CAST:

Cho Kyuhyun

Choi Siwon

Others

Pairing: Wonkyu,

Genre: Friendship, Romance maybe, BL

Disclaimer: Seperti umumnya sebuah Fanfict, semua nama yang disebut hanya pinjaman semata (meski pengennya jadi nyata), karena sejatinya nama-nama tersebut memiliki cerita kehidupan sendiri. Dan mereka milik Tuhan, mereka sendiri dan keluarga mereka.

Satu lagi Fanfict amatir yang lahir dari seorang newbie, mohon dimaklum. Tidak suka, tidak perlu mencoba membacanya. Kritik seperti apapun diterima, asal disampaikan dengan bahasa yang nyaman bagi semua. Dan maaf untuk semua Typo(s)

Chapter 3

HEAVENLY FOREST

Ada yang pernah nonton J-Movie Heavenly Forest? FF ini terinspirasi dan diadaptasi dari sana, tapi tidak persis sama. Saya mengambil garis besar cerita tapi dengan beberapa (banyak) perubahan dan tentu dengan Wonkyu didalamnya, so...enjoy

"Yah..Choi Siwon ppaboo, kau lempar kemana gigiku? Siwon-ssi..."

"HAHAHAHA... aku lupa, tadi kulempar asal saja."

"Aiisshh...nanti kalau gigi baruku tidak tumbuh, itu salahmu!"

"Mwoo?Hahahaha..."

Siwon dan Kyuhyun berlarian sepanjang koridor fakultas science, tepatnya Kyuhyun mengejar Siwon. Napas mereka memburu, pasalnya sejak keduanya turun dari bis, Kyuhyun terus mengejar Siwon, mengabaikan pandangan puluhan pasang mata yang menatap heran.

"Yah...yah..Cho Kyuhyun, kau menangis?" Siwon membungkuk, mensejajarkan tubuhnya dengan Kyuhyun yang berjongkok sambil menenggalamkan wajahnya diantara lutut, isakan kecil mulai terdengar.

"Huwaaaaa kalau peri gigi tidak berhasil menemukan gigiku bagaimana? Aku tidak mau memakai gigi palsu." Kyuhyun mengusap air mata yang membasahi pipinya kasar, hidungnya tampak memerah.

Siwon ingin tergelak melihat ekspresi Kyuhyun, namun ketika menatap sepasang manik dibalik kacamata itu tidak berhenti mengeluarkan air mata, tak urung pemuda itu ikut berjongkok didepan Kyuhyun, tersenyum mengamati orang yang sudah tiga bulan ini tinggal bersamanya.

"Hey...kau masih percaya peri gigi?" Siwon mengacak rambut Kyuhyun, rambut hitam yang selalu acak-acakan.

Kyuhyun mengangguk, mencebilkan bibir dengan isakan kecil lolos darinya.

"Itu benar-benar gigimu? Maksudku kau masih memiliki gigi susu?"

Kyuhyun kembali mengangguk. "A-Aku...masih memiliki beberapa gigi susu. Aku senang kalau gigi susuku tanggal lalu diganti gigi baru, gigi yang dimilliki orang dewasa, itu membuktikan kalau aku tumbuh besar. Tapi kau menghilangkan gigiku, jika peri gigi tidak menemukan gigiku maka gigi dewasaku tidak akan pernah tumbuh,huwaaa..."

Tangis Kyuhyun kembali pecah, tidak peduli kini mereka benar-benar menjadi pusat perhatian. Sebagian dari mahasiswa fakultas science bertanya apa yang terjadi, yang dibalas dengan lambaian tangan oleh Siwon.

"Yah..yah...berhenti menangis, kau membuatku terlihat buruk." Siwon mulai panik, terlebih dengan tatapan menyalahkan dari orang yang kebetulan berpapasan.

"Shirooo..." teriakan Kyuhyun sontak membuat koridor itu sunyi, semuanya kini menatap dua anak manusia yang berjongkok ditengah koridor dengan salahsatu diantara keduanya menangis.

"Haisshh kau benar-benar..."

"Ini.." Siwon menyodorkan gumpalan kertas tisu.

Kyuhyun menatap gumpalan tisu itu penuh tanya.

"Gigimu ada didalamnya.." Siwon mengacung-ngacungkan gumpalan tisu itu tepat didepan wajah Kyuhyun.

"Jinjjayo..?" mata Kyuhyun membesar, senyumya melebar memperlihatkan deretan gigi,dengan gigi premolar satunya hilang.

Siwon menganguk, dia terkekeh ketika melihat Kyuhyun benar-benar kehilangan satu giginya. " Apa masih ada lagi gigi susu yang harus tanggal?" Siwon menunjuk deretan gigi Kyuhyun.

Kyuhyun menganggukan kepalanya cepat "Mungkin dua atau tiga lagi."

Siwon hanya ber 'O', merasa geli bercampur takjub. Kyuhyun diusianya yang ke delapan belas tahun masih memiliki gigi susu, itu sulit dipercaya.

"Siwon-ssi..?" sebuah sapaan terdengar dari belakang Siwon.

"Lee..Lee Hyori-ssi?" Siwon berdiri dengan cepat, tersenyum canggung.

Beberapa saat gadis cantik bernama Lee Hyori itu mengamati Kyuhyun yang masih berjongkok dengan segumpal tisu dalam genggamannya. Hyori berdehem sebelum memasang senyum manisnya, " Ada yang ingin kubicarakan denganmu Siwon-ssi, bisa ikut aku?"

Siwon menggosok tengkuknya, mengangguk dan mengikuti langkah gadis yang selama ini selalu dikaguminya.

Kyuhyun mengeratkan genggaman tangannya pada gumpalan tisu berisi gigi susunya. Beberapa saat dia menekuri ujung sepatunya, perasaan tidak nyaman yang sama ketika menyaksikan kebersamaan Siwon dan Hyori kembali dirasakannya.

Kyuhyun memberanikan diri mengangkat kepalanya, melihat punggung Siwon dan Hyori yang berjalan bersisian. Ah...dilihat dari arah manapun keduanya tampak serasi jika bersama. Kyuhyun tetap memperhatikan keduanya, dengan pandangan nanar.

Srettt

Ketika Siwon menolehkan kepalanya untuk melihat Kyuhyun, pemuda bertubuh mungil itu mengerjap. Dengan spontan Kyuhyun mengembangkan senyum dan mengacungkan tinjunya ke udara dan menggumamkan 'hwaiting' untuk Siwon.

WONKYU

EVERADIT

"Siwon-ssi tungguuu..., sepatumu..."

Siwon membalikkan badan, heran melihat Kyuhyun mengejarnya dengan sepasang sepatu yang diacungkan ke udara. Siwon tersadar sesuatu dan melihat kakinya,kemudian dia tersenyum.

"Hoshh...hosh...sepatumu." Kyuhyun membungkuk menyanggakan lengannya di lutut, mengatur napasnya yang ngos-ngosan. Tak berapa lama dia meletakan sepasang sepatu pantofel hitam dijalan aspal. "Untung kau belum terlalu jauh."

Siwon tersenyum, pandangan penuh terima kasih dia layangkan pada Kyuhyun yang kini menjejerkan sepatu pantofel hitamnya. Siwon melepas sepatu kets dan menggantinya dengan sepatu yang dibawa Kyuhyun.

Kyuhyun bertepuk tangan, "Jja...sekarang kau boleh pergi, jangan sampai terlambat."

Siwon terpaku sesaat, mengamati Kyuhyun yang terlihat gembira. Ah bukankah Kyuhyun selalu terlihat gembira, meskipun terkadang anak itu akan menampilkan ekspresi merengut.

"Kyuhyunnie, terimakasih." Siwon menepuk pipi Kyuhyun yang tampak memerah.

Kyuhyun mengerjap, panggilan Siwon untuknya kembali berubah, dan yang sekarang terdengar sangat manis. Oh kyuhyun bahkan tidak bisa menyembunyikan ketersipuannya.

"uh-huh, aku sadar belakangan kalau kau memakai sepatu yang salah. Stelan jas yang kau pakai sama sekali tidak cocok dipadukan dengan sepatu kets. Bukankah semuanya memiliki pasangan masing-masing? Pasangan yang akan serasi jika bersama? Dan kita tidak mungkin memaksakan sesuatu yang terlihat tidak serasi untuk bersama?" Ada kegetiran dalam suara Kyuhyun, menyadari itu Kyuhyun lantas tertawa hambar. "Lupakan, aku terlalu banyak bicara. Jja...pergilah."

Siwon termangu, merasa tidak percaya dengan apa yang dikatakan Kyuhyun. Jenis perkataan langka yang bisa didengar dari seorang Cho Kyuhyun. Tiba-tiba dia merasa ragu untuk memenuhi janjinya pada Lee Hyori, tiba-tiba dia merasa lebih baik berada di flatnya seharian bersama Kyuhyun, tiba-tiba dia merasa...

"Kyu..bukankah hari ini kita akan pergi ke pasar dan mengambil gambar? "

Siwon tiba-tiba teringat dengan janjinya untuk pergi bersama Kyuhyun mengambil gambar, dan sialnya dia baru mengingatnya sekarang ketika dia sedang bersiap pergi memenuhi janji dengan Lee Hyori.

Kyuhyun mengangguk, Siwon mengira Kyuhyun akan merengut dan mencebil. Namun perkiraannya salah, karena Kyuhyun tetap tersenyum. "Tidak masalah, janjimu dengan Hyori-ssi lebih penting."

Setelah itu Kyuhyun berbalik dan meninggalkan Siwon yang menatap punggung kurus itu berjalan makin menjauh.

.

.

.

.

Kyuhyun menendang-nendangkan kaki ke udara, diliriknya jam yang seolah berjalan lambat. Sudah jam sembilan malam dan Siwon belum kembali. Kyuhyun mengacak rambutnya, merutuki kebodohannya sendiri. Bukankah ini terlalu dini bagi pasangan yang berkencan untuk kembali pulang? Dan Siwon bukan pengecualian, bahkan ini kencan pertama mereka, kencan yang Kyuhyun yakin sangat ditunggu Siwon.

Cklek...

Kyuhyun terlonjak ketika mendengar pintu depan terbuka, Siwon pulang. Kyuhyun tergesa menghampiri meja bundar yang diatasnya tersedia semangkuk besar sop ikan jamur. Kyuhyun menyuapkan sesendok penuh nasi dan sup ikan jamur, mengunyahnya tergesa.

"Aku pulang..."

"Owh..Khau phulang.." Kyuhyun –berpura-pura- tidak mempedulikan Siwon, dan sibuk dengan makanannya.

Siwon mengangkat kedua alisnya melihat Kyuhyun yang tampak sibuk dengan makanan. Dia mengambil tempat dihadapan Kyuhyun. Jas yang tersampir dipundak dia lempar begitu saja keatas sofa,melonggarkan dasi, membuka dua teratas kancing kemeja dan menggulung lengan kemeja putihnya. Dia tersenyum mengamati pipi Kyuhyun yang menggembung dengan bibir yang mengecap-ngecap makanan yang ada didalam mulutnya.

"Kau baru makan malam?'

Kyuhyun mengangguk.

"Hmmm sepertinya terlambat." Siwon melirik jam tangan yang melingkar dipergelangan tangan kirinya.

Kyuhyun menelan makanannya dan meminum air putih. "Aku memasak sendiri, jadi sedikit terlambat."

"Mwo? Kau memasak sendiri semua makanan ini?"

"Tentu." Kyuhyun tersenyum bangga.

"Wahhh daebak, boleh kucicipi?"

Kyuhyun ingin sekali bersorak, dan menyerahkan mangkuk berisi sup ikan buatannya. Namun dia menggeleng, menggeser sup ikan mendekat ke arahnya yang mana membuat Siwon menatap Kyuhyun dengan pandangan tidak percaya.

"Yah..kau pelit sekali. Kutebak pasti rasanya aneh."

Siwon membekap mulutnya sendiri, tersadar dengan apa yang diucapkannya, dia melupakan bahwa Kyuhyun memiliki masalah dengan penciuman dan berpengaruh pada kemampuannya dalam merasakan suatu rasa makanan.

"Ani...ini rasanya enak, aku membuatnya mengikuti resep dari tivi." Rengut Kyuhyun. "lagipula kau pasti sudah menikmati makan malam romantis bersama Lee Hyori. Jadi tidak perlu lagi memakan makananku"

Tiba-tiba Siwon mencekal pergelangan tangan Kyuhyun, dan mengarahkan sendok berisi sup ikan yang dipegang Kyuhyun kemulutnya. Perpaduan rasa gurih, pedas dan sedikit asam dirasakan Siwon. Pemuda itu tersenyum memperlihatkan lesung pipinya.

"Hwoaaa ini benar-benar lezat." Kini Siwon merebut sendok di tangan Kyuhyun dan mulai memakan sup beserta nasi yang ada dihadapannya.

"Sudah kubilang ini enak." Kyuhyun masih merengut, namun jika diperhatikan matanya menampilkan binaran ceria. Bukankah ini harapannya? Membuatkan makan malam untuk Siwon? Meskipun Kyuhyun tahu kecil kemungkinan Siwon akan menikmati masakannya mengingat Siwon pergi kencan dengan Lee Hyori dan tentu mereka tidak akan melewatkan untuk makan malam berdua. Namun, sekarang Siwon terlihat menikmati makanannya.

"Bhagaimanah Khau Membutnya Kyuh?" Mulut Siwon penuh makanan dan terlihat akan tersedak, Kyuhyun menyodorkan segela air putih miliknya yang segera diminum oleh Siwon. "Maksudku, bukankah ketika memasak kita harus mencicipi makanannya? " Tanya Siwon hati-hati.

"Oh oh...aku belum menceritakan kalau penciumanku mulai berkembang?" Kyuhyun mencondongkan tubuhnya kearah Siwon, dia menggerak-gerakkan cuping hidungnya. "Ah...wangimu enak, lembut."

Siwon ternganga tidak percaya. "Ba-bagaimana mungkin? Bukankah.."

"Iisshhh...aku sedang dalam masa pertumbuhan. Penciumanku ikut berkembang, dan sekarang aku sedikit demi sedikit bisa merasakan aroma dan rasa makanan, yeayyyy..." Kyuhyun tersenyum lebar. "Dan wangi badanmu enak Siwon-ssi.."

Siwon ikut tersenyum, dia mencubit ujung hidung Kyuhyun sampai memerah. "Bodoh, wangi tubuhku sama dengan wangi tubuhmu. Kita menggunakan bedak bayi yang sama, ingat?"

"benarkah?" Kyuhyun mengangkat lengannya lalu menciumi ketiaknya. "Whoaaa iya benar...aku baru menyadarinya."

Keduanya tertawa, sesekali mereka menyuapkan makanan. Saling berbagi suapan dengan sendok, mangkuk dan gelas yang sama.

EVERADIT

WONKYU

Kyuhyun bergerak gelisah, berkali-kali dia merubah posisi tidurnya. Terlentang, menelungkup, lalu miring, miring menghadap Siwon yang terlihat sudah lelap tidur, kemudian berubah jadi memunggungi Siwon. Bahkan kini dia menungging, bibirnya meringis berusaha menahan sakit.

Menyadari pergerakan yang terus menerus, Siwon akhirnya terjaga. "Kyuhyun, kau belum tidur?" Siwon memijit dahinya, dia menyalakan lampu. Dalam penerangan yang lebih jelas, dia terkejut melihat Kyuhyun yang menungging. "Hey..apa yang kau lakukan?" Siwon membelalak ketika melihat ekspresi wajah Kyuhyun yang meringis, keringat membasahi pelipsnya. "Kyuhyun, kau sakit?" Siwon menggoyangkan lengan Kyuhyun. Kyuhyun masih meringis. "hey...bagian mana yang sakit?"

Kyuhyun menggelengkan kepala, dia mulai merebahkan tubuhnya dengan memeluk guling, bibir bawah digigitnya, dia ingin menangis.

Siwon kebingungan, dia menyentuh bahu Kyuhyun dan perlahan melingkarkan lengannya sampai kedada Kyuhyun. "Katakan, bagian mana yang sakit? Perlu kubelikan obat? Atau kita ke rumah sakit?"

Kyuhyun menggeleng.

"Kumohon katakan sesuatu Cho Kyuhyun!" Siwon menggoyangkan tubuh Kyuhyun yang kini tanpa sadar ada dalam dekapannya.

"A-Ani...perutku sedikit tidak nyaman, sup ikan buatanku mungkin beracun."

"Jangan berbohong Cho Kyuhyun, hanya kau yang sakit, aku tidak."

"Hehehe...aku baik-baik saja Siwon-ssi." Kyuhyun membenamkan wajahnya ke bantal, menggigit ujungnya. "Bolehkan aku minta tolong?"

"Tentu, katakan apa yang bisa kubantu?" Siwon bangkit dan bersiap jika Kyuhyun membutuhkan sesuatu.

"Tolong pijat punggungku."

"Mwoo?"

"Punggungku rasanya sakit, biasanya akan hilang jika dipijat." Kyuhyun menjangkau punggung dan mengusap-ngusapnya.

Meskipun tidak yakin, Siwon menyentuhkan telapak tangannya dipermukaan punggung Kyuhyun. Siwon menghela napas begitu merasakan tonjolan tulang belakang disana. Kyuhyun memang terlihat kurus, tapi Siwon tidak pernah menyangka jika Kyuhyun akan sekurus itu. Tubuh Kyuhyun seakan tidak memiliki daging, hanya tulang berbalut kulit. Pantas saja, baju yang dipakainya selalu terlihat kebesaran.

Perlahan Siwon mengusap punggung Kyuhyun keatas dan kebawah. Menekannya lembut, sesekali diremasnya perlahan.

"Apa begini?"

Kyuhyun mengangguk.

Kyuhyun memang mulai merasakan kenyamanan. Punggungnya masih terasa sakit, tapi pijatan lembut Siwon dipunggungnya sedikit mengurangi penderitaanya.

Siwon mengamati ekspresi wajah Kyuhyun, menilai tingkat kesakitan yang dialami pemuda kurus itu. Tangannya tetap memijat punggung Kyuhyun pelan.

"Siwon-ssi.."

"Hmmm..."

"Apa kencanmu menyenangkan?"

Siwon terdiam, entah kenapa dia merasa enggan menceritakan 'kencan'nya kepada Kyuhyun. "Hmmm.."

"Gadis seperti Lee Hyori pasti menyenangkan kalau diajak kencan."

"Yeah.."

"Ayo ceritakan kepadaku."

"Eoh? Tidak ada yang istimewa kurasa."

"Bohong, aku melihat fotonya. Lee Hyori terlihat cantik dengan gaun pengantin itu, kau juga terlihat serasi dengan tuxedomu."

"hey...kau.."

"Fotonya terjatuh dari dalam jasmu kurasa, aku menemukannya dilantai. Kalian terlihat seperti sepasang calon pengantin,kkkk"

"Yah..tidak seperti itu." Siwon kembali membaringkan tubuhnya, tangannya tidak beranjak dari punggung Kyuhyun. "Ma-Maksudku, itu adalah bonus dari pembelian tiket kami. Ahahaha...kau tahu aku tidak percaya kalau gadis seperti Lee Hyori menyukai hal-hal klasik seperti pameran pernikahan."

"tapi kau senang bukan?"

"Eummhh...mungkin. Lagipula hari ini adalah hari ulang tahun Lee Hyori, jadi anggap saja itu sebagai hadiah ulang tahunnya."

Kyuhyun terdiam.

"Siwon-ssi apa kau selalu memberi hadiah pada orang yang berulang tahun?"

"Ne? Oh..mungkin iya, jika aku mengenalnya dengan baik."

"Apa aku termasuk salah satunya?"

"Te-tentu.."

"yeayy...aku akan menagih hadiah ulang tahunku minggu depan."

"mwoo? Minggu depan kau berulang tahun?"

"Ani...tapi anggaplah begitu, karena aku membutuhkan hadiah ulang tahunku minggu depan."

"Yah.."

"Apa kau ingin menolak memberi hadiah ulang tahun padaku?" Rengut Kyuhyun.

"hadiah apa yang kau inginkan?"

"Hmmm sebuah ciuman.."

"Mwooooo..?" Siwon hampir mendorong punggung Kyuhyun karena kaget, namun segera menahan dan memijatnya kembali. "Yah..kau gila. Bagaimana mungkin kau meminta hadiah seperti itu, lagipula kita ini.."

"Sudah kuduga kau pasti menolaknya.." Rengut Kyuhyun.

"I-itu bukan hal yang mudah diminta sebagai hadiah ulang tahun Cho Kyuhyun."

"Tapi aku menginginkannya sebagai hadiah ulang tahunku." Lirih Kyuhyun.

Siwon merasa tidak enak, terlebih kini Kyuhyun dalam kondisi kesakitan. "Berikan alasan kenapa kau meminta hal itu?"

Kyuhyun terdiam sejenak.

"Aku mendaftar lomba fotography, temanya tentang cinta. Aku ingin menjadikanmu modelku."

"Mwo? Ada lomba seperti itu? Kenapa aku tidak tahu?"

"Ani...ani..ani, kau tidak boleh tahu dan mengikutinya, aku tidak mau punya saingan sepertimu."

Siwon terkekeh, dia bisa membayangkan Kyuhyun yang cemberut dengan pipi mengembung dan bibir yang mencebil. Sayang posisi Kyuhyun kini memunggunginya.

Siwon mengusap bahu Kyuhyun. "Baiklah, apa yang harus kulakukan hmmm?"

"Tentu saja menciumku. Hey..apa kau belum pernah berciuman sebelumnya?" Kyuhyun berusaha melirik Siwon, namun tidak berhasil. Dan dia tidak memiliki keberanian untuk membalikan tubuhnya.

"Te-tentu saja aku pernah berciuman." Jawab Siwon gugup. "Katakan, kenapa kau memilih foto seperti itu, kau tahu mungkin kau akan didiskualifikasi atau semacamnya, kita sama-sama laki-laki." Tegas Siwon.

"Aku tahu, tapi bukankah diluar sana banyak foto-foto yang lebih kontroversi? Percayalah, hasilnya bukan sekedar foto adegan dua laki-laki yang berciuman, tapi aku akan menggunakan kemampuan fotografiku dan membuat foto yang indah."

Siwon kembali terkekeh. "dengan kamera polaroidmu?"

"Tentu tidak, besok aku akan membeli kamera baru dan menggunakannya pertama kali untuk foto ciuman kita."

Siwon terdiam, dia merasa sedikit risih ketika Kyuhyun menyebut 'ciuman kita'. Namun Siwon tidak memungkiri ada rasa penasaran dan keingintahuan atau mungkin ketidaksabaran akan foto ciuman mereka.

WONKYU

EVERADIT

"Geser ke sebelah kanan sedikit, ani..ani...ani jangan terlalu jauh."

Kyuhyun memberi instruksi pada Siwon, melalui view finder kamera, Kyuhyun menentukan posisi yang pas.

"Ya, benar disana. Jangan bergerak." Kyuhyun mengacungkan jempol ke arah Siwon.

Siwon berdiri dengan kaku, mengikuti semua arahan Kyuhyun karena disini Kyuhyun adalah fotografernya, dan Siwon adalah modelnya. Berkali-berkali Siwon mencuri pandang ke arah Kyuhyun yang masih fokus pada kamera, mengatur lensa dan efek cahaya.

Ini adalah harinya, hari dimana Siwon akan memberi hadiah 'ulah tahun' untuk Kyuhyun, hadiah yang tidak wajar menurut Siwon. Dan dia merasa sangat canggung. Bukan hanya hari ini saja, bahkan sejak malam itu Siwon selalu merasa canggung ketika berhadapan dengan Kyuhyun.

"Siwon-ssi, kau siap?"

Siwon terlonjak mendapati Kyuhyun kini berdiri tepat dihadapannya. "Ne? Oh...yeah...a-aku siap." Siwon mengusap leher belakangnya, kikuk.

Kyuhyun tersenyum lebar, "Aku sudah menentukan view yang bagus, kuyakin hasilnya akan sempurna."

Siwon hanya tersenyum, dia benar-benar merasa canggup atau mungkin gugup. Dan melihat senyuman Kyuhyun yang tampak tenang, kegugupan Siwon makin bertambah. Dialah modelnya disini, dia yang akan mencium Kyuhyun tepat dibibirnya. Siwon akan mencium seorang Cho Kyuhyun, seorang laki-laki sama sepertinya. Bisa saja Siwon menganggapnya sebagai sandiwara, karena ini hanya untuk kepentingan pemotretan, yah...ini hanya sandiwara. Hanya sebuah kecupan singkat, dan Kyuhyun akan memencet bulb dari cable shutter realese yang dipegangnya, maka semuanya selesai. Benar, Siwon hanya perlu mengecup bibir Kyuhyun singkat.

"Siwon-ssi..." Kyuhyun melambaikan tangan didepan wajah Siwon. Lagi-lagi pemuda itu terkaget. "Ayo kita mulai..."

Siwon mengerjap, berusaha fokus. Siwon maju selangkah, mendekat. Sesaat ditatapnya Kyuhyun yang berdiri tepat didepannya, wajah Kyuhyun kini hanya berjarak satu jengkal darinya. Beberapa saat Siwon menatap Kyuhyun, meneliti wajah Kyuhyun dengan seksama. Kyuhyun masihlah terlihat seperti seorang bocah, meskipun beberapa waktu terakhir Kyuhyun bersikeras mengaku kalau dirinya tumbuh besar. Tanpa sadar Siwon tersenyum.

Siwon meletakan kedua tangannya dipundak Kyuhyun, pandanganya diarahkan pada bibir Kyuhyun, dan saat itu Siwon menyadari satu hal. Bibir Kyuhyun, jika diperhatikan dan dilihat dari dekat memiliki warna peach alami, sedikit tebal namun terkesan lembut dan kenyal, menarik untuk ukuran bibir seorang laki-laki.

Siwon ragu-ragu mendekatkan wajahnya..

"Tu-Tunggu.." seru Kyuhyun tiba-tiba, membuat Siwon memundurkan kembali wajahnya. Ada perasaan kecewa yang dirasakan Siwon, apakah Kyuhyun merubah keputusannya? Apa Kyuhyun merasa takut? Apa Kyuhyun menolak untuk dicium?

Srett

Kyuhyun membuka kacamatanya, memperlihatkan sepasang bola matanya.

Deg

Siwon terkesiap, baru pertama kali Siwon benar-benar bisa melihat mata Kyuhyun tanpa terhalang kacamata. Sepasang mata dengan bentuk yang indah, sedikit bulat dan besar. Dan warna irisnya? Iris mata Kyuhyun memiliki warna yang menarik, coklat gelap, bersinar dan berkarakter. Indah, Siwon harus mengakui jika Kyuhyun memiliki sepasang mata yang sangat indah, sepasang mata yang selama ini tersembunyi dibalik kacamatanya. Dan ketika mata itu mengerjap, Siwon hanya bisa memandanginya takjub.

"Siwon-ssi.." Lirih Kyuhyun.

"Oh? A-apa tidak masalah? Matamu?"

Kyuhyun mengerjapkan matanya, membuat Siwon kembali terkesiap. "Tidak masalah, hanya sebentar."

Kyuhyun mengulas senyum, dan entah untuk kebarapa kalinya Siwon kembali terkesiap, mungkin untuk kali ini dia mengakui dirinya terpesona dengan senyuman Kyuhyun. Senyuman yang dibentuk dari bibir Kyuhyun, bibir yang akan dia cium sebentar lagi.

Siwon memegang kedua lengan Kyuhyun. Kembali dia mendekatkan wajahnya kearah Kyuhyun, menghilangkan jarak dan...sebuah kecupan didaratkan Siwon dibibir Kyuhyun. Sebuah kecupan singkat, namu efeknya luar biasa. Siwon bisa merasakan kelembutan permukaan bibir Kyuhyun, meski hanya menempel sekilas namun Siwon bisa merasakan getaran yang perlahan menjalar dalam tubuhnya.

Kyuhyun mengerjap ketika dirasakannya sapuan singkat dibibir, matanya yang tidak sempat dipejamkan ketika Siwon mengecup singkat bibirnya kini terbelalak. Siwon hanya sekilas menciumnya? Hanya begitu? Bahkan Kyuhyun belum sempat memencet bulb yang dipegangnya. Kyuhyun menatap mata Siwon, bibirnya terbuka hendak melontarkan protes, namun..

Mmmmppphhh...

Kyuhyun merasakan bibirnya terbungkam, bukan hanya menempel, namun Kyuhyun merasakan bibirnya disesap dengan kuat. Siwon menciumnya? Lagi? Atau mungkin inikah ciuman yang sebenarnya?

Siwon kembali merasakan kelembutan dan kekenyalan yang membuatnya tergelitik untuk melumat rakus. Bibir Kyuhyun? Inikah rasaanya menyentuh bibir Kyuhyun langsung dengan bibirnya? Tekstur yang terasa pas untuk dikulum dan dirasakan tiap inchi permukaannya, kekenyalan yang menggoda untuk dilumat. Siwon merasakannya, merasakannya dengan sempurna bagaimana bibirnya membelai bibir Kyuhyun, menghisap dan mengulumnya.

Refleks Siwon menangkup rahang Kyuhyun dengan tangan besarnya, memastikan tautan bibir yang mereka lakukan tidak terlepas dan makin dalam, dengan kelembutan yang terjaga. Siwon menjaga irama, merasakan kecapan menggetarkan.

Ditepi danau dengan permukaan air yang tenang, disela guguran daun dan cicitan burung kenari. Sebuah lensa kamera mengabadikan kedua insan yang tertaut dalam sebuah ciuman lembut. Sebuah ciuman yang diawali kecanggungan, sebuah ciuman yang didasari suatu persetujuan tanpa rasa. Kini, ciuman itu masih tertaut, kedua bibir masih merasakan getaran halus dan manisnya kecapan rasa. Keduanya tidak mengetahui berapa lama mereka menautkan bibir, dan mereka tidak peduli.

Kyuhyun menarik dirinya, tangannya yang melingkar erat dipinggang Siwon jatuh disisi tubuhnya. Perlahan dia membuka mata, wajah Siwon masih melekat diwajahnya. Hidung mereka saling bersentuhan, seolah bertukar hembusan napas. Kyuhyun tidak percaya, Siwon menciumnya dengan cara seperti itu. Benar, dirinya yang meminta Siwon untuk menciumnya namun dia tidak pernah mengira ciumannya akan menjadi seperti itu, terlalu lembut dan Kyuhyun tidak bisa menahan gejolak yang ada didadanya. Tubuhnya terasa gemetar dan seolah bisa jatuh sewaktu-waktu, dengan kendali diri yang tersisa Kyuhyun beruasaha menapakan kakinya.

Siwon mengulas senyum, ibu jarinya membelai pipi Kyuhyun, halus seperti bayi. Perlahan dia memundurkan tubuhnya dengan mata yang masih menatap wajah Kyuhyun yang tampak memerah.

"Apa kau sudah yakin kita mendapat foto yang bagus?"

Kyuhyun mengangguk, terselip rasa sakit ketika mendengar pertanyaan Siwon. Pertanyaan yang seolah menyadarkannya bahwa ciuman itu terjadi karena memang diperlukan.

Siwon kembali tersenyum, matanya membulat seolah teringat sesuatu. " Wow...kau sepertinya bertambah tinggi?" Siwon mengamati Kyuhyun dari atas kebawah. Sekarang tinggi Kyuhyun sudah sedagunya, pertama kali mereka bertemu tinggi Kyuhyun hanya sebatas dadanya.

Kyuhyun mencebil, "Sudah kubilang aku masih dalam masa pertumbuhan, dan akhir-akhir ini pertumbuhanku semakin pesat."

Siwon terkekeh, dia mendudukan dirinya diatas rumput, melempar pandangan ke tengah danau yang masih sama tenangnya. Segera Kyuhyun mengikutinya. Duduk tepat diamping Siwon dengan bahu mereka yang bersentuhan.

Keduanya terdiam, angin yang berhembus sesekali mempermainkan rambut mereka.

"Kau tahu, dongeng yang terkenal tentang ciuman?" tanya Kyuhyun tiba-tiba.

Siwon melirik kearah Kyuhyun sekilas. " Dongeng putri salju kurasa.."

"Benar, dan aku sangat menyukai dongeng itu,kkkk"

Siwon hanya mendecih, dia sendiri tidak benar-benar tahu seperti apa dongeng putri salju.

"Dan aku ingin menciptakan dongeng seperti itu, mmmm...sesuatu seperti kau akan mati jika berciuman?" Ucap Kyuhyun dengan nada datar dan diakhiri kekehan kecil.

"Kuyakin tidak akan ada orang yang mau mendengar dongeng seperti itu Cho Kyuhyun."

Keduanya kembali terdiam.

"Kau tidak ada kelas? Aku harus kembali, tidak ada toleransi untuk fisika kinektik." Siwon beranjak.

"Aku masih ingin disini.." Jawab Kyuhyun setengah berbisik.

Siwon mengacak rambut Kyuhyun dan melangkah pergi setelah memastikan kalau Kyuhyun harus berhati-hati ketika meloncati pagar pembatas sendirian.

"Siwonnie..."

Siwon menghentikan langkahnya, panggilan tidak biasa yang diberikan Kyuhyun untuknya terasa aneh namun tidak dipungkiri terdengar manis.

"Apa yang kau rasakan ketika kita berciuman? Apa kau merasakan sesuatu?" tanya Kyuhyun, dia sama sekali tidak menoleh kearah Siwon. "Sedikit saja, apa kau merasakan sesuatu?"

Siwon mematung, mencerna pertanyaan Kyuhyun.

"Lupakan, sampai ketemu..." Kyuhyun melambaikan tangan meskipun tetap tidak menoleh ke arah Siwon.

Sepeninggal Siwon Kyuhyun masih dalam posisinya, memejamkan mata. Hari ini terasa sempurna baginya, dan dia mensyukuri apa yang terjadi hari ini. hari yang mungkin tidak bisa dia dapatkan kembali.

"Appa...Eomma...aku harus bagaimana?"

WONKYU

EVERADIT

"Aku pulang..."

Teriak Siwon, dilangkahkan kakinya menuju ruang tengah. Hanya kesunyian yang didapatinya, mungkin Kyuhyun belum pulang, pikirnya.

Siwon melangkah kearah dapur, bermaksud mengambil minuman dari lemari pendingin. Alisnya terangkat ketika mendapati pesan yang tertempel disana.

Siwon-ssi...terima kasih atas semuanya.

Sampai jumpa

Cho Kyuhyun

Siwon tertegun sejenak, namun dia segera berlari ke arah kamar. Dia mendapati kamar masih seperti saat dia meninggalkannya, namun dia tidak mendapati koper Kyuhyun yang biasanya diletakan dipojok dekat jendela.

"Cho Kuyuhyun...Kyuhyun...kau dimana?" Siwon berlari kearah ruang tengah, membuka kamar mandi yang kosong. "Kyuhyun...yah..Kyuhyunnie..." Siwon masih berlari ketiap sudut rumahya. Menyalakan lampu penerang dikamar gelap, dan tetap tidak mendapati Kyuhyun disana.

Siwon memutuskan mencari Kyuhyun keluar, diluar hujan dan Siwon tidak peduli. Dia melangkahkah kakinya cepat menuju halte bis terdekat meski dia pesimis Kyuhyun akan berada disana, Dia terlalu berlari dan mencari.

Langkahnya terhenti didepan sebuah kedai mie china, dia disambut oleh pemilik kedai yang langsung bertanya tentang keberadaan Kyuhyun karena Siwon datang sendiri. Siwon hanya menggelang dan tangisnya tiba-tiba pecah.

Siwon duduk dipojok kedai Mie China yang mulai sepi, menatap lekat rintikan hujan yang terbias melalui kaca jendela. Kedai Mie China ini salah satu tempat yang disukai Kyuhyun, tempat ini membawa kehangatan, Siwon ingat betul perkataan Kyuhyun tentang tempat ini. Kyuhyun akan memesan semangkuk besar Mie China dan memakannnya dengan lahap.

Setelah dua jam, Siwon memutuskan pulang ke flatnya. Berharap Kyuhyun akan menyambutnya dengan senyum lebar seperti biasa. Namun semuanya tidak ada. Siwon berbaring ditempat tidur, tempat tidur yang sebenarnya cukup untuk satu orang, tapi Siwon tidak merasa sempit ketika Kyuhyun tidur disampingnya.

Siwon kembali teringat peristiwa di Hutan Surga tadi siang, ciuman mereka, dan keterpesonaan Siwon akan sosok Kyuhyun yang muncul tiba-tiba. Siwon meraih telepon genggam, mendial nomor Kyuhyun dan hanya dijawab oleh petugas operator.

Besoknya Siwon menatap hampa sebuah rumah berlantai dua, rumah keluarga Cho dikawasan Cheonamdong. Siwon tidak pernah menyangka Kyuhyun berasal dari keluarga yang berkediaman di kawasan elit seperti itu. Kyuhyun tidak pernah menceritakannya, atau mungkin Siwon tidak pernah ingin mengetahui tentang Kyuhyun lebih jauh.

Alamat rumah Kyuhyun dia dapat dari pihak universitas, meskipun dia harus berhadapan dengan sebuah fakta lain yang membuatnya ingin berteriak. Pihak Universitas mengatakan kalau Kyuhyun mengajukan pengunduran diri dua hari lalu tanpa alasan jelas. Dua hari lalu, itu berarti sebelum Siwon dan Kyuhyun mengadakan pemotretan. Saat itu Kyuhyun sudah mengundurkan diri dari universitas, dan Siwon tidak tahu.

Siwon disambut oleh seorang penjaga rumah, dan Siwon harus menerima kenyataan bahwa Kyuhyun dengan ayahnya meninggalkan rumah itu untuk waktu yang tidak bisa ditentukan. Penjaga rumah menolak memberi tahu keberadaan mereka, dan mengatakan jika rumah ini telah diserahkan ke agen property untuk dijual.

Siwon tidak pernah mengira jika Kyuhyun membawa pengaruh besar dalam hidupnya. Sosok yang selalu dipandang Siwon sebagai teman kecilnya menempati beberapa plot dalam kehidupannya. Siwon akan ragu membidikkan kamera, dan berpikir semuanya menjadi tidak sama ketika tidak ada Kyuhyun yang berlari kesana kemari ketika mengambil objek. Siwon akan lebih menjadi pendiam ketika dikampus bahkan mengabaikan teman klub atau Hyori sekalipun, dan dia selalu menginginkan Kyuhyun akan berjalan dibelakangnya, menggumamkan sesuatu atau sibuk dengan ring donuts-nya.

Siwon akan terdiam lama di kamar gelap, menikmati keheningan. Dan di saat seperti itu Siwon menginginkan Kyuhyun akan mengacaukan pekerjaan mencetak fotonya, membuatnya berteriak dan mengancam tidak akan membuatkannya pancake madu dipagi hari untuk sarapan.

Siwon menginginkan Kyuhyun berteriak untuknya, mencebil dan menggembungkan pipinya. Siwon menginginkan Kyuhyun akan muncul tiba-tiba saat dia menggosok gigi di kamar mandi dan menyanyikan jingle sebuah iklan produk pasta gigi saat mereka menggosok gigi bersama. Siwon menginginkan Kyuhyun memperhatikan hal-hal kecil dari dirinya, menjahitkan kancing kemeja yang hampir lepas, mengatur jadwal ke laundry, menyusun list kebutuhan saat berbelanja yang akan didominasi dengan cemilan manis untuk mereka.

Siwon kehilangan, sebuah pepatah klise yang mengatakan bahwa 'kau akan mengetahui betapa berartinya seseorang ketika kau berpisah dengannya' rupanya benar-benar berlaku.

Sampai akhirnya Siwon menyelesaikan study-nya, dia tidak bisa menghilangkan bayang-bayang Kyuhyun. Siwon mungkin menjalani hidup secara normal, masih bisa tertawa, melanjutkan hidupnya dengan baik. Namun, Siwon tidak bisa lagi merasakan kehangatan dan kenyamanan yang sama.

Siwon tidak pernah mengeetahui dengan pasti arti Kyuhyun baginya, namun dia mengetahui jika kepergian Kyuhyun meninggalkan lubang menganga dalam hatinya. Lubang yang bisa membuatnya akan termenung lama didepan sebuah objek yang menarik perhatiannya untuk dia foto. Lubang yang bisa membuatnya memakan ring donuts disela kesibukannya sebagai peneliti disebuah laboratorium milik pemerintah. Lubang yang membuatnya harus mencari jawaban dari pertanyaan 'apa yang telah dilakukan Kyuhyun dalam hidupnya?'

FLASHBACK END

WONKYU

EVERADIT

Siwon merasakan tubuhnya sedikit gemetar ketika memasuki gallery Freutz d'Art, tanpa sadar dia mencengkram undangan yang ada ditangannya. Siwon mengedarkan pandangan ketika dia berdiri ditengah lobi bernuansa hijau dengan aroma pinus. Sebuah lobi yang tidak terlalu besar dan hanya difungsikan sebagai ruang tunggu dengan sofa hijau daun yang diletakan dibeberapa sudut.

Seorang wanita berambut pirang dengan warna biru cerah menyambut kedatangannya dan mempersilahkan Siwon untuk mengisi buku tamu. Wanita itu sedikit terkejut ketika melihat wajah Siwon, dan tersenyum sekilas ketika mengetahui nama Siwon. Sebuah katalog pameran kini ada dalam genggaman Siwon. Siwon tersenyum lembut ketika menemukan nama Cho Kyuhyun sebagai fotografer tunggal yang memamerkan hasil karyanya. Ada rasa bangga yang terselip ketika mengetahui bahwa Kyuhyun menjadi fotografer yang diakui di negara maju seperti Amerika.

Lima tahun waktu yang dilaluinya dengan sebuah tanda tanya besar dalam hati tentang posisi Kyuhyun dalam hidupnya. Lee Hyori menjadi saksi bagaimana senangnya Siwon ketika menerima undangan menghadiri pameran yang diberikan Kyuhyun untuknya melalui tangan Lee Hyori. Gadis yang semakin cantik ketika menginjak usia dewasa itu hanya menyampaikan bahwa Kyuhyun menunggu Siwon.

Siwon menanyakan tentang keberadaan Kyuhyun pada wanita berambut pirang bernama Anne itu, namun wanita itu hanya mengatakan bahwa Siwon akan bertemu Kyuhyun saat Siwon sudah selesai menikmati pameran foto itu. Siwon tersenyum, apakah Kyuhyun ingin memberinya kejutan? Siwon yakin dengan pemikirannya itu. Bukankah hal-hal seperti itu benar-benar ciri khas seorang Cho Kyuhyun.

Siwon mulai menyusuri lorong dengan panel-panel pameran, panel yang ditempeli berbagai jenis foto. Foto yang dihasilkan dari bidikan kamera Kyuhyun. Siwon tidak berhenti untuk tersenyum, Kyuhyun benar-benar menjadikan fotografi sebagai jalan hidupnya. Foto-foto itu begitu luar biasa. Foto anak kecil yang tersenyum polos dengan pipi dipenuhi remah makanan, seorang kakek tua yang sedang mengisap cerutu dengan mata yang tetap memancarakan sinar meski garis usia yang membayanginya. Seorang perempuan bertubuh gemuk yang tengah menari. Seorang penjual daging yang tengah mengayunkan pisau dagingnya. Siwon bisa membayangkan bagaimana Kyuhyun mengambil gambar semuanya itu.

Siwon melanjutkan langkahnya kebagian lain lorong panel, berbagai foto lain tersaji disana. Siwon mengagumi bagaimana Kyuhyun mengabil semua gambar itu. Foto yang terlihat polos, tidak terlihat mewah namun terkesan hangat. Siwon bisa menangkap gumaman kekaguman dari pengunjung lain, dan Siwon merasa bangga akan itu.

Semakin lama Siwon menyusuri lorong panel pameran, makin berdebarlah dia. Dia merasa begitu dekat dengan Kyuhyun, meski hanya melalui foto-foto yang dibuat Kyuhyun. Hati Siwon berdesir ketika membaca beberapa catatan kecil dari setiap foto yang dipamerkan. Sebuah deskripsi atau hanya sekadar curhatan sang fotografer ketika mengambil foto itu. Dan ketika Siwon sampai pada panel bertemakan cinta, debaran di hati Siwon makin menggila. Foto-foto disana benar-benar membuat hati berdesir bagi siapapun yang melihatnya. Adegan tatapan mata, genggaman tangan, pelukan hangat, senyum penuh arti sepasang kekasih dan adegan ciuman yang diambil secara polos dan natural. Semuanya terlihat sangat menggetarkan jiwa, dan sampai disini kerinduan Siwon akan sosok Kyuhyun makin menjadi.

Dimana Kyuhyun? Kenapa sudah sejauh ini Kyuhyun belum memperlihatkan diri?

Siwon mengedarkan pandangannya, mencari siapa tahu Kyuhyun bersembunyi dibagian lain lorong itu dan mengamatinya. Namun Siwon tidak mendapatkan apa yang dicarinya. Siwon kemudian melangkahkan kakinya makin masuk kedalam bagian lain dari lorong, sampai dia tiba pada di depan sebuah ruangan bersekat kaca. Disana , didalam ruangan itu Siwon dapat melihat sebuah foto lain. Sebuah foto berukuran besar dan menjadi satu-satunya foto yang tergantung disana. Foto seseorang yang membuat Siwon ragu apakah dia mengenal sosok dalam foto itu atau tidak?

Siwon membuka pintu kaca dan memasuki ruangan itu, matanya tertuju pada foto berukuran besar. Sebuah foto dengan sosok menawan didalamnya. Sosok yang mengenakan kemeja dan celana putih. Warna kulitnya hampir menyerupai baju yang dikenakannya, begitu putih dan bersinar. Postur tubuhhnya terlihat mempesona, meski dari sebuah foto, tapi Siwon bisa memperkirakan bahwa sosok itu memiliki tinggi yang semampai dengan lekuk tubuh yang terlihat halus untuk ukuran laki-laki. Benar, sosok dalam foto itu adalah seorang laki-laki yang memancarkan pesona. Kulit putih pucat yang tampak bersinar, jemari lentiknya menggenggam bulb cable shutter release, memperlihatkan bahwa dia memfoto dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain. Siwon menatap sosok dalam foto itu dengan lekat, Cho Kyuhyun, sosok dalam foto itu Siwon yakini sebagai Cho Kyuhyun, orang yang dicarinya dan dirindukannya.

Siwon tercekat, Kyuhyun dalam foto itu terlihat berbeda. Postur tubuhnya terlihat lebih besar dan tinggi semampai, warna kulitnya tidak berubah, masih putih seperti transparan. Namun wajah Kyuhyun terlihat berbeda. Rambut hitam acak-acakan yang diingat Siwon berbeda dengan rambut Kyuhyun dalam foto, rambut yang diwarnai coklat karamel yang terlihat halus dengan bagian depan menutupi dahinya. Siwon ingin sekali menyentuh rambut itu dan merasakan kehalusannya.

Kyuhyun sepertinya benar-benar meninggalkan kacamatanya, matanya terlihat indah, bulat bersinar indah, meskipun dalam foto itu Kyuhyun berdiri menyamping, namun wajah Kyuhyun tertoleh ke kamera sehingga bagian-bagian wajah Kyuhyun terlihat jelas. Dan mata itu seakan menatap langsung siapa saja yang menatapa foto itu, dan Siwon menjadi terhipnotis karenanya. Pipi Kyuhyun yang kurus kini terlihat berisi dengan rona menghiasi kulit putihnya. Hidung mancung yang mencuat dan mempesona, dan bibir Kyuhyun. Siwon pernah mengagumi bibir Kyuhyun sebelum mereka tersatukan dalam ciuman, namun yang dilihatnya saat ini jauh lebih mempesona. Bibir sintal sewarna peach kontras dengan pipi putihnya, sedikit terbuka mempelihatkan lekukan indahnya. Kyuhyun benar-benar mempesona dan...cantik.

Beberapa saat Siwon mematung, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Meskipun waktu lima tahun bisa merubah wajah dan penampilan seseorang, namun perubahan Kyuhyun yang diperlihatkan dalam foto itu sangat luar biasa. Gambaran sosok Kyuhyun yang kurus dan bertubuh mungil dengan kacamata yang makin mempertegas penampilannya seperti bocah culun, kini berganti dengan sosok Kyuhyun yang begitu mempesona.

Lama Siwon menatap foto itu, menahan diri untuk meneriakan nama Kyuhyun dan mencarinya dengan brutal untuk meyakinkan matanya akan perubahan Kyuhyun yang mempesona. Namun, mata Siwon menangkap sebuah catatan panjang yang terletak dibawah foto besar itu. Sebuah catatan dalam tulisan Hangul dan ditujukan untuk Choi Siwon.

Annyeong Choi Siwon-ssi

Apa kau benar-benar menerima undanganku? Jika iya, maka apa yang telah kulakukan untuk pameran ini bermanfaat.

Siwon-ssi, bagaimana kabarmu? Kkkkk, sudah lima tahun tidak melihatmu. Kutebak, kau tetap tampan seperti biasa, benar? Ah...aku ingin melihat langsung dengan kedua mataku.

Siwon-ssi, aku hebat bukan? Aku mengumpulkan semua foto ini, dan setiap foto yang kuhasilkan aku pasti mengingatmu. Apa kau juga mengingatku?

Siwon-ssi, terima kasih telah datang dan menemuiku. Maaf, aku tidak bisa menemuimu langsung. Hey, apa kau terpesona denganku? Aku berubah bukan? Sudah kukatakan kalau aku akan tumbuh besar. Sekarang, aku benar-benar sudah dewasa. Aku bahagia, akhirnya aku bisa membuktikan kalau aku bisa tumbuh besar.

Aku bahagia telah mengenalmu. Aku bahagia karena akhirnya aku memiliki keinginan untuk berubah dan tumbuh dewasa setelah mengenalmu. Aku bahagia karenamu aku bisa merasakan indahnya hidup.

Siwon-ssi, aku bahagia

Maaf karena aku tidak bisa menemuimu langsung. Aku tidak yakin masih bisa menemuimu. Harga mahal untuk pertumbuhanku adalah tidak bisa menemuimu langsung saat ini.

Siwon-ssi, aku merindukanmu

Cho Kyuhyun

Siwon terpaku, dia tidak mengerti catatan yang dibuat Kyuhyun, apa arti semua ini? Dimana Kyuhyun saat ini? Apa yang terjadi dengan Kyuhyun? Bukankah Kyuhyun sendiri yang menyelenggarakan pameran ini? Tapi dia dimana? Kenapa Kyuhyun seolah tidak akan pernah menemuinya langsung?

Kepala siwon terasa berputar, dia tidak mengerti dengan semua ini. Dia mulai melangkahkan kaki, berusaha mencari keberadaan Kyuhyun. Langkahnya terhenti ketika sebuah panel lain membuatnya kembali mematung dan kali ini sukses membuatnya jatuh dengan lutut menyentuh lantai.

Disalah satu dinding, dalam ukuran foto yang sama besarnya, terpampang fotonya bersama Kyuhyun. Foto mereka saat berciuman, foto yang sangat indah. Siwon tidak kuat lagi, dia mulai menangis. Dia makin tidak mengerti, namun apa yang dilihatnya kini begitu membuat dadanya sesak. Disana, dalam foto itu dia dan Kyuhyun terlihat indah, mereka berciuman. Ciuman yang masih bisa Siwon rasakan sampai saat ini. Ciuman yang selalu Siwon bandingkan dengan ciuman orang lain yang berusaha dia kencani. Namun Siwon tidak pernah menemukan rasa ciuman yang sama seperti ciuman dalam foto itu.

Ciuman pertama dalam hidupku, dan jadi yang terakhir.

Aku bahagia

Cho Kyuhyun

Siwon terisak, dia tidak mempedulikan jika ada orang yang melihatnya dalam posisi seperti itu, dia tidak peduli. Dia memukul dadanya sendiri, seolah dengan begitu rasa sesak yang tiba-tiba menyerangnya akan berkurang.

"Siwon-ssi? Kau sudah melihatnya?" sebuah sapaan halus terdengar dari arah belakang.

Siwon menoleh dan mendapati Lee Hyori berdiri disana, gadis itu mengulas senyum hambar.

"Di-dimana Kyuhyun? Kumohon katakan dimana Kyuhyun?"

"K-Kau sudah menemuinya"

"Itu bukan Kyuhyun...itu bukan Kyuhyun, katakan dimana Kyuhyun-ku, kumohon..."

Lee Hyori mendekat kearah Siwon, dia menyentuh lengan Siwon dan mengusapnya lembut.

"Kau sudah melihatnya." Hyori mulai menitikkan air mata. "Itulah Kyuhyun yang bisa kau lihat."

Tangis Siwon makin menjadi, dia berusaha menepis semua pikiran buruk. Lee Hyori menarik tubuh Siwon yang bergetar kedalam pelukannya.

"Kyuhyun bahagia, dia menjalani hidupnya dengan bahagia karenamu Siwon-ssi."

Untuk berapa lama, mereka tetap dalam posisi itu. Siwon masih menangis dalam pelukan Lee Hyori.

Setelah tangis Siwon mereda, Hyori menarik Siwon kedalam ruangan lain, ruangan yang lagi-lagi membuat Siwon menangis.

Ruangan dengan kamera polaroid, kamera analog,tripod, dan peralatan fotografi lainnya, Siwon mengenali sebagiannya sebagai milik Kyuhyun. Namun yang membuat Siwon kembali menangis adalah sebentuk mozaik raksasa berbentuk hati yang tersusun dari ratusan foto polaroid. Foto-foto dirinya, foto-foto Siwon. Siwon yang tengah duduk sendiri, Siwon yang tengah tertawa, Siwon yang tengah tersenyum, mata Siwon, bibir Siwon, lesung pipi Siwon, Siwon yang teridur, Siwon yang sedang membidikan kamera, Siwon yang tengah menggosok gigi, Siwon yang tengah menulis dikelas, Siwon yang tengah berlari ditengah lapang, Siwon yang bertelanjang dada, Siwon yang menyembulkan kepalanya dari balik selimut, Siwon dengan kopinya, Siwon yang sibuk dengan adonan pancake, dan masih banyak Siwon dalam mozaik foto itu.

Siwon menyentuh mozaik itu...dan Siwon menemukan sebaris kalimat diujung mozaik. Sebuah tulisan kecil.

Choi Siwon aku mencintaimu, kumohon kau jangan membenciku karena ini

"Kyuhyun begitu mencintaimu Siwon-ssi, aku selalu menemukan cinta setiap kali dia menyebut namamu."

WONKYU

EVERADIT

"Maafkan aku karena tidak memberi tahumu sebelumnya Siwon-ssi. Itu permintaan Kyuhyun."

Siwon mengalihkan pandangannya keluar jendela cofee shop , mengamati lalu lalang pejalan kaki dliuar sana, Lee Hyori duduk diseberang meja yang mereka pesan.

"Aku bertemu Kyuhyun satu tahun yang lalu di China Town, awalnya aku tidak mengenalinya. Kau sendiri dapat melihat perubahan Kyuhyun, dia tampak berbeda. Namun dia menyapaku terlebih dulu. Hanya ketika dia tersenyum, aku percaya kalau itu benar-benar Kyuhyun. Dia seseorang yang hebat, kemampuan fotografinya diakui, bahkan menjadi salah satu yang terbaik. Kau tahu, aku sempat terpesona olehnya. Namun aku harus kecewa ketika dia berulang kali menyebut namamu. Ada karinduan yang besar akan dirimu Siwon-ssi, dan belakangan aku mengetahui kalau dia mencintaimu. Awalnya aku kaget mengingat kalian sesama pria, tapi melihat bagaimana Kyuhyun mencintaimu membuatku tersentuh. Dia mencintaimu, dan dia berjuang dengan hidupnya karena mencintaimu. Dia selalu mengatakan kalau jatuh cinta bisa membunuhnya, tapi dia tidak akan menyesal karena telah jatuh cinta padamu."

Siwon kini menatap Lee Hyori lekat, menunggu kelanjutan cerita dari gadis itu.

" Kyuhyun meninggalkan Korea bersama ayahnya, dia mengatakan ingin berpetualang. Tapi lebih dari itu Kyuhyun ingin berobat. Setelah bertengkar hebat dengan ayahnya karena Kyuhyun menolak tidak mau lagi meminum obat penghambat hormon pertumbuhan, akhirnya Kyuhyun punya keinginan untuk berobat. Dia sakit, dia mengidap penyakit yang diturunkan dari ibunya. Penyakit aneh dan langka, penyakit yang akan bertambah parah dan merenggut nyawa seiring pertumbuhan seseorang. Oleh karena itu, selama ini ayah Kyuhyun selalu memaksa Kyuhyun agar meminum obat penghambat pertumbuhan, membuat dia menjadi seperti anak kecil. Namun setelah bertemu denganmu Kyuhyun tidak mau lagi meminum obat itu, dia ingin bertumbuh dan menjadi orang dewasa yang mempesona. Dan ketika dia jatuh cinta padamu, maka pertumbuhannya semakin cepat, dan penyakitnya pun semakin memburuk dengan cepat. Kyuhyun pernah bercerita bahwa dia merasa bahagia karena telah mengenalmu dan mencintaimu, meskipun dia harus menahan rasa sakit teramat sangat."

Lee Hyori menatap Siwon sesaat, Siwon terlihat tenang.

"Kau tahu? dia sangat mempesona ketika membicarakan tentang cinta, sekalipun dia membicarakannya ketika terbaring di Rumah Sakit. Penyakitnya semakin memburuk dalam tiga bulan terakhir. Aku bahkan tidak tahan ketika mendapatinya menahan sakit. Tapi dia akan tersenyum dan mengatakan bahwa dia menjadikan rasa sakitnya sebagai bukti kebahagiaan karena telah mencintaimu Siwon-ssi. Dan satu bulan yang lalu Kyuhyun menyerahkan sebuah draft pameran fotografi. Rupanya dia telah menyiapkan sebuah pameran tunggal, yang dia khususkan untukmu. Aku hanya membantunya untuk menghubungimu dan menceritakan semua ini kepadamu."

Siwon memejamkan mata, setitik air mata jatuh dari sudut matanya. Dia menangis tanpa suara.

"Di-Dimana dia sekarang?"

Hyori menggelang.

"Dua minggu sebelum pameran ini digelar, aku kehilangan kontak dengannya. Rumah Sakit mengatakan kalau ayah Kyuhyun membawanya pulang karena sudah tidak ada harapan lagi, dan Pihak Rumah Sakit membenarkan jika kondisi Kyuhyun sudah final. Sejak itu aku kehilangan jejak. Dari beberapa kolega Kyuhyun, kudapat informasi jika Kyuhyun benar-benar pergi, untuk selamanya."

Siwon menudukkan wajahnya, dia menggigit bibirnya kuat. Bukan ini yang dia harapkan, bukan kabar seperti ini.

"Maafkan aku karena tidak mengabarimu ketika Kyuhyun masih ada, aku sangat ingin, tapi Kyuhyun selalu mengatakan dia akan lebih bahagia jika aku tidak melakukannya."

Tangis Siwon kembali pecah, tidak mempedulikan tatapan dari pengunjung lain cofee shop itu.

WONKYU

EVERADIT

Siwon menatap nanar jejeran foto yang dia susun diatas karpet diruang tengah apartemennya. Tumpukan foto lama, yang kini dia buka kembali. Semua foto itu seolah membuka kembali kisah lama.

Mungkin hanya dia dan Tuhan yang tahu, jika dia menyimpan foto seseorang. Foto-foto yang dia ambil secara diam-diam dan disimpannya diam-diam. Namun kepulangannya dari Amerika tiga bulan yang lalu membulatkan tekadnya untuk melanjutkan hobi yang sempat dilupakannya.

Siwon tersenyum menatap jajaran foto Kyuhyun dalam berbagai ekspresi, terkadang Siwon terkekeh ketika melihat foto Kyuhyun yang sangat lucu. Namun tawa itu kemudian berganti dengan senyum getir ketika mendapati kenyataan Kyuhyun saat ini.

Perhatian Siwon teralih pada sebuah surat dari sebuah gallery foto yang dikelola oleh salah satu kenalannya. Sebuah tawaran untuk bergabung sebagai fotografer freelance, dan Siwon menerimanya. Dia akhirnya menyadari jika dia akan tetap terhubung dengan Kyuhyun melalui foto dan kamera.

"Kyu...kau akan lihat, aku tidak akan kalah darimu. Kau akan menyesal karena tidak mau menungguku. Aku akan menghasilkan foto-foto yang sama bagusnya dengamu, ani..ani...foto-fotoku akan lebih bagus." Siwon terkekeh.

.

.

.

.

Klik

Klik

Klik

Siwon mengarahkan lensa kameranya ke berbagai arah. Sesekali dia tersenyum ketika merasa puas dengan objek yang difotonya.

Dia berdiri di pinggir jalan, memperhatikan rombongan pelajar yang sedang menyebrangi zebra cross. Dan kembali Siwon membidikan kamera ke arah mereka.

"Tuan, apa kau mendapat ijin untuk memfoto mereka?" Sebuah suara diiringi tepukan dipundak, menghentikan kegiatan Siwon.

Siwon membalikan badan, sesaat dia terkejut ketika berhadapan dengan seorang pria dengan kacamata hitam.

"Apa kau paparazzi?"

Pertanyaan itu? Suara itu? Dan Mata itu?

Siwon terbelalak ketika pria yang ada dihadapannya membuka kacamata hitam yang dipakainya.

"Kau tidak bertanya apakah mereka selebriti atau anak dari selebriti?"

Siwon masih terdiam, nafasnya seolah berhenti.

"Yaissh...Choi Siwon-ssi, kau boleh memfotoku jika kau begitu terpesona kepadaku."

Pria itu mengambil kamera dari tangan Siwon, dan..

Klik

Pria itu membidikan kamera tepat didepan wajah Siwon yang masih mematung.

"Oh Oke...yang kau lihat ini benar-benar seorang Cho Kyuhyun, umur 24 tahun seorang fotografer profesional."

Pria itu, Cho Kyuhyun memutar bola matanya kesal. Siwon masih mematung.

Cup

Kyuhyun mendaratkan sebuah ciuman dibibir Siwon, menekannya untuk beberapa lama, sebelum akhirnya dia menggerakkan bibirnya diatas bibir Siwon. Berusaha menyadarkan Siwon dari keterpakuannya melalui lumatan pada bibir Siwon. Kyuhyun mengalungkan lengannya dileher Siwon yang mana bisa dengan mudah dilakukannya mengingat tinggi mereka yang hampir sama.

Tidak mendapat respon, Kyuhyun melepas tautan bibirnya. Dia menatap kedalam mata Siwon langsung. "Siwonnie...cium aku."

Mpppphhhhh...

Sebuah tarikan dipinggang dan sebuah pagutan dibibir dirasakan Kyuhyun. Kyuhyun memejamkan mata, menikmati sentuhan yang begitu dirindukannya, sebuah sentuhan dari orang yang membuatnya berani berjuang mempertahankan hidup.

Kyuhyun tersenyum disela hisapan bibir Siwon pada bibirnya.

"Kau kemana saja? Aku merindukanmu dan hampir gila." Bisik Siwon disela pagutannya.

END

Epilogue

"Appa...kau tidak sedang berbohong bukan?"

Cho kangin, ayah dari Cho Kyuhyun mengulas senyum. Digenggamnya tangan putra tunggal yang disayanginya.

"Tidak sayang. Mereka berjanji bisa menyembuhkanmu. Meskipun tidak seratus persen yakin akan berhasil, tai mereka akan berusaha."

Kyuhyun mengulas senyum, matanya meredup, dia merasa lelah " Aku ingin sembuh Apaa.."

"Pasti kau akan sembuh Kyu, kita akan berjuang." Cho Kangin mengecup dahi Kyuhyun. " Deutchland Hospital di belanda menjanjikan akan berusaha untuk menyembuhkanmu sayang." Kangin memberikan senyum meyakinkan.

Kyuhyun mengangguk lemah. " Bawa aku kesana appa, aku ingin sembuh."

Kangin mengelus rambut Kyuhyun. Dia merasa memiliki punya harapan untuk kesembuhan putranya. Cukuplah istrinya dulu yang tidak bisa ditolong, kali ini dia tidak ingin menyerah. Usahanya mencari pengobatan untuk Kyuhyun menemukan titik cerah, sebuah rumah sakit di Belanda menawarkan pengobatan untuk penyakit Kyuhyun. Dan mereka akan melakukannya. Sehingga cinta dan jatuh cinta tidak lagi membuat Kyuhyun meninggal.

FIN

Annyeonghaseyo...

Ahhh akhirnya saya berhasil menamatkan ff ini,,hurrayy

Seperti biasa saya ingin menyampaikan maaf karena saya sudah mengacaukan Heavenly Forest orginal version-nya. Anggap saja ini hasil pemikiran absurd saya tentang film yang keren itu.

Baiklah...terimakasih untuk kalian yang mendukung FF ini, tehheehe kalian hebattt, banyak memberi inspirasi.

Semua pertanyaan mudah-mudahan terjawab yah...meski saya tidak bisa menyebutkan apa nama penyakit Kyuhyun, karena dalam filmnya pun g dibilangin nama penyakitnya. Saya berusaha membuka kembali buku patofisiologi, hasilnya? Saya tidak menemukan jawaban pasti. Jadi anggap saja penyakit seperti itu ada okeh?

Hhmmm tentang foto Kyuhyun yang ada dipameran, saya berusaha mendeskripiskan sosok Kyuhyun yang jadi model MV TRAX yang bersama victoria. Disana Kyuhyun terlihat sangat cuantikkkkkkkkkkkkkk...dan putiihhhhhhh bgt. Jadi anggaplah fotonya seperti itu ahahah

Baiklah-baiklah...sampai jumpa lagi di FF selanjunta (lirik LIKE THE WIND)

SEBARKAN CINTA WONKYU SEJAGAD RAYA

EVERADIT