Jam masih menunjukkan pukul enam pagi. Kampus masih sangat sepi karena perkuliahan baru dimulai pukul delapan. Biasanya hanya anak-anak yang mengikuti organisasi saja yang sudah datang sepagi ini, entah apa yang mereka kerjakan. Pagi ini berbeda. Jongin sudah tiba di kampus lebih dari setengah jam yang lalu. Kenapa? Setelah tadi malam dia meminta Sehun menjadi kekasihnya, Sehun membalasnya dengan perkataan yang benar-benar membuatnya berpikir keras.

Sehun akhirnya berkata setelah dia terdiam cukup lama, "Kau tidak benar-benar mencintaiku. Lagi pula kita sahabat kan?" Sehun menghela nafas sebelum melanjutkan, "Begini saja, mungkin jika kau sudah tidak bersama Chanyeol hyung lagi aku akan mempertimbangkan untuk menjadi kekasihmu." Setelah itu Sehun masuk ke kamarnya.

Jongin menghela nafas. Jongin sengaja berangkat pagi agar tidak bertemu Sehun. Dia merasa bodoh meminta Sehun menjadi kekasihnya tanpa berpikir dulu. Sehun itu sahabatnya, tentu saja dia tahu Jongin dari yang paling baik sampai paling buruk. Jongin mengacak rambutnya kesal. Dia berada di danau dekat kampusnya sekarang. Menunggu Chanyeol. Dia sudah memikirkannya semalaman sampai tidak tidur. Dia tidak akan melanjutkan hubungannya dengan Chanyeol. Jongin tidak benar-benar mencintai Chanyeol.

Chanyeol datang dengan nafas terputus-putus karena berlari. Terlihat sekali dia belum mandi walaupun tetap ehem tampan. "Hey sudah lama menunggu ya?" Chanyeol menggenggam tangan Jongin, "Tanganmu sampai dingin begini. Pakai jaketku ya." Chanyeol pun melepaskan jaket yang dikenakannya dan menyampirkan jaket tersebut di bahu Jongin. Menggenggam tangan Jongin lagi, "Jadi apa yang ingin kau bicarakan sampai membuatku datang ke kampus sepagi ini mengalahkan kutu-kutu kampus?" Chanyeol tidak begitu menyukai nerd di kampus mereka. Mengganggu katanya.

Jongin menghela nafasnya sebelum berkata, "Hyungie, maafkan aku. Aku tidak bisa meneruskan hubungan ini denganmu." Chanyeol tadinya akan memprotes apa yang dikatakan Jongin tapi dengan cepat Jongin berkata kembali, "Dengarkan dulu, okay." Chanyeol diam. "Hyungie, aku tidak benar-benar mencintaimu. Sorry to say. Selama berpacaran denganmu pun aku berpacaran dengan orang lain. Maaf, aku benar-benar tidak bisa meneruskan hubungan ini denganmu."

Chanyeol masih bungkam dan memandang Jongin dengan tatapan setenang biasanya. Dia melepaskan genggamannya di tangan Jongin. "Begitu? Ya sudah kalau itu yang kau harapkan."

"Eh, hyungie tidak marah?" Jongin bertanya.

"Tidak. Buat apa marah? Kau jujur saja aku sudah senang." Jawab Chanyeol dengan cengiran khasnya.

"Waaah aku sudah khawatir kau marah saja. Hyungie jjang!" Setelahnya Jongin memeluk Chanyeol sebentar.

Sehun yang memperhatikan semuanya dari awal pun tersenyum melihat sahabatnya berubah menjadi lebih baik. Sehun khawatir karena tiba-tiba saja Jongin pergi pagi sekali ke kampus. Orang yang sedang kalut bisa melakukan apa saja kan? Jadi dia pun mengikuti Jongin. Anggap lah itu kekhawatiran Sehun sebagai sahabat Jongin. Sejujurnya dia merasakan detakan aneh di jantungnya karena Jongin meminta Sehun menjadi kekasihnya. Untungnya akal sehat Sehun lebih mendominasi tadi malam, sehingga dia bisa mengeluarkan jawaban yang benar.

Sehun melihat jam yang melingkar di tangannya. Masih jam tujuh, dia baru ada jadwal jam sepulu pagi ini, jadi dia memutuskan untuk kembali ke aprtement untuk mandi dan sarapan. Sehun tertawa sendiri karena membayangkan paniknya dia tadi pagi sampai tidak sempat mandi untuk mengejar Jongin.


Sehun baru pulang dari kampus dan menemukan Jongin sedang memasak. Jongin memasak. Apa kiamat sudah dekat? Jadwal kuliah Sehun lebih siang dibanding Jongin, makanya dia juga selalu pulang lebih sore, atau dia akan membaca buku sambil menunggu sore di perpustakaan kampus. Penjaga perpustakaan adalah sahabatnya yang lain selain Jongin. Okay kemabali ke Jongin yang sedang memasak. Sehun pun menghampiri Jongin untuk melihat apa sebenarnya yang sedang dilakukan Jongin.

Dapur mereka memang tidak seberantakan waktu pertama kali Jongin mencoba untuk memasak, lumayan, begitu pikir Sehun. Dia melihat apa yang dimasak Jongin. Ikan kalengan, sayur kalengan, daging kalengan, semuanya masakan yang hanya perlu dipanaskan saja.

"Jjong, apa yang kau lakukan?" Sehun akhirnya bertanya.

"Kau sudah pulang Sehunna? Bukankah kau harusnya berkata 'aku pulang'? Kau ini seperti maling saja." Sehun mengerutkan keningnya.

Dia menempelkan tangannya di dahi Jongin, "Tidak panas," Jongin menepis tangan Sehun. "Kau ini kenapa? Tumben sekali memasak seperti ini. Jangan-jangan kau mau memasukkan racun ke dalam makanan itu dan membiarkanku memakannya ya?" Sehun memicingkan matanya.

Jongin menjitak kepala Sehun, "Aww." Sehun meringis.

"Aku merasa makanan yang kita makan itu kurang sehat Sehunna, junk food, ramyun, tidakkah kau merindukan masakan rumah?" Jongin menjelaskan.

"Hey yang kau masak ini juga junk food Jjong, lihatlah semuanya makan kalengan." Sehun menunjuk semua makanan yang sedang dimasak Jongin.

"Nah itu dia, aku sempat berbicara dengan Kyungsoo hyung tadi, kau tahu kan? Kyungsoo hyung yang kekasihnya Suho hyung itu. Aku menanyakan resep masakan rumahan yang mudah dibuat, tapi karena aku tidak mengerti juga dia menyarankanku untuk membeli makanan kalengan saja, katanya rasanya tidak seburuk jika aku memasak sendiri."

Sehun pecah dalam tawanya, "Tentu saja dia benar, kau saja baru belajar menyalakan kompor itu seminggu yang lalu hahaha"

"Ya! Setidaknya aku kan sudah berusaha Sehunna."

Sehun menyadari bau yang aneh pun menghentikan tawanya, "Jjong masakanmu gosong." Sehun dengan panik mematikan kompornya.

"Aissh kau mengajakku mengoborol sih, aku kan jadi lupa mengaduk masakanku." Jongin merengut sebal.

"Kenapa kau jadi menyalahkanku? Kau saja yang tidak fokus memasaknya." Sehun tidak mau kalah.

"Aku tidak mau tahu, pokoknya kau harus menghabiskan makanannya."

Sehun hanya menghela nafas, "Baiklah." Sehun pun mengalah.


Saat ini mereka sedang duduk berhadapan di meja makan, berdoa sebelum memulai makan malam mereka. "Amen." Jongin mengakhiri doa mereka.

Sehun memandang makanan yang tersedia di hadapannya. Penampilannya tidak begitu buruk, jadi Sehun mengambil sesendok dan menyuapkannya.

"Bagaimana?" Tanya Jongin.

Sehun menelan makanannya, "Sedikit pahit sih, tapi selebihnya enak. Kau tidak makan?"

"Ini aku makan." Jongin pun menyuapkan makanannya. "Tidak buruk, lumayan lah untuk pemula." Kata Jongin setelah menelan makanannya. "Aku akan meminta Kyungsoo hyung mengajariku memasak kalau begitu, bagaimana menurutmu Sehunna?"

"Tidak usah dipaksakan Jjong. Biar aku saja yang memasak kalau kau mau masakan rumah, bagaimana?" Sehun menawarkan diri.

"Memangnya kau bisa memasak?" Jongin rasa kemampuan masak Sehun sama saja seperti dirinya.

"Tidak begitu lihai sih, tapi lumayan kalo untuk makanan semacam ini." Sehun menjawab dengan sangat percaya diri.

"Tapi kan kau selalu pulang sore. Kita bisa terlambat makan malam kalau menunggumu pulang Sehunna. Sudah biarkan saja aku memasak." Jongin masih memaksa.

"Sebenarnya aku sudah pulang dari jam dua, tetapi aku sering menghabiskan waktuku di perpustakaan untuk membaca buku, jadi sore aku baru pulang." Sehun membeberkan rahasianya.

"Baiklah kalau begitu mulai sekarang urusan memasak aku serahkan padamu Sehunna." Kata Jongin.

"Ay ay captain!" Sehun menjawab dengan suara anak kecil.

Jongin memandangi Sehun yang sedang mengunyah makanannya. Sehun tampak seperti anak kecil jika sedang begini, makan saja berantakan. Sehun itu bisa menjadi sangat manis jika sedang tersenyum dan menjadi sangat dewasa jika sedang menghadapi masalah. Sifat Sehun yang begitu membuat Jongin senang menggoda dan bermanja-manja pada Sehun. Jongin rasa yang ini benar, dia benar-benar mencintai Sehun, rasanya berbeda dengan yang dulu dia rasakan terhadap Baekhyun dan Chanyeol. Dia akan menenangkan Baekhyun jika sedang menangis, tapi dia merasakan sakitnya jika Sehun bersedih. Dia akan tertawa bersama Chanyeol jika Chanyeol mengeluarkan leluconnya, tetapi orang yang tertawa saat lelucon Jongin tidak lucu hanya Sehun.


Mereka sedang menonton berita malam sekarang. Televisi sedang menayangkan ramalan cuaca untuk besok. Tidak ada yang memulai pembicaraan di antara mereka. Jongin masih memperhatikan Sehun dan mengaguminya diam-diam.

"Jjong, kau berangkat jam berapa tadi pagi? Kenapa waktu aku bangun kau sudah tidak ada." Sehun pura-pura tidak tahu.

"Entahlah, jam lima mungkin. Aku bertemu Chanyeol hyung dulu tadi." Jongin menjawab.

"Kau sudah tidak marah padanya?"

"Aku memikirkan perkataanmu Sehunna. Jadi aku putus dengan Chanyeol hyung." Jongin menjawab mantap.

"Perkataanku yang mana?" Sehun masih saja berniat menggoda Jongin.

"Tentang aku yang memintamu menjadi kekasihku. Aku sudah berpikir dengan sangat baik sekarang, aku tidak seharusnya berhubungan dengan orang-orang yang tidak benar-benar ku cintai. Sekarang kan aku sudah putus dengan Chanyeol hyung. Kau berjanji untuk mempertimbangkannya kan?" Jongin mengungkapkan semuanya.

"Mempertimbangkan apa?" Sehun ini pura-pura bodoh atau apa sih?

"Mempertimbangkanku untuk jadi kekasihmu Sehunna. Masa kau lupa?" Jongin sudah mulai kesal.

"Oh masalah itu. Kalau masalah itu aku sudah mengambil keputusan Jjong." Sehun menyengir lebar. Sepertinya dia belajar dari Chanyeol.

"Benarkah? Beri tahu aku keputusanmu Sehunna." Jongin tidak sabar.

"Aku rasa aku bisa mencoba memulai danganmu Jjong, kau tahu jantungku berdetak aneh saat kau memintaku jadi kekasihmu?" Sehun tersenyum manis sekali.

Jongin pun memeluk Sehun saking senangnya.

Sehun memaksa untuk melepaskan pelukan Jongin, "Hey Jjong, siapa yang menjadi semenya?"

"Tentu saja aku. Kau kan manis Sehunna." Sehun memerah mendengar perkataan Jongin.

Sehun menggelengkan kepalanya, "Tidak bisa. Kau bahkan lebih manja dari aku. Pokoknya aku yang jadi seme." Sehun menggembungkan pipinya.

"Bagaimana kalau kita buktikan malam ini?" Jongin menampilkan smirk andalannya.

"Maksudmu?" Sehun masih belum mengerti apa yang dimaksud Jongin.

"Kita lihat siapa yang akan memasuki siapa." Setelahnya Jongin langsung menggendong Sehun ke dalam kamar mereka tanpa memberi kesempatan pada Sehun untuk membalas ucapan Jongin. Diantara Jongin dan Sehun pasti tidak ada yang mau mengalah, jadi biarkan saja mereka melewati malam ini berdua.

END


waah finally I finished this fiction. Thank you for reading this fiction, thank you for your review. Hope this ending enough, sorry I can't make a smut fiction.

I will make another fiction, you can send me a PM if you have some request or something to ask. More love to EXO :)