_The Dark Chapter 3_

Author : Im Soo Jung

Cast : Park Chanyeol, Kris Wu, Oh Sehun, Hwang Zi Tao, Byun Baekhyun, Kim Jongin, Kim Junmyeon, Xi Luhan, Kim Minseok, ect.

Genre : Romance, Sad, Mystery

Disclaimer : Member is not mine, but this story is mine, Park Chanyeol is mine too #plak.

Warming : Yaoi, boyXboy, Typo is everywhere, AU, and the other complication

A.N :

Halo? Masih ada reader kah? Sorry baru balik lagi setelah lama meninggalkan FFn. Maaf. Dan terima kasih buat para reader yang kemaren udah baca dan berbaik hati memberi komentar dan reviewnya. Makasih untuk sarannya _ , udah aku pake ya. :), let's Read All ...

_Don't Like Don't Read_

_Please Leave Your Coment_

_Happy Reading_

_The Dark Chapter 3_

Semuanya terdiam. Kris terdiam dalam posisinya, ia berdiri di ambang pintu bersama Sehun di sampingnya. Di belakangnya, sebuah pistol tertodong padanya. Kris tak dapat melihat siapa gerangan pemilik tangan yang menodongkan senjata padanya.

"Hyung," Kris dapat mendengar suara itu samar-samar, kemudian ia dapat mendengar langkah kaki yang diseret-seret. "Kris hyung, apa kabar?"

Kris tersentak, ia menelengkan kepalanya sedikit ke belakang. Salah dengarkah ia, atau orang ini memang memangnya 'hyung'? Sosok itu tak lagi diselubungi kegelapan, walau samar Kris dapat melihat pemilik tangan yang menodongkan pistol padanya. Pelan Kris berkata sembari tak percaya, "Tao?"

"Halo," Tao tersenyum, seolah tak terjadi apa-apa. Namja itu melangkah lagi, wajahnya nampak tenang. "Lama tak bertemu, hyung."

Kris tak ingin menjawab, ia hanya berusaha menguarai tiap-tiap kejadian yang terjadi hari ini. Sehun disekap, Jongin yang membawa Chanyeol, perkelahian antara ia dan teman lamanya di apartemen. Dan sekarang, sahabatnya menodongkan senjata padanya dan berbicara dengan tenang seolah tak terjadi apa-apa. Kris tak dapat berpikir jernih lagi, semua kejadian hari ini membuat seluruh pikiran dan hatinya kacau. Ia hanya berada di posisinya dan termangu.

"Kau tahu hyung," Tao berbicara lagi, Kris dapat mendengar nada sinis dalam kalimat itu. "Rasanya aneh lho menodongkan senjata pada sahabatku sendiri."

Kris hanya diam. Tak tahu ia harus berbuat apa. Karena namja yang menodongkan senjata padanya saat ini, adalah sahabatnya Tao yang dulu selalu mengulurkan tangannya untuk membantu Kris. Kris tak dapat berpikir lagi, ia hanya bisa terdiam.

"Kenapa diam hyung?" Entah kenapa, suara Tao saat ini terasa menjengkelkan di telinga Kris saat ini. "Terkejut karena aku membantu Jongin?"

Kris menunduk karena marah. Telinga sakit mendengarnya, tak dapat mempercayai kata-kata yang barusan keluar dari mulut Tao. Sahabatnya sekarang membantu musuhnya? Tao menodongkan senjata padanya? Pengkhianat? Pengkhianatkah? Tao berkhianat? Pertanyaan yang sama itu menumpuk dalam kepala Kris, meminta untuk dijawab.

Kris mengepal tangan kuat, menahan dirinya untuk memberikan sebuah tinjuan keras pada Tao. Ia menahan diri, karena yang di belakangnya adalah sahabatnya Tao. Ia tak ingin melukai sahabatnya sendiri, ia tak ingin membuat sahabatnya terluka. Ia tak ingin.

"Maaf ya," masih dengan nada dan intonasi yang sama, Tao berbicara bersama hening. "Menurut perintah yang diberikan padaku, aku harus membunuhmu lho..."

"Sialan kau!" Kris tak dapat menahan dirinya lagi. Ia berputar dan menendang senjata yang dipegang Tao hingga pistol itu terlempar jauh dari tempat mereka. Kris memberi satu pukulan pada Tao, namun meleset karena Tao menghindar.

"Payah ah," Tao menunduk dari tinjuan Kris, kemudian memerengkan tubuhnya sedikit agar dapat menghindar dari kepalan tangan Kris yang bergerak memukulnya dengan kacau. "Kau bahkan tak bisa menyentuhku apalagi melukaiku, kenapa orang dengan cara memukul seperti itu bisa menjadi gengster, hyung?"

"Diam!" Kris berseru hingga ia dapat merasakan sakit di tenggorokannya. Tangan Kris memukul tembok dengan keras, kepala Tao hanya dua centi saja dari kepalan tangan Kris yang memukul tembok dengan kuat. Di tangannya ada rasa nyeri, jari-jari serasa mati sesaat ketika memukul tembok terlalu keras. "Kau diam saja!"

"Rasanya bagaimana hyung?" Tao masih berbicara, ia tertawa samar. "Berkelahi dengan sahabatmu sendiri, sakit tidak?"

"Diam!" Kris berteriak lagi, ia menahan tangannya untuk kembali memukul. "Kubilang kau diam saja!"

Kris menunduk karena marah, menyembunyikan wajahnya. Tao bukan yang seperti ini. Tao yang ia kenal bahkan tak bisa berkelahi. Tao yang di depannya saat ini, sungguh berbeda dalam bayangan Tao yang dulu. Rasanya salah melihat hal ini.

Chanyeol menatap ke arah Kris dan Tao tanpa berkata-kata. Ia berusaha berdiri dari duduknya, namun tangan Jongin menahannya untuk bergerak. Ia tak dapat melakukan apapun, ia hanya bisa menatap dari tempatnya. Ia tak bisa melihat Kris dan Tao saling berkelahi. Saling memukul dan menodongkan senjata. Karena yang ia tahu tentang Tao dan Kris, adalah persahabatan mereka.

"Kau benar-benar orang jahat Jongin," Chanyeol berdesis samar, namun Jongin menoleh padanya.

"Terserah apa katamu," Jongin berkata, ia menatap ke arah Kris seolah tak suka. "Aku tak melarangmu untuk membenciku."

Chanyeol berdecih, ia menatap datar ke arah Sehun yang masih berdiri diam di ambang pintu. Kenapa Sehun juga harus terseret, kenapa Sehun harus jatuh ke dalam jurang yang sama dengannya. Ia tak bisa membawa Sehun terlalu jauh, ia tak boleh melukai Sehun ataupun Kris. Ia tak tega.

"Aku tak ingin mereka terluka," Chanyeol menatap Jongin sembari menengadah dan tangannya meremas ujung kemejanya. "Jangan lukai mereka."

"Mereka? Kris dan Sehun maksudmu?" Jongin menaikkan sebelah alis, ia tertawa lagi. "Mereka itu bagian dari permainan, kalau tak ingin terluka maka ikuti permainan ini dengan baik."

Chanyeol memanas mendengarnya. Kris dan Sehun bukan permainan, mereka adalah adik dan namja yang disayangnya. Mereka tak boleh diperlakukan dan dipermainkan seperti ini, mereka tak pantas menerimanya.

Chanyeol berdiri dan menepis tangan Jongin yang berusaha menangkapnya, ia berjalan mundur. Matanya menatap tak suka, benci. "Mereka bukan permainan, mereka tak pantas untuk dipermainkan."

Chanyeol melirik ke arah Tao dan Kris lagi. Keadaan jadi kacau.

BUGH

Kris merasakan sakit di punggungnya ketika Tao memberikan sebuah hantaman kayu di sana. Entah dari mana Tao mendapatkan kayu itu, tiba-tiba namja itu langsung memukul Kris kuat-kuat. Sakit. Dipukuli dengan cara seperti ini. Oleh sahabat sendiri. Ia tak menyukainya. Kris tak berpikir lagi. Ia menarik pistol dalam saku jaketnya, ia mengarahkannya pada Tao. Dan semua hening. Chanyeol, Sehun, Jongin, Tao, Kris, mereka diam.

"Kau ingin menembakku hyung?" Tao mengerutkan alis, membuat wajahnya seolah sedih. "Kok sepertinya aku tidak yakin?"

"Diam atau kutembak!" Kris tak dapat menahan teriakannya, ia merasa ada yang mendidih dalam dadanya. Rasa marahnya kah? Rasa sakit hatinya? Rasa kecewanya? Ia memang tak yakin dapat menembak Tao tanpa rasa bersalah yang besar.

"Tembak saja," Tao mengangkat bahu, ia mencibir. "Orang sepertimu tak akan bisa menembak sahabat sendiri."

"Diam!" Suara Kris keras, serak karena terlalu banyak berteriak. Ia menarik pelatuk dan bersiap untuk menembak.

"Kris!"

DOR!

Trak... Trak

Puing-puing dinding langit jatuh ke lantai. Kris terdiam, ia termangu dalam keterkejutannya sendiri. Ada yang memelukkan dari belakang dan menarik tangannya yang memegang pistol ke atas, hingga peluru yang ia tembakkan meletus dan menancap pada langit-langit ruangan. Kris dapat merasakan suara napas yang tersengal-sengal di samping telinganya. Kris menelan ludah, ia menatap ke arah tangan namja di belakangnya masih memegang tangannya yang memegang pistol dan pistol itu masih terarah ke langit-langit.

"Chan..." Kris menoleh sedikit ke kiri tubuhnya, ia dapat melihat Chanyeol memejamkan mata sembari mengatur napas.

"Jangan bunuh siapa-siapa, kau bukan pembunuh," Chanyeol masih tak melepas tautan tangannya pada Kris, dan ia masih mendekap Kris dalam tubuhnya. "Dia sahabatmu, kalau kau bunuh dia maka lebih baik kau bunuh aku juga."

Chanyeol melepas tautannya dan mundur beberapa langkah. Ia tersenyum, wajahnya kotor terkena puing-puing kecil yang jatuh dari langit-langit ruangan. Namja itu menghela, matanya meredup.

"Ckck," Jongin mendekap Chanyeol dari belakang, Chanyeol sempat tersentak karenanya. "Dramanya sudah selesai apa belum?"

"Jangan sentuh!" Chanyeol mencoba melepas tautan tangan Jongin yang mendekap dadanya, namun tangan Jongin terlalu kuat mendekapnya.

"Lepaskan dia," Kris meminta, dengan pelan. Ia maju beberapa langkah dan berusaha tenang. "Kumohon."

"Apa sih, menganggu saja," Jongin cemberut dan semakin mendekap Chanyeol, ia mundur beberapa langkah dan menarik Chanyeol bersamanya. "Aku tak akan melukai orang yang kusayangi."

"Begini caramu menyayangi seseorang?" Itu suara Sehun, akhirnya ia bersuara. Ditangannya ada sebuah pistol, Sehun mengambil pistol Tao yang terlempar tadi. Ia berjalan agak cepat mendekati mereka. "Harusnya kau membuat orang yang kau sayangi bahagia, bukan menderita bodoh."

Jongin tertawa keras, seolah Sehun melakukan lawakan yang membuatnya tergelitik. Ia menghela napas kasar. "Anak kecil sepertimu tahu apa sih?"

"Jangan asal bicara," Sehun menatap Jongin, "lepaskan kakakku!"

"Hei, berhenti main-main nak," Jongin tertawa sembari mengangkat alis. Ia mencium leher Chanyeol lama. Chanyeol berusaha menjauhkan diri karena merasa tak nyaman, namun tak bisa. "Kakakmu ini sangat kusayangi, dan aku tak akan pernah melepaskannya!"

BUGH

Sebelum Sehun berkata sesuatu lagi. Sebuah kayu menghantam kepala Sehun keras, hingga namja itu tersungkur dan jatuh berdebam di lantai. Tao melepas kayu di tangannya sembari mengelap peluh, kemudian ia menatap datar ke arah Sehun yang pingsan. "Bocah seharusnya diam saja."

"Sehun!" Chanyeol berseru, ia memberontak dan berusaha melepaskan tautan Jongin. Namun nihil, ia tetap tak bisa melepaskan dirinya dari Jongin. "Tao! Apa yang kau lakukan!?"

"Sstt," Jongin berbisik di telinga Chanyeol, menyuruh namja itu diam sebentar. "Sehun baik-baik saja, dia hanya pingsan."

Kris langsung berlari dan mendekati sehun. Syukurlah Sehun hanya pingsan. Kris tak tahu seberapa parah luka di kepala Sehun, yang jelas ia lega Sehun masih bernapas.

"Lepaskan!" Chanyeol menggertak, tubuhnya menghentak dan berusaha untuk memberontak dari tautan Jongin.

Kris membaringkan Sehun di lantai dengan hati-hati. Kemudian ia berlari mendekat pada Chanyeol dan Jongin, ia mengepal tangannya kuat-kuat. "Dasar kau sialan!"

Buagh

Kali itu pukulan Kris tak meleset sama sekali. Tepat mengenai hidung Jongin, hingga Jongin tersungkur dengan darah segar di hidung. Jongin mengumpat saat meraba hidungnya dan menemukan darah di sana, ia berdiri dan membersih tubuh dengan kasar. Tautannya pada Chanyeol terlepas, hingga namja itu segera berlari menjauhi Jongin. Kris melirik sekilas pada Chanyeol yang langsung mendatangi Sehun.

Tao mengambil kayunya dan hendak memukul Chanyeol, namun suara Jongin menghentikannya. "Jangan sakiti Chanyeol, atau kau juga kubunuh!"

Tao menjatuhkan kayunya dan mengangkat tangan, menuruti dengan patuh apa yang dikatakan Jongin.

"Dan kau," Jongin menatap tajam ke arah Kris, "sebaiknya tak macam-macam."

"Kau bercanda ya?" Kris menahan suaranya agar tak berteriak, di tangannya pistol itu sudah kembali di isi penuh. "Kau yang macam-macam denganku, bodoh!"

Chanyeol mengangkat Sehun dan menghambinnya. Chanyeol mengambil ancang-ancang lari, karena jarak ia dan pintu sangat dekat. Namun Tao menghadangnya. Ia menatap Kris, seolah meminta bantuan.

"Kau macam-macam dengan orang yang salah!" Kris mengulum mulutnya, dan ia membidik pistolnya.

Dor!

Dor!

Jongin mengerang, bersamaan dengan erangan Tao pula. Jongin memegangi lengan atasnya yang tertambak, kemudian ia menatap Tao. Tao juga sedang kesakitan, mata panda itu menahan sakit pada betisnya. Dan Jongin tersadar.

"Dimana mereka?" Jongin kelabakan, walau panik ia berusaha berjalan dan melihat ke sekitar. Kris telah membawa Chanyeol dan Sehun pergi, mereka sama sekali tak berada di ruangan ini lagi.

"Sialan!" Jongin menjambak rambut sendiri, kemudian dengan tertatih ia berlari keluar. Jejak Kris benar-benar hilang.

.

.

.

.

.

"Kris?" Chanyeol menatap ke arah Kris, di koridor rumah sakit Kris tak bisa diam dan mondar mandir tanpa alasan. "Kau baik-baik saja?"

Kris menoleh, namun ia tak menjawab. Wajahnya tertekuk dalam-dalam, pikirannya tak bisa fokus.

"Kau tak apa?" Chanyeol mengulang kembali, ia mengerutkan alis saat matanya menangkap sedih dalam wajah Kris. "Karena Tao kah kau begitu?"

"Aku tidak mengerti," tangan itu mengacak rambut pirang blode-nya, Kris memang tak mengerti ia sudah kelewat bingung. "Kenapa Tao harus membantu Jongin!"

Chanyeol hanya tersenyum kecil. Ia tak memaksa Kris untuk tenang. Karena memang seharusnya Kris marah. Tao bersahabat dengan Kris selama dua tahun ini, tak ada yang tahu Tao akan melangkah pada sisi Jongin. Chanyeol sendiri tak paham. Walau begitu ia nampak lebih tenang dari Kris, walau ia juga khawatir tentang Sehun.

Saat keluar dari gedung, Kris langsung membawa keduanya ke rumah sakit. Takut-takut terjadi apa-apa dengan Sehun. Sehun baik-baik saja, itu kata dokter tadi. Lukanya tak parah, namun mungkin Sehun harus beristirahat. Sungguh Chanyeol menyesal Sehun harus sampai terluka. Sehun harus sampai terseret dalam masalah, padahal anak itu tak tahu apa-apa.

"Kau juga harus di periksa," Chanyeol berkata, diliriknya lengan Kris yang terluka kemarin. Chanyeol dapat melihat ada darah di sana, mungkin luka Kris terbuka lagi.

"Akutakapa," Kris memegangtangannya, kemudiantersenyummiris.

Chanyeol mendorong punggung Kris ke arah antrian pasien, menyuruh namja itu mendaftar juga. Kris tertawa melihat tingkah Chanyeol begitu, ia hanya menurut saja. Ia kembali duduk di ruang duduk setelah sebelumnya ia memberikan nama pada petugas, kemudian menarik Chanyeol untuk duduk juga.

"Kenapa kau melakukannya?" Kris bertanya. Chanyeol mengerutkan alis, tak mengerti maksud pertanyaan Kris.

"Aku melakukan apa memangnya?" Alis Chanyeol bertautan, ia menggosok belakang lehernya sebentar.

"Menahanku untuk tidak melukai Tao, saat itu kau langsung memelukku," tangan Kris menyentuh pipi Chanyeol, dapat dilihatnya Chanyeol tersenyum sembari menunduk.

"Dia sahabatmu," Chanyeol memberi tahu, dalam wajahnya yang menunduk ia menatap Kris. "Kau tak akan memaafkan dirimu sendiri jika melukainya kan?"

"Lalu kenapa kau menghentikanku? Atas dasar apa?" Kris masih belum mendapat jawabannya, ia masih penasaran.

"Karena dia pantas hidup Kris," Chanyeol tersenyum, tangannya memegang tangan Kris yang masih mengelus pipinya. "Sama sepertimu, ia juga punya alasan yang baik untuk hidup."

Kris menarik tangannya dari pipi Chanyeol. Ia menatap Chanyeol kemudian berkata, "kalau begitu, apa alasan hidupmu Dobi?"

"Karena orang ini," Chanyeol mendekatkan wajahnya pada Kris, bibir mereka bertemu. Chanyeol hanya bermaksud untuk memberikan kecupan singkat namun Kris membalas kecupan itu menjadi ciuman. Mereka terdiam, Kris menangkup pipi Chanyeol sambil tersenyum diam-diam dalam ciuman itu.

"Hm," Chanyeol melepas ciuman itu, kemudian tersenyum hangat. "Hanya kau dan Sehun alasan aku masih bernapas di sini."

Mereka saling tertawa. Kris senang mendengarnya, mendengarnya langsung dari Chanyeol. Lega karena Chanyeol ingin mengatakan hal itu untuknya. Kris senang dapat melihat kembali wajah Chanyeol yang tersenyum bahagia.

"Tuan Kris Wu?" Perawat memanggil, Kris menoleh. Ia menatap ke arah Chanyeol.

"Aku harus diperiksa sekarang," Kris tersenyum, ia mencium singkat pipi Chanyeol. "Aku akan segera kembali."

"Yaya," Chanyeol memutar mata sembari menangkup bekas ciuman Kris di pipinya. "Sana periksa dirimu, dan pastikan lukamu baik baik saja!"

Kris hanya menurut, ia berdiri dan melenggang. Dan Chanyeol hanya diam, menatap dari tempat duduknya dalam pikirannya sendiri. Ia menghela napas ketika punggung Kris benar benar menghilang di ruang periksa. Namja itu menyender pada dinding dan menghembuskan napas berat, ia memejamkan mata.

"Aku tak akan melukai orang yang kusayangi."

Kata-kata Jongin begitu terngiang. Apa Jongin benar-benar menyayanginya? Chanyeol bingung. Jongin memang baik padanya, namun membenci seluruh keluarga Park. Membuat Chanyeol kesal saja. Kenapa harus bertingkah baik padanya padahal menyakiti keluarganya. Yang seperti itu, naif. Chanyeol tidak dapat menerima perlakuan Jongin yang baik seperti itu, karena Jongin membenci keluarganya.

Ah ... Kenapa ya, fakta bahwa Jongin membenci keluarganya itu begitu teringat terus. Padahal Chanyeol telah mengetahuinya sejak lama.

Kadang wajah Jongin yang tersenyum padanya sempat terlintas dalam benaknya. Dan dalam hati ia akan bertanya sembari membayangkan wajah Jongin yang begitu ramah padanya, 'apa orang ini betul-betul Kim Jongin yang membenci keluargaku?'.

Chanyeol juga memikirkan Sehun, apa anak itu baik-baik saja? Chanyeol sempat berpikir untuk menyuruh Sehun tinggal sementara di luar kota, ia takut jika Jongin berusaha menyakiti Sehun lagi. Sehun seharusnya tidak perlu terlibat. Sehun tak pantas menerima beban berat di punggungnya, ia tak tahu apa-apa.

"Huft," Chanyeol menengadah dan menyenderkan kepala sembari menatap langit-langit yang berdebu. Iring-iringan suara suster di rumah sakit terdengar samar-samar di telinganya.

"Alasanku hidup?" Chanyeol berujar, bertanya pada diri sendiri sembari memejamkan mata. Ia menghela, "apa ya, alasanku hidup?"

Chanyeol bilang pada Kris bahwa hanya Sehun dan Kris yang membuatnya hidup, padahal itu sama sekali tidak benar. Ia tak memiliki alasan untuk hidup, kalau mati itu lebih baik maka ia akan membiarkan dirinya sendiri mati. Toh ia hidup cuma menyusahkan orang lain saja, jadi apa salahnya jika ia mati dan menutup mata untuk selamanya. Ketika mati, ia akan lebih tenang kan? Saat mati, ia akan lebih ringan dari penderitaannya.

Kalau dipikirkan kembali, Chanyeol selalu memikirkan orang lain dan melupakan diri sendiri. Menolong orang. Membuat orang tersenyum. Berkata-kata manis. Semua itu untuk menyenangkan dan membuat orang lain bahagia, padahal dirinya sendiri menderita. Yang ia pikirkan hanya orang lain, orang-orang yang disayanginya.

Dan ... Alasannya hidup, karena apa ya? Kris? Sehun? Ayahnya? Tidak, bukan karena mereka. Tapi apa, alasan yang hidupnya? Ia tidak tahu. Ia toh juga tak terlalu peduli dengan alasan hidupnya, karena ia hanya memikirkan orang lain saja. Mau dibunuh atau disiksapun ia rela, asal orang-orang sekitarnya bisa tersenyum. Mungkin munafik, namun itulah Chanyeol. Ia akan memberikan seluruh hidupnya asalkan dunia di sekitarnya bisa bangkit dari kegelapan dan kembali.

"Eh, Chanyeol?"

Chanyeol tersentak. Saat ia menoleh, seseorang telah berdiri di dekatnya.

"Baekhyun?" Chanyeol mengerutkan alis, dalam hatinya ia bahagia namun disaat yang bersamaan hatinya juga marah. "Byun Baekhyun?"

.

.

.

.

TBC

.

.

.

.

.

Haahhh #lapkeringat. Akhirnya nyampe juga. Setelah sekian lamanya meninggalkan FF ini sebatang kara, akhirnya kelar juga... Huaaa maaf buat reader yang kelamaan nunggu, daku sungguh minta maaf...

Ah, di chapter 2 moment KrisYeol engga ada, jadi aku banyakin di Chapter 3. Gimana? Udh berasa belum momentnya?

Reader : ENGGAK!

Uh, saya memang author tak berbakat... #nangisdipojokan. Nge-ekspresiin action ternyata sesulit ini ya, aku baru sadar.

Oh ya, ch 4 karakter Baekhyun untuk pertama kalinya bakal muncul. Jadi, Baekhyun bakal deket dengan siapa author belum tahu. Tao? Jongin? Kris? Chanyeol! Ohoho, Chanyeol hanya milikku seorang. Kekekeke. Yang penasaran jangan tinggalkan FF ini ya, maaf kemarin author post-nya kelamaan... Miannnn

Big Thanks To :

amalia1993 : oke, ini udah lanjut chingu, sorry lama ya…

Inyeol : keren chingu! Ampe jamuran, hehe. Maaf ya, lama lagi updatenya. Makasih udah baca dan komen… ;)

Misyel : Hehe, oke! Udah lanjut, sorry lama ching… makasih udah baca dan review…

Deerbaozi : wah, masa sih keren chingu? Makasih….. chingu juga keren! #heh? , makasih udah baca dan review

Lulu Auren : gimana ya….. hehe, engga kok. Kai sama Sehun? Oke deh, author pikirin, moga bisa :D. makasih udah baca dan review

Guest : udah lanjut! Walaupun lama sih, sorry ya. Makasih udah baca dan review :D. ditunggu komenan chingu ya…

sweetyYeolly : OKE! #IkutanTereakDiatasMonas, udah lanjut….. nado saranghe chingu

kriseyol : Maunya sih jahat selamanya, tapi ….. baca sendiri ya :D. makasih udah baca dan review

Guest : loh? Bukannya chanyeol itu punya saya? #kek. Hehe, kayaknya ga bakal di apa apain #kok kayanya? Hehe, makasih udah baca dan review

.39 : Yap, akhirnya update. Makasih udah baca dan review

enchris.727 : Permintaan chingu udah lo.. hehe, makasih atas saran dan reviewnya.

.7 : Yah, mau gimana lagi, emang udah jalan ceritanya kalo Chanyeol harus terlibat. Hehe, salahkan ide saya yang nista ini. Makasih udah baca dan review

prima : Maaf ya om sooman, saya ga bisa masukin om ke cerita #lirikOmSooman. Hehe, makasih chingu. TBC itu memang menyakiti author dan para pembaca ya, hehe. Makasih udah baca dan review

thedolphinduck : Kaihun? Hehe, sepertinya saran anda mulai berputar-putar di kepala saya. Tau ah si Kai, kerjaannya gangguan Krisyeol doang! Sana pergi jauh-jauh, #hehhh. Makasih udah baca dan review

httstzz : Udah lanjut chingu! Makasih review dan reviewnya.