Primrose

.

from naideel

starring EXO Kris – Suho

a Fantasy Romance fanfiction

beware for Mature Contents, BL, etc

.

It's me, Kris. If you try to take the flower, you lose everything.

Are you curious?

.

2nd Chapter, The Drug

Terlukis raut kelelahan yang jelas diwajah Kris saat dirinya baru saja menginjakkan kaki di kamarnya. Tidak jauh dari ruang kerjanya memang, tapi terlalu banyak hal yang terjadi disebuah negara dalam jangka waktu dua minggu. Ia harus mengurus beberapa masalah ekspor barang, industri barang tiruan, dan yang lainnya sampai ia tak lagi sanggup memikirkan lembaran kertas diatas meja kerjanya.

Tubuhnya ia rebahkan sejenak namun tak membiarkan dirinya terlelap. Ia teringat pada malaikat yang mungkin sedang mengarungi lautan mimpi ditemani selimut tebal. Musim semi memang tidak membuat semua malam menjadi hangat. Sudah dua minggu Suho tinggal bersamanya, Kris memutuskan untuk berdiri lalu menuju kamar Suho yang ada disebelah kamarnya.

Setelah membuka pintu kamar Suho, pria itu mendapati sosok yang dicarinya tengah terfokus pada layar laptop dihadapannya. Suho masih saja lesu dan kurus, namun tidak selesu pertama kali Kris bertemu dengannya. Pemuda itu duduk bersandar dikursi belajarnya sembari mengetikkan sesuatu dilaptopnya.

"Suho-ya?"

Sosok itu menoleh, menampilkan senyuman lembut diwajahnya yang terlihat agak lelah. Dari pintu Kris dapat melihat kantung matanya yang menghitam. "Oh, hyung? Kenapa kesini? Harusnya hyung tidur lebih awal. Kudengar kau kelelahan mengurus beberapa masalah."

Kris menggeleng. Pria itu menampilkan senyum tipis sembari mendekati Suho. Ia mengacak rambut malaikatnya itu lalu mengecup puncak kepalanya, "Kau tidak memakai pakaian tebal. Malam ini suhunya rendah, kau tidak takut sakit kalau seperti ini, hm?"

Suho menghela napasnya lalu mematikan laptop. "Khawatirkan saja dirimu, hyung. Kalau aku sakit, tidak akan terjadi apa-apa dengan tugas negara." Pemuda itu lalu terkekeh. Ia menarik sebelah tangan Kris untuk duduk diranjang bersamanya.

"Tidak, tidak. Pasti akan terjadi sesuatu karena aku akan mengkhawatirkanmu." Kris kembali melingkarkan tangannya ditubuh Suho dengan erat. Ia agak kedinginan dan ia yakin Suho juga. "Kau masih mengirim cerita pendek ke majalah-majalah?" Yang ditanyai hanya mengangguk. "Banyaklah beristirahat, itu bisa dikerjakan nanti."

Didalam pelukan Kris, Suho berusaha untuk membuat dirinya terlepas. Namun sia-sia. Kris terlalu kuat. "Aku harus mengisi tabunganku kalau tidak ingin merepotkanmu, hyung."

Kris melepaskan pelukannya, membuat Suho harus melempar pandangan heran pada sang raja. "Kau tidak merepotkanku. Berhentilah merasa seperti itu, aku tidak suka." Suho membiarkan tangannya ditarik untuk ikut berbaring bersama Kris diranjangnya, "Apa yang membuatmu berpikir seperti itu, hm? Apa sikapku padamu penyebabnya?"

Ada nada kecewa disuara Kris dan itu membuat Suho merasa tidak enak. Sebelah tangan Suho meraih tangan Kris, menggenggam tangan itu erat. "Tidak, sama sekali tidak. Aku hanya berpikir bukankah aku ini hanya beban?"

Dengan tenaganya yang sudah banyak terkuras, Kris membalikkan tubuh Suho sehingga menghadap kearahnya. Pria itu mengelus surai hitam malaikatnya dan berbisik, "Apa kau tidak pernah berpikir kalau aku ini menyukaimu?"

Diluar dugaan, Suho hanya meresponnya dengan gelengan.

"Aku menyukaimu, bahkan dari awal aku melihatmu. Ringkih, menderita, dan sedih. Aku senang hari itu aku memerintahkan prajurit untuk membawamu kehadapanku."

Suho merasa lidahnya kelu. Kris menyukainya? Apa ia tidak salah dengar? "Jangan bercanda, hyung. Tidurlah, mungkin kau hanya kelelahan. Aku akan menemanimu." Suho menepuk-nepuk dada kris dengan hati-hati supaya Kris terlelap. Kris menghembuskan napasnya berat, mungkin Suho menganggap dirinya hanya sedang kelelahan sehingga bicaranya ngelantur. Tapi dia serius.

Yah, mungkin tidak ada salahnya membiarkan Suho berpikir seperti itu.

Malam kemudian terasa dingin mengigit. Kris sudah setengah terlelap dan dirinya tidak berencana untuk tak terjaga sepenuhnya. Dapat dirasakannya kepala Suho bergerak-gerak didadanya, membuat Kris menghela napasnya berat sembari merapikan surai hitam Suho yang berantakan. Dalam pikirannya terlintas raut wajah Suho yang pertama kali ia lihat, deskripsi wajah malaikatnya itu hanya menunjukkan kata 'menyedihkan' sebagai kata penyingkat. "Hyung…"

Cepat-cepat Kris sadar dari lamunannya. Ia menarik senyum tipis dan menunduk menatap Suho, menunggu sosok itu bicara sesuatu padanya.

"Kau demam. Badanmu panas sekali. Apa kau tidak nyaman?" Suho melonggarkan pelukan Kris sembari berusaha bangkit. Raut wajahnya terlihat mengantuk dan Kris harus merutuki dirinya bahwa ia harus melihat kantung mata Suho yang terlalu hitam. "Akan kubawakan selimut yang lebih tebal dan sweater."

Kris membiarkan Suho melangkah menuju kamarnya. Ia terdiam menatap daun pintu kamar Suho yang perlahan tertutup dengan iringan langkah terseret milik malaikatnya. Ah, ia baru sadar sedari tadi ia menamai Suho dengan kata itu. Namun sungguh, itu kata yang tepat. Perlahan ia menyentuh dahinya yang panas. Suho benar, ia memang kurang beristirahat. Kemudian Suho kembali dengan sebuah selimut tebal dan dua buat sweater rajut.

"Pakailah, aku akan kebawah untuk mengambil air ha—"

"Jangan berlebihan." Potongnya cepat. "Aku malah mengganggu tidurmu." Kini Kris bangkit dari ranjangnya dan mengambil kedua sweater yang dibawa Suho.

"Tidak sama sekali, Yang Mulia." Suho menepuk dahinya saat pandangan mengintimidasi Kris sudah terlempar kearahnya. Dia lupa memanggilnya dengan sebutan 'hyung'. "Eh, um, maaf hyung."

"Ssst," Kris mendekat kearahnya dengan tatapan yang sama. Membuat Suho harus merinding takut dan mundur seiring langkah Kris yang mendekat. Tanpa jeda waktu yang lama, Kris malah menempelkan bibirnya pada bibir Suho. Kenapa hyung-nya ini suka sekali menciumnya? Demi tuhan, bahkan ia menganggap bibirnya sama sekali tidak lebih menarik dibanding apapun yang ada ditubuh Kris.

Ciuman kecil Kris perlahan berubah menjadi lumatan. Suho yang tak terbiasa harus terengah dengan jangka waktu pendek-pendek sembari menahan tangannya untuk tidak memukul dada Kris. Hyung-nya itu bisa kesakitan ditambah lagi Suho merasa suhu tubuh Kris makin meninggi. Ia mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat menahan geli karena perlakuan tangan Kris yang mengelus ceruk lehernya.

Suho harusnya bisa mengantisipasi hal yang berhubungan dengan ini. Tapi ia terlambat dan kini pikirannya hanya dipenuhi sensasi yang diberikan Kris pada tubuhnya. Ini salah, tapi yang dilakukan bibirnya hanya melontarkan desahan nikmat. Kini tubuhnya terbaring diranjang dengan kaki panjang Kris yang mengangkangi tubuhnya.

"K-kr-Krissh hyung!" Kris tengah mengecup lehernya. Astaga, ia tidak tahu bahwa hal seperti ini membuat seseorang harus mendesah meredam jerit karena nikmat. Suho yakin kalau wajahnya telah memerah hingga telinga karena menahan desahan yang sebentar lagi akan membuatnya malu. Namun pikirannya tak lagi terkendali saat Kris membelai kejantanannya yang masih terbungkus rapi.

Jemari panjang Kris sudah berhasil membuat apapun yang menempel ditubuh bawahnya terlepas. Bahkan Suho tak lagi memikirkan bagaimana caranya atau kemana semua pakaiannya. Tangannya yang gemetar meraih kerah kemeja Kris dan membuka dua kancingnya. "Malaikat manisku mulai nakal, hm?"

Bisikan kecil Kris ditelinganya membuatnya mendesah tertahan. Kris menyebutnya malaikat? Ia kembali harus merasakan kedua pipinya memanas. "Erghh ahh shh.."

Sebelah tangan Suho telah berpindah pada bahu Kris saat hyung-nya itu meraih kejantanannya dan memasukkan benda itu kedalam mulut. Demi apapun, Suho yakin dirinya sudah ada di lapisan langit teratas sekarang. "Rrmhh…" Kris sengaja membuat geraman untuk menambah sensasi yang diterima malaikatnya.

Suho dapat melihat kepala Kris yang naik turun dengan mulut tersumpal miliknya, "AH!"

Ini klimaks pertamanya. Suho menutup matanya erat karena perutnya yang masih teraduk dan cairan yang deras keluar dari benda diselatan tubuhnya. "Manis sekali. Sekarang giliranku, ne?" Kris terkekeh saat melihat ekspresi yang tergambar diwajah pemuda dibawahnya. Ia mendudukkan tubuhnya lalu menepuk kedua pahanya, "Kemarilah. Akan kuberitahu caranya."

Lelaki yang lebih muda mengangguk. Suho mendekati hyung-nya, "Hyung..."

"Percayalah padaku." Kini Kris menarik sebelah tangan Suho, "Kau mau membuka pakaianku?" Senyuman mengembang diwajah Kris saat jemari Suho yang gemetar membuka retsleting celana panjangnya. Dengan ragu, pemuda itu menarik celana hyung-nya dan terpampanglah kejantanan Kris yang menegang. Kris tidak menggunakan pakaian dalam. Sebelah tangan Kris meraih tangan Suho dan menaruhnya dimiliknya.

.

.

.

"Ahhh shhh hyunghhh.." Tubuh Suho terhentak-hentak oleh genjotan Kris. Kebanggaan sang raja telah tertanam dilubang Suho sampai Suho merasa dirinya sangat penuh. Mungkin ukuran Kris memang jauh lebih besar dari miliknya.

"Ashhh erhhh," Kris menghentakkan kesejatiannya lebih dalam sampai bulu kuduknya meremang. Nikmat sekali. Dapat dilihatnya Suho menutup matanya erat-erat sembari meremas bahunya. Kris yakin Suho akan sampai sebentar lagi. "Bersama, sayang!"

"Ahhh hyunghh!" Tubuh Suho mengejang dan lubangnya menyempit, membuat kesejatian Kris terhimpit sehingga menimbulkan sensasi yang luar biasa. Tak lama kemudian, Kris menyusul malaikatnya, menembakkan spermanya jauh kedalam Suho.

"Gomawo, Suho-ya." Suho tersenyum kearahnya. Dengan perlahan, Kris mengeluarkan miliknya dan menjatuhkan tubuhnya kesebelah Suho.

Lengan kekarnya ditarik sang dongsaeng untuk melingkari tubuh mungilnya, "Aku menyayangimu, hyung." Suho berkata nyaris berbisik dengan suara serak. Tubuhnya yang mungil meringsuk kedalam pelukan Kris. Setelah sekitar dua menit, Suho mengeluarkan dengkuran halus yang membuat Kris tak mampu menahan senyum. Sudah terlelap ternyata.

Jemari Kris menyentuh pipi Suho yang dingin, "Lihat? Kau bisa menyembuhkanku dalam sekejap." Kris terkekeh sendiri layaknya orang gila, ditambah lagi bibirnya tersenyum tanpa henti. Sebelah lengannya yang menjadi bantal untuk Suho ia geser untuk membuatnya lebih nyaman lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka.

Ditemani dengkuran halus sang malaikat, ia tak lagi berusaha untuk membuat dirinya terjaga.

TBC

Reader-nim, maafkan soal adegan ranjang yang kurang memuaskan hehe. Aku memang berencana membuat fict yang tidak menonjolkan adegan ranjang, namun fokus pada alur cerita O.O)9 mianhaeeeeee (aku tidak berpengalaman dalam BDSM atau mature scene yang berlebihan ._.v) jadi mohon maklum ya :D AKU SENANG KALIAN REVIEW CHAPTER SEBELUMNYA :' aku akan sangat berterimakasih untuk kalian yang mau memberi kritik dan semangat untuk author yang tidak berpengalaman ini/? I hope you enjoy and give me a review~

Balasan review :

kikiikyujunmyun : reviewer pertama :D hehe nanti liat aja ceritanya yayayaya:)

Alika Malik : gak keliatan summarynya maksudnya apa ya /lemot. Aku nulis [A KrisHo fict] kok disummarynya^^ hmm kan ada keterangan dibawahnya (indonesian gitu) kris bukan vampir kokkk heheh. panggil aku nad aja yap :)

DragonPanda21 : hehe thanks reviewnya pandaa/? :)

Felixio Ciel : sudaaaaah/?

Jung Eunhee : heheh ya gitu deh/? ini sudah kilat belom? :p

junmyunyifan : sudaahhhh:) aduh sama banget kita :')

LiezxoticVIP : sudah sudah sudah :)

adindaekaputri20 : waduh ini udah asik belum nc nya? :'

chiisalma : *ikutan angkat banner* wkwk semoga tidak mengecewakan yaa:)

jimae407203 : wkwk semoga sejauh ini masih menarik yaa :)

turtleclouds : wahh thanks sanjungannya loh/? :' ini udah lanjut heheheh

peblish : ini ini sudahh ;)

urikaihun : sudahhhh ;)

suyanq : ditunggu sajaaaa hehehe. sudah dilanjut ini ;)

Dewi Kim : okehh ini diaa/?

squalay : 374 kak. tubuhnya tetep stay di 23 tahun :D

RubikLuhan : thanksss. sudahh;)

ayanesakura chan : ini ini udah apdet ;)

kimjoon : sudahh;)

BaBaek : benarr ;') sudahhh

DragonAqua : mau gimana lagi? xD heheh sudah ini sudah

nekotan07 : diliat nanti yahh/? aku cuma ngerasa kata 'hyung' itu lovely banget;) oke thanks usulnya yaaaa

sendal jepit : pen name nya asik/? dia stay ditubuhnya yang masih umur 23 tahun ;;]

leaderjoomyeon : ME TOOOO ;] wah i'm so proud, this this this :)