A/N : Maaf banget kalo chapter sebelumya tidak memuaskan, tpi chapter itu merupakan salam terakhir dari werewolf cilik itu xD sekarang mari fokus ke alur cerita xDD

Dan maaf, untuk minggu ini aku baru bisa ngasih previewnya aja x'D maaf banget ya, setelah Cocoon fest, akan ku-update fanfic ini :3

Buat yang tertarik datang ke Cocoon Fest, silahkan liat katalognya disini :

post/ 100663335375/ visit-a1-tijak-buyuk-in-cocoon-fest-2014-xd

kalo di fb :

/ media /set / ?set=a.771667372900025.1073741853.699874196746010&type=3

(Maaf kalo kelihatan promosi, hanya ingin share saja kepada pembaca yang seneng Riren dan fanfic Fangs ini, kalo ga bisa datang bisa PO juga kok :3 )

Disclaimer : I do not own Shingeki no Kyojin, All characters belong to Hajime Isayama – san


Preview of Chapter 7

Alpha Omega

Seorang pemuda hendak beranjak dari tempat tongkrongannya, yaitu diatas pohon pinus yang berada di ujung tebing, ya, pemuda itu sangat senang menguji nyalinya, sampai dijuluki 'Suicudal Brat'.

Ia lompat dari pohon yang memiliki lebih dari 50 meter, mendarat dengan mulus tanpa lecet sedikit pun, ia menyeringai karena kemampuannya bertambah.

Lalu ia mulai berlari, berlari tanpa mengenal arah seperti anak hilang, tiada hari tanpa banyak gerak, pemuda itu menginginkan petualang yang menegangkan dan menguji adrenalin, yang tak mungkin terwujud karena larangan untuk keluar dari hutan ini.

Ia awalnya tidak masalah, tapi semakin lama rasa jenuh itu semakin membuat pikirannya runyam, maka ia tenangkan dengan banyak berolahraga dan berlari di sore hari.

Sampai akhirnya ia bertemu dengan seseorang yang sama dengannya.

"Kalian siapa!?"

"Siapa? Bukankah jelas kalau kita satu jenis denganmu, bodoh?"

"Bohong! Dia bilang tidak ada werewolves disini!"

"Khh, kau berbicara tentang nenek sihir itu? Memang kami diusir dari sini tapi bukan berarti kami punah, masih banyak werewolves didunia ini-"

"Maksudmu?"

"Dunia ini luas, bego, kemana aja kau sampai tidak mengikuti perkembangan dunia luar?"

"T-Tapi diluar sana banyak manusia yang memburu kalian-"

"Manusia? Hahahaha, apa kau tidak tahu mereka adalah makhluk yang paling lemah? Kau kira kami punah karena manusia, hahaha, lucu sekali-"

Untuk pertama kalinya, Eren merasa dirinya ditipu oleh orang yang merawatnya selama ini.

Pria itu duduk di ujung sofa merah, mengetuk jari telunjuknya diatas meja kaca sambil mendesah gelisah, vampire berwajah datar itu tidak bisa menyembunyikan gerak – geriknya yang resah.

Teman lamanya yang sedari tadi mengawasi gerakannya jadi greget sendiri.

"Kau ini kenapa sih? Seperti bapak yang resah anak perempuannya dibawa kencan oleh orang lain-"

"Bisa jadi itu, toh buktinya si werewolf ciliknya belum pulang, siapa tahu dia dibawa kabur oleh Alpha lain-"

"Shut up."

Mendengar gertakan Rivaille yang tidak biasanya, dua orang yang menjalin hubungan 'partner in crime' langsung tutup mulut.

Suasana di luar gelap dan mendung, membuat kekawatiran Rivaille semakin menjadi – jadi.

Isabel, teman peri pemburu mereka, datang dengan wajah panik.

"Teman – teman! Eren-"

"Jadi selama ini anda bohong soal orang tua saya?"

"Eren, kau tidak mengerti-"

"Kenapa anda tidak mengatakan sebenarnya? Kenapa anda tega-"

"Diam, Eren. Aku melakukan ini untuk-"

"Melindungi saya? Saya bukan anak kecil lagi! Sir! Sudah cukup anda mengekang saya!"

"Tch!" Tali kesabaran vampire itu putus, ia tarik tubuh remaja itu balik ke tempat tidur.

"Bocah, seharusnya kau tahu diri, Heh."

Ups. Eren telah membuat kesalahan. Pada hari itu, Rivaille mengubah metode mendisiplinkan anak remaja angkatnya ini, dengan rantai.

"Jadi, disaat pemuda Omega mencapai umur 17 tahun, ia akan menyebar feromon yang mengundang Alpha dengan tidak sengaja, dengan kata lain, In Heat cycle nya akan mulai-"

"Maaf," Isabel memotong penjelasan Hanji. "Omega itu apa ya? Dan In Heat itu?"

"Kau ini cuman pintar berburu dan bertarung doang, Heh." Ledek Vampire yang tingkat kemarahannya mulai meledak.

"Apa kau bilang, Kuntet!?" Isabel sudah mengacung kepalannya, untung saja Farlan memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan ini dengan menahan Isabel dari belakang.

"Tenang, tenang. Untuk Isabel, Omega itu seperti "Bottom"nya Alpha, dengan kata lain dia hanya bisa diposisi bawah-"

"Maksudnya Miss Hanji, Omega itu seperti peran wanita, walau jenis kelaminnya bisa pria atau wanita, sedangkan Alpha itu kebalikannya, uhm, apa saya salah?" Tambah Petra, wajah Isabel yang tadinya bingung sekarang mengangguk setuju.

"Nah, betul, Petra. Untuk In heat, itu seperti binatang di musim kawin, ah, lebih sopannya dia seperti... um... pertama kali menstruasi-"

"HAH EREN BISA MENS-"

"BUKAN! Maksudnya seperti... aduh..." Hanji garuk – garuk kepala, melirik Petra minta tolong, vampire wanita itu sweatdropped.

"Maksudnya Eren seperti ingin mencari pasangan untuk pertama kalinya." Ujar Petra.

Isabel mengangguk setuju sambil membentuk mulut berhuruf 'O', Rivaille hanya bisa menggertakan giginya, merasa waktunya dibuang dalam pembicaraan yang tak penting ini.

Eren tak akan berhenti membrontak sampai Rivaille menganggapnya dewasa, sampai ia rela melepaskan Eren untuk melanjutkan kehidupannya sendiri.

Eren tidak bermaksud untuk menjadi anak durhaka, tetapi setelah mengetahui kalau bangsa Vampire itu adalah musuh besar bangsanya dan ia dirawat selama ini, ada perasaan bersalah dan malu di dirinya, bahkan ia tidak bisa dekat dengan Rivaille lagi.

'Maafkan aku, Sir, aku hanya ingin mencari jati diriku..'

"Oooi, Eren."

Eren menengok, ia bertemu dengan kumpulan werewolves yang sama ia temui di tempo hari sebelumnya.

"Oh, Halo muka kuda, Marco, Reiner, Berthold, dan Annie!"

"Tch kenapa kau memanggilku seperti itu?" Jean, salah satu serigala yang mengajaknya bertarung kemarin memberi wajah sebal. Marco membalas dengan senyuman, lainnya memberi lambaian tangan yang canggung.

"Jadi, hari ini aku boleh ikut berburu dengan kalian?" Tanya Eren sambil memberi gestur malu, ia tidak menyadari tatapan nafsu dari Alpha – alpha werewolf itu.

"Tentu saja!" Sambut Marco.

Jean berdiri di sampingnya sambil memberi tepukan pundak, pemuda yang lebih tinggi dari Eren ini memberinya seringaian menantang.

"Siap bertaruh siapa yang paling cepat menangkap rusa?"

Eren balik memberi tatapan menantang. "Heh, mimpi kau bisa menang."

"Darimana saja kau?" Tanya Rivaille yang berdiri di pojokan, seperti hantu gentayangan, Eren berpura – pura tidak kaget, dan lanjut menaiki tangga.

"Sudah berani mengacuhkanku, ternyata?" Rivaille mulai tak sabaran menghadapi Eren yang sedang dalam masa pemberontakan.

"Aku punya sosial sendiri, Sir, bisakah anda memberiku privasi?" Tahu – tahu Rivaille sudah berada di depannya ketika ia sampai di lantai dua.

"Privasi? Heh, bocah sepertimu ingin di beri privasi? Dengar ya, Eren." Rivaille mendorong Eren ke dinding. "Aku merawatmu sedari kecil, aku memberimu segalanya-"

"Segalanya!? Anda berbohong kepadaku!"

"Diam bocah. Aku lelah menghadapi sifatmu yang terlalu kekanakan," Rivaille mengepalkan tangannya, ia diam beberapa menit untuk menjernihkan kepalanya yang sudah keruh dengan perasaan posesifnya. "...Ingat bocah, kau tidak bisa memiliki privasi,"

"M-Maksud anda?"

"Kau milikku."

"Tidak berjalan mulus, Eh?" Erwin menyunggingkan senyum khasnya, senyum lembut namun mengejek, Rivaille mengabaikan kodenya.

"Berisik, Vampire yang demen pake wig, ini urusanku."

"Oh, hanya saja masalahnya bisa terdengar sampai kesini ya... Apa kau tidak khawatir seseorang yang berbahaya akan mencium berita sedap ini?"

"Jangan menambah bebanku, Wigwin."

"Seorang Vampire's strongest Henchman telah merawat Werewolf berdarah murni yang kini akan di klaim sebagai-"

"Argh. Diam!" Rivaille menggebrak meja. "Apa tujuanmu datang kesini?"

"Hanya memberitahukan, 'paman'mu yang senang mengoleksi kepala hewan buas itu sudah bangkit.." Ujar Erwin sambil memberinya file di meja yang sudah retak akibat gebrakan Rivaille.

"Tch, kenapa ia bangun di saat situasi seperti ini..." Rivaille memijit kepalanya, denyutan sakit akibat terlalu memusingkan masalah membuatnya lelah, Erwin menghilang dibalik gorden putih yang melambai karena angin malam.


A/N : Maaf ya kalo ceritanya tambah runyam, ini hanya memberi pokok penjelasannya saja xD fanfic ini masih ada 3 chapter ato selebihnya kok xD cerita masih panjang~

Stay tune, okay reader xD