We Are Too Different

Pairing : SasuNaru

Genre: Fantasy, Romance

Rating : T

Masashi Kishimoto(c)

Inspirated By The Corpse Bride 2005(c)

WARNING : Sho-AI, OOCness, Typo(s)

KAINARU AIKO 2014©

.

.

.

.

Summary

Bisakah yang masih hidup menikahi yang sudah mati? Cinta selalu ada perbedaan bukan?

.

.

.

.

Ini hanya sebuah kota kecil dimana kau bisa menemukan banyak orang berlalu lalang tanpa mengenal adanya kata 'istirahat'. Dimana para penduduk berpendapat 'uang adalah suatu hal yang membuat dunia ini berputar'. Apa yang salah? Kurasa mereka benar. Bukan soal mendewakan uang, tapi kita memang membutuhkan uang. Konoha nama kota kecil itu. Kota yang hampir tidak pernah tidur itu lah dimana cerita dimulai.

Kisah seorang pemuda bangsawan dan cinta sejatinya. Kau percaya cinta sejati, kan? Ku yakin diantara banyaknya orang yang mengincar uang, pasti masih ada yang mencari apa itu cinta. Kita butuh keduanya, bukan? Cinta, kita membutuhkannya untuk membuat hidup kita berwarna. Mengisi waktu kita bersama orang yang kita cintai. Uang, kita butuh uang karena memang kita membutuhkannya. Ada cinta, ada uang, disanalah ada kebahagian. Bukan begitu,hm?

" kau hampir bisa, dik" seru seorang pria tampan berkeriput kepada seorang pemuda yang lebih muda darinya 4 tahun. Kedua laki-laki bersurai raven itu kini sedang berada di sebuah taman pribadi milik keluarga mereka. Sang adik mendesah pelan, sudah 5 jam ia mencoba tetapi tetap saja ia gugup dan selalu mengucapkan sumpah (yang akan ia ucapkan di depan altar) terbata-bata

Ia tahu, kakaknya hanya mencoba menghibur dirinya. Ia begitu kecewa, sangat kecewa. Sang kakak yang melihat kegelisahan hati sang adik pun menghela nafas panjang. " kau tahu, Sasuke? Tak masalah jika kau gugup saat ikrar nanti" ujar nya lagi. Uchiha Itachi adalah kakak dari Uchiha Sasuke, pemuda yang akan melangsungkan acara pernikahannya dengan seorang gadis cantik yang berasal dari marga Haruno.

Sasuke adalah pemuda yang tampan. Ia berasal dari keluarga bangsawan Uchiha, dimana mereka adalah clan yang memiliki predikat clan terhormat di Konoha. Sasuke tampan dan selalu menjunjung tinggi image clan Uchiha. Namun dibalik sikapnya yang 'jaim', sebenarnya Sasuke adalah pemuda yang pemalu dan gugup ketika berhadapan dengan dunia luar.

Perjodohan yang membawanya pada seorang gadis sederhana dan pintar, adalah permintaan dari kedua orang tuanya. " aku tahu.. tapi, aku benar-benar belum siap" sahut Sasuke, tampaknya ia memang tidak tahu lagi harus berbuat apa. " kau pikir saat aku menikah dengan Kyuubi aku tidak gugup? Hey, Sasuke kau pasti bisa! Percayalah, dik" kata Itachi, menyemangati adik semata wayangnya.

" papa" Itachi menoleh dan mendapati seorang gadis kecil berusia 3 tahunan berlari ke arahnya. Itu adalah Uchiha Hana, putri tunggalnya dengan sang istri, Uchiha Kyuubi. Gadis bersurai raven dan bermata onyx itu memeluk erat sang papa. " dimana mama mu,hm?" Itachi membalas pelukan putri kecilnya. " mama cedang belcama bibi Ino" jawab nya. Itachi menggendong Hana ketika si kecil mulai menguap lebar, tanda mengantuk.

" aku masuk dulu, Sasuke! Ku rasa Hana sudah mulai mengantuk" pamit sang kakak. Sasuke mengangguk mengerti. Kemudian, Itachi pun pergi dan membawa Hana masuk ke dalam mansion. Meninggalkan Sasuke yang sedang meratapi nasib malangnya.. Hn, malang sekali nasib mu, Sasu!

.

.

.

.

*beberapa hari kemudian

Hari yang ditakuti Sasuke pun tiba. Pemuda bertuxedo hitam itu gemetar saat melihat calon pengantin wanita yang sedang berjalan menuju altar dimana dirinya dan seorang pendeta berada. 'kau bisa Sasuke, kau pasti bisa' Sasuke terus menyemangati dirinya sendiri. Gadis bersurai merah jambu itu tampak cantik dibalut gaun pengantin tanpa lengan berwarna putih gading yang begitu matching dengan tubuhnya yang indah.

" apa kau siap, Uchiha Sasuke?" Tanya sang pendeta. Sasuke terus melamun tanpa arah pandang. Ia terlalu bingung untuk apa yang harus ia lakukan. Tanpa terasa Sakura sudah berada di depannya, dan tersenyum manis ke arahnya. " Uchiha Sasuke, apa kau bersedia menerima Haruno Sakura sebagai istri mu, dalam suka maupun duka. Kaya atau pun miskin, sehat atau pun sakit?"

Sasuke diam..

Tak ada respon..

" Uchiha..Uchiha Sasuke..?"

"hah? A..apa? t..tadi a..aapa?" Tanya Sasuke, gugup. Sang pendeta menghela nafas. Entah apa yang harus ia lakukan. Marahkah? Tertawakah? Karena baru kali ini sang pendeta melihat seorang Uchiha dalam keadaan gugup dan dengan tampang bodoh seperti itu. Para tamu menahan tawa, karena Uchiha Sasuke yang terkenal jaim, bisa juga bertingkah bodoh seperti itu.

" a..a..aku"

" HAHAHAHAHAHAH" tawa panjang akhirnya terdengar memenuhi ruangan itu. Bahkan para Uchiha pun juga tertawa terbahak-bahak menertawakan rekan sesama Uchiha mereka. " A..aku"

Ah, rasanya Sasuke benar-benar merasa malu sekarang. Tanpa berpikir panjang, Sasuke pun berlari keluar meninggalkan Fugaku ketua clan sekaligus ayah dari Uchiha Sasuke itu tampak menahan marah dan malu nya terhadap putra bungsu nya. " kakek kenapa meleka teltawa?" Tanya Hana yang sedang dalam pangkuan nya.

.

.

.

.

Sasuke terus berlari tanpa arah dan tidak mempedulikan orang-orang yang sibuk mengejar dirinya. Yang ia butuhkan hanya tempat dimana hanya ada dirinya saja tanpa ada yang mengganggu nya (sekalipun itu adalah sang ibu). Kedua kakinya menuntun dirinya memasuki hutan yang lebat. Tidak peduli sekali pun tempat itu gelap dan angker. Ia tidak takut, yang ada dipikirannya hanya sendiri, sendiri, dan sendiri.

Kini, disinilah ia berakhir. Duduk diatas batu besar memandang cahaya rembulan yang berkilauan. Cahaya yang begitu terang, seolah berbaik hati menemani dirinya yang sedang galau itu. " aku mencintai nya. Kau tau? Sepertinya iya" katanya, mulai bermonolog sendiri. " atau juga tidak.. entahlah" lanjutnya.

"Uchiha Sasuke, apa kau bersedia menerima Haruno Sakura sebagai istri mu, dalam suka maupun duka. Kaya atau pun miskin, sehat atau pun sakit?" Sasuke berperan seolah ia adalah seorang pendeta. Kemudian, Sasuke berpindah tempat dan bertingkah seolah kini ia sedang berhadapan dengan seorang pedeta. " iya, aku bersedia" jawabnya.

" Haruno Sakura, apa kau bersedia menerima Uchiha Sasuke sebagai suami mu, dalam suka maupun duka. Kaya atau pun miskin, sehat atau pun sakit?"

Jeda sejenak.

Sasuke terdiam..

" akhirnya..." lirih nya.

" AKHIRNYA AKU BERHASIL" teriak Sasuke, ia kelewat senang karena bisa menghafal ikrarnya. " Ya, tuhan.. terimakasih" ucapnya. Saking terbawa suasana atas keberhasilannya, Sasuke memasukan cincin tersebut ke sebuah ranting pohon yang aneh. Tapi, siapa peduli? Sasuke sedang senang saat ini.

"HAHAHAHAH..AKU BERHASIL"

" Yes, I do" sahut sebuah suara cempreng yang tiba-tiba saja terdengar. Sasuke menghentikan tawanya. Ia yakin itu bukan suaranya. Karena ia merasa, tidak memiliki suara kekanakan seperti itu.

Dengan gerakan patah-patah, Sasuke menoleh ke belakang. Dimana seseorang berwajah pucat (namun manis) menggunakan sebuah gaun pengantin yang sudah kumal sedang memperhatikan jari man—tidak, bahkan Sasuke bisa melihat jelas bahwa tangan kiri 'si manis' pun sudah tidak memiliki kulit dan daging yang menempel. Sasuke bergidik ngeri, sosok tersebut hampir mirip dengan tengkorak peraga yang sering ia pelajari di sekolah dasar.

"ne, aku bersedia" jawab nya lagi.

Sasuke terus memperhatikan 'si manis'. Ya, orang itu sangat manis jika saja tidak dalam keadaan 'hampir tak utuh' seperti itu. " yuhuuuuu, aku adalah pemuda yang sangat bahagiaa¬" pemuda manis itu terus menari di hadapan Sasuke. Oh, tidak.. Sasuke menatap miris kedua telapak tangannya. Tak masalah jika Sasuke harus menikah dengan seorang pemuda berwajah imut nan manis. Ibu dan ayah nya pun juga tidak keberatan.

Tapi jika harus menikahi seorang mayat berwajah manis seperti itu? Siapa yang bersedia, hah? "ne, tuan tampan... sekarang kita sah menjadi suami istri, lho" entah apa yang dirasakan Sasuke untuk terakhir kalinya. Kakinya yang lemas, kepalanya yang pusing. Bayangan samar-samar, saat Sasuke tak sadarkan diri. Terdengar suara histeris dari ' hantu manis' itu adalah hal yang Sasuke ingat..

.

.

.

.

TBC

.

.

.

Hi, salam kenal semua. Ini adalah Fict baru dan fict pertama milik Ai. Maaf kalau masih kurang berkenan dihati para readers semua. Harap kritik dan saran kalian. Terimakasih sudah menyempatkan membaca fic buatan Ai, ne;)

.

.

.

Review?(Please)