"Aku memang kejam. Maka dari itulah, tolong lupakan aku. Carilah seseorang yang jauh lebih baik dari ku Kyuhyun. Maafkan aku..." Begitu mengatakan kata terakhirnya, Sungmin langsung berbalik badan dan pergi.

"Baiklah, aku akan melupakanmu."

Sungmin yang hendak membuka pintu langsung terdiam.

"..Aku akan pergi ke Amerika saat hari pernikahan laknat mu itu, Lee Sungmin. Aku ingin melanjutkan kuliah ku di sana, kau puas?"

Sungmin menggigit bibirnya kencang. Dibukanya pintu ruangan pribadi Kyuhyun, dan melangkahkan kaki pergi dari sana tanpa membalas perkataan Kyuhyun. Air matanya terus mengalir.

.

.

.

Hate? Or Love?

.

KyuMin

.

YAOI, BL, TYPO (S), NC! DLDR!

.

Rate : M

.

.

.

6

.

"Sampai kapan kau mau terus di sini, Kyuhyun-ah?"

Changmin yang sedang membuat kopi bertanya pada sosok sahabatnya yang sedang duduk termenung di kursi meja makan. Kemudian ia mengambil 2 cangkir kopi yang baru saja dia buat, melangkah ke arah Kyuhyun dan meletakkan kedua cangkir kopi itu di meja makan yang luasnya tidak seluas meja makan di rumah Kyuhyun.

"Minumlah." Perintah Changmin sambil meniup kopi yang dia buat.

"Hei, Kyuhyun-ah. Kau mau sampai kapan di sini?"

Tak ada jawaban.

"Ya! Kau datang pagi-pagi buta begini ke rumah ku dan menganggu tidur ku. Kau tahu itu tidak?" Changmin mulai jengah. Karna pertama, Kyuhyun tiba-tiba saja datang ke rumahnya padahal waktu menunjukkan pukul 4 pagi. Kedua, Kyuhyun menganggu tidur Changmin. Ketiga, sedari tadi sahabatnya itu terus diam seperti bukan Cho Kyuhyun yang biasanya.

Changmin memukul meja dengan kencang. "Ya! Cho Kyuhyun! Setidaknya bicara apa saja! Kau membuatku bingung!"

"Diamlah! Aku sedang berpikir!" Akhirnya, Kyuhyun membalas perkataan Changmin dengan tak kalah ketus.

"Hei, Kyuhyun-ah, aku berusaha memahamimu sebagai sesama lelaki. Tapi, bagaimana bisa aku memahamimu! Bahkan kau tidak pernah bercerita sedikitpun padaku!"

Changmin mengacak rambutnya frustasi, Kyuhyun tak kunjung membalas kekesalannya.

"Changmin-ah, apa kau pernah ditolak seseorang?"

"Ini tentang siapa?"

"Pernah atau tidak?"

Changmin tertawa sinis. "Victoria menolak ku. Apa kau tidak ingat?"

"Ah benar. Lalu, apa kau pernah dibuat melayang kemudian kau dihempaskan begitu saja?"

Changmin tampak bepikir sejenak, kemudian menjawab, "Sudah sering, bahkan aku tak ingat sudah berapa kali aku diperlakukan seperti itu oleh banyak orang."

Kyuhyun mengangguk paham.

"Kalau kau tidak bercerita dengan jujur padaku, maka aku tidak akan bisa memberi solusi untukmu."

"Tidak ada gunanya. Semuanya sudah berakhir." Jawab Kyuhyun dengan senyum mirisnya.

Hening beberapa menit. Changmin tidak tahu harus melakukan apa untuk membantu Kyuhyun. Walau sebenarnya Changmin tahu, Kyuhyun sedang berbicara tentang Sungmin. Namun bagaimana bisa Changmin memberi solusi jika Kyuhyun bahkan tidak mau jujur dengannya?

"Jika kau sangat menginginkan sesuatu, kau harus berjuang dan berani egois, Kyuhyun-ah. Tak peduli seberapa besar resiko dan akibatnya, jika kau menginginkan sesuatu, kau harus berjuang dan berani egois."

Perkataan Changmin membuat Kyuhyun memandang wajah sahabatnya itu dengan senyuman geli dan tawa ditahan. "Hei, jangan sok dewasa kau."

"Jangan menertawakanku, kau itu lebih menyedihkan dariku. Ck."

"Changmin-ah," Panggil Kyuhyun tiba-tiba.

"Apa?" jawab Changmin jengah.

"Bisakah aku tinggal di sini beberapa hari?"

.

.

.

"Tuan muda Kyuhyun pergi dari rumah sekitar pukul 4 pagi. Tadi satpam berusaha menanyakan ke mana perginya tuan muda, namun tuan muda hanya diam dan langsung menyetir mobilnya dengan kencang."

Laporan salah satu maid itu membuat Hangeng menghela napas lelah. "Baiklah, kau boleh pergi sekarang."

Setelah kepergian maid itu, suasana meja makan semakin tegang dan tidak seperti biasanya.

"Mungkin Kyuhyun ada urusan.." Leeteuk memecah keheningan.

"Urusan jam 4 pagi? Aku tidak mengerti lagi dengan anak itu."

"Dia pasti kembali, Hangeng-ah. Jangan khawatir," ucap Leeteuk menenangkan.

Hangeng mengangguk dengan senyum tipisnya. "Baiklah, ayo kita sarapan. Sungmin-ah, beritahu appa jika kau bertemu dengan Kyuhyun di kampus hari ini ya?"

"I-Iya appa." Jawab Sungmin sambil mengangguk tak pasti.

"Hari ini kau ada rencana apa dengan Siwon?"

"Tidak tahu. Semuanya terserah Siwon, appa."

Hangeng tersenyum geli. "Hei, jangan biarkan Siwon selalu mendominasi hubungan kalian, Sungmin-ah."

Sungmin hanya menjawab dengan senyumannya yang dipaksakan.

Sementara itu, Leeteuk hanya memandang putranya dan suaminya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

.

.

.

"Sungmin-ah."

Suaranya yang memanggilnya membuat Sungmin tersadar dari lamunannya. Ketika dia menoleh, wajah Siwon yang sedang tersenyum lebar menyambutnya.

"Hai.."

"Hai? Jawaban apa itu?" Siwon tersenyum geli. Kemudian ketika melihat raut wajah Sungmin, lelaki itu menyentil kening Sungmin dengan jari telunjuknya, "Hei, kau ini kenapa?"

Sungmin menatap Siwon sebal ketika calon suaminya itu menyentil keningnya. "Sakit!"

Siwon tertawa geli. "Habisnya kau melamun, Min. Ada apa hm?" Siwon memiringkan kepalanya untuk melihat wajah Sungmin karna perbedaan tinggi mereka, kemudian tangannya meraih pipi Sungmin dan mengelusnya lembut.

"Siwon-ah."

"Hm?"

"Apa kau pernah mempedulikan perasaan ku?"

"Apa?"

Sungmin menggelengkan kepalanya. "Tidak, tidak jadi."

"Min? Kenapa? Katakanlah..." Siwon mengangkat dagu Sungmin.

Sungmin menepis tangan Siwon di dagunya. "Aku tidak apa, sungguh. Ayo kita pergi." Setelah menepis tangan Siwon, Sungmin langsung pergi dari hadapan calon suaminya itu.

Siwon memandang punggung Sungmin dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Maaf, Min. Maaf. Aku tahu apa yang ingin kau ucapkan, tapi aku belum sanggup untuk mendengarnya. Aku tidak bisa kehilangan mu, Sungmin-ah. Aku tidak bisa."

.

.

.

Hari pernikahan Sungmin

Sekarang pukul 7 pagi di rumah keluarga Cho. 3 jam lagi mobil akan datang untuk membawa Lee Sungmin dan Choi Siwon menuju sebuah gereja yang tidak terlalu jauh dari rumah keluarga Cho. Di gereja itulah, Siwon dan Sungmin akan resmi menikah.

Dan sekarang di kamarnya, Sungmin baru saja selesai mandi dan sedang duduk di tepi ranjangnya. Walau pernikahannya tinggal 3 jam lagi, namun pikiran Sungmin terus melayang pada adik tirinya. Cho Kyuhyun, adik tirinya itu tidak memunculkan batang hidungnya di kampus selama seminggu dan bahkan di rumah. Bahkan ketika Sungmin bertemu dengan Victoria dan Changmin, kedua teman terdekat itu mengaku belum bertemu Kyuhyun sama sekali.

Sebenarnya, Kyuhyun muncul. Teman sekelasnya selama beberapa kali di kampus bahkan mengatakan bahwa Kyuhyun sempat mengikuti kelas beberapa kali. Dan maid-maid di rumah beserta satpam juga beberapa kali melihat sang tuan muda ada di rumah walau sebentar. Namun, sepertinya adik tirinya itu sengaja menghindari Sungmin.

"..Aku akan pergi ke Amerika saat hari pernikahan laknat mu itu, Lee Sungmin. Aku ingin melanjutkan kuliah ku di sana, kau puas?"

Nada bicara Kyuhyun saat itu terdengar sangat serius. Dan hari ini adalah hari pernikahan Sungmin. Lagipula selama seminggu ini, Sungmin berpikir bahwa Kyuhyun tidak mungkin berbohong, Kyuhyun adalah salah satu mahasiswa yang sangat pintar di KyungHee, jadi wajar saja jika Kyuhyun mendapatkan beasiswa ke Amerika. Ya kalau pun dia tidak mendapatkan beasiswa, sangat mungkin saja bagi Kyuhyun yang kaya untuk melanjutkan kuliah di Amerika, bukan?

TOK TOK

Tanpa perlu tahu siapa yang mengetuk pintu kamarnya, itu pasti Leeteuk. Sungmin menghela napasnya, "Masuk, eomma."

Begitu mendengar respon dari dalam, Leeteuk membuka pintu kamar putranya dan menghampiri putranya yang duduk di tepi ranjang.

"Kau belum bersiap?" tanya Leeteuk sambil mengelus kepala putranya.

"3 jam lagi, masih lama eomma."

"Tapi kan kau harus di make up, dan kau harus melakukan berbagai persiapan lainnya, Sungmin..."

Sungmin tersenyum miris. "Aku bukan wanita eomma, kau bicara seakan aku wanita yang harus di make up sangat lama."

Leeteuk memandang sekeliling kamar Sungmin, dan berjalan menuju pintu, di sanalah setelan berwarna putih milik Sungmin digantung. "Kau menggantungnya di sini?"

"Hm, ada masalah dengan itu?"

Setelah mengambil setelan itu, Leeteuk kembali berjalan ke arah Sungmin. Lalu mensejajarkan setelan itu dengan Sungmin. "Kau pasti akan sangat tampan menggunakan ini, apalagi saat berada di altar," ucapnya penuh bangga.

"Iya... eomma."

"Baiklah, sebaiknya kau pakai ini sekarang. Eomma akan menunggu mu," Leeteuk meletakkan setelan itu di atas paha Sungmin, mengelus kepala putranya itu kemudian pergi dari kamar Sungmin.

Sungmin memandang pintu yang kembali di tutup dan setelan yang berada di atas pahanya secara bergantian, kemudian menghela napas. Sungmin bangkit berdiri kemudian mulai melepaskan semua pakaiannya dan menggantinya dengan setelan berwarna putih.

Sungmin memandang dirinya melalui cermin. Dia sudah memakai setelannya. Dengan kemeja berwarna putih yang dilapisi jas berwarna putih dan juga celana panjang berwarna putih. Ini semua adalah rencana keluarga Siwon. Sungmin memakai warna putih sementara Siwon memakai warna hitam.

TOK TOK

Pasti eomma, pikir Sungmin.

"Masuk."

Mendengar respon dari dalam, orang itu membuka pintu kamar Sungmin. Sungmin yang masih berdiri di depan cermin menoleh sekilas ke arah pintu, kemudian mata pemuda itu membulat lebar, dan menoleh lagi.

"Cho Kyuhyun?!" jerit Sungmin kaget setengah mati.

Yang barusan mengetuk pintu kamarnya, yang barusan membuka pintu kamarnya itu adalah Cho Kyuhyun. Dan sekarang adik tirinya itu sedang berdiri tak jauh darinya sambil memandangnya dengan tatapan tak terbaca.

"Kau..."

Mata obsidian Kyuhyun memandang Sungmin dari ujung kepala sampai ujung kaki. Sungmin sedikit risih dengan tatapan itu, karna Kyuhyun seolah menelanjanginya lewat tatapan itu. "A-Aku..."

KLIK

Kyuhyun mengunci pintu kamar Sungmin lalu menggemboknya. Sebenarnya semua ruangan di rumah keluarga Cho memiliki fasilitas gembok pintu demi keamanan.

Mata Sungmin melebar. "Kenapa kau menggembok pintunya?" tanya Sungmin sedikit takut.

Selesai menggembok, Kyuhyun berjalan dengan langkah pelan menuju Sungmin. Pandangannya hanya tertuju pada Sungmin walau tidak terbaca. Ketika mereka berhadapan, Kyuhyun langsung memeluk Sungmin dengan sangat erat hingga membuat kakak tirinya itu membelalakkan kedua matanya.

"Kyuhyun—" Sungmin berusaha melepaskan diri dari pelukan Kyuhyun yang sangat erat. "Kau— bisa meremukkan tubuh ku kalau seperti ini!"

Mendengar protes dari Sungmin, Kyuhyun langsung melepas tubuh Sungmin dari pelukannya. Kyuhyun memegang kedua pipi Sungmin dengan kedua tangannya. Dari jarak sedekat itu, Sungmin bisa melihat mata Kyuhyun yang memandangnya dengan tatapan terluka.

"Kyuhyun? Ke mana saja kau selama ini?" itulah yang sangat ingin Sungmin tanyakan jika berhasil bertemu dengan Kyuhyun lagi.

"Lee Sungmin... aku ingin bicara serius dengan mu," Kyuhyun akhirnya berbicara.

Sungmin memilih bungkam, menunggu Kyuhyun melanjutkan kalimatnya.

"Kau tahu? Aku mendapatkan beasiswa ke Amerika dan jika aku menerima beasiswa itu maka aku sekarang seharusnya sudah berada di bandara untuk menunggu pesawat karna pesawat itu akan berangkat setengah jam lagi." Kyuhyun berbicara masih terus memegang kedua pipi Sungmin dan tak berkedip memandangnya.

"Tapi aku sadar aku tidak bisa menerimanya, ada sesuatu yang harus ku perjuangkan di sini. Yaitu kau. Maka dari itulah aku datang ke sini hingga menyusup seperti pencuri, padahal rumah ini adalah rumahku sendiri."

"Lee Sungmin... kau sudah membuatku melanggar garis batas yang ku bangun selama bertahun-tahun."

Kyuhyun memejamkan matanya sejenak. Ketika dia membuka matanya, setetes air mata mengalir.

"Lee Sungmin, aku membencimu. Sangat membencimu. Tapi aku tidak bodoh untuk menyadari bahwa selama bertahun-tahun aku sudah bohong pada diriku sendiri. Nyatanya, aku sangat mencintaimu. Dan aku tidak pernah mempunyai perasaan seperti ini pada siapapun. Aku tidak tahu apa itu cinta, bagiku cinta hanyalah bualan yang berlangsung sementara, aku tidak pernah punya kekasih, aku tidak tahu bagaimana caranya melontarkan kata-kata cinta. Tapi, aku suka ketika kau marah saat kau memergoki ku sedang bersama wanita jalang di kamar ku, aku sangat benci saat kau bersama Choi Siwon, aku tidak suka melihatmu menangis, aku senang ketika kau menemaniku, aku bahkan nyaris gila ketika aku menciummu. Aku rasa aku memang sudah gila karna sudah bertahun-tahun menyimpan perasaan seperti ini, bahkan berusaha menguburnya dalam-dalam dengan cara membencimu. Saat aku bertanya pada Changmin, dia bilang aku sangat mencintaimu namun aku terlalu bodoh."

Sungmin terdiam dan mengerjapkan matanya beberapa kali. Perkataan Kyuhyun yang panjang lebar membuatnya menunduk dan membuat jantungnya berdebar sangat kencang. Ini berbeda. Siwon sudah sering memujinya dan mengatakan menyukainya, tapi perkataan Kyuhyun berbeda. Perkataan Kyuhyun berhasil membuat jantung Sungmin berdebar sangat kencang.

"A-Aku..."

Kyuhyun mengangkat dagu Sungmin hingga mempertemukan mata keduanya. "Dan aku tahu kau memiliki perasaan yang sama, benar?" Sungmin menelan ludahnya, pertanyaan Kyuhyun begitu lembut, dan caranya memandang Sungmin malah makin membuat jantungnya di dalam sana semakin menggila.

Dan semakin menggila ketika Kyuhyun mempertemukan bibir mereka dalam ciuman lembut. Walau hanya menempelkan bibir mereka, Kyuhyun menyampaikan banyak emosi di sana, menyampaikan betapa dia sangat menggilai Lee Sungmin.

Setelah melepaskan ciuman itu, "Lee Sungmin, jadilah milik ku."

"Tapi, aku harus menikah dengan Siwon!"

Kyuhyun menempelkan telunjuknya pada bibir pinkish Sungmin. "Semuanya masih belum terlambat. Walau aku tahu aku sangat lambat hingga baru berjuang sekarang. Tapi semuanya masih belum terlambat. Kalau kau ingin jadi milik ku, maka aku akan menarik mu dari dunia yang kejam ini dan mengajarkan mu arti kebebasan, di mana kau tidak akan menjadi boneka yang hanya bisa menurut, bersamaku, kau bisa melakukan apa saja, kau bisa menunjukkan semua emosimu Lee Sungmin. Dan aku akan memperlakukanmu sebagai pendamping hidupku. Karna memang itulah tujuanku datang ke sini."

"Kyuhyun, aku..."

"Katakan Ya atau Tidak, Lee Sungmin. Kalau kau berkata tidak, maka aku tidak akan pernah menunjukkan diri ku lagi di hadapanmu. Aku tidak akan menganggumu lagi," bukan sebuah ancaman, karna Kyuhyun merasa bahwa yang dia katakan adalah yang terbaik. Jika memang Sungmin tidak mau, Kyuhyun tidak akan memaksa. Lagipula, bukankah sakit jika kau hanya berjuang sendirian?

"Bagaimana dengan appa dan eomma... bagaimana dengan Siwon..." lirih Sungmin.

"Kalau kau katakan Ya, maka kita bisa berjuang bersama dengan cara apapun..." Kyuhyun tersenyum lembut sambil mengelus kepala Sungmin.

Sungmin menatap Kyuhyun. "Kau yakin...?"

Kyuhyun mengangguk pasti. "Tentu saja, aku sudah menghabiskan waktu seminggu untuk memikirkannya."

Sungmin menggigit bibirnya kencang. Sekali saja... sekali saja Sungmin ingin egois. Sekali saja..

Maafkan aku eomma.

Sungmin menegakkan kepalanya. "Baiklah, Ya."

Kyuhyun melebarkan matanya. "Apa?"

"Ya, Kyuhyun.."

Kyuhyun tersenyum lebar. "Ya apa?" tanyanya dengan nada menggoda.

"Ya, a-aku... mau jadi milik mu."

"Kau serius?"

"Aku sangat serius."

"Apa kau mencintai ku?"

Sungmin merona mendengar pertanyaan Kyuhyun. "A-Apa itu harus dijawab?!" tanyanya menatap Kyuhyun dengan sebal.

Kyuhyun tersenyum lebar, kemudian merengkuh pinggang Sungmin hingga mereka tak berjarak.

"Jadilah milikku seutuhnya, Lee Sungmin."

.

.

.

Kyuhyun mengelus pipi Sungmin begitu lembut. Sungmin tidak pernah mengira bahwa tangan Kyuhyun di pipinya bisa terasa begitu hangat dan lembut. Sungmin merasa sangat nyaman.

Kemudian karna terbuai dengan kenyamanan dan kehangatan yang diberikan Kyuhyun, Sungmin menerima dengan baik ketika bibir Kyuhyun melumat bibirnya dengan lembut dan semakin mempertipis jarak mereka. Dan lalainya, Sungmin membuka sedikit mulutnya untuk mencari udara, dan disitulah Kyuhyun memasukkan lidahnya. Begitu Kyuhyun memainkan lidahnya di dalam mulut Sungmin, Sungmin nyaris terjatuh namun Kyuhyun menangkap pujaan hatinya itu dengan cepat. Perlu diingatkan, keadaan mereka masih berdiri.

Setelah merasa Sungmin kehabisan napas, Kyuhyun dengan terpaksa melepaskan ciumannya. Kemudian menyatukan keningnya dengan kening Sungmin. "Kau tahu Sungmin? Setiap hari aku selalu memimpikan untuk melumat bibirmu dan merasakan betapa manisnya bibirmu," Kyuhyun berbisik sambil mengelus bibir pinkish Sungmin dengan jempolnya.

Kyuhyun kembali mendekat, kali ini mencium rahang Sungmin dan sedikit menjilatnya. Kemudian bibir kissable itu turun perlahan-lahan hingga menuju leher Sungmin. Kyuhyun memiringkan kepalanya, menjilat dan menghisap leher Sungmin penuh cinta hingga meninggalkan tanda kepemilikan di sana.

Sungmin menggigit bibir. Seumur hidup belum pernah ada seseorang yang menyentuh lehernya bahkan seintim yang Kyuhyun lakukan.

Seraya mengecupi leher Sungmin, jari-jari Kyuhyun mulai membuka satu persatu kancing jas Sungmin, kemudian membuangnya asal. Dan pada tahap kedua, Kyuhyun membuka kancing kemeja Sungmin dengan sedikit kasar. Salahkan gairahnya yang sudah memuncak.

Begitu kancing itu terlepas semua, Kyuhyun langsung membuka kemeja itu dan membuangnya asal. Mata Kyuhyun terpaku pada tubuh bagian atas Sungmin yang sudah polos.

"Begitu putih dan indah seperti dugaan ku," komentar Kyuhyun tak berkedip memandang dada Sungmin yang begitu indah di matanya.

Sungmin memerah luar biasa hingga menundukkan kepalanya malu.

Kyuhyun menyeringai, dia mengangkat dagu Sungmin. "Kau tahu? Setiap hari aku selalu membayangkan ini semua, Lee Sungmin. Dan ternyata semuanya jauh lebih indah dari bayanganku," Tangan Kyuhyun menyentuh dada Sungmin, "Halus sekali."

"Kau membayangkan tubuh ku?!" Sungmin sudah seperti kepiting rebus.

Kyuhyun menyeringai, dan semakin membuat Sungmin ingin meninju wajahnya.

Kyuhyun menjulurkan lidahnya hingga menyentuh salah satu titik sensitif Sungmin. Nipple merah muda menggoda yang tentu saja masih perjaka.

"Ah!" Sungmin mendesah reflek.

Kyuhyun makin menyeringai, lalu menatap ekspresi Sungmin yang nyatanya membuatnya makin bersemangat.

Kyuhyun kembali mendekatkan wajahnya pada titik sensitif Sungmin. Membawa nipple itu dalam satu hisapan penuh. Dan salah satu tangannya mengelus nipple kanan yang masih menganggur, kemudian elusan itu berubah menjadi cubitan-cubitan kecil. Dan dengan jari-jari nakalnya, Kyuhyun menyentil nipple kanan Sungmin.

"A-Ahh..." Sungmin mendongakkan kepalanya ketika merasakan sebuah gelombang kejutan ketika Kyuhyun mencubit dan menyentil nipple miliknya.

Setelah puas merasakan nipple Sungmin, Kyuhyun kembali menarik bibirnya. "Kau begitu sensitif, Lee Sungmin. Bagaimana rasanya?" tanya Kyuhyun sambil mengelus bibir Sungmin dengan ibu jarinya.

"A-Aku tidak pernah merasakan yang seperti ini.." Sungmin menundukkan kepalanya malu.

"Good," Kyuhyun mengecup bibir Sungmin. "Apa pernah Siwon mencium mu seperti tadi?"

Sungmin menggelengkan kepalanya. "Tentu saja tidak!"

Kyuhyun menyeringai, kemudian jari-jari nakalnya kembali mencubit pelan kedua nipple Sungmin. "Apa pernah Siwon melakukan yang seperti ini padamu?" bisik Kyuhyun sensual.

"Ngh.. ti-tidak..."

"Kau manis sekali, Lee Sungmin. Aku semakin tidak sabar untuk memilikimu seutuhnya." Bersamaan dengan ucapannya, Kyuhyun membuka kaus miliknya dengan sekali gerakan dan langsung membuang kausnya ke lantai.

Kyuhyun memeluk pinggang Sungmin dengan tangan kirinya, dan tangan kanannya beraksi untuk membuka resleting celana Sungmin. Untuk mengalihkan perhatian Sungmin, Kyuhyun menjilati daun telinga Sungmin.

Begitu selesai membukanya, Kyuhyun menurunkan celana Sungmin, kemudian menurunkan tubuhnya hingga sejajar dengan paha putih mulus milik Sungmin.

"Indah." Kyuhyun mengecupi paha putih mulus milik Sungmin, mulai dari paha bagian luar hingga paha bagian dalam.

"K-Kyuhyun..." Sungmin berusaha melepaskan bibir Kyuhyun dari pahanya dengan mendorong pelan kepala Kyuhyun.

Kyuhyun tidak peduli, dia terus menciumi paha Sungmin dan perlahan menarik turun celana dalam Sungmin hingga sekarang pemuda bermata foxy itu sudah telanjang bulat. Selesai melakukannya, Kyuhyun kembali berdiri dan memandangi tubuh Sungmin dari ujung kepala hingga ujung kaki tanpa berkedip.

"Ja-jangan menatap ku seperti itu.."

"Tubuhmu sangat indah, Lee Sungmin. Bahkan ini semua sangat jauh dari bayanganku selama ini. Tubuhmu benar-benar sangat sempurna," Komentar Kyuhyun sangat kagum ketika melihat tubuh telanjang Sungmin, lalu ia mengangkat kedua kaki Sungmin agar melingkar di pinggangnya hingga milik Sungmin mengenai celana Kyuhyun.

"Sshh..." desah Sungmin ketika miliknya bertemu dengan celana Kyuhyun yang kasar.

"Ayo, Sungmin. Aku akan membuatmu tidak akan pernah menyesal dengan pilihanmu," Bisik Kyuhyun dengan sensual sambil menggendong Sungmin menuju ranjang.

.

.

.

Kedua mahkluk adam yang merupakan saudara tiri itu sudah sama-sama telanjang bulat. Lee Sungmin merupakan kakak dalam hubungan saudara tiri itu, dan Cho Kyuhyun merupakan adik dalam hubungan saudara tiri itu.

Setelah puas menjelajahi leher dan dada Sungmin, kini Kyuhyun beralih pada milik Sungmin yang sudah sangat menegang. Dengan sengaja, Kyuhyun menghembuskan napasnya pada ujung junior Sungmin.

"Sshh... K-Kyuhyun!" Sungmin meremas sprei karna Kyuhyun sengaja menggodanya.

"Sensitif sekali, Lee Sungmin. Lihat, milik mu sudah sangat menegang padahal aku belum melakukan apapun terhadapnya."

Kyuhyun menjilati precum yang berada di ujung junior Sungmin, Kyuhyun sengaja melakukan temponya dengan pelan.

"K-Kyuhh! Ohh... j-janganhh.."

Sebelum menarik lidahnya, Kyuhyun memberikan kecupan singkat pada ujung junior Sungmin. "Jangan apa?"

Kyuhyun melebarkan kedua kaki Sungmin sehingga dia bisa melihat lubang sempit Sungmin yang belum pernah terjamah oleh siapapun.

Dengan dorongan perlahan yang lembut, Kyuhyun kini tengah berusaha menerobos lubang sempit Sungmin yang belum pernah terjamah oleh siapapun. Dan tentu saja begitu satu jari itu menerobos lubangnya, Sungmin menjerit.

"Ahh! Apa yang kau lakukan?!"

"Tenanglah," Kyuhyun tersenyum lembut, kemudian menambah satu jari lagi dengan gerakan yang sangat perlahan dan tentu saja lembut.

Kyuhyun mulai menggerakan kedua jarinya yang sudah berada di dalam lubang Sungmin. Lubang sempit Sungmin berkontraksi seiring jemari Kyuhyun yang masuk dan keluar di dalam dirinya. Kyuhyun terus berusaha menggerakkan jarinya agar Sungmin terbiasa. Namun, Sungmin terus meringis karna rasa asing sekaligus sakit yang pertama kali dia rasakan.

Dan rasa asing itu perlahan hilang ketika Kyuhyun berhasil menemukan titik sensitifnya di dalam sana. Sungmin menggigit bibirnya kencang, "Nghh... K-Kyuhh... j-jangan di sanahh.."

"Ya, Sungmin. Desahkanlah nama ku sekeras mungkin," ucap Kyuhyun sambil terus menggerakkan jarinya di titik sensitif Sungmin.

"Jangan Kyuhh.. oohh..." Sungmin memejamkan kedua matanya karna jari-jari panjang nan nakal Kyuhyun terus saja menggoda titik sensitifnya.

"Jangan apa, hm? Kau bahkan sangat menikmatinya," Kyuhyun menyeringai puas dan terus mengusap bagian dalam lubang Sungmin. Jari-jarinya yang panjang terus berusaha menekan kedalam, dalam, dalam, dan dalam. Ketika melirik kearah junior Sungmin yang sudah basah oleh precum, Kyuhyun menggunakan tangan kirinya untuk mengocok junior Sungmin hingga membuat sang empunya semakin mendesah nikmat.

"Aahh... oohh..."

TOK TOK TOK!

Seketika gerakan jari Kyuhyun di dalam lubang Sungmin terhenti ketika dia mendengar ketukan pintu. Sungmin yang daritadi mendesah nikmat pun juga langsung berhenti ketika dia mendengar ketukan pintu.

TOK TOK TOK!

Karna tak mendapat respon dari dalam, sang pengetuk mengetuk pintunya lebih kasar.

"Sungmin! Kyuhyun! Buka pintunya! Eomma tahu kalian ada di dalam!" itu suara Leeteuk.

Sungmin melirik Kyuhyun dengan takut, "I-Itu eomma..."

"Tenanglah. Diam, dan hanya fokus padaku saja, Lee Sungmin. Ingat? Kau sudah berjanji padaku." Kyuhyun menundukkan kepalanya, menempelkan bibirnya pada kening Sungmin, mengecup kening Sungmin, memberinya ketenangan.

Sungmin mengangguk pelan.

Kyuhyun mengeluarkan jarinya yang masih berada di dalam lubang Sungmin. Kemudian Kyuhyun mengangkat kedua kaki Sungmin dan meletakkan kedua kaki itu pada bahunya sendiri. Posisi itu membuat Kyuhyun dapat melihat lubang sempit Sungmin yang sebelumnya sudah dimasuki oleh jari-jari panjangnya.

DOR DOR

Kali ini ketukan di pintu berubah menjadi gedoran yang cukup kencang.

"CHO KYUHYUN! BUKA PINTUNYA!"

Sungmin melirik Kyuhyun dengan malu sekaligus takut. Ia malu karna Kyuhyun menatap lubangnya tanpa berkedip, sementara takut karna suara Hangeng yang memaksa Kyuhyun untuk membuka pintunya.

Kyuhyun tersenyum lembut. "Fokus padaku, Lee Sungmin.."

Setelah mengucapkan itu, Kyuhyun mendorong miliknya dengan sangat berhati-hati ke dalam lubang Sungmin. Sementara Sungmin, ketika dirasanya sebuah benda asing masuk ke dalam lubangnya, ia meringis pelan.

"Rileks, Sungmin. Rileks..."

DOR DOR

Bagaimana bisa Sungmin rileks? Pikirannya masih terbagi dua sekarang. Antara Kyuhyun dan antara Hangeng yang masih saja menggedor pintu.

"Sedikit lagi, Min," Kyuhyun terus berusaha untuk mendorong masuk hingga miliknya berada di dalam Sungmin seutuhnya.

"Ahh!" Sungmin menjerit sakit. Ia menggigit bibirnya kencang untuk menahan sakit ketika milik Kyuhyun masuk seutuhnya. Sungguh, rasanya benar-benar sangat sakit!

"Maafkan aku, Min. Sangat sakit ya?" tanya Kyuhyun sangat khawatir sambil mengelus pipi halus Sungmin yang dibalas anggukkan lemah oleh sang pemilik pipi.

Kyuhyun menarik miliknya keluar, lalu dengan perlahan kembali memasukkannya lagi ke dalam lubang Sungmin. Sekarang miliknya sudah benar-benar berada di dalam tubuh Sungmin. Tubuh mereka sudah benar-benar menyatu sekarang.

Kyuhyun tersenyum sesudah memasukkan miliknya, kemudian menghela napas lega. "Sungmin, akhirnya tubuh kita sudah menyatu. Kau tahu? Aku selalu membayangkan bagaimana rasanya menyatu dengan tubuhmu seperti ini," Kyuhyun mengusap keringat di wajah Sungmin, lalu mengecup keningnya lagi.

"Kau sangat mesum.." Sungmin tertegun di sela rasa sakitnya karna perkataan Kyuhyun.

Kyuhyun menyeringai, "Sekarang kau adalah milikku seutuhnya. Kau sangat sempit, Lee Sungmin. Kau menjepitku hingga rasanya sebentar lagi aku ingin keluar. Ohh, bolehkah aku gerakkan sekarang?"

Sungmin mengangguk pasrah. Sebenarnya daritadi ada yang ingin ia tanyakan pada Kyuhyun. Apa benar Cho Kyuhyun yang sekarang bersamanya ini adalah Cho Kyuhyun yang selalu bersikap dingin dan mengatakan kebencian padanya?

Sungmin berhenti berpikir ketika dirasanya Kyuhyun mulai menggerakkan pinggulnya sehingga tubuhnya ikut tersentak perlahan. Sungmin menggigit bibirnya, rasa sakit itu masih terasa walau tidak terlalu sakit ketika Kyuhyun memasukkan miliknya pertama kali.

"Nghh..."

Melihat Sungmin yang masih menahan sakit, Kyuhyun mempercepat gerakan pinggulnya, lalu meraih junior tegang Sungmin dan mengocoknya dengan gerakan cepat.

"Ahhh~" Sungmin mulai melupakan rasa sakitnya ketika Kyuhyun mengocok juniornya dengan cepat.

Kyuhyun menyeringai puas, ia terus mengocok junior Sungmin dengan cepat sambil terus menggerakkan pinggulnya. Setelah dirasanya Sungmin mulai merasa nikmat, Kyuhyun berhenti mengocok junior Sungmin dan mempercepat gerakan pinggulnya beberapa saat kemudian.

"Kyuhyun! Appa tahu kau ada di dalam! Buka pintunya!" Lagi-lagi suara bentakan Hangeng terdengar di sela kegiatannya menggedor pintu kamar Sungmin.

Kyuhyun semakin mempercepat gerakkannya, agar membuat Sungmin tidak peduli dengan suara Hangeng.

"Ngh.. Ahh~"

"Ahjussi, percuma saja. Kyuhyun tidak akan membuka pintunya!" Walaupun sedang fokus menggerakkan tubuhnya dan merasakan betapa nikmatnya lubang Sungmin yang membungkus miliknya, Kyuhyun samar-samar mendengar suara Changmin.

.

.

.

"Ahh... oohh... Kyuhyunhh~"

Sungmin mendongakkan kepalanya ketika milik Kyuhyun mengenai titik sensitifnya. Sekarang mereka sedang melakukan ronde kedua dengan posisi doggy style. Setelah melakukan ronde pertama, Kyuhyun tidak puas dan meminta Sungmin untuk melakukannya lagi.

"Aku menemukannya, hm?" bisik Kyuhyun pada telinga Sungmin dengan seduktif, lalu memilin nipple Sungmin yang senantiasa menegang.

"Nghh! Oohh~" Sungmin merasa semakin gila ketika jari-jari Kyuhyun berpindah ke juniornya, jari-jari panjang itu membungkus juniornya dan mengocoknya dengan gerakan cepat.

Sungmin merasa seperti lupa diri, Kyuhyun terus mengenai titik sensitifnya. Selama 19 tahun hidupnya, Sungmin tidak pernah berhubungan intim dengan siapapun, apalagi merasakan kenikmatan seperti yang ia rasakan sekarang. Sangkin lupa dirinya kedua mahkluk adam itu, mereka bahkan tidak sadar jika Leeteuk dan Hangeng sudah tak lagi menggedor pintu kamar Sungmin.

Kyuhyun terus menghajar hole Sungmin tanpa ampun. Ia menggerakkan pinggulnya maju mundur membuat tubuh Sungmin ikut terlonjak seirama dengan gerakannya. Setiap Kyuhyun menyodokkan miliknya, Sungmin terlonjak ke depan. Ia mencoba mengimbangi gerakan Kyuhyun dengan cara memaju mundurkan pinggulnya sendiri agar mereka sama-sama menikmatinya.

"Ohh... Sungminnhh.."

Kyuhyun semakin belingsatan ketika miliknya terasa semakin terjepit di dalam tubuh Sungmin ketika hole pujaan hatinya itu berkontraksi. Ia tahu bahwa Sungmin sebentar lagi akan keluar.

"Akhh, Kyuhh~"

Dan setelah mencapai puncak kenikmatan itu, Sungmin langsung ambruk ke tempat tidur, sementara Kyuhyun semakin gila di belakang sana, mencoba mengejar Sungmin yang sudah keluar.

"Nghh, shit!"

Kyuhyun akhirnya keluar setelah 2 menit pasca Sungmin keluar. Ia menembakkan cairan tepat di dalam tubuh Sungmin. Dan setelah itu ia ambruk di atas tubuh Sungmin, dan karna tidak mau membuat kekasihnya itu merasa berat, Kyuhyun mengeluarkan juniornya yang masih basah oleh cairan, dan langsung mengambil tempat di sebelah Sungmin sambil menarik kekasihnya itu agar mereka berhadapan.

Kyuhyun tersenyum lembut pada Sungmin sambil mengusap keringat yang membasahi wajah Sungmin, "Aku sangat bahagia.."

Sungmin yang masih memejamkan matanya pasca keluar, tersentak mendengar kalimat Kyuhyun, "Bahagia?"

"Hm," Kyuhyun mengangguk kecil, kemudian ia mengecup kening Sungmin, kedua pipi Sungmin, hidung Sungmin, dan berakhir di bibir pinkish Sungmin, "Aku sangat bahagia karna kau sudah jadi milikku sepenuhnya."

Sungmin terdiam untuk beberapa detik karna ucapan Kyuhyun barusan. Terdengar begitu polos dan tulus.

"Aku belum jadi milikmu sepenuhnya," jawab Sungmin dengan seringaian kecilnya, dengan berani ia semakin merapatkan tubuhnya dengan Kyuhyun.

"Apa?" Kyuhyun mengangkat kedua alisnya.

"Kita belum menikah," bisik Sungmin. Setelah membisikkan kata-kata itu, Sungmin merona sendiri. Ia bahkan tak mengira dirinya akan membisikkan kata-kata seperti itu.

Sementara Kyuhyun, lelaki itu mengulum senyum gelinya, "Jadi.. kau minta aku nikahi?" tanya Kyuhyun dengan nada menggoda, ia menarik pinggang Sungmin agar semakin rapat degan dirinya.

"Bukan begitu!"

Kyuhyun tertawa lepas, "Hahaha! Sungmin-ah, pft, kau begitu lucu! Kau membuatku ingin melakukannya lagi!" setelah mengatakannya, Kyuhyun memberikan kecupan di bibir Sungmin beberapa kali.

Sungmin tidak menjawab, pipinya merona merah dan bibirnya mengerucut imut.

"Tenanglah, memang itu tujuanku ke sini," Kyuhyun berkata dengan lembut, ia mengacak rambut Sungmin dengan gemas.

Saat Sungmin mendongakkan kepalanya, ia disambut oleh senyum lembut Kyuhyun, "A-Apa?"

"Menikahlah denganku, Lee Sungmin."

TBC

.

.

.

Happy JOY Day semuaaaa!~ Chapter dengan kali ini aku persembahkan buat para Joyers yang masih stay, masih percaya, dan masih mencintai KyuMin :D Semoga kita semua masih bisa terus stay, percaya, dan selalu mencintai KyuMin ya, sekalipun badai-badai akan terus berdatangan untuk kita. Dan semoga uri KyuMin bisa kembali bersama dan bisa hidup bahagia selamanyaaa

Oh ya, bagi kalian yang sedang puasa, tolong kontrol diri yaa :D

Maaf chapter ini alurnya kecepetan dan harus di TBC, tapi janji chapter depan end kok hehehe.

Okelah sekian,

Happy JOY Day semuaa '3')/