Remake dari Novel karya Phoebe Maryand dengan judul Venus, ide dan alur cerita asli milik Phoebe.

~ . ~

Cho Kyuhyun x Lee Sungmin

~ . ~

KYUMIN, Boys Love, Mpreg, Mature Content

~ . ~

Disclaimer : I don't own anything

.

Summary:

"Aku berusaha melupakan hasratku semenjak itu, tapi malam ini aku tidak bisa! Kau sudah menyebabkanku melakukan hal yang paling tidak aku sukai selama dua minggu terakhir ini, Sungmin."/ Melakukan hal apa?/ "Onani!"

.

~KyuMin ~

.

Japan, As Beginning

Kyuhyun menguap beberapa kali sambil menggosok-gosok hidungnya yang tersumbat. Ini hari pertamanya bangun pagi semenjak dirinya berkuliah di Tokyo University, terlalu pagi untuk mengingatkannya mengamankan Kim Kibum dari peloncoan teman-temannya sebagai mahasiswa baru. Ini adalah tahun terakhirnya dan tahun pertama Kibum di kampus.

Sebagai seorang sahabat, mustahil bagi Kyuhyun menolak permintaan Choi Siwon untuk menjaga pacarnya yang temperamental itu. Meskipun selama lebih dari tiga tahun Kibum sudah mendapatkan perawatan Intensif tentang Alzheimernya, Kyuhyun meragukan kalau Kibum sudah berubah.

Demi Tuhan dia tidak takut kalau terjadi apa-apa pada pria itu, Kyuhyun lebih takut bila Kibum yang melukai orang lain seperti yang seringkali dilakukannya di sekolah.

Kyuhyun melirik Swiss Army-nya, sudah yang kedelapan Kali dan Siwon baru saja datang lengkap dengan topi dan kacamata hitamnya untuk mengantar Kibum ke kampus.

Sebagai selebriti terkenal, Siwon mungkin sedang berusaha menyamar. Tapi bagi Kyuhyun, Siwon malah lebih terlihat sangat mencolok, Kacamata berbingkai tebal dan jaket lusuh rasanya cukup bisa untuk membuatnya terlihat berbeda seperti yang dilakukannya dulu untuk bisa masuk ke asrama sekolah dan mengejar-ngejar Kibum pujaan hatinya itu.

"Bagus sekali. Aku tidur sangat sebentar semalam dan harus bangun pagi karena menunggu kalian." Kyuhyun menggerutu, Siwon dan Kibum datang dengan sangat terlambat daripada waktu yang mereka janjikan.

Ia menguap sekali lagi dan membayangkan kembali apa yang sudah dilakukannya tadi malam. Bercinta dengan pacar baru setidaknya bisa membuatnya lebih semangat belajar. Hiburan yang baru dilakukannya beberapa tahun belakangan saat ia menyadari betapa banyak gadis-gadis di kampus yang menyukainya.

Di asrama Kyuhyun tidak pernah melihat perempuan lain selain Cho Ahra yang merupakan guru di asrama itu.

"Maaf, aku harus menghindari beberapa orang wartawan untuk membuat Kibum aman." Siwon berusaha membela diri, sebelah tangannya masih menggandeng erat Kibum sejak mereka keluar dari dalam mobil dan sekarang berakhir di salah satu tangga kampus dimana Kyuhyun duduk dengan tenangnya.

"Memangnya kenapa kalau Kibum dilihat wartawan? Kau takut kalau semua wartawan cidera karenanya?"

"Jangan sampai aku memukulmu Cho!" Kibum mengerang.

Siwon tertawa ringan, dia sangat hafal kalau Kyuhyun dan Kibum adalah rival yang seringkali berdebat dan bahkan beberapa kali dengan brutal Kibum melukai Kyuhyun. Tapi hanya Kyuhyun yang paling paham dengan Kibum bila dibandingkan dengan dirinya.

"Aku hanya ingin merahasiakannya beberapa waktu lagi sampai aku siap untuk mengumumkan siapa pria yang paling ku cintai di depan publik."

Sekarang giliran Kyuhyun yang tertawa. Ia sama sekali tidak bermaksud mengejek, tapi perutnya selalu terasa seperti digelitik setiap kali ada seseorang yang mengatakan kata cinta. Baginya cinta itu masih sangat misterius dan belum ditemukan olehnya sampai sekarang, atau mungkin oleh siapapun di dunia.

Semua wanita yang dikencaninya selalu mengatakan bahwa mereka mencintai Kyuhyun, tapi Kyuhyun tahu kalau semuanya hanya kagum terhadapnya, menyukainya karena ia cerdas, tampan dan sangat terkenal.

Ya, mereka semua hanya mengagumi atau menyukai seseorang, lalu mencari-cari nama yang tepat untuk menyebut perasaan yang mereka rasakan itu hingga pada akhirnya cinta terpilih menjadi kata-kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan mereka.

PLAKKK!

Bunyi tamparan itu sangat nyaring membuat telinga Kyuhyun berdenging, senyumnya memudar berganti dengan keheranan dengan apa yang sudah terjadi padanya barusan. Baginya, ditampar oleh perempuan bukanlah hal yang asing, tapi ditampar oleh orang yang tidak dikenalnya membuatnya benar-benar shock.

Ia memandangi seseorang yang berdiri di hadapannya. Rambut pendek lurus berwarna hitam dengan bola mata hitam pekat, sepertinya gadis yang sangat tomboy. Dia lebih tinggi dibandingkan dengan wanita Jepang manapun yang pernah Kyuhyun temui tapi lebih pendek darinya.

Melihat wajahnya, Kyuhyun yakin kalau gadis itu bahkan belum berusia tujuh belas tahun. Untuk apa dia datang ke kampus ini dan menampar Kyuhyun? Ini pertemuan pertamanya dan Kyuhyun belum pernah melihat orang ini sebelumnya.

"Hei nona, kau salah orang?" Kyuhyun bertanya dengan nada biasa, ia masih bisa bersabar.

"Cho Kyuhyun! Itu kau, kan?"

Mata Kyuhyun membesar. Orang ini mengetahui namanya?

"Mahasiswa Ilmu Politik semester sembilan. Dua puluh tujuh pacar dalam setengah tahun. Mengencani hampir dua puluh lima perempuan di kampus ini termasuk mahasiswa dan dosen. Kau fikir kau ini siapa? Dan jangan memanggilku nona karena aku ini seorang pria!"

Pria? Jadi yang ada di hadapannya ini seorang pria? Meskipun berpakaian seperti pria pada umumnya, tapi melihat wajahnya pertama kali Kyuhyun yakin seratus persen jika yang dilihatnya adalah seorang wanita. Tapi seratus persen itu menjadi berkurang setelah ia melihat pada bagian dadanya, rata. Kyuhyun mulai meragukan pandangannya. Setelah ini dia merasa harus cepat-cepat pergi ke dokter dan memeriksakan matanya.

"Apa maksudmu dan kenapa kau menamparku?" Kyuhyun mulai bertanya setelah bergulat cukup lama dengan pemikirannya tentang jenis kelamin orang yang ada di hadapannya.

"Hei Tuan! Kau baru saja memutuskan hubungan dengan Choi Sooyong kemarin sore, dan semalam kau sudah tidur dengan perempuan lain. Dimana tanggung jawabmu? Sooyong sedang mengandung anakmu dan sekarang dia sekarat di rumah sakit karena mencoba bunuh diri!"

Choi Sooyong, itu masalahnya? Kyuhyun tergelak sinis. Memangnya kenapa ia harus berbuat seperti itu? Kyuhyun tidak melakukannya secara paksa, wanita itu yang memintanya dan dia tidak mungkin menolak.

Hanya laki-laki bodoh yang akan menolak, dan perlu diingat bahwa Kyuhyun tidak akan melakukan seks tanpa izin dan kesukarelaan dari pihak lawan (dalam hal ini adalah pasangannya). Lagi pula Kyuhyun bukan orang pertama yang melakukan itu kepada Sooyong, kan?

"Lalu kau mau aku melakukan apa? Apa aku harus menemuinya dan mengatakan kalau aku akan bertanggung jawab?"

"Yang perlu kau lakukan adalah pergi ke laut dan tenggelamkan dirimu sendiri! Laki-laki sepertimu lebih pantas mati!" Pemuda itu mendengus keras. Dengan langkah penuh amarah dia menjauh dan meninggalkan Kyuhyun yang masih terperangah.

Anak itu! Kyuhyun menggeram. Ia mengumpulkan tenaga untuk berteriak.

"Hei Tuan cantik! Kau ingin aku mati? Kau yang nantinya akan mati jika tidak bisa bersamaku!"

.

.

.

Seoul, Delapan tahun kemudian

Harusnya makan malam kali ini berlangsung sangat romantis. Kyuhyun sudah mengatur semuanya dengan maksimal dan malam ini seharusnya ia melamar seorang gadis keturunan China yang merupakan rekan kerjanya di kedutaan besar Jepang di Seoul.

Meskipun bukan seorang wanita yang Kyuhyun cintai, tapi Victoria adalah wanita yang sempurna dan membuatnya sangat bergairah. Victoria juga wanita yang sangat ideal untuk menjadi istri Kyuhyun karena wanita itu bukan tipe yang pencemburu.

Ia mengetahui kebiasaan buruk Kyuhyun dan selalu memahaminya, berasal dari keluarga baik-baik dan pasti akan disukai keluarganya.

Tapi sekarang semuanya hanya tinggal rencana karena saat ini Kyuhyunhanya bisa merasakan nyeri di pipi kanannya karena Lee Sungmin baru saja menamparnya tepat di depan Victoria. Ini sudah yang kedua kali dalam kurun waktu setahun terakhir dan kali ini sangat mengesankan, mereka bahkan dipotret beberapa orang wartawan.

"Diplomat brengsek!" Cacinya. "Kapan kau akan berhenti melakukan hal ini kepada para wanita? Kau sudah banyak menyengsarakan mereka!"

Kyuhyun mengerang. Lagi? Baru sekitar dua bulan yang lalu ia terbebas dari skandal dengan seorang perempuan yang merupakan putri seorang pengusaha besar dan juga artis kenamaan di Seoul.

Pada saat itu, ia merasa akan segera berangkat ke surga setelah terbebas dari Lee Sungmin. Pria ini, tidak bisa dipungkiri sangat menarik. Meskipun sikapnya sedikit kasar, Sungmin memiliki tubuh yang sangat menarik bagi perempuan maupun laki-laki manapun yang memperhatikannya, apalagi yang hidung belang seperti Cho Kyuhyun.

Kyuhyun seringkali berfikir yang tidak-tidak setiap kali bertemu dengan pengacara muda itu, Tapi kekejaman kata-katanya membuat Kyuhyun melupakan semua minatnya.

"Kali ini siapa? Aku akan menyelesaikannya!" Bentak Kyuhyun. "Kau tidak perlu melakukan hal seganas ini, Bukankah kau seorang pengacara?"

Sebagai seorang pengacara Sungmin sudah seringkali menghadapi klien yang hampir semuanya wanita yang memiliki skandal dengan Cho Kyuhyun, dan itu membuat kesabarannya habis. Hingga malam ini puncaknya, dia mendatangi Cho Kyuhyun di sebuah restoran dan bermaksud membuat perhitungan.

Sungmin menggigit bibirnya geram. Sebagai seorang pengacara memang akan lebih baik bila menyerang seseorang dengan kata-kata saja di pengadilan nanti. Tapi untuk Cho Kyuhyun, semuanya adalah pengecualian.

Walau bagaimanapun Sungmin yakin kalau dirinya tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk menyerang. Jika tidak sekarang, pada akhirnya Sungmin hanya akan gigit jari karena kasus yang berkaitan dengan Diplomat muda itu tidak akan pernah sampai ke pengadilan begitu saja.

Semuanya akan selesai dengan damai dan wanita-wanita bodoh itu selalu bersedia memaafkannya. Entah dengan cara apa, Kyuhyun selalu mendapatkan apa yang dia inginkan.

"Kau akan terima suratnya di apartemenmu!" Kata Sungmin akhirnya dan pergi meninggalkan Kyuhyun dengan membawa kekesalannya.

Kyuhyun masih mengelus pipinya beberapa kali sambil memandangi Sungmin dengan perasaan kesal. Tenaganya sangat luar biasa. Kalau saja Sungmin dan dirinya tidak bertemu dengan cara seperti ini, Kyuhyun yakin dirinya akan sangat menyukai pria itu.

Sebagai pengacara fresh graduate yang dikenal kejam, seharusnya juga semakin menambah sisi menarik dari Lee Sungmin jika saja Sungmin tidak bermasalah dengannya.

"Kau tidak apa-apa?" Victoria menyapanya.

Kyuhyun mengusahakan senyumnya yang terbaik. Meskipun Victoria adalah orang yang paling mengerti dengan keberadaannya dan segala tingkah lakunya, ia tidak ingin Victoria merasa kalau dirinya sedang tidak baik-baik saja.

Persahabatannya dengan wanita ini dimulai sejak ia ditugaskan di Seoul lima tahun silam. Kyuhyun adalah orang Korea asli, namun karena tuntutan pekerjaan ayahnya yang mengharuskannya tinggal di Jepang, maka setelah Kyuhyun kecil dilahirkan keluarganya pindah dan menetap di sana hingga saat ini.

Sebagai lulusan terbaik dengan predikat cumlaude di Tokyo University, hal ini memberikan jalan bagi Kyuhyun untuk melanjutkan Magisternya dimana saja yang pada akhirnya mengantarkannya pada jalan ini; menjadi Diplomat muda yang tampan dan dicintai banyak wanita.

Ini bukan salahnya kan? Tapi mungkin hanya Victoria (dan Lee Sungmin tentunya) yang terlihat tidak begitu tertarik pada keunggulannya.

Ya, Victoria adakalanya memasang wajah tidak tertarik meskipun ia dan Kyuhyun sering bersenang-senang. Sedangkan untuk Lee Sungmin, sepertinya lebih dari sekedar tidak tertarik, tapi pria itu sangat memusuhinya.

"Fine, tenanglah. Ini hal yang biasa." Jawab Kyuhyun sambil memandang beberapa orang Security restoran sedang mengusir wartawan yang terus berusaha memotretnya dari jendela kaca.

Kyuhyun mendesah, besok pagi namanya akan menjadi topik pembicaraan hangat disurat kabar pagi dan mungkin dirinya tidak akan bisa keluar dari apartemen untuk beberapa hari.

Ia harus menghubungi Donghae. Pengacaranya itu harus segera menyelesaikan semua kekacauan ini dengan baik seperti biasanya.

"Oh, Ya. Apa yang ingin kau bicarakan tadi?" Victoria bertanya lagi.

"Oh, tidak. Aku hanya ingin merayakan ulang tahunmu saja."

Kyuhyun berdehem berusaha menyembunyikan kekikukannya. Ini bukan saat yang tepat untuk menyampaikan lamarannya karena Victoria pasti tidak menginginkan lamaran yang seburuk ini.

"Selamat ulang tahun."

Victoria tersenyum. "Kau memang laki-laki yang romantis. Sayang semuanya terjadi seperti ini, tapi kau cukup membuatku gembira. Aku juga punya kabar baik untukmu."

"Benarkah? Apa itu?"

"Aku akan segera menikah."

Senyum Kyuhyun tiba-tiba memudar. Victoria akan menikah dan meninggalkannya? Jauh dari lubuk hatinya yang paling dalam ia bersyukur Lee Sungmin datang tadi, setidaknya Sungmin menghindarkannya dari sesuatu yang lebih memalukan daripada berdebat dengan pengacara kejam itu.

Victoria akan menikah dan Kyuhyun baru mengetahuinya? Diam-diam ia melirik ke jari manis Victoria dan di sana memang sudah melingkar sebuah cincin perak yang indah. Victoria akan menikah dengan siapa? Dia tidak perlu tahu dan tidak ingin tahu.

"Kenapa dengan wajahmu itu?" Tanya Victoria

"Kau akan meninggalkanku? Kita tidak bisa bersama lagi? Bersenang-senang bersama, menghabiskan malam bersama?"

"Kenapa semuanya harus berakhir? Aku menikah hanya untuk menyenangkan kedua orang tuaku, tapi aku tidak akan bisa meninggalkan kesenanganku sendiri. Kita masih bisa memiliki affair yang menyenangkan, bukan?"

Kyuhyun lagi-lagi berusaha tersenyum. Itu artinya Victoria masih tertarik kepadanya meskipun hanya untuk bersenang-senang.

Baiklah, Victoria yang meminta dan Kyuhyun akan melakukannya. Dia akan membuat Victoria senang hingga Kyuhyun merasa bosan dan menemukan perempuan baru. Lagipula apa yang sedang dia khawatirkan? Semua wanita menginginkannya, bukan?

Dengan ketampanan dan hartanya yang melimpah, tidak ada wanita didunia ini yang bisa menolak pesona Cho Kyuhyun. Dengan kebahagiaan seperti ini Kyuhyun merasa ingin terus hidup selamanya dan tidak pernah menikah.

Ia tidak pernah menyukai satu wanita dalam satu waktu, jadi tidak menikah adalah pilihan yang baik. Tuhan pun sepertinya tidak mengizinkan Kyuhyun untuk menikah karena satu-satunya perempuan yang dianggap pantas menjadi istrinya sudah diikat oleh orang lain.

Bukan masalah, hal seperti ini tidak akan jadi masalah bagi Cho Kyuhyun selagi dunia masih terus memproduksi makhluk bernama wanita.

~ KYUMIN ~

Pagi ini Kyuhyun merasa lesu. Ia tidak akan ke kantor hari ini dan Donghae pasti sudah mengurusnya. Kepalanya agak pusing karena banyak hal yang mengganggunya.

Dimulai dari Lee Sungmin dan kliennya, Victoria yang sudah menolaknya bahkan sebelum Kyuhyun menyatakan lamarannya, sampai berita yang mungkin sudah merebak luas dikalangan masyarakat.

Pilihannya untuk tidak segera pulang sepertinya adalah pilihan yang sangat tepat. Kyuhyun beruntung, Donghae adalah pengacara yang baik juga sahabat dan sepupu yang baik selama dirinya berada di Seoul karena Donghae tidak pernah membiarkan Kyuhyun kewalahan dalam hal apapun.

Donghae membuka pintu kamarnya dan menatap Kyuhyun yang masih duduk di atas ranjang sambil memegangi kepalanya. Sesekali ia menggeleng dan tersenyum melihat Kyuhyun yang sudah sangat sering seperti ini. Mengesankan jika ia masih terkejut saat sepupunya pulang seperti itu tadi malam.

"Kau sudah baikan?" Tanya Donghae lalu kembali duduk di meja makan.

Dengan malas Kyuhyun keluar kamar yang ditumpanginya dan duduk di dekat Donghae lalu meminum air putih yang ada di hadapannya dengan brutal. Itu gelas Donghae, tapi Donghae tidak protes, ia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya penuh kemakluman.

"Kau mabuk semalam. Sudah ingat?"

Kyuhyun menyeringai. "Tentu saja. Aku ditolak semalam sebelum aku menyampaikan lamaranku. Sudah sewajarnya aku mabuk."

"Kapan kau akan berhenti membuat skandal? Kau bahkan lebih terkenal dibandingkan artis internasional. Pejabat seharusnya menjadi panutan."

"Sudahlah Hyung, aku sedang tidak butuh ceramah. Semuanya sudah kau urus? Bagaimana hasilnya?"

"Kali ini kelihatannya sulit. Pihak kantor bisa saja mengeluarkanmu jika skandal ini tidak selesai dengan mudah."

"Tapi kau bisa menyelesaikannya kan, Hyung? Perempuan itu minta apa?"

"Tentu saja yang itu sama sekali tidak sulit, semuanya sudah selesai. Tapi kabar seperti ini bisa menjadi pembicaraan selama berbulan-bulan. Beberapa waktu lalu kau dimaafkan karena itu yang pertama tercium oleh media dan mungkin kau tidak salah sepenuhnya. Tapi kali ini berbeda, keledai bodoh saja tidak akan masuk ke lubang yang sama untuk kedua kalinya. Sekarang cobalah untuk menyelesaikannya, atau dalam beberapa bulan kedepan kau akan dikembalikan ke Jepang dan usahamu untuk menjabat posisi yang lebih tinggi di Tokyo akan sia-sia."

"Oh, tentu saja. Ini semua karena Lee Sungmin. Laki-laki gila itu selalu menangani kasus-kasusku dan semuanya melibatkan media. Sebelum dia menjadi pengacara semua masalahku bisa selesai tanpa skandal, kan?" Kyuhyun berdecak. "Lalu apa yang harus kulakukan, Hyung?"

"Menikahlah."

"Apa? Bukankah sudah kukatakan kalau aku sudah ditolak. Aku harus menikah dengan siapa?"

"Menikah dengan siapa saja dan skandal akan lenyap. Kau ingat Park Shi Hoo, kan? Skandal bahwa dirinya memperkosa seorang wanita itu hilang begitu saja saat masyarakat luas tahu kalau dia sudah menikah, semua orang bahkan melupakan kasusnya begitu saja dan dirinya bisa hidup dengan tenang sampai sekarang. Lagi pula sampai kapan kau akan menolak perjodohan yang diadakan Appaku?"

Kyuhyun termenung. Walau bagaimanapun dia tidak akan menikah dengan orang sembarangan. Tapi siapa calon yang tepat? Dia tidak mungkin ikut perjodohan begitu saja. Skandal kali ini benar-benar membuatnya jadi serba sulit.

"Kau punya ide? Wanita mana yang harus ku nikahi?"

Donghae tersenyum dengan sangat misterius. "Tenang saja, semuanya sudah ku atur. Demi kebaikanmu, berusahalah untuk kali ini. Berjanjilah apapun yang terjadi kau tidak akan menyerah begitu saja."

"Maksudmu?"

"Aku menyerahkan calon istriku kepadamu."

Kali ini Kyuhyun tidak berkomentar. Keningnya berkerut tajam. Sejak kapan Donghae punya calon istri? Dan lagi-lagi ia tidak mengetahui apa-apa, kelihatannya Kyuhyun sangat banyak ketinggalan beberapa informasi belakangan ini.

Donghae memiliki kekasih, Kyuhyun mengetahuinya dengan baik tapi dia dan pria itu baru bertemu beberapa minggu sejak jatuh cinta pada pandangan pertama mereka terjadi. Lee Hyukjae, pria bermata sipit dengan gummy smile yang cukup tampan, meskipun Hyukjae cukup menarik tapi Kyuhyun tidak akan menikahi mahasiswa tahun kedua.

"Aku dijodohkan," Ujar Donghae berusaha menjawab keheranan Kyuhyun. "Dengan putra salah seorang kerabat Appa. Tapi dengan berbagai cara aku sudah berhasil membujuk Appa untuk menggantikan diriku denganmu."

"Tunggu, putra? Jadi aku akan menikah dengan seorang pria?"

"Ya, dia pria. Apa kau keberatan menikah dengan seorang pria? "

"Pria tidak masalah. Tapi katakan padaku, seperti apa dia? Apakah dia menarik? Tubuhnya bagaimana?"

"Sudahlah, percayalah padaku kau pasti akan menyukainya." Jawab Donghae.

Kyuhyun menelan ludah. Seperti apa pria itu? Donghae bilang Kyuhyun pasti akan menyukainya dan seharusnya ia percaya kalau Donghae sangat hafal dengan seleranya. Donghae tidak mungkin berbohong.

~ KyuMin ~

Sungmin memandangi surat kabar dengan senyum pahit. Banyak wartawan yang datang meliput berita tentang Cho Kyuhyun, Diplomat playboy itu. Tapi tidak ada satupun yang memuat beritanya kecuali siaran langsung saat ia menampar laki-laki itu di restoran.

Ia ingin sekali melihat beritanya, tapi sayangnya Shindong yang merupakan teman se-flatnya tidak sempat merekam tayangannya karena sibuk menganga saat menonton televisi.

Lagi-lagi Cho Kyuhyun melakukan hal yang sama, ia menarik semua berita tentang skandalnya. Tapi percuma karena meskipun ada orang yang menyaksikan siaran langsung itu, semuanya akan lenyap begitu saja seperti sebelum-sebelumnya.

Cho Kyuhyun beruntung memiliki Donghae sebagai pengacaranya, laki-laki itu bertindak sangat cepat dan sangat menguntungkan kliennya. Sebenarnya sebagai sesama pengacara Sungmin merasa sangat terkesan dengan Donghae, terlebih saat dia tahu kalau Donghae dan dirinya sudah dijodohkan, ia merasa hampir mati karena terlalu bahagia.

Pemikiran kolot yang menguntungkan, Sungmin seperti mendapat durian runtuh karena dirinya akan dinikahi oleh senior yang sangat dikaguminya sewaktu kuliah dulu.

"Kau sudah berjanji pada eomma untuk menikah dengan laki-laki itu, kan?" Sungjin menyapanya.

Adik laki-lakinya itu adalah satu-satunya saudara yang menemani eommanya di rumah, sedangkan Sungmin hanya datang sesekali karena Districk Gyeonggi terlalu jauh dari jangkauan kerjanya.

Daerah yang indah ini sudah menjadi tempat dimana Sungmin tumbuh dan dilahirkan. Dan sekarang, atau lebih tepatnya beberapa saat lagi akan menjadi tempatnya bertemu dengan calon suaminya yang sudah begitu lama dikaguminya.

"Berjanjilah, kali ini kau akan menikah. Eomma sudah sakit-sakitan dan sangat ingin melihatmu di pelaminan. Kau selalu memanipulasi semua perjodohan yang diadakan, sehingga mereka semua akhirnya menolakmu."

"Eomma tenang saja. Kali ini aku tidak akan mengecewakanmu."

Bunyi mesin mobil menderu dan berhenti di depan rumah. Jantung Sungmin tiba-tiba berdetak kencang. Dia mungkin memang akan menikah diusia muda dan semoga saja akan bahagia.

Demi eommanya, Sungmin akan berhenti bersikap egois dan menjadi anak penurut kali ini. Ini adalah perjodohan pertama yang dijalaninya semenjak appanya meninggal dunia beberapa bulan yang lalu.

Sungmin sangat tahu kalau eommanya menaruh harapan yang sangat besar terhadap perjodohan kali ini, dan Sungmin akan menerimanya.

Dia bukanlah pria yang pandai bergaul untuk menemukan kekasih seperti teman-temannya yang lain. Selama di flat, ia bahkan terlalu sering menghabiskan malam sendirian karena Shindong selalu pergi bersama kekasihnya.

Sejak dilahirkan, Sungmin memang bukan seorang yang pandai untuk bersenang-senang. Ia lebih dikenal karena kekakuan dan ketajaman bahasanya.

"Kau tidak ingin mengintip dulu?" goda Sungjin.

Sungmin menggeleng. Ia berlari cepat menuju kamar untuk memberikan penampilan terbaiknya dan itu pasti akan memakan banyak waktu. Lebih baik ia sedikit menahan diri untuk melihat calon suaminya. Karena ia sudah tahu seperti apa wajahnya, yang ingin diketahuinya adalah apakah Donghae akan menerimanya dengan baik atau tidak.

~ KyuMin ~

Sebuah rumah yang tidak terkesan mewah namun juga tidak terlalu sederhana di Districk Gyeonggi, bagi Kyuhyun pemandangan kali ini cukup menarik.

Memikirkan kalau dirinya akan segera bertemu dengan calon istrinya, Kyuhyun menjadi sangat berbinar-binar dan juga sangat antusias. Tapi sejak kapan dirinya memiliki perasaan yang seperti ini? Bukankah dia tidak ingin menikah jika bukan karena didesak oleh keluarganya?

Kyuhyun tidak akan merencanakan lamarannya untuk Victoria tempo hari jika menuruti kata hatinya. Sekarang desakannya juga bertambah dan sepertinya pilihan untuk segera menikah tidak bisa dielakkan lagi.

Tapi walau dirinya akan menikah mustahil bagi Kyuhyun untuk berhenti, dia tidak akan berhenti menjalankan hobinya yaitu bersenang-senang dengan banyak wanita.

"Paman, bagaimana orangnya?" Kyuhyun berbisik kepada pamannya, ayah Donghae, sambil membawa tas yang berisi pakaian mereka.

"Dia menarik tidak?"

"Tentu saja."

"Tapi tidak terlalu gemuk, kan? Tidak terlalu kurus juga, kan?"

Pamannya berdehem. "Berhentilah, apa yang sedang kau fikirkan? Ayo masuk."

Kyuhyun mengulum senyum penasarannya. Seorang wanita setengah baya berwajah oriental bersama anak laki-lakinya yang kelihatannya tidak asing menyambut mereka dengan bahagia. Melihat wajah anak laki-laki itu mengingatkan Kyuhyun pada seseorang. Tapi entahlah, dia sama sekali tidak ingin mengingat-ingat, yang jelas siapa yang akan menjadi tunangannya lebih menarik perhatian dibandingkan apapun sekarang.

Jarak yang jauh membuat Kyuhyun dan pamannya harus menginap disini paling tidak untuk semalam. Nyonya Lee sudah menyiapkan sebuah kamar sederhana yang hangat untuk menentang angin musim gugur yang berhembus di luar.

Setelah mengemasi barang-barangnya, Kyuhyun dan pamannya turun untuk makan siang. Hanya ada tiga orang anggota keluarga, tapi rumah ini memiliki banyak kamar.

Ketiganya sekarang sedang berkumpul di ruang makan dan seseorang yang sedang membantu ibunya dengan ceria itu membuat Kyuhyun terperangah. Lee Sungmin?

Kyuhyun mematung tak menyangka, Sungmin untuk pertama kalinya terlihat lebih menarik. Ia mengenakan sebuah jeans ketat dan kemeja putih berbayang dengan bahan cukup transparan. Dua pakaian yang membalut tubuhnya secara serasi, berbeda dengan sikap yang ditampilkannya selama ini.

"Kalian sudah datang? Silahkan duduk."

Kyuhyun tersenyum kepada Nyonya Lee, ia dan pamannya kemudian duduk di meja makan dengan sangat bersahaja dan Sungmin duduk di hadapannya.

Tidak sekalipun Kyuhyun memalingkan pandangannya dari Sungmin dan dia dapat melihat kalau Sungmin mengalami keterkejutan yang sama. Wajahnya yang ceria tadi tiba-tiba saja berubah menjadi wajah kaku seperti yang sering Kyuhyun lihat.

Seandainya bukan dirinya yang duduk di sini, seandainya Donghae yang datang, Kyuhyun yakin kalau laki-laki itu akan terus berusaha untuk terlihat manis sepanjang hari.

Selama di meja makan Kyuhyun tidak bisa menghindar untuk memperhatikan tubuh Sungmin, kemeja itu benar-benar membuatnya tampak menggairahkan. Penglihatannya sama sekali tidak salah saat melihat Sungmin untuk pertama kalinya meskipun pada saat itu Kyuhyun tidak bisa memperhatikan laki-laki itu lama-lama.

Kyuhyun tiba-tiba menyentuh pipinya, Semua tamparan Sungmin masih bisa dirasakannya dengan sangat jelas.

Paman Cho menyenggol Kyuhyun yang masih memandangi Sungmin tanpa henti sambil terus melahap makanannya.

"Lihatlah anak ini nyonya, sepertinya dia terus memperhatikan putramu. Dia pasti sangat tertarik."

"Benarkah?" Nyonya Lee terlihat sangat antusias. "Kalau begitu syukurlah. Sungmin selalu ditolak setiap kali melakukan perjodohan. Entah apa yang terjadi dengan calon-calonnya itu."

Kyuhyun berdehem setelah menelan makanan yang dikunyahnya.

"Ditolak? Ku rasa aku tahu sebabnya, dia terlihat sangat kaku."

"Oh, tidak seperti itu. Mungkin karena dia sedang gugup sekarang. Dia berjanji akan menikah melalui perjodohan kali ini bila kau tidak menolaknya. Tidak, dia mengatakan janji yang sama setiap kali perjodohan diadakan. Sayangnya, seperti yang kukatakan kalau pada akhirnya mereka semua membatalkan perjodohannya. Apa kau menyukai putraku?"

"Eommaaa." Sungmin mendesah.

Melihat itu Kyuhyun menyunggingkan sebuah senyum tipis di sudut bibirnya. Hanya sesaat karena berikutnya Kyuhyun berakting kebingungan. "Apakah aku harus memberi jawaban sekarang?"

"Tidak, tentu saja tidak. Kau bisa menjawabnya nanti setelah kau pulang ke Seoul. Kalau kau sudah memutuskan untuk menerima atau menolak, katakan saja pada pamanmu. Kalau kau menerimanya tentu aku akan sangat bersyukur sekali tapi semuanya tetap akan aku serahkan kepada kalian berdua."

"Eomma, hentikan." Sungmin mendesah lagi. Ia mungkin merasa malu dengan ucapan eommanya.

~ KyuMin ~

"Aku hampir kena serangan jantung saat dia mengatakan kalau kau sangat kaku," Nyonya Lee mengomentari putranya yang sedang membantunya di bagian belakang rumah. "Dia sangat tampan dan seorang Diplomat, dia sangat cocok denganmu."

"Bukankah seharusnya Cho Donghae yang datang? Kenapa harus dia?"

"Apa kau bodoh? Kau masih menginginkan pengacara itu untuk datang? Ayahnya bahkan menganggapmu terlalu berharga untuk dipasangkan dengan putranya. Dia menggantinya dengan laki-laki yang lebih baik. Seharusnya kau berterima kasih."

Sungmin mendengus pelan. Lebih baik? Inilah akibatnya bila eommanya tidak suka menonton TV dan terlibat dengan dunia luar, semua orang di Korea saat ini sedang berbisik-bisik tentang betapa bajingannya Cho Kyuhyun.

Dengan wajah tampan dan karir yang gemilang, dia sudah menjadi penggoda yang cukup sukses untuk menghabisi entah berapa orang perempuan di atas ranjangnya setiap malam. Sayang sekali hanya sedikit yang menuntut keadilan dari Kyuhyun.

Sungmin sangat ingin membuka mulut tentang semua ini, tapi sepertinya bukan waktu yang tepat. Ia tidak akan membuat eommanya khawatir karena Kyuhyun pasti akan menolak, atau Sungmin yang akan membuat Kyuhyun menolak perjodohan ini.

"Dia cukup tampan, kan? Dan yang paling penting laki-laki itu menyukaimu."

"Benarkah? Semua laki-laki yang datang juga bersikap seperti itu pada awalnya."

"Itu karena kau sangat egois. Alasan mereka semua sama saat menolak. Kau 'terlihat sangat kaku dan kata-katamu itu sangat kejam'. Berusahalah menjadi pria yang dia inginkan dan segeralah menikah," Nyonya Lee kemudian menyerahkan dua tumpukan selimut kepada Sungmin dengan hati-hati. "Kau antarkan ke kamar mereka sana."

Sungmin lagi-lagi mendesah. Dengan malas dirinya mengantarkan kedua selimut itu ke lantai dua, mungkin ia akan membawa selimut itu ke kamarnya dulu untuk mengganti pakaian meskipun itu harus membuatnya bolak-balik.

Jadi pria yang diinginkan Cho Kyuhyun?

Apa dia harus membuka pakaiannya di depan laki-laki itu? Eommanya juga akan segera kena serangan jantung kalau dia mengetahui seperti apa calon yang diinginkan Kyuhyun.

Sungmin menggenggam selimut itu dengan erat. Begitu menaiki tangga genggamannya mengendor saat melihat Kyuhyun keluar dari kamar tamu, ia sudah berganti pakaian dan mungkin akan menyusul pamannya ke halaman.

Yang bisa Sungmin lakukan sekarang hanya berpura-pura tidak melihat dan berjalan lurus menuju kamarnya, barulah ia akan kembali lagi untuk mengantarkan selimut itu.

Sungmin memaki dirinya sendiri dalam hati karena merasa gugup, kenapa ia gugup seperti sekarang ini karena Kyuhyun sedang memandanginya dan menghalangi jalannya. Sungmin menghela nafas lalu memandang Kyuhyun dengan kesal.

"Tidak bisa minggir?" Sungmin berkata dengan nada sinis meskipun suaranya tidak selantang yang biasa dilakukannya terhadap Kyuhyun.

"Kebetulan sekali, Aku ingin menemuimu."

"Untuk apa? Kau tidak boleh terlalu berharap. Apapun yang terjadi aku tidak akan menikah denganmu. Jadi lakukan apa yang kukatakan, tolak perjodohan ini dan menyingkir dari hadapanku sekarang. Aku harus segera kembali ke kamar!"

Kyuhyun memandang ke belakang sekilas, pintu kamar yang berada di ujung itu ternyata milik Sungmin? Tapi melihat selimut yang Sungmin bawa, Kyuhyun menduga kalau seharusnya selimut itu dibawa ke kamar tamu. Kyuhyun bisa merasakan kalau Sungmin hanya berusaha menghindar dan tidak ingin melihat wajahnya.

"Selimut itu harusnya kau bawa ke kamarku, kan?"

"Tidak, ini untukku sendiri." Sungmin segera menutup mulutnya. Kenapa ia mesti berbohong? Seharusnya ia langsung memberikan selimut itu kepada Kyuhyun agar tidak perlu masuk ke kamar tamu dan meletakkannya sendiri di tempat tidur laki-laki itu.

"Itu untukmu sendiri? Kau kekurangan selimut?"

"Tentu saja, musim dingin akan segera tiba dan aku sudah mulai merasa kedinginan. Aku butuh tambahan selimut."

Lagi-lagi Sungmin berbohong. Dia memang orang yang tidak pandai berbohong karena kegugupannya sangat terlihat jelas. Sungmin menunduk saat melihat Kyuhyun tersenyum padanya, Senyuman yang sudah membuatnya tidak bisa berfikir jernih. Sejak kapan ia menjadi bodoh saat berhadapan dengan orang ini?

"Kalau begitu biarkan aku menghangatkanmu." Kyuhyun beraksi cepat. Karena sesaat kemudian Sungmin sudah ditarik ke dalam kamar dan merasakan bunyi pintu tertutup di belakangnya.

Sungmin menggenggam selimut yang dibawanya semakin erat, tapi tidak lama karena selimut itu segera terjatuh ke lantai ketika ia menyadari Kyuhyun sudah memandangi setiap inci tubuhnya.

Kyuhyun bergerak selangkah demi selangkah mendekati Sungmin tapi pria itu tidak bergerak sedikitpun, ia sedang berusaha mempertahankan diri dengan memasang wajah tergalaknya.

Sungmin mulai merasa terintimidasi meskipun ia terus berusaha menantang dan memandang wajah Kyuhyun dengan pandangan tidak suka. Perlahan-lahan ia mundur dan berusaha menjaga jarak.

"Mau apa kau?"

"Lihat dirimu. Ternyata kau sangat cantik. Kau berdandan seperti ini untukku?"

"Kalau aku tahu yang datang adalah kau, aku tidak akan memakai pakaian seperti ini. Dan berhenti memanggilku cantik karena aku bukan seorang wanita!"

"Jadi, kau berdandan seperti ini demi Donghae?" Kyuhyun tertawa, tawa yang terdengar sangat menyeramkan. "Harusnya kau tidak menggunakan kemeja berbayang ini." Ia menyentuh pundak Sungmin dengan satu jarinya sehingga Sungmin mundur selangkah lagi dan membuatnya jatuh ke tempat tidur.

Sungmin terpekik kecil saat Kyuhyun tiba-tiba sudah merangkak di atas tubuhnya dan menyentuh dadanya

"Tapi aku suka kemeja ini."

"Kau mau kemeja ini? Aku punya banyak!"

Kyuhyun tertawa lagi. Sungmin masih berusaha mengejek dalam situasi segawat ini. "Kau punya banyak? Menarik! Bagaimana kalau kancing-kancing ini ku buka?" Sebelah tangan Kyuhyun terangkat, mulai membuka kancing-kancing itu satu demi satu dan berhenti ketika Sungmin menepis tangannya.

"Kau mau bersikap kurang ajar padaku?"

"Lalu kenapa kau tidak berteriak? Kau menyukainya, kan? Katakan saja."

Pandangan mata Kyuhyun semakin terlihat bergairah. Terlebih saat melihat leher mulus Sungmin yang bergerak karena menelan ludah, pandangannya kemudian turun ke kemeja yang sudah terbuka sebagian dan memamerkan sebagian dada Sungmin.

"Kau sangat pandai menuntut, kan? Kalau di tempat tidur, sekuat apa tuntutanmu?"

Kyuhyun menarik tangan Sungmin yang menghalangi pandangannya dan menekannya dengan kuat ke atas ranjang. Ia kemudian kembali membuka kancing kemeja Sungmin yang ketiga dan keempat. Menggairahkan sekali dan sekarang dirinya sangat terangsang.

Tapi mendengar bunyi pintu terbuka membuat Kyuhyun menarik dirinya dari ranjang dan berdiri menghadap pamannya dengan nafas terengah-engah.

Sungmin juga melakukan hal yang sama, ia berdiri dan menghadap ke dinding untuk mengaitkan kembali kancing-kancing kemejanya yang dilepaskan oleh Kyuhyun.

"Kalian berdua sedang apa?" Paman Cho menatap Kyuhyun dan Sungmin bergantian dengan sangat heran. Tidak ada seorangpun yang menjawab hingga Sungmin berbalik dengan pakaiannya yang sudah kembali utuh lalu mengambil selimut yang berserakan di lantai.

"Aku mengantarkan selimut Paman." Meskipun Sungmin berusaha untuk tampak biasa tapi dari suaranya barusan Paman Cho bisa merasakan kegugupannya yang luar biasa. "Tapi selimutnya terjatuh, aku akan menggantinya. Permisi."

Paman Cho tersenyum kecil dan membiarkan Sungmin keluar dari kamar. Ia memandang Kyuhyun lagi dan menutup pintu.

"Kau mau melakukan apa bocah? Bagaimana kalau aku tidak datang tadi?"

"Aku hanya bermain-main sedikit. Tenanglah Paman, aku tidak akan melakukan apa-apa."

"Tidak melakukan apa-apa? Kau nyaris menelanjanginya!"

"Paman, dia menyukainya. Dia tidak berteriak, kan?"

Paman Cho memukul kepala Kyuhyun dengan keras sehingga laki-laki itu mengaduh. "Dia pria terhormat. Mana mungkin dia akan berteriak begitu saja di rumahnya sendiri. eommanya bisa kena serangan jantung kalau mengetahui kelakuanmu ini!"

.

TBC

.

Ah, ga tahu kenapa tiba-tiba pengen publish ini juga. Saya lagi seneng bgt sama karya-karyanya Phoebe jadi berniat me'remakenya kembali menjadi versi KYUMIN, She is awesome, right!

Thank's for Reading...^^