apa. Hanya bersahabat. Terlebih dengan Harry. Persahabatan kami sudah lama. Dan sampai sekarang pun aku dengan Victor, masih bersahabat. Tidak ada yang berubah dengan itu." Hermione menjelaskan dengan tenang. Dia menarik senyumnya tak ragu.

"Lalu, Draco Malfoy? Aku dengar namanya akhir-akhir ini sering muncul. Beritanya pun beredar denganmu. Kita lihat beritanya." Teresa berpaling dari Hermione pada layar LCD yang berada di sudut studio. Hermione sendiri memutar kepalanya ke belakang.

"Hermione Granger. Model cantik itu kali ini tertangkap tengah bersama seorang pria yang diketahui bernama Draco Malfoy. Mereka terlihat jalan bersama di salah satu mall, kamis lalu. Sejauh ini, model berusia dua puluh tahun itu masih bungkam dan belum memberikan keterangan apa pun. Apa kali ini pemuda itu adalah kekasihnya? Atau hanya lelaki yang pada akhirnya berlalu seperti Victor Krum dan Harry Potter?"

"Wanna say something?" Teresa kembali menempatkan pandangannya pada Hermione setelah LCD itu selesai menampilkan beritanya. Gadis berambut gelombang itu mengangguk. "Kami hanya tidak sengaja bertemu di sana, dan akhirnya kami memutuskan untuk berjalan bersama, daripada sendirian."

"Oh ya? Bagaimana bisa? Bagaimana kau bisa mengenal Draco?"

"Sesi pemotretan. Dan juga menjadi tamu undangan di sebuah klab malam. Dan ternyata, klab itu juga mengundang Draco sebagai DJ tamu. Dan untuk mempromosikannya, kami harus melakukan pemotretan bersama."

"Ow, begitu rupanya." Teresa mengangguk sekali pada Hermione, kemudian wanita paruh baya itu menoleh ke depan, ke arah penonton dan juga kamera. "Untuk membuat malam ini semakin meriah, langsung saja kita panggil laki-laki yang menjadi pembicaraan kita malam ini, Mr. Malfoy." Suara tepuk tangan langsung memenuhi studio detik itu juga. Teresa berjalan mendekati pintu masuk sambil tersenyum lebar, menunggu Draco keluar. Sementara Hermione memiliki wajah terkejut sebentar, kemudian bangkit berdiri di sofa tempatnya duduk.

Draco keluar dari pintu, terlihat segar dan menawan. Meski tampil sederhana dengan kaos v neck putih dan juga jas hitam dan celana jeans hitam. Ada kalung panjang yang terbuat dari tali menggantung di lehernya. Liontin kalung itu terbuat dari batu pualam berbentuk DM, inisial dari nama lengkapnya. "Draco." Teresa menyambutnya hangat sambil memeluknya. Keduanya kemudian berjalan menuju sofa untuk para tamu. Dan detik itu pula Hermione akhirnya bertemu dengan Draco Malfoy, DJ termuda di Britania Raya yang namanya cukup terkenal.

"Hei." Draco menyapa Hermione, yang kemudian dibalas Hermione dengan satu lengkungan di bibir sensualnya. Mereka berpelukan sejenak sambil mencium pipi kiri-kanan mereka. Keduanya kemudian kembali duduk.

"Terkejut, Hermione?"

Hermione tertawa kecil. "Tentu saja. Aku tidak tahu sama sekali kalau dia akan datang."

Teresa tertawa penuh kemenangan. " Yeah, kita berhasil. −Jadi, Draco, bagaimana rasanya memiliki Hermione sebagai partner-mu saat melakukan pemotretan? "

Draco menoleh, memandang Hermione dengan mata abu-abunya sejenak, kemudian kontak matanya berpindah ke arah Teresa. "Ya, Hermione santai, dia bisa mengikuti arahan fotografer dengan mudah−lagipula dia memang sudah terbiasa, kan. Dan dia banyak membantuku ketika aku cukup kesulitan. Tapi dia juga tidak banyak bicara. Itu saat pertama kenal, tapi setelahnya dia cukup santai, kami banyak mengobrol. "

"Jadi, bisa dikatakan bahwa Hermione ini tipe yang kaku, ya?"

Draco mengangguk. "Dia canggung jika dengan orang baru, tapi di depan kamera dia tidak canggung." Hermione terkekeh kecil sambil tersipu malu. Tangannya yang jenjang dan semulus porselen memukul lengan Draco tidak terlalu keras. Draco dan Teresa serta penonton terkekeh.

"Kau sendiri, Hermione? Bagaimana rasanya bekerja sama dengan Draco?"

"Well, dia cukup kaku di depan kamera. Posenya harus lebih dibuat santai. Padahal dia punya wajah yang bagus untuk dunia entertaint."

"Jadi, kau mau bilang kalau Draco ini tampan?" Teresa kembali menggoda. Hermione melipat bibirnya ke dalam, berusaha menahan senyumnya. Efeknya, dia hanya mengangguk. Semua tertawa karena tingkah Hermione yang malu-malu. Draco sendiri ikut tertawa kemudian mengusap bahu Hermione.

"Baiklah, dari skala satu sampai sepuluh, berapa tingkat ketampanannya, Hermione?"

"Ummm ... sembilan, sepertinya."

"Wow! Sembilan! Tapi aku setuju. Memang menawan. Nah, kau sendiri, Draco, berapa skala kecantikan Hermione?"

"Sepuluh."

"Sepuluh?! Oke, jangan katakan dia tipe gadismu?"

Draco terkekeh, mengangguk samar. "Seperti apa tipemu?"

"Dia cantik, anggun, lembut, tersipu ketika aku menggodanya."

Teresa dengan mata coklatnya melirik Draco penuh sirat menggoda. "Uhhh, sepertinya Hermione memang tipemu sekali, ya? Hahahaha. Kau sendiri, Hermione? Bagaimana tipemu?"

Hermione menarik nafas sejenak, dia terdiam. Sungguh sulit untuk menjawab pertanyaan semacam ini bagi Hermione. Karena perasaannya tidak mudah dipahami, bahkan dirinya sendiri sulit memahami. "Umm, dia baik dan bisa setia."

"Sesederhana itu?"

Hermione mendecak kecil, hingga hanya dirinya sendiri yang bisa mendengar itu. Dia menunduk, kemudian mendongak. "Untuk apa mencari banyak kriteria jika pada akhirnya dia tidak setia dan hanya memberi luka? Jadi, ya. Sesederhana itu. Kebaikan bisa mewakili banyak hal. Dan kesetiaan adalah akar yang baik untuk sebuah hubungan." Hermione tersenyum kecil.

"Ow, penjabaran yang menarik, sweetheart." Teresa tersenyum tulus padanya. "Jadi, menanggapi gosip kedekatan kalian berdua akhir-akhir ini, apakah kalian hanya berteman, atau kalian sedang menjalin benih-benih cinta?"

"Who knows? Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di depan. Untuk saat ini, kami seperti apa yang terlihat." Draco menjawab. Dan kalimatnya terdengar tidak sepenuhnya menjawab pertanyaan Teresa.


The end of chapter one.

halo ^^ saya writer baru di sini. salam kenal ^^

dan ini cerita saya, berkenan review dan meninggalkan jejak? saya butuh kritik dan saran untuk cerita ini. Terimakasih sudah membaca! ^^