Children Make a Child?

About Sehun and Kai in Elementary who loving each other then make a baby.. ,

Please don't read if you not like this story!

HighHunKai

At GROWL Elementary School..

Ting-Tong-Teng~

bunyi bel masuk terdengar di seluruh penjuru sekolah.

Kedua anak dengan kulit kontras kini berjalan cepat memasuki gerbang sekolah. Jika dilihat lagi, seragamnya tertulis

CLASS A Accelerations GROWL.

Mereka berdua adalah anak pintar alami yang cukup terkenal.

Usia mereka masih 9 tahun.

Namun karena semalam mereka bermain game hingga larut, kini telat menjadi bayarannya.

"Hun, ayo! Sudah masuk nih, nanti telat lagi!" seorang anak manis berambut brown dengan kulit tan dan mata blink-blink sleepynya itu menarik lengan anak berkulit putih yang tampan namun terlihat cuek dan dingin.

"Tidak usah berlari, Kai, nanti kau jatuh" Sehun, anak berkulit putih itu memperingati dengan nada dingin dan pokerfacenya.

"Ish! Sehun tidak usah sok perhatian jika tidak tulus begitu!" Kai menjulurkan lidahnya mengejek lalu segera berlari kencang dengan kaki mungilnya melalui lapangan luas sekolah internasionalnya.

"Kai, jangan memotong jalan! Lebih baik kita lewat lorong yang lebih aman!" Sehun setengah teriak mengikuti lari Kai dengan malas.

"Memotong lebih cepat! Lorong menuju kelas terlalu jauh, kita bisa terlam-KYA!" Kai tidak menyelesaikan perkataannya karena..

BRUAGH!

"Appo~ Sehunnie~" Kai jatuh telungkup dengan kedua tangan berpose seperti orang push-up.

"Sudah kubilang kan tadi. Hati-hati" Sehun berlari cepat menuju Kai dan mendudukkan tubuh Kai.

"Sakiit~ Sehuuun~" Kai menautkan alisnya saat merasakan perih dan linu di tubuhnya yang terluka.

"Sini biar aku lihat" Sehun meraih wajah Kai agar memandangnya.

Sehun dengan hati-hati membersihkan tanah yang mengotori pelipis dan pipi kiri Kai.

"Awh! Hurt!" Kai langsung memekik karena kulit yang tertutup itu sebenarnya bergesekan dengan tanah saat jatuh, sehingga lecet dan berdarah jika tanahnya dihilangkan karena tanahnya masuk kedalam luka parut di kulitnya.

"Ah, mian" Sehun mengusap kedua mata Kai yang terpejam dengan sedikit bulir air mata yang menetes.

"Hm" Kai membuka matanya dan mengangguk imut.

"Mana saja yang sakit?" Sehun memandang Kai perhatian.

"Ini, ini, ini, ini, ini, ini" Kai menunjuk banyak sekali luka yang tertutup tanah di sekujur tubuhnya.

"Lututmu berdarah banyak sekali Kai, pergelangan tanganmu juga tergores" Sehun meneliti seluruh tubuh Kai.

"Obati aku Hun~" Kai merengek imut.

"Ne, ayo berdiri. Kita akan ke UKS" Sehun sudah berdiri duluan dan menepuk celananya yang kotor tanah lapangan.

"Aku tidak bisa berdiri Hunnie~, lututku lecet" Kai menunjuk kedua lututnya yang berdarah banyak.

"Hn. Sini" Sehun menyelipkan kedua tangannya di pinggang dan di bawah lutut Kai.

Kai kebingungan apa yang akan dilakukan Sehun. Namun kemudian..

HUP!

Sehun menggendong tubuh Kai bidal.

"Tahan sebentar Kai. UKS agak jauh dari sini" Sehun berjalan normal seperti ia tidak membawa benda berat, padahal ia sedang menggendong tubuh Kai yang hanya beberapa centi lebih pendek darinya.

"N-Ne!" Kai hanya bisa menundukkan kepalanya, menyembunyikannya di pundak Sehun. Entah mengapa detak jantungnya lebih cepat jika terlalu dekat dengan Sehun.

GREP!

Sehun merasakan kedua lengan Kai melingkar erat di bahunya. Senyum tipis kemudian terukir di wajah tampan Sehun.

"Se-Sehun~" Kai masih merengek meski lirih.

"Hm?" Sehun masih berjalan di lorong menuju UKS dengan menggendong tubuh Kai dan sesekali mencium rambut Kai yang wangi Sroberi.

"Sehunnie hangat, Kai suka" Kai berkata semakin lirih namun Sehun mendengarnya dengan jelas karena kepala Kai kini menyandar di bahunya.

GREP!

Sehun mengeratkan gendongannya sehingga tubuh Kai makin menempel pada tubuhnya.

"Apa sudah tambah hangat?" Sehun bertanya tepat ditelinga Kai membuat tubuh Kai sedikit bergetar aneh.

"I-iya" Kai mengangguk pelan dan menyamankan tubuhnya.

SREET..

Wajah Sehun kini terlihat kecewa. Tangan Kai yang tadi mengalung erat di bahunya tidak lagi berada disana.

"Kenapa?" Sehun bertanya dingin meski sebenarnya ia kecewa.

"Pe..pergelangan tanganku kotor dan berdarah, baju Sehunnie kotor.. mian" Kai melihat kedua pergelangan tangannya yang terkotori tanah dan sedikit luka sayat yang masih saja mengeluarkan darah.

"Sudah terlanjur. Peluk aku sekalian" Sehun berhenti berjalan. Menunggu Kai memeluknya.

Kai yang mengerti bahwa Sehun tidak akan kembali berjalan sebelum ia memeluknyapun perlahan memeluk leher Sehun.

EMMH~

Kai mendesah nyaman ketika tubuhnya merasakan kehangatan dekapan Sehun.

Mendengar suara desahan merdu Kai, tubuh Sehun sedikit merasakan sengatan dan jantungnya berdebar makin cepat.

"Hun? Jantungmu.." Kai merasakan detak jantung Sehun yang cepat itu.

"Jangan pedulikan" Sehun kembali berjalan. Kai hanya mengangguk dan kembali menyandarkan kepalanya di bahu Sehun.

CKLEK..

Sehun membuka pintu UKS.

"Ah, Cha Songsaenim tidak masuk hari ini. Biar aku yang mengobati lukamu" Sehun dengan perlahan meletakkan tubuh Kai di sebuah ranjang UKS paling pojok.

CKLEK..

Sehun menutup pintu UKS itu kembali.

"Kenapa ditutup Hun?" Kaimemandang dengan penuh tanya.

"Biar kau tetap hangat" Sehun berujar asal dan beranjak menuju almari dan mengambil kotak obat.

"Hun, aku tidak mau.. itu perih" Kai memundurkan tubuhnya hingga membentur dinding pojok.

SREEEKK..

Sehun menutup tirai pembatas antar ranjang sehingga tidak ada orang lain yang bisa melihat mereka.

"Kenapa ditutup?" Kai memiringkan kepalanya imut.

"Aku mau bolos disini. Menemanimu dengan alasan kau terluka. Aku malas mengikuti pelajaran" Sehun duduk di kursi yang diletakkan disamping ranjang.

"Sini Kai" Sehun menepuk pinggir ranjang, menyuruh Kai mendekat agar ia bisa mengobati luka Kai.

"Tidak mau" Kai berusaha mundur meski kenyataannya punggungnya sudah menempel pojok tembok UKS.

"Harus. Aku akan mengobatimu dengan perlahan" Sehun mencoba menarik tubuh Kai agar mau duduk dipinggir ranjang namun Kai bersikukuh dan menolak.

"Haish! Harus dipaksa!" Sehun naik keatas ranjang UKS dan menyekap tubuh Kai sehingga Kai tak dapat pergi kemanapun lagi.

"Kalau perih bagaimana?" Kai merajuk imut.

"Akan kucium agar tidak sakit" Sehun berkata dengan tenangnya seolah itu hal biasa.

"Oke" Kai mengangguk setuju tanpa pikir panjang.

Sehun menuangkan alcohol pada kain pembersih untuk perlahan membersihkan luka Kai dan kulit sekitarnya dari tanah dan kuman.

"AKHS!" Kai mendesis cukup keras ketika perih menyerangnya.

CHU~

Sehun segera mendekatkan wajahnya dan membungkam bibir Kai.

Mata sayu Kai membulat sempurna.

Sehun perlahan melepaskan ciumannya.

"YAK! Kenapa kau cium bibirku! Itu first kiss ku!" Kai mendorong tubuh Sehun hingga terjatuh terlentang di ranjang. Kai segera menerjang Sehun dan menarik kerah Sehun kuat.

Tak dipedulikannya luka lututnya yang pastinya semakin perih dan berdarah makin banyak karena ia jadikan tumpuan diantara kanan kiri pinggang Sehun.

"..Aku ingin.." Sehun berkata dengan menatap lurus pada mata sayu Kai yang penuh dengan emosi. Dada Kai naik turun menahan emosi yang meluap.

-TBC-

Disini HunKai masih berapa tahun? Entah katanya sih 9 tahun.. hehe

Tapi kayaknya mereka kecepetan puber deh.. masa udah ciuman gitu dan mengenal bahasa 'first kiss' segala.. =_=

Review okee?